You are on page 1of 3

Modeling Modeling adalah peniruan melalui proses observasi suatu tingkah laku sebagai konsekuensi dari memperhatikan orang

lain (model). Pada umumnya anak yang melihat anak lain yang kooperatif dalam mendapatkan perawatan gigi menjadi lebih berani. Modeling yang difilmkan terbukti sama efektifnya dengan pemakaian model hidup atau sesungguhnya, karena model yang hidup tidak selalu dapat digunakan dalam perawatan. Teknik sederhana ini dapat diterapkan pada berbagai situasi perawatan gigi, tetapi penggunaanya yang paling sering mungkin adalah pada anak yang cemas terhadap pemeriksaan mulut di dental chair (Andlaw & Rock, 1992). Anak mempunyai sifat ingin tahu, sifat meniru dan sifat bersaing. Sifat- sifat ini dapat dimanfaatkan dalam merawat gigi anak. Modeling adalah tehnik yang menggunakan kemampuan anak untuk meniru anak lain dengan cara pengalaman yang sama dan telah berhasil. Metode ini didasarkan pada belajar observasional. Modeling telah digunakan untuk berbagai terapetik dan pendidikan sebagai peng-eliminir defisit tingkah laku. Mengurangi ketakutan dan hambatan diri yang berlebihan sebagai fasilitator tingkah laku sosial. Dalam modeling perlu dibedakan tingkah laku sebagai coping dan mastery. Model tingkah laku coping misalnya mula-mula memperlihatkan ketakutan, tetapi selanjutnya ketakutan menurun dan penampilan perilaku tak baik. Sedangkan model mastery menampilkan tingkah laku ketidaktakutan. Dalam hal ini tampak bahwa tingkah laku coping lebih baik dari model mastery. Modeling telah terbukti berhasil dalam menanggulangi anak autis, fobia dan orang-orang terbelakang serta kecemasan karena model ini memberikan kesempatan pada subyek untuk mengamati orang lain yang mengalami situasi penimbul kecemasan tanpa menjadi terluka. Penelitian Blanchard menyatakan bahwa modeling memiliki tiga komponen, yaitu modeling non verbal, modeling verbal dan modeling kontak langsung. Dari hasil pengalaman ternyata terapi tampak paling efektif apabila ketiga komponen tersebut digunakan.

Menurut Bandura (1969) Modeling adalah suatu proses sosialisasi yang terjadi baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam interaksinya dalam lingkungan sosial. Bandura mengemukakan 4 komponen dalam proses belajar melalui model :

a) Memperhatikan. Sebelum melakukan perawatan, anak akan memperhatikan model yang akan ditiru. Keinginan ini timbul karena model memperlihatkan sifat dan kualitas yang baik b) Merekam. Setelah memperhatikan dan mengamati model maka pada saat lain anak akan memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan model yang dilihat. Dalam hal ini anak sudah merekam dan menyimpan hal-hal yang dilakukan model. c) Memproduksi gerak motorik untuk menghasilkan sesuai apa yang dilakukan model atau mengulang apa yang dilihatnya terhadap model. d) Ulangan penguatan dan motivasi sehingga anak dapat mengulangi dan

mempertahankan tingkah laku model yang dilihatnya. Dokter gigi juga dapat bertindak sebagai model yang menunjukkan sifat tenang, tidak ragu, rapi. Model yang dilihat dapat secara langsung atau melalui video, film dan tv.

Menurut GORDON (1974) Modeling adalah Proses belajar, dengan subyek belajar dari memperhatikan model.

Dari teori diatas, efektifitasan dan efisiensi teknik modeling adalah sebagai berikut (table I)

Efektifitasan

Efisiensi

- Dapat diterapkan pada pasien anak yang - Terkadang memakan banyak waktu karena cemas - Dapat dimengerti oleh pasien yang cacat mental - Teknik ini memberikan kesempatan pada membiarkan pasien untuk terlebih dahulu mendengarkan (penceritaan), memerhatikan (contoh tindakan pada seorang model), dan menonton (film) model. waktu untuk pasien

subyek untuk mengamati orang lain yang - Membutuhkan mengalami situasi penimbul kecemasan

memahami secara sepenuhnya apa yang

tanpa menjadi terluka - Dapat menggabungkan tiga komponen

telah model lakukan dan rasakan pada saat perawatan.

sekaligus (verbal, non verbal, dan kontak - Dapat dilakukan tindakan terapetik dengan langsung) - Memerlukan pemahaman dari pasien dan penjelasan dari dokter gigi, apabila teknik modeling diberikan melalui film (terutama pasien autis/keterbelakangan mental) lancer setelah teknik ini terlaksana. Dengan syarat tindakan yang diberikan oleh dokter gigi mesti sesuai dengan apa yang terdapat dalam penyampaian sebelumnya.

Tabel I. teknik modeling memiliki efektifitasan dan efisiensi yang berfluktuatif tergantung dari kategori pasien yang dihadapi.

You might also like