You are on page 1of 13

PENDAHULUAN

Latar Belakang Seiring berkembangan industri yang semakin beragam juga akan menghasilkan dampak yang beragam pula terhadap lingkungan. Untuk mengurangi dampak yang lebih besar terhadap lingkungan,diperlukan adanya pengolahan limbah yang berasal dari buangan industri tersebut. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang pengendalian Pencemaran Lingkungan, menjelaskan bahwa tidak diperkenankan membuang limbah cair ke dalam tanah kecuali mendapat izin dari menteri terkait dan berdasarkan hasil penelitian. Industri penyamakan kulit merupakan industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi. Secara umum air limbah yang berasal dari penyamakan kulit mengandung bagian-bagian seperti bulu, potongan kulit, sisa daging dan bahan kimia yang digunakan dalam prosesnya. Bahan kimia yang digunakan dalam proses penyamakannya biasanya adalah krom yang ternyata sangat berbahaya dampaknya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Begitu juga dengan PT. Budi Makmur Jayamurni yang berlokasi di, Kabupaten Bantul - Yogyakarta ini menggunakan krom sebagai bahan tambahan yang digunakan dalam proses penyamakannya. Sebagai salah satu industri yang ada di Indonesia, PT. Budi Makmur Jaya Murni memerlukan teknologi yang dapat mengurangi beban pencemaran yang akan terjadi. Teknologi yang digunakan harus memiliki fleksibilitas untuk mengantisipasi pemuatan yang hanya berlangsung siang hari dari komposisi air limbah yang terus berubah. Selain itu, pemeriksaan sampel air limbah harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui tingkat pencemaran.

Tujuan

1. Mengetahui proses pengolahan limbah cair penyamakan kulit PT. Budi

Makmur Jayamurni, 2. Mengetahui cara pengolahan limbah cair penyamakan kulit agar memenuhi baku mutu air dan ramah lingkungan.

PEMBAHASAN

Waktu dan Tempat Pengamatan dilakukan pada tanggal 29 Desembar 2012 di PT. Budi Makmur Jayamurni, Bantul - Yogyakarta pada pukul 09.00-12.00 WIB.

Proses Produksi PT. Budi Makmur Jayamurni PT. Budi Makmur Jayamurni merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri penyamakan kulit. Bahan baku yang digunakan adalah kulit domba berjumlah yang hasil akhirnya adalah untuk keperluan import ke Negara lain. Produk dari industry ini selalu mengikuti trend terakhir dari dunia kulit serta industry sepatu. Dalam memproduksinya PT. Budi Makmur Jayamurni menggunakan beberapa tahan produksi, yaitu: 1. Pickle a. Proses pengasaman Pada tahap ini, kulit mentah domba yang telah disiapkan diseleksi untuk mementukan kulit basah dan kulit kering agar dipisahkan dalam tumpukan berdasarkan warna bulu dan ukurannya. Selain itu untuk menyeleksi kulit mana yang layak untuk dilakukan proses selanjutnya. Setelah itu, kulit lalu ditimbang.

Setelah melakukan hal tersebut di atas, kulit lalu direndam untuk membersihkan lemak dan dilakukan perendaman ulang. Bahan kimia yang digunakan antara lain: garam, kapur, enzim, Na2S, NaSH, sabun anti jamur dan bakteri. Kulit yang dihasilkan tersebut agak lembab, diangkat dan dilakukan penghilangan bulu. Selanjutnya kulit dimasukan ke dalam drum putar (jumlah drum putar di industri ini adalah 5 buah dru kayu dan 5 buah mixing drum). Lalu kulit tersebut ditipiskan sesuai dengan ketebalan yang dikehendaki mengunakan mesin pembelah. Sisa-sisa kapur yang masih menempel lalu dibuang dengan diasamkan hingga pHnya 3untuk diawetkan agar tidak terjadi pembusukan.

b. Proses Buang Daging Proses ini dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia apapun, hanya dengan proses mekanik menggunakan mesin Fleshing. c. Pembuangan kapur dan Pengasaman Peda proses ini, kapur dan asam dihilangkan dengan menngunakan bahan kimia berupa: ammonium sulfat, batting agent, asam formiat, garam, anti jamur dan anti bakteri. Proses ini menggunakan 3 buah mesin hide processor.

2. Proses Penyamakan (Tanning) Proses ini bertujuan untuk mengubah kulit pickle yang masih labil menjadi kulit tersamak yang lebih stabil terhadap gangguan alam. Bahan kimia yang digunakan dalam proses ini adalah: tanning agent, soda kue, tawas, sodium metabisufide, degressing agent, sodium formiat. Jumlah mesin yang diguankan sebanyak 8 bauh drum. Setelah penyamakan ini, kulit lalu diperas agar kadar airnya berkurang (seeming), lalu dilakukan penimbangan dan pencucian.
3

3. Proses Pengetaman (Shaving)

Proses ini bertujuan untuk menipiskan kulit sehinnga mempunyai ketebalan yang sama. Pada proses ini tidak digunakan bahan kimia hanya menngunakan proses mekanis berupa penipisan dengan pisau (diserut). Mesin yang diguanakan atara lain, 5 buah hide shaving dan 8 buah small shaving.

4. Prose Buffing (basah) Adalah proses pengamplasan kulit pada bagian daging yang masih tertinggal.

5. Proses Pewarnaan (Dyeing) Pada proses ini dilakukan pemberian warna dasar kulit tersamak serta mengatur kelemasan kulit. Proses ini meliputi proses penyamakan ulang, pengecatan dasar, peminyakan dan pengikatan. Bahan yang digunakan antara lain air, asam formiat, mimosa chrom alum, tawas, sodium acetat, sodium bicarbonate, asam sulfat, retanning agent, pewarna, pengisi (filler) fixing agent, pengatur kelemasan. Mesin yang diguanakan berupa 10 drum kayu.

6. Proses Mekanik Basah a. Setting Out Adalah proses mengurangi kadar air dan meratakan permukaan kulit. b. Setter

Adalah proses membuka kulit agar permukaan kulit menjadi rata dengan bantuan panas. c. Hunging Adalah proses pengeringan kulit yang bertujuan agar kulit betu-betul kering, dilakukan dengan mesin pengering atau digantung dalam ruang pengering.

7. Proses Mekanik Kering a. Pelemasan awal (Milling) Bertujuan untuk melamaskan kulit dengan menggunakan 5 buah drum milling. b. Peregangan (Staking) Bertujuan untuk meregangkan kulit dan menjadikannya lemas. Mesin yang diguanakan berupa 8 buah hand staking dan 2 buah vibration staking. c. Pementangan (Toggle) Bertujuan untuk membuka pori-pori kulit agar lebih falt/rata, menambah luas bentuk kulit dan mempertahankan agar tidak kendur. Pementangan menggunakan 8 buah mesin toggling. d. Pengamplasan Bertujuan untuk meratakan permukaan kulit dan menghilangkan sisa/ sisa serat yang kasar. Mesin yang digunakan adalah 5 buah mesin buffing, dan 1 buah mesin sikat/dedusting.

8. Crusting Quality Control Ada 3 poin penting sebelum crust QC, antara lain: a. Penggaraman b. Pickle c. Wet blue Kualitas dipantau ditiap tahapan proses. Alat yang digunakan adalah Roll coating dan Spraying.

9. Proses Finishing a. Pengecatan Bertujuan untuk memberikan warna akhir pada kulit jadi, bahan kimia yang digunakan adalah dyestuff, cat tinta, pengikat, fixing agent. Proses ini menggunakan 5 buah automatic spraying mechine dan 2 buah roller coat machine. b. Polishing Bertujuan agar kulit mengkilap dengan efek gosok. Mesin yang digunakan antara lain 4 buah mesin glazing, 3 mesin stoning, 2 felt machine, 1 hand polishing, 1 polishing machine. c. Ironing Proses ini bertujuan agar kulit mengkilap denga efek panas. Mesin yang digunakan anatara lain 4 buah mesin finiplex, 2 buah mesin continuous ironing dan 2 buah mesin embossing. d. Pengukuran

Bertujuan untuk memisahkan kulit berdasarkan kulaitas serta mengukur luas permukaan kulit. Mesin yang digunakan pada prose ini adalah 5 buah measuring machine.

Proses Pengolahan Limbah Cair PT. Budi Makmur Jayamurni PT. Budi Makmur Jayamurni setiap harinya menghasilkan limbah sebanyak 100-150 M3/hari yang berasal dari proses penyamakan kulit. Secara garis besar, proses pengolahan limbah cair PT. Budi Makmur Jayamurni adalah sebagai berikut: 1. Equalisasi Bak ini berfungsi untuk menstabilkan karakteristik limbah yang akan diproses. Selain itu untuk menjaga kestabilan proses kimia, fisika dan biologis. 2. Bak Netralisasi Bak ini berfungsi untuk menatralisir air limbah dari kotoran-kotoran yang akan masuk ke pengolahan selanjutnya. 3. Bak Pengendap Awal Limbah lalu dialirkan ke dua buah bak sedimentasi. Pada bak ini akan terjadi pemisahan antara flok-flok yang membesar dengan air. Flok tersebut akan mengendap didasar bak. Pada bak ini tidak diperbolehkan ada aliran turbulen karena bila hal itu terjadi maka flok akan kembali pecah dan pengendapan tidak akan terjadi.

4. Bak Biologis/Aerasi

Air yang telah terpisah dengan lumpur di bak sedimentasi, lalu dialirkan ke bak biologis. Bak biologis disini terbagi atas dua kompartemen dan pada proses ini dilakukan penambahan lumpur aktif untuk menurunkan nilai BOD dan COD limbah. Bila di bak aerasi akhir air limbah sudah memenuhi baku standar, maka limbah akan dialirkan ke kolam ikan untuk mentest seberapa besar pencemaran dapat mempengaruhi habiatat air. Di kolam ikan dipelihara ikan sebagai indikatornya. Bila ikan dapat tahan selama beberapa waktu maka limbah akan dialirkan ke bak outlet untuk selanjutnya dibuang ke sungai Gajah Wong. 5. Bak Pengendap Akhir Setelah proses biologis lumpur aktif selesai, lumpur kemudian dipisahkan kembali dengan air di bak sedimantasi kedua. Limbah cair yang belum memenuhi baku standar akan di daur ulang ke bak biologi untuk selanjutnya di alirkan ke bak aerasi akhir. Cairan yang telah memenuhi baku mutu lingkungan dapat langsung dibuang ke badan sungai Gajah Wong. 6. Bak Penampung Lumpur Lumpur (sludge) yang mengendap di dasar bak koagulasi selanjutnya dipompa untuk dipadatkan menggunakan Filter press. Air sisa yang jatuh dari filter press selanjutnya akan dialirkan kembali ke bak equalisasi dan proses selanjutnya. 7. TPS Limbah B3 Lumpur sisa dari pengolahan selanjutnya akan di simpan ke tampat pembuangan sementara limbah B3.

Berikut merupakan diagram Proses Pengolahan Limbah di PT. Budi Makmur Jayamurni:
BHO Bak 1 Limbah cair yang lain Bak 2 & 3 Bak equalisasi (5,6,7) Bak Netralisasi (8) Bak Pengendap Awal (9) Bak Pengendap Awal 2 (12) Bak Biologi/Aerasi (13 & 14) Bak Pengendap Akhir (15) Bak Penampung Lumpur (10a) Bak Penampung Lumpur (10) Filter Press (22b) TPS limbah B3 (22b) Bak Pelarut (4)

Bak Aerasi Akhir (19) Kolam Ikan (20) Bak Outlet (21) Sungai Gajah Wong

Gambar 1. Diagram Proses Pengolahan Limbah di PT. Budi Makmur Jayamurni

10

Gambar 2. Skema Proses Pengolahan Limbah PT. Budi Makmur

11

Gambar 3. Denah Lokasi IPAL PT. Budi Makmur

PENUTUP

Kesimpulan 1. Bahan baku yang digunakan di PT. Budi Makmur Jayamurni adalah kulit domba dan hasil akhir produk adalah untuk keperluan ekspor ke Negara lain. 2. Tahapan produksi penyamakan kulit secara garis besar adalah pickle, tanning, shaving, buffing, dyeing, , milling, staving, toggling, measuring, sortasi dan packing.
3. Limbah yang dihsilkan sebanyak 100-150 M3/hari. Pengolahan limbah

dilakukan dengan proses fisika, kimia dan biologi.

Saran

12

1. Pemeriksaan sampel air limbah sebaiknya dilakukan secara kontinu karena perubahan kualitas air terus berubah dari waktu ke waktu. 2. Karena efek dari limbah baik yang berupa gas ataupun limbah cair dan padat yang membahayakan sebaiknya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) para pekerja lebih diperhatikan dan menjadi keharusan.

DAFTAR PUSTAKA

Jhony Wahyudi, 1996. Dampak Industri Penyamakan Kulit. Jakarta. http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/2116751-penyamakankulit/#ixzz1e7YAW12o http://keslingmks.wordpress.com/2008/08/18/industri-penyamakan-kulit-dandampaknya-terhadap-lingkungan/ http://jaketkulitasli.net/tips-trick/proses-produksi-industri-penyamakan-kulit.html http://www.scribd.com/doc/57992118/penyamakan-kulit

13

You might also like