You are on page 1of 17

AGUSTINA ARIADI DWINAWANGSIH DWI HANDAYANI GETHSI RENOVA SILALAHI

PENGERTIAN KEJANG
Kejang adalah gangguan sistem SSP lokal atau sistemik sehingga

kejang bukan merupakan suatu penyakit, kejang merupakan tanda paling penting akan adanya suatu penyakit lain sebagai penyebab kejang. Kejang adalah gerakan otot tubuh secara mendadak yang tidak disadari baik dalam bentuk kronik atau tonik dengan atau tanpa disertai hilangnya kesadaran. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu rectal diatas 38C atau suhu tubuh diatas 39C yang disebabakan oleh proses Ekstra Kranium (diluar rongga tengkorak). Epilepsi merupakan gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan (seizure, fit, attact, spell) yang bersifat spontan (unprovoked) dan berkala.

PENYEBAB KEJANG
Kelainan neurologis . Setiap penyakit atau kelainan yang

mengganggu fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan kejang. Contoh: akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak (hipoksia). Bukan neurologis. Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat muntah dan diare, gula darah rendah akibat sakit yang lama, kurang asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi dan cacat bawaan. Faktor keturunan Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kejang demam sama. Orang tua yang pernah mengalami kejang sewaktu kecil sebaiknya waspada karena anaknya berisiko tinggi mengalami kejang yang sama.

CIRI-CIRI KEJANG
Tentu saja dalam hal ini orang tua harus bisa membaca ciri-ciri seorang anak yang terkena kejang demam. Di antaranya: kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit, bola mata berbalik ke atas Gigi terkatup Muntah Tak jarang si anak berhenti napas sejenak. Pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil. Pada kasus berat, tidak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.

PENCEGAHAN KEJANG
Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang

demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam. Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam vaproat 15-40 mg/KgBB/dosis PO (per oral / lewat mulut) dibagi dalam 2-3 dosis.

PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM


Segera beri obat penurun panas begitu suhu tubuh

anak melewati angka 37,5 C. Kompres dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan). Jangan kompres dengan air dingin, karena dapat menyebabkan korsleting/benturan kuat di otak antara suhu panas tubuh dengan kompres dingin tadi.

Agar tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau

tajam yang berada dekat anak. . Tak perlu menahan mulut agar tetap terbuka dengan mengganjal/menggigitkan sesuatu di antara giginya. . Miringkan posisi tubuh agar penderita tidak menelan cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernapasannya. Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak.

PENANGANAN KEJANG DI RS
Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3 0,5

mg/kgBB/dosis IV (Suntikan Intra Vena) (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang belum dapat teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian. Turunkan demam : Anti Piretika : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) diberikan 3-4 kali sehari. Kompres ; suhu >39 C dengan air hangat, suhu > 38 C dengan air biasa. Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya. Penanganan sportif lainnya meliputi : bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, memberikan keseimbangan air dan elektrolit, pertimbangkan keseimbangan tekanan darah.

PENANGANAN DEMAM
Beri minum yang banyak, karena panas menyebabkan banyak

cairan tubuh yang keluar, baik dari keringat maupun urine dan jangan beri minuman berkafein seperti teh atau kopi krn justru akan memperbanyak cairan yg keluar, sehingga bisa dehidrasi. Beri obat penurun panas (bila perlu), untuk anak-anak biasanya yg mengandung parasetamol atau acetaminophen dengan dosis 10-15 mg per kg BB setiap 4 atau 6 jam atau menurut petunjuk dari dokter. Pakaikan baju yg simpel,JANGAN diselimuti atau di balut dg baju hangat yg rapat, agar penguapan panas tubuhnya berjalan dgn lancar, selain itu dpt membuat anak tdk nyaman. ciptakan ruangan yg tdk pengap/panas dgn sirkulasi udara yg lancar. (Ac nyalakan saja dgn suhu sedang (tidak dingin,tidak panas)

Kompres dgn air hangat,JANGAN AIR DINGIN. pengompresan

dilakukan pada kedua ketiak dan pangkal paha karena pada kedua tempat tsb terdapat pembuluh darah besar, jangan kompres di dahi karena tidak berguna, pada tempat tsb hanya terdapat tulang besar jadi tidak akan berpengaruh (bisa juga botol kecil yg di isi air hangat,agar tidak basah) tapi untuk bayi sebaiknya kompres di ubun-ubun karena ubun-ubunnya masih terbuka. Istirahat yg cukup agar daya tahan tubuhnya maksimal untuk melawan infeksi/penyakitnya, selain itu peningkatan aktivitas akan meningkatkan panas tubuh yg lebih tinggi lagi. Bila anak tiba-tiba kedinginan berarti 5 atau beberapa menit kemudian akan megalami panas yg tinggi sekali. segera kompres kedua telapak tangan dan kakinya dgn air hangat, jangan diselimuti. begitu suhu tubuh naik langsung beri obat penurun panas dimasukkan melalui anus karena di anus terdapat banyak ujung-ujung pembuluh darah jadi reaksinya cepat, ( jadi harus selalu sedia obat penurun panas cepat)

PENANGANAN KEJANG
Jangan batasi gerakan tubuhnya/ memegangi anak untuk

melawan kejangnya, longgarkan pakaiannya agar oksigen mudah masuk,(karena kejang berarti pasokan oksigen di otak berkurang) baringkan di tempat yang datar dengan posisi miring, bukan terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak. Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut anak seperti sendok atau penggaris, karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan napas. Sebagian besar kejang berlangsung singkat, tapi jika kejang terus berlanjut selama 5-10 menit, anak harus segera dibawa ke RS. tapi ada juga yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa menyatakan batasan menit.

Setelah kejang berakhir anak perlu dibawa menemui

dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher, muntah-muntah yang berat, atau anak tampak lemas, apalagi bila baru pertama kali kejang. Bila sudah pernah kejang sebelumnya, sebaiknya selalu sediakan stesolit ( diazepam 0.5 mg/ kg BB) tapi ini cuma untuk anak usia 1 th ke atas yg berat badannya 12 kg lebih (sesuai petunjuk dr). begitu kejang atau baru kaget2, masukkan lewat anus. Selain stesolit, sediakan puyer anti kejang dari dokter, begitu panas tinggi langsung diberi puyer tsb untuk mencegah kejang. Bila anak sudah pernah kejang, jangan sampe anak mengalami panas tinggi, usahakan cepat turunkan panasnya agar tidak "kecolongan", karena panas yg sangat tinggi akan mengakibatkan kejang.

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


Pada anak epilepsi, fokus perawatannya adalah jangan

sampai terjadi kejang lagi. Untuk itu, perlu kontrol, paling tidak setiap 3 bulan agar monitoring dari dokter berjalan terus. Orang tua harus waspada bila anak sering kejang tanpa demam, terutama di bawah usia 6 bulan, Karena kemungkinan besar menderita epilepsi. Kejang pada anak di bawah 6 bulan, terutama pada masa neonatal itu bersifat khas. Bukan hanya seperti toniklonik yang selama ini kita kenal, tapi juga dalam bentuk gerakan-gerakan lain. Misal, matanya juling ke atas lalu bergerak-gerak, bibirnya kedutan atau tangannya seperti tremor.

Risiko berulangnya kejang pada anak-anak, umumnya

tergantung pada jenis kejang serta ada atau tidaknya kelainan neurologis berdasarkan hasil EEG (elektroensefalografi). Di antara bayi yang mengalami kejang neonatal (tanpa demam), akan terjadi bangkitan tanpa demam dalam 7 tahun pertama pada 25% kasus. 75% di antara bayi yang mengalami bangkitan kejang tersebut akan menjadi epilepsi. Harus diusahakan, dalam tiga tahun sesudah kejang pertama, jangan ada kejang berikut. Dokter akan mengawasi selama tiga tahun setelah kejang pertama.

Jangan panik, segera longgarkan pakaiannya dan lepas atau

buang semua yang menghambat saluran pernapasannya. Jadi kalau sedang makan tiba-tiba anak kejang, atau ada sesuatu di mulutnya saat kejang, segera keluarkan. Miringkan tubuh anak karena umumnya anak yang sedang kejang mengeluarkan cairan-cairan dari mulutnya. Ini sebetulnya air liur yang banyak jumlahnya karena saraf yang mengatur kelenjar air liur tak terkontrol lagi. Kalau sedang kejang, saraf pusatnya terganggu. Bukan cuma air liur, air mata pun bisa keluar. Memiringkan tubuh supaya cairan-cairan ini langsung keluar, tidak menetap di mulut yang malah berisiko menyumbat saluran napas dan memperparah keadaan.

Jangan mudah percaya bahwa meminumkan kopi pada

anak yang sedang kejang bisa langsung menghentikan kejang tersebut. Secara medis, kopi tak berguna untuk mengatasi kejang. Kopi justru dapat menyebabkan tersumbatnya pernapasan bila diberikan saat anak mengalami kejang, yang bisa menyebabkan kematian. Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat, jangan sampai otak kelamaan tidak mendapat oksigen. Usahakan lama kejang tidak lebih dari tiga menit. Siapkan obat antikejang yang disarankan dokter bila anak memang pernah kejang atau punya riwayat kejang.

REFERENSI
http://dyadro.multiply.com/reviews/item/6 17-05-2011 jam

22.30 http://kautsarku.wordpress.com/2009/08/11/mengata si-kejang-pada-bayi-dan-balita/ 17-05-2011 jam 22.00 http://wikimedya.blogspot.com/2010/02/pengertiankejang.html 22-05-2011 jam 20.45 http://mahasiswaluarbiasa.wordpress.com/2009/01/13 /8/ 22-05-2011 jam 21.00

TERIMA KASIH

You might also like