You are on page 1of 13

Nama kelompok 2 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Gusna Susilawati Heryanti Berta Dina Setiawati,S.Pd Sulistyarini,S.

Pd Siti Bararah Weddra Winanda Efiandra Adrianto

MATERI PEMBELAJARAN

LIMBAH A. Pengertian Limbah

Gambar 1. Tempat pembuangan sampah. #. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 limbah didefenisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang berdampak negatif apabila jumlah atau kosentrasinya melebihi baku mutu lingkungan. UU RI No 23 tqhun 1997 mendefenisikan baku mutu lingkungan adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. #. Menurut Wikipedia limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki. #. Menurut Ecolink,1996 limbah adalah barang yang terbuang atau yang dibuang dari aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

B. Karakteristik Limbah. 1. Karakteristik fisik Zat padat, bau, suhu, warna, kekeruhan 2. Karakteristik kimia Bahan organik, BOD, DO, COD, pH 3. Karakteristik biologi Dalam limbah terkandung juga organisme hidup seperti bakteri,misalnya Escherichia coli C. Jenis-jenis limbah 1. Berdasarkan sumbernya limbah digolongkan menjadi : a. b. c. d. e. Limbah domestik (rumah tangga) Limbah industri Limbah pertanian Limbah pertambangan Limbah medis

D. Pengelompokan Limbah 1. a. Pengelompokan berdasarkan jenis senyawa Limbah Organik

Gambar 2. Limbah organik Limbah organik merupakan limbah yang memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon) yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Contoh: Jasad Makhluk hidup, sisa makanan, kertas, kotoran hewan. Limbah organik yang mudah membusuk dapat dimanfaatkan kembali dengan cara dijadikan kompos. Kompos dapat dimanfatkan sebagai pupuk/penyubur tanaman. Pembuatan kompos dari limbah organik dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah organik.

b.

Limbah Anorganik

Gambar 3. Limbah Anorganik Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon) dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Contoh: plastik, karet, besi, kaleng bekas, pecahan kaca. Limbah anorganik tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sulit diuraikan secara alami oleh mikroorganisme, untuk itu limbah anorganik dapat didaur ulang menjadi produk-produk yang dapat digunakan kembali oleh manusia, seperti kaleng almunium didaur ulang menjadi kaleng almunium kembali atau kertas bekas didaur ulang menjadi kertas siap pakai lagi. Salah satu cara agar pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien adalah dengan memilah limbah tersebut saat dibuang. 2. a. Pengelompokan berdasarkan wujud Limbah Berwujud Cair Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu: 1) Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan darri perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan, perkantoran, dan sarana jenis. Contoh : Air detergen sisa cucian, air sabun, dan air tinja. Limbah cair industri (Industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh: air sisa cucian daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil. Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasukisaluran pembuangan limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan dari permukan. Contoh: halaman, Air buangan dri talng atap, pendingin ruangan (AC), halaman, bangunan perdagangan industri, serta pertanian atau perkebunan.

2)

3)

4)

Air Hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa partikelpartikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair. Limbah Berwujud Padat Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat dilingkungan Biasanya limbah padat disebut sampah. Limbah padat di klasifikasikan menjadi 6 kelompok :

b.

1)

Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahanbahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme. Contoh : sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan.

2)

Sampah anorganik dn organik tak membusuk (Rubbish), yaitu limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk. Contoh: Selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.

3)

Sampah Abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati. Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik. Sampah Industri (Industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.

4)

5)

6)

c.

Limbah Berwujud Gas

Gambar 4. Limbah yang mencemari udara

Limbah gas biasanya dibuang keudara. Di udar,terkandung unsur-unsur kimia seperti O2,N2,NO2,Co2,H2, dan lain-lain. Penambahan gas keudara yang melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas udara. Tabel 1.3 Beberapa macam limbah gas yang umumnya ada diudara No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Jenis Karbon monoksida(CO) Karbon dioksida (CO2) Nitrogen Oksida (NOx) Sulfur Oksida (SOx) Asam klorida (HCl) Amonia (NH3) Metan (CH4) Hidrogen fluor ida (HF) Nitrogen Sulida (NS) Klorin (Cl2) Keterangan Gas tidak berwarna, tidak berbau Gas tidak berwarna, tidak berbau Gas berwarna dan berbau Gas tidak berwarna dan berbau tajam Berupa uap Gas tidak berwarna, berbau Gas berbau Gas tidak berwarna Gas berbau Gas berbau

Limbah gas yang dibuang keudara biasanya mengandung partikel-partikel bahan padatan atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Bahan padatan dan cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat. d. Limbah Suara Yaitu, Limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat diudara. Limbah suara dapat dihasilkan dari mesin kendaraan, mesin-mesin pabrik, peralatan elektronikdan sumbersumber yang lainnya.

3. a.

Pengelompokan berdasarkan sumber Limbah Domestik Adalah limbah yang berasal dari kegiatan pemukiman penduduk (rumah tangga) dan kegiatan usaha seperti pasar, restoran, dan gedung perkantoran. Contoh : sisa makanan, kertas, kaleng, plastik, air sabun, detergen, tinja.

b.

Limbah Industri Adalah limbah buangan hasil industri,jenis limbah yang di haasilkan tergantung pada jenis industri. Contoh: Limbah organik cair atau padat akan banyak dihasilkan oleh industri pengolahan makanan, sedangkan limbah anorganik seperti logam berat dihasilkan oleh industri tekstil, Industri yang melakukan proses pembakaran menghasilkan limbah gas.

c.

Limbah Pertanian Adalah limbah yang beraasal dari limbah pertanian, limbah ini biasanya berupa senyawasenyawa anorganik dari bahan kimia yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Contoh: Pupuk, pestisida, sisa-sisa tumbuhan.

d.

Limbah Pertambangan Adalah limbah yang berasal dari kegi kegiatan pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa material tambang. Contoh: Logam atau batuan.

4.

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Menurut PP RI No. 18/1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berrbahaya dan beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan maupun manusia. Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat bahan yang mengandung satu atau lebih senyawa: Mudah meledak (explosive) Pengoksidasi (oxidizing) Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable) Sangat mudah terbakar (highly flammable) Mudah terbakar (flammable) Amat sangat beracun (extremely toxic) Sangat beracun (highly toxic) Beracun (moderately toxic)

Berbahaya (harmful) Korosif (corrosive) Bersifat mengiritasi (irritant) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) Karsinogenik/dapat menyebabkan kanker (carcinogenic) Teratogenik/dapat menyebabkan kecacatan janin (teratogenic) Mutagenik/dapat menyebabkan mutasi (mutagenic) Zat atau bahan tersebut diatas diklasifikasikan sebagai limbah B3 karena memenuhi satau atau lebih karakteristik limbah B3 berikut: Limbah mudah meledak, yaitu limbah yang pada suhu dan tekanan standar (250 C, 760 mmHg) dapat meledak dan atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya. Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah atu sifat berikut: a. Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau pada titik nyala tidak lebih dari 400C (1400F) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api, atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. b. Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (250C, 760mmHg) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus. c. Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah terbakar. d. Merupakan limbah pengoksidasi. Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut: a. Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan. b. Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air. c. Limbah yang apabila bercsmpur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. d. Merupakan limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

e. Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar (250C, 760mmHg). f. Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut. Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran, limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman penyakit yang dapat menular. Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu sifat berikut: a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit. b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja . c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk bersifat basa. Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3, yaitu: Produk Automotif, contoh: bahan bakar, oli kendaraan, aki, dan pembersih kendaraan. Produk untuk pemeliharaan rumah, contoh: cat, pewarna, pengencer cat. Pestisida, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper. Pembersih rumah, contoh: pembersih lantai, pemutih, pengkilap oven Produk lainnya, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles sepatu. E. Pengelolaan limbah 1. Pemanfaatan limbah a. Reduce artinya mengurangi atau meruduksi sampah yang akan terbentuk, memakai barangbarang dengan efisien sehingga mengurangi jumlah sampah yang dibuang. b. Reuse artinya penggunaan kembali sampah-sampah yang masih dan dapat dimanfaatkan tanpa melakukan pengolahan khusus. c. Recycle

artinya daur ulang atau penggunaan kembali limbah yang masih dapat dimanfaatkan tetapi harus diberikan pengolhan tertentu sehingga hasil akhirnya menjadi barang yang berbedadan fungsi yang sama atau berbeda. 2. Pengolahan limbah a. mengelola limbah rumah tangga - pemanfaatan sampah organik - pemanfaatan grey water Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain - Pengenceran (dilution) - Kolam oksidasi (oxidation ponds) - Irigasi Perlakuan limbah padat yang tidak mempunyai nilai ekonomis sebagian besar dilakukan : -ditumpuk pada areal tertentu -pembakaran - pembuangan 3. Pembuangan limbah Sistem ini yang paling umum dilakukan yaitu membuang sampah ke TPA. F. Penanganan Limbah 1. Limbah yang dapat didaur ulang 2. Limbah yang tidak dapat didaur ulang

PENANGAN LIMBAH CAIR Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula. Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan, berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial. 1. Pengolahan Primer (Primary Treatment) Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika.

A.

Penyaringan (Screening) Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah. B. Pengolahan Awal (Pretreatment) Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya. C. Pengendapan Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair didiamkan agar partikel partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation). D. Pengapungan (Floation) Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung udara berukuran kecil ( 30 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan membawa partikel partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan. Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya. 2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment) Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/ mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob. Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds / lagoons) . a. Metode Trickling Filter Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan 1 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan

dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan b. Metode Activated Sludge Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih dperlukan. c. Metode Treatment ponds/ Lagoons Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut. 3. . Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment) Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman. Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik. Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis. 4. Desinfeksi (Desinfection) Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair. Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : Daya racun zat Waktu kontak yang diperlukan Efektivitas zat Kadar dosis yang digunakan Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan Tahan terhadap air Biayanya murah

Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon (O). Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

5.

Pengolahan Lumpur (Slude Treatment) Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).

DAUR ULANG LIMBAH DAN PEMANFAATAN ULANG LIMBAH Daur ulang adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan, menjadi bentuk lain. A. Tujuan Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang Daur ulang dan pemanfatan ulang mempunyai beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut : 1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan. 2. Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam. 3. Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat . 4. Melestarikan kehidupan makhluk yang terdapat di suatu lingkungan tertentu. 5. Menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup yang terdapat di dalam lingkungan. 6. Mengurangi sampah anorganik karena sampah anorganik ada yang dapat bertahan hingga 300 tahun ke depan. B. Langkah Daur Ulang atau Pemanfaatan Ulang Untuk memudahkan proses daur ulang dan pemanfaatan ulang, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut, 1. PemisahanLimbah yang akan didaur ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah yang harus dibuang ke tempat pembuangan. 2. PenyimpananLimbah yang sudah dipisahkan tadi disimpan dalam kotak yang tertutup. Usahakan setiap kotak yang tertutup hanya berisi satu jenis material limbah tertentu, misalnya kertas bekas atau botol bekas. 3. Pengiriman atau penjualan Barang-barang yang sudah terkumpul dapat dijual ke pabrik yang membutuhkan material bekas sebagai bahan baku atau dapat dijual atau diberikan ke pemulung. C. Macam-macam limbah yang dapat didaur ulang

Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang dapat dimanfaatkan melalui daur ulang. 1. Kertas. Semuajenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kardus. 2. Gelas. Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk membuat botol, gelas, atau piring yang baru. 3. Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan kembali sebagai kaleng pengemas. 4. Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja baru. 5. Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus (pengepakan) untuk berbagai keperluan. Misalnya, dijadikan tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo. D. Macam-macam limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang

Beberapa jenis limbah ada yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau pun dilakukan melalui proses daur ulang. Berikut ini beberapa macam limbah yang dapat dirasakan atau dimanfaatkan secara langsung.

You might also like