You are on page 1of 3

PENDIRIAN DAN ORGANISASI KOPERASI A.

Tata Cara Pendirian Koperasi Kelompok masyarakat yang memliki kepentingan ekonomi atau usaha yang sama merupakan potensi. Dengan mengacu pada pasal 6 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, disebut sebutkan bahwa koperasi primer dibentuk sekurang-kurangnya 20 orang. Sedangkan koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kuranya 3 koperasi. 1. Secara rinci, tahapan pendirian koperasi adalah sebagai berikut : a. Dua orang atau lebih yang mewakili kelompok masyarakat atau yang disebut sebagai pemrakasa, menghubungi Koperasi di Tingkat II (Kabupaten atau Kotamadya) untuk mendapatkan penjelasan awal mengenai persyaratan dan tata cara mendirikan koperasi. b. Selanjutnya, pemrakasa mengajukan proposal (gambaran umum) yang berisi tentang potensi ekonomi anggota, jenis usaha yang akan dikembangkan, dasar pembentukan koperasi, dan sekaligus mengajukan permohonan ke pejabat Kantor Koperasi, dalam rangka mempersiapkan rancangan AD/ART koperasi yang akan didirikan. c. Penyuluhan dan rapat pembentukan koperasi dihadirkan dihadiri minimal 20 orang calon-calon anggota koperasi d. Sejak rapat pembentukan tersebut, koperasi telah dapat menjalankan usahanya. e. Pengurus mengajukan permohonan pengesahan koperasi sebagai badan hukum ke Kantor Koperasi setempat. f. Pejabat Kantor Koperaasi setempat melakukan verivikasi dan penelitian atas kebenaran data-data yang diajukan oleh pengurus koperasi tersebut. g. Untuk koperasi primer dan sekunder yang wilayah operasinya lebih dari dua daerah tingkat II, maka Kantor Koperasi Tingkat II menyerahkannya kepada pejabat Kantor Wilayah Departemen Koperasi di tingkat I (Propinsi) untuk diverivikasi atau diteliti kebenaran data-data koperasi yang diajukan. h. Apabila seluruh data yang disampaikan telah sesuai ketentuam-ketentuan perundangan yang berlaku, maka akta Badan Hukum tersebut disampaikan kepada pejabat Kantor Koperasi Tingkat II, untuk diteruskan kepada koperasi yang bersangkutan. 2. Syarat- syarat Pembentukan Koperasi : a. Persyaratan pembentukan koperasi didasarkan atas betuk koperasi yang akan dibentuk (koperasi primer atau sekunder). b. Pembentukan koperasi primer memrlukan minimalkan 20 orang anggota. Sedangkan keanggotaan koperasi sekunder adalah badan hukum koperasi, minimal 3 koperasi. c. Koperasi yang akan dibentuk harus berkedudukan di wilayah negara Republik Indonesia. d. Pembentukan koperasi dilakukandengan akta pendirian yang membuat anggaran dasar. e. Amggaran dasar koperasi minimal harus memuat bebrapa hal berikut ini : Daftar nama pendiri. Nama dan tempat kedudukan. Maksud dan tujuan serta bidang usaha yang akan dilakukan. Ketentuan mengenai keanggotaan. Ketentuan mengenai rapat anggota. Ketentuan mengenai pengeloalaan. Ketentuan mengenai permodalan. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya. Ketentuan mengenaiketentuan mengenai hasil usaha. Ketentuan mengenai sanksi. 3. Langkah-langkah Mendirikan Koperasi Pedoman tata cara mendirikan koperasi harus memperhatikan langakah-langkah mendirikan koperasi, Pedoman tersebut adalah sebagai berikut : a.Dasar pembentukan : Orang atau masyarakat yang akan mendirikan harus memahami maksud dan tujuan koperasi, serta kegiatan usaha yang akan dillaksanakan oleh koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan manfaat sebesarbesarnya bagi mereka. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi adalah : Orang-orang yang mendirikan dan menjadi anggota koperasi harus mempunyai kegiatan atau kepentingan ekonomi yang sama. Usaha ayang dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Modal sendiri harus tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang dilakasanakan, tanpa kemungkinan memperoleh fasilitas dan pinjaman dari pihak luar. Kepunggurusan dan manajeman harus sesuai dengan kegiatan usaha yag dilaksanakan agar tercapai efesiensi dalam pengelolaan koperasi. b. Persiapan pembentukan koperasi

Persiapan yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi adalah sebagai berikut : Orang-orang yang bermaksud mendirikan koperasi terlebih dahulu harus mendapat penerangan dan penyuluhan seluas-luasnya dari pejabat Departemen Koperasi, pengusaha kecil, dan menengah. Pendidikan atau pelatihan lebih dahulu bagi sebaian atau seluruh peminat yang akan mendirikan koperasi tersebut. Setelah dirasa cukup pengertiannya dan dilandasi dengan keyakinan dan kesadaran mereka, tanpa adanya ikutikutan saja, maka mereka dapat mengadakan rapat pembentukan. c. Rapat pembentukan Setelah persiapan pembentukan koperasi dilakukan, maka selanjutnya perlu diperlukan rapat pemebentukan dengan ketentuan dengan ketentuan sebagai berikut : Rapat pembentukan dihadiri oleh peminat-peminat tersebut diatas paling sedikit 20 orang dan dipimpin oleh salah seorang . Seygyanya mengundang pejabat/ptugas Departemen Koperasi setempat, untuk membantu kelancaran jalannya rapat, serta memberikan berbagai petunjuk, penjelasan, dan dorongan agar maksud dan tujuan koperasi tercapai. Rapat-rapat membicarakan hak-hal yang berkaitan dengan : tujuan pendirian, kegiatan usaha, peerimaan dan persyaratan keanggotaan/kepengurusan, penyususnan anggran dasr, menetapkan modal awal yang terdidri dari simpanan-simpanan, dan pemilihan pengurus dan badan pengawas koperasi. Penyusunan AD/ART koperasi harus selalu memperhatikan dan berpegang teguh dengan ketentuan0ketentuan yang ada. Rapat harus menyepakati keputusan mengenai pembentukan koperasi , konsep AD/ART, modal awal, rencana kerja, serta pemilihan pengurus. d. Pengajuan permohonan untuuk mendapatkan pengesahan hak badan hukum koperasi Untuk mendapatkan pengesahan badan hukum koperasi, langkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : Para pendiri mengajukan permintaan pengesahan badan hukumkepada Kepala Kantor Departemen Koperasi, pengusaha kecil dan mengah (PKM) yang berdomisili diwilayah koperasi yang akan dibentuk, atau kepada Mentri Koperasi. Permintaan dan pengesahan tersebut diajukan denga lampiran sebagai berikut : 2 rangkap akte pendirian yang satu diantaranya bermatrei cukup, berita acara rapat pembentukan, dan surat bukti modal sekurang-kurangnya simpanan pokok. Disamping itu, pengurus harus menyediakan dan mengisi Buku Daftar Anggota dan Buku Pengurus yang telah ditanda tangani. e. Pendaftaran koperasi sebagai badan hukum Setelah surat tanda penerimaan diberikan kepada koperasi yang bersangkutan, Pejabat Koperasi setempat wajib mengadakan penelitian dengan jalan mengadakan peninjauan dan pemeriksaan selambat-lambatnya 2 bulan sejak penerimaan anggota tadi. Atas dasar penelitian pemeriksaan tersebut diatas, pejabat koperasi setempat menetapkan pendapatnya sebagai berikut : Menyetujui koperasi yang bersangkutan dan setuju agar koperasi tersebut mendapat hak badan hukum koperasi dan menunda/menolak pembentukan pemberian badan hukum koperasi tersebut. Jika ternyata telah memenuhi persyaratan persyaran pembentukan dan ada dasar kelangsungan hidupnya, pejabat menyatakan persetujuan dan meneruskan permohonan pengesahan badan hukum koperasi yang bersangkutan kepada pejabat yang berwenang. Kepala Kantor Departemen Koperasi, PKM atau Menteri Koperasi, PKM dalam hal ini Sekertaris Jendral Koperasi, PKM akan melakukan penelitian terhadap materi anggaran dasar. Materi anggaran dasar tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian dan aturan lainnya. Setelah pendaftaran koperasi sebagai badan hukum selesai maka pejabat melakukan Pengesahan Akte Pendirian. B. Organisasi Koperasi Organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pekerjaan umtuk mengkoordinasi sumber daya manusia dan sumber daya modal yang dimiliki oleh organisasi disebut pengordinasi (organizing) dan dilakukan oleh seorang manajer.1 Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antarkomponen dan antarposis dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi menunjukkan hierearki organisasi dan struktur wewenang, serta memperlihatkan aliran

pelaporannya. Selain itu, struktur organisasi memberikan stabilitas dan kelanjutan hidup organisasi, walaupun sumber daya manusia didalamnya silih berganti. Koperasi sebagai organisasi mempunyai ciri yang unik, yang membedakannya yang lain. Berikut ini akan dibahas beberapa pendapat mengenainya : a) Organisasi Koperasi Menurut Hanel, organisasi koperasi diartikan sebagai suatu sistem sosial ekonomi atau sosial ekonomi atau sosial teknik, yang terbuka dan berorientasi pada tujuan. Dengan demikian, suatu organisasi koperasi dapat ditinjau dari beberapa kriteria yaitu : Kriteria Pengertian Substansi Suatu sistem sosial Hubungan terhadap lingkungan Suatu sistem yang terbuka Cara kerja Suatu sistem yang berorientasi pada tujuan Pemanfaatan sumber daya Suatu sistem ekonomi Memperlihatkan kriteria dan pengertian organisasi koperasi di atas, maka sub-sub sistem organisasi koperasi terdiri dari : a) Anggota koperasi sebagai individu yang bertindak sebagai pemilik dan konsumen akhir. b) Anggota koperasi sebagai pengusaha perorangan maupun kelompok yang memanfaatkan koperasi sebagai pemasok (supplier). c) Koperasi sebagai badan usaha yang melaysani anggota koperasi dan masyarakat. 2. Organisasi Koperasi Menurut Ropke Ropke mengidentifikasi ciri-ciri organisasi koperasi sebagai berikut : a) Terdapat jumlah individu yang bersatu dalam suatu kelompok, atas dasar sekurang-kurangnya satu kepentingan atau tujuan yang sama, yang disebut sebagai kelompok koperasi. b) Terdapat anggota-anggota koperasi yang bergabung dalam kelompok usaha untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka sendiri, yang disebut sebagai swadaya dari kelompok koperasi. c) Anggota yang tergabung dalam koperasi memanfaatkan koperasi secara bersama, yang disebut sebagai perusahaan koperasi. d) Koperasi sebagai perusahaan mempunyai tugas untuk menunjang kepentingan para anggota kelompok koperasi, dengan cara menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan anggota dalam kegiatan ekonominya. Jika memperhatilan kriteria dan ciri-ciri organisasi koperasi di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, organisasi koperasi terdiri dari beberapa pihak sebagai berikut. a) Anggota koperasi, baik sebagai konsumen terakhir maupun sebagai pengusaha yang memanfaatkan koperasi dalam kegiatan sosial ekonominya. b) Badan usaha koperasi, sebagai suatu kesatuan dari anggota, pengelola, dan pengawas koperasi yang berusaha meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya melalui perusahaan koperasi. c) Organisasi Koperasi, sebagai badan usaha yang bertindak sebagai perusahaan yang melayani anggota maupunanggota.

You might also like