You are on page 1of 8

JUDUL : TROTOAR DAN PUTRI LUMUTAN. Tema : Komedi + petualangan.

Karakter: Karim A : seorang tabib buta, baik dan narsis Lumilumut ATAU PUTRI LUMUTAN : seorang putri yg mencintai trotoar karena telah menolongnya trotoar : seorang pendekar yg baik hati dan juga narsis opo : panglima kerajaan utara yg jahat Synopsis : Di tanah minahasa terdampar seorang putri yg bernama Lumilumut, putri itu kemudian ditolong oleh seorang pendekar bernama Trotoar dan seorang tabib bernama Karim. Kemudian ada panglima jahat bernama Opo yg ingin menculik Lumilumut namun hal itu dihalangi oleh Trotoar, sehingga bertarunglah Trotoar dan Opo. NARRATOR: Di sebuah tanah asing, seorang putri terdampar setelah diusir dari kerajaannya. Ia ditolong oleh seorang laki-laki dan dirawat di rumahnya. Beberapa hari kemudian, putri itu akhirnya tersadar dari pingsannya. Lumilumut membuka matanya. Kepalanya terasa pusing. Ketika kesadarannya telah pulih, ia segera waspada dan beranjak bangun namun rasa nyeri di pinggangnya membuat ia harus kembali berbaring. Setelah rasa nyeri di pinggangnya hilang, ia memandang sekeliling. Ia berada di sebuah kamar yang sederhana namun tertata rapi dan bersih. Bagian 1: (Pintu kamar terbuka, Karim A masuk dengan tongkat di tangannya membawa semangkok obat. Ia masuk sambil meraba-raba dengan tongkatnya, berjalan mendekati tempat tidur dimana Lumilumut berbaring. Tongkat kayunya meliuk-liuk ke sana ke mari mencari jalan hingga akhirnya berhenti di dada Lumilumut.) (lokasi : di sebuah kamar)

Karim A: Ih.. apa ini kenyal- kenyal..... (menusuk-nusuk dada Lumilumut dengan perlahan dan penasaran) Lumilumut: Woi dada sya ne km tusuk2 tau.. (bangun dan duduk di kasur) Karim A: (Terkejut dan mundur beberapa langkah) Oh, kamu sudah sadar. Maaf saya buta, jadi tidak tahu kalau kamu sudah sadar. Lumilumut: Dimana ini? Karim A: (Duduk di samping Lumilumut) Km di rumah sya. (menyodorkan mangkok berisi obat kepada Lumilumut) Minumlah dulu obat ini, biar kamu cepat sembuh. (Lumilumut menerima mangkok berisi obat itu dan meminumnya. Rasanya sangat pahit sehingga ia hampir muntah. Namun ia memaksakan diri menghabiskannya sedikit demi sedikit.) Karim A: Siapakah namamu wahai wanita? Lumilumut: Namaku Lumilumut. Aku biasa dipanggil Lumutan. Karim A: Ooh, nama yang bagus. Kalau saya biasa dipanggil... (berdiri, menari berkeliling gaya opera) jeng jeng......Karim A Lumilumut: Anda seorang tabib? Karim A: (Kembali duduk di kasur sambil mengelus-elus jenggotnya.) (Gaya berpuisi sedih penuh perasaan) Ahh.. semenjak saya buta, saya menjadi seorang ahli massage alias tukang pijit. Tapi sebelum itu saya pernah belajar ilmu pengobatan . . . Sayang semenjak saya buta, saya sering salah meramu obat sehingga banyak pasien saya yang mati. Lumilumut: (Menyemburkan obat di mulutnya) Pfffffffffffff!!! Mangkok di tangan Lumilumut terlepas. Dengan terbatuk-batuk ia berusaha memuntahkan obat yang diminumnya. Karim A: (Gaya pidato)

Jangan khawatir! Sebab bukan saya yang meramu obat itu. Saya membelinya di apotik dekat terminal. Lumilumut: Oooh, maaf, sya kira obat apaan.... Karim A: (Masih gaya pidato) Tidak apa-apa. Itu juga obat kadaluarsa yang saya beli setengah harga. Lumilumut: Hoeeekkk!! (Memasukkan jarinya sedalam mungkin ke dalam kerongkongannya, memaksa diri memuntahkan sisasisa obat yang terlanjur ditelan) Karim A: (Berpose narsis) Saya memang tabib yang hebat. HUAHAHAHAHA...!!! Lumilumut: Eh, kalu boleh tau, apakah tabib yang membawa sy kemari? Karim A :Bukan! Bukan sya. Saya kan buta mana mungkin bisa bopong org,,,cuci baju ja gak bisa. Lumilumut: Lalu, siapakah gerangan orang tersebut yang telah menolong saya? (Di depan pintu muncul Trotoar.) Trotoar: (Menunjuk dadanya) Itu aku! Lumilumut: (histeris) Aaahh..adaa Suleeee... Trotoar: Bukan! Aku bukan Sule! Lumilumut: Lalu, siapa anda? Trotoar: (Pose) Im Batman! Bukan! Aku adalah... (menari berkeliling gaya opera) Karim B!!! Karim A: heeehh ngawuurr km! saya Karim A, mana ada Karim B,,plagiat loe..!!! Cari nama lain sono Trotoar: Baiklah! Aku adalah... (menari berkeliling gaya opera) HAAAAPP!!! (GAYA HAP)

Karim A: Seriuuus dong. rusak ni cirita kalau namamu hap hap. Trotoar: Baiklah! Sebenarnya aku adalah... (menari berkeliling gaya opera) Tro... Toooooooar! Karim A: Perkenalkan, ini Trotoar. Dialah yang menyelamatkanmu dan membawamu ke sini. Lumilumut: Oh, terima kasih. Aku tak dapat membalas kebaikanmu. Trotoar: gak perlu. Waktu sya bopong km kesini sy sudah pegang2 km heee. Anggap aja lunas. Lumulumut: Iiiiih..kurang acem ! Bagian 2 : (terdengar suara tawa. Seorang perwira Kerajaan Utara bernama Opo masuk.) Opo: Hahahahaha... Trotoar: Sapa km? Mau apa dan drmana asalmu ? Opo: Aku adalah... (menari berkeliling gaya opera) Ooooo... pooooo...!!! Dan aku adalah panglima dari Kerajaan Utara. Kami mencari seorang gadis bernama Lumilumut. Kami tahu dia berada di sini. Trotoar: apakah ada nama Lumilumut di sini ?? Lumilumut: saya! Sya Lumilumut. ada perlu apa? Opo: Anak buah! Seret wanita itu kemari! Trotoar: mana anak buah loe? Loe kan cuma sandiri. Opo: Oh, ya ya, lupa. Lumutan! Kau harus ikut untuk menjadi istriku! Trotoar: (Menghadang) Tunggu! Dia bukan Lumutan! Namanya adalah jamuran! Opo: jangan boong kalian,,tadi saya lihat si jamuran lg bakar ikan di pante.

Minggir! Atau kau akan menjadi mayat! Trotoar: Baiklah! Silahkan. Ayo jangan sungkan-sungkan, anggap saja rumah sendiri. (mempersilahkan para tentara (Opo sendiri) untuk menangkap Lumilumut) Bagian 3 : (opo dan trotoar bersiap bertarung) Lumilumut: Ih, ih ih bagimana ini?? Saya tidak mw ikut dgn mu (nunjuk oppo). Trotoar: Kalau begitu kau harus melangkahi mayatku! Opo: Rupanya kau punya nyali juga anak muda. Sebutkan account Facebook mu biar aku tahu siapa yang kubunuh! Trotoar: Cih, aku tak sudi menerima permintaan pertemanan dengan orang seperti kau! Opo: Rupanya kau memang sudah bosan hidup! Bersiaplah menerima kematianmu! (bersiap bertempur) Trotoar: Tunggu! Opo: Ada apa? Trotoar: Update status dulu di FB hehehe. (mengambil HP dan update status) Sedang bertarung dengan @Opo, panglima Kerajaan Utara. Oke, klar! Opo: Sekarang terimalah kematianmu! (bersiap menyerang) (Karim A berusaha menjadi penengah antara opo dan trotoar) Karim A: Tunggu! (memanggil Trotoar dan Opo mendekat. Menjelaskan dengan gaya wasit tinju) Dilarang memukul wajah, dilarang memukul di bawah perut, belakang kepala, kemaluan dan punggung. Paham? Okay, Fight!

(Trotoar dan Opo memasang kuda-kuda tempur) Trotoar: Karim, cepat bawa Lumutan pergi dari sini. Karim A: Ayo kita pergi. Kau tunjukkan jalan. (Lumilumut segera membawa Karim pergi). Opo: Sekarang tinggal kita berdua. Menyerahlah. Trotoar: Tidak akan pernah! Opo: Kalau begitu matilah! Hiaaat... (Opo menyerang Trotoar) Trotoar: Tunggu! Opo: Ih, bagimana seh ini dari tadi tunggu-tunggu trus! Trotoar: sya kan pemeran utama, gak mgkin donk melakukan adegan berbahya. (berteriak memanggil pemeran pengganti) Woee figurann... (Pemeran figurannn dan mengambil posisi tempur) Opo: Ah, gak adil ni. Masa km aja yg punya pemeran pengganti,,gue nggak? Trotoar: (menghibur Opo) memang begitu po. Harus beda antara anatara pemeran utama dan musuh. Opo: Sudah! Ayo selesaikan pertarungan ini! (Adegan laga) Bagian 4 : (Setelah pertarungan sengit, Opo berhasil menjatuhkan figuuraaann yng diutus trotoar dan menodongnya) Opo: Sekarang pergilah ke neraka! (bersiap membunuh pemeran figuran) Trotoar: Tunggu! Opo: skarang tunggu apa lg seh? Trotoar: Sabar... kan abis adegan laga, jadi kita ulng lg bertarung.

(Trotoar menggantikan posisi pemeran pengganti) Opo: Sekarang pergilah kau ke neraka! (bersiap membunuh Trotoar) Trotoar:Tunggu! Opo: (berhenti, berkacak pinggang dengan sangat kesal, menarik napas panjang, geleng-geleng kepala) (menenangkan dirinya) Apa lagi skarang? Bilang aja. Trotoar: Bagini, kita kan pemeran utama di cerita ini. Kalu kita mati berarti tamat ni cirita. Opo: terus bagimana dong? Trotoar: Yaaaa, berarti musti km yg mati. Bukan gue. Opo: Ha? Memang musti bagitu ? Trotoar: Yah, begitulah.. Opo: (pasrah) Terserah km dah... (Trotoar berdiri lalu membunuh Opo. Opo terkapar meregang nyawa) Trotoar: Wahai panglima Kerajaan Utara. Kau memang hebat, tapi sayang, kemampuanmu tak dapat menandingi golok saktiku! Opo: Ho oh, suka suka loe za,,gue mah ikuta ja Trotoar: Hahaha... akulah Trotoar, pendekar terhebat di tanah ini! Bagian 5 : (Lumutan dan Karim A masuk) Lumilumut: Trotoar... untunglah kau selamat. Trotoar: Lumut... sekarang tidak ada lagi yang akan mengganggumu Lumilumut: Oh... Trotoar... Trotoar: Oh... Lumut... Oh Lumut... ada yang ingin aku katakan padamu...

Lumilumut: Katakanlah wahai Trotoar pahlawanku... katakanlah... Trotoar: Sebenarnya... aku... Lumilumut: Katakanlah... Katakan... jangan ragu... Trotoar: Sebenarnya... aku... mencintai.... Lumilumut: Oh... aku juga mencintaimu (bergerak memeluk Trotoar) Trotoar: (menghindar dari pelukan Lumilumut) Karim! Bagian 6 : (Trotoar dan Karim A saling berpegangan tangan dengan mesra.) Lumilumut: (menangis, kemudian mendekati mayat Opo, mengambil pedangnya) (bersuara lirih) Kalu memang nda ada yg cinta sama sy, lebih baik sy mati! Lumilumut: (bersuara lebih keras) Kalu memang nda ada yg cinta sama sy, lebih baik sy mati! (Trotoar dan Karim A tidak mempedulikan) Lumilumut: (Berteriak keras) Woi, mau bunuh diri saya ne! (Trotoar kaget dan bergegas mencegah Lumilumut bunuh diri, namun terlambat, Lumilumut terlanjur mati duluan) Karim A: Mati dia? Trotoar: Io Karim: Yah, rusak donk ne cerita . Trotoar: Adoh, bagimana dong ne? Biarin aja EGP, toh cuma dia satu-satunya perempuan di tanah ini. Hahahaha....... Itulah akhir cerita dari trotoar dan putri lumutan...

You might also like