You are on page 1of 18

KETERBUKAAN INFORMASI

PUBLIK
DAN
PELUANG DEMOKRASI

Nunung Prajarto
Yogyakarta, 27 Januari 2009
Jean Jacques Rousseau
Relasi antara NEGARA dan MASYARAKAT
Derivasi HAK NEGARA atas MASYARAKAT
REWARD dan PUNISHMENT (dan OPPORTUNITY)
KUAT atau LEMAH
DUKUNGAN dan PEMBANGKANGAN

Jurgen Habermas
Ruang Publik
Masyarakat diberdayakan secara fungsional
Masyarakat mencerdaskan dirinya
Upaya Pencerdasan
Media Sosial, Media Massa dan Media Baru
Hak dan Tanggung Jawab
Pertanggungjawaban atas hal-hal tertentu

Informasi menjadi Induk dengan:


Proses Komunikasi yang bertanggung jawab
Transaksi Informasi yang sepadan dan memadai
Informasi:
 Suatu hak yang dijamin oleh konstitusi dan menjadi cermin atas
penghargaan dan jaminan hak asasi manusia.

 Wahana baku dan akar dari konsep penyelenggaraan


pemerintahan yang terbuka dan transparan.

 Bersifat kontributif untuk setiap perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi kebijakan, program dan langkah-langkah untuk menuju
negara Indonesia yang demokratis.

 Perluasan atas sikap dan langkah progresif serta proaktif beberapa


kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia yang telah berhasil baik
dalam menyusun peraturan daerah, pakta integritas atau bentuk-
bentuk kesepakatan lain guna mencapai keterbukaan dan
akuntabilitas kepemerintahannya.

 Pengecualian (exemption) atas informasi publik tertentu merupakan


suatu hal yang dapat diterima dan diatur dalam perundang-
undangan yang lain.
Namun demikian

1. Dipertentangkan dengan Undang-Undang tentang Kerahasiaan


Negara dan Undang-Undang tentang Intelijen.

2. Dikhawatirkan sebagai kebebasan tanpa batas yang justru dapat


bersifat kontra-produktif terhadap kebijakan, program dan langkah-
langkah Pemerintah.

3. Dikawatirkan akan terjadi penyalahgunaan hak untuk kebebasan


informasi publik ini oleh kelompok dan individu tertentu.
Padahal,

1. secara filosofis, merupakan jaminan atas hak asasi manusia dan


hak sipil warga negara untuk mendapatkan informasi;
2. merupakan prasyarat demokrasi dan kunci penting untuk
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih;
3. perlu dilakukan di Indonesia untuk kepentingan negara secara
menyeluruh;
4. layak menjadi Undang-Undang yang berlaku di wilayah hukum
Indonesia yang mengatur tentang penghargaan, jaminan dan
penggunaan hak kebebasan atas informasi publik; dan
5. diskusi publik dapat dilakukan terutama dalam kaitannya dengan
kejelasan tentang batasan kebebasan informasi (freedom of
information), informasi publik (public information), dan
pengecualian (exemption)
Jaminan Hak Asasi Manusia, Hak Sipil Warga negara
dan Konstitusi
Secara filosofis tercermin pada Universal Declaration of Human Rights pasal 19
dan pasal 27 (1) dan Undang-Undang Dasar 1945 yang diamandemen

Article19:
 Everyone has the right to freedom of opinion and expression; this right
includes freedom to hold opinion without interference and to seek, receive
and impart information and ideas through any media and regardless of
frontiers.

Article 27 (1):
 Everyone has the right freely to participate in the cultural life of the
community, to enjoy the arts and to share in scientific advancement and its
benefits.

pasal 28 F Amandemen
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan
informasi denggan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
 Tujuan utama adalah pengakuan atas hak manusia dalam
mendapatkan informasi sehingga dapat
 menggunakan informasi itu untuk diolah menjadi suatu
pendapat,
 untuk mengekspresikan pendapat

 serta untuk mempertahankan pendapatnya itu.

 Pada ranah ini, informasi yang dimaksud tentunya adalah


informasi yang dapat berasal dari sumber manapun.

 Setiap orang berhak atas kebebasan untuk menyatakan


pendapat; hak ini termasuk
 kebebasan untuk mencari,

 menerima dan

 memberikan informasi dan pemikiran apapun, terlepas dari


pembatasan-pembatasan secara lisan, tertulis, atau dalam
bentuk cetakan, karya seni atau media lain sesuai dengan
pilihannya.
Hak sipil warga negara (civil rights) diperoleh dalam bentuk
transparansi dan kebebasan memperoleh informasi dari lembaga
penyelenggara negara.

Secara mendasar, arti dari hak sipil warga negara adalah hak
publik untuk memperoleh informasi yang bersifat publik dan
informasi yang semestinya menjadi milik publik.

Dibatasi oleh kepentingan negara yang selanjutnya jamak dan


dapat dikategorikan ke dalam pengecualian (exemption) secara
bertanggung jawab.
Demokrasi, Good and Clean Governance dan
Akuntabilitas
Tujuh hal mendasari rasionalisasi ini.

1. Kekuatan yang mampu meningkatkan tercapainya tujuan-tujuan,


untuk menimbang dan berpikir jernih, memberi peluang terciptanya
ruang komunikasi (space of communication) sehingga keragaman
pendapat, kejujuran, keinginan dan keberatan serta pertimbangan
atas rasionalitas dan kemustahilan memperoleh kemahfuman
secara bertanggung jawab.
Muara dari terselenggaranya ruang komunikasi adalah
pendewasaan proses demokrasi, tata pemerintahan yang baik dan
bersih serta diakuinya pemerintahan yang akuntabel.
Tiadanya informasi “negatif” yang sengaja ditutup-tutupi untuk
kepentingan individu atau kelompok tertentu.
Hasil selanjutnya tentu justru dapat dimanfaatkan oleh
penyelenggara negara dengan reputasinya sebagai penyelenggara
negara yang akuntabel baik di mata warga negara maupun di
kalangan internasional.
1. Memudahkan pencapaian pemenuhan kebutuhan bersama karena
ditentukan berdasar kesepakatan atas sasaran, dasar pemenuhan
sasaran dan aktor pelaksana untuk mencapai sasaran itu.

Warga negara akan lebih mudah dalam melakukan


- evaluasi diri (self-evaluation),
- analisis kekuatan-kelemahan-ancaman-peluang serta
- penyikapan atas akar permasalahan nyata di dalam masyarakat
- penentuan sasaran prioritas secara logis dan proporsional

Layak dicatat bahwa usaha-usaha strategis seperti yang


termuat di dalam konsep Millenium Development Goals (MDGs)
justru harus ditempatkan pada kebutuhan nyata dan berdasar pada
pertimbangan masyarakat sendiri untuk memenuhi self-fulfillment-
nya.
3. Membuka akses bagi publik untuk turut mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan program, kebijakan dan langkah-
langkah Pemerintah dalam membangun Indonesia.

Sebagai contoh, terlihat bahwa keterbukaan informasi publik


dapat dipakai sebagai sarana untuk mendukung:

- pemberantasan korupsi
- menghilangkan penyalahgunaan wewenang.
- mendukung upaya penegakan hukum,
- pengakuan hak-hak asasi manusia dan
- pemaksimalan semangat desentralisasi serta otonomi daerah
1. Proses pembuatan kebijakan dan kualitas kebijakan serta hasil
pelaksanaan kebijakan Pemerintah pun dapat diharapkan menjadi
lebih berkualitas.
Perlu disepakati bahwa kualitas kebijakan Pemerintah pada
dasarnya ditentukan oleh proses penyusunan kebijakan, keketatan
dalam pelaksanaan kebijakan, peniadaan peluang penyelewengan
serta nilai manfaat dari kebijakan itu.

4. Memiliki kemampuan untuk mendukung meningkatnya partisipasi


publik di dalam penegakan demokrasi secara alami.
Inti dari hal ini adalah munculnya motivasi, rasa tanggung
jawab, serta keinginan untuk terlibat dalam setiap proses
pembuatan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan.
• Membuka peluang tawar yang seimbang antara keinginan serta
kebutuhan warga negara dan kesediaan serta kebijakan
Pemerintah (between people being governed and the Government).
Keinginan dan kebutuhan warga negara sangatlah beragam
dan kebijakan Pemerintah kadang kala harus mampu
menjembatani kepentingan warga negara yang beragam.
Keberagaman ini yang harus dapat dipahami Pemerintah dan
pemilik kepentingan-kepentingan lainnya.

5. Runtutan dari rasionalisasi ini pada tingkat individu adalah


pemberdayaan kapasitas individu warga negara jika harus
berhubungan dengan suatu kebijakan Pemerintah.
Partisipasi Warga negara

Demokrasi hakiki tidak akan pernah ada tanpa partisipasi warga


negara.
Di satu sisi, partisipasi warga negara bisa maksimal bila apresiasi
terhadap partisipasi mendapatkan jaminan dalam penyelenggaraan
negara.
Di sisi yang lain, keengganan warga negara untuk berpartisipasi
disebabkan oleh ketidaksediaan warga negara, dan peluang yang
kurang terbuka lebar.
Keterbukaan informasi publik dapat ditempatkan sebagai cara yang
mumpuni dalam membangkitkan partisipasi.

Pada tataran ini warga negara memperoleh jaminan


kebebasan terhadap informasi yang diinginkan dan dalam
mengakses informasi. Pada tataran selanjutnya, dipakai
warga negara untuk menentukan sikap dan pandangannya,
menyatakan pendapatnya baik berupa dukungan, keberatan
maupun catatan-catatan tertentu lainnya.
Pada tataran lebih lanjut, segala bentuk tanggapan atau
respon dari penyelenggara negara akan terus dipandang oleh
warga negara sebagai bentuk apresiasi penyelenggara negara
terhadap pendapat mereka.
Keterbukaan informasi memiliki tujuan utama yang mengatur secara
tegas ketentuan tentang:

 Meningkatkan akses publik pada data dan informasi yang ada


pada penyelenggara negara.
 Upaya penegakan demokrasi dengan memberi kepastian pada
kebenaran data dan informasi, pada penggunaan data dan
informasi serta pada akses publik untuk mendapatkan dan
menggunakan data dan informasi yang ada.
 Upaya peningkatan kapasitas (capacity building) lembaga
penyelenggara negara dengan mematuhi secara benar
pengelolaan data dan informasi dan mematuhi jangka waktu
kedaluarsa yang ada pada manfaat data dan informasi itu.
 Upaya untuk memaksimalkan pengelolaan serta penggunaan
data dan informasi secara bersih, jelas dan akuntabel.
 Benang merah dari uraian di atas adalah bila warga negara
diharapkan berpartisipasi aktif dalam pembangunan, kebebasan
memperoleh informasi publik ini harus benar-benar menjadi hak
warga negara yang dijamin dan dihormati dalam suatu undang-
undang.
Terima kasih

You might also like