You are on page 1of 9

1.1.

Pendahuluan Sisi Darat & Udara


Buku ini dibagi atas 4 (empat) modul dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: Suatu bandara mencakup suatu kumpulan kegiatan yang luas yang mempunyai kebutuhankebutuhan yang berbeda dan terkadang saling bertentangan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Misalnya kegiatan keamanan membatasi sedikit mungkin hubungan (pintu-pintu) antara sisi darat (land side) dan sisi udara (air side), sedangkan kegiatan pelayanan memerlukan sebanyak mungkin pintu terbuka dari sisi darat ke sisi udara agar pelayanan berjalan lancar. Kegiatan-kegiatan itu saling tergantung satu sama lainnya sehingga suatu kegiatan tunggal dapat membatasi kapasitas dari keseluruhan kegiatan. Sebelum tahun 1960-an rencana induk bandara dikembangkan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan penerbangan lokal. Namun sesudah tahun 1960-an rencana tersebut telah digabungkan ke dalam suatu rencana induk bandara yang tidak hanya memperhitungkan kebutuhan-kebutuhan di suatu daerah, wilayah, propinsi atau negara. Agar usaha-usaha perencanaan bandara untuk masa depan berhasil dengan baik, usaha-usaha itu harus didasarkan kepada pedoman-pedoman yang dibuat berdasarkan pada rencana induk dan sistem bandara yang menyeluruh, baik berdasarkan peraturan FAA, ICAO ataupun Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan dan Kepmen Perhubungan No. KM 44 Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Beberapa istilah kebandarudaraan yang perlu diketahui adalah sebagai berikut (Basuki, 1996; Sartono, 1996 dan PP No. 70 thn 2001): Airport: Area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk kegiatan take-off and landing pesawat udara. Diperlengkapi dengan fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat, bongkar muat penumpang dan barang, dilengkapai dengan fasiltas keamanan dan terminal building untuk mengakomodasi keperluar penumpang dan barang dan sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. Kebandar udaraan: meliputi segala susuatu yang berkaitan dengan pennyelenggaraan nadar udara (bandara) dan kegiatan lainnya dalang melaksanakan fungsi sebgaia bandara dalam menunjang kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalulintas pesawat udara, penumpang, barang dan pos. Airfield: Area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan take-off and landing pesawat udara. fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat dan terminal building untuk mengakomodasi keperluar penumpang pesawat. Aerodrom: Area tertentu baik di darat maupun di air (meliputi bangunan sarana-dan prasarana, instalasi infrastruktur, dan peralatan penunjang) yang dipergunakan baik sebagian maupun keseluruhannya untuk kedatang, keberangkatan penumpang dan barang, pergerakan pesawat terbang. Namun aerodrom belum tentu dipergunakan untuk penerbangan yang terjadwal. Aerodrom reference point: Letak geografi suatu aerodrom.

Landing area: Bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk take off dan landing. Tidak termasuk terminal area. Landing strip: Bagian yang bebentuk panjang dengan lebar tertentu yang terdiri atas shoulders dan runway untuk tempat tinggal landas dan mendarat pesawat terbang. Runway (r/w): Bagian memanjang dari sisi darat aerodrom yang disiapkan untuk tinggal landas dan mendarat pesawat terbang. Taxiway (t/w): Bagian sisis darat dari aerodrom yang dipergunakan pesawat untuk berpindah (taxi) dari runway ke apron atau sebaliknya. Apron: Bagian aerodrom yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk parkir, menunggu, mengisis bahan bakar, mengangkut dan membongkar muat barang dan penumpang. Perkerasannya dibangun berdampingan dengan terminal building. Holding apron: Bagian dari aerodrom area yang berada didekat ujung landasan yang dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua instrumen dan mesin pesawat sebelum take off. Dipergunakan juga untuk tempat menunggu sebelum take off. Holding bay: Area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati pesawat lainnya saat taxi, atu berhenti saat taxi. Terminal Building: Bagian dari aeroderom difungsikan untuk memenuhi berbagai keperluan penumpang dan barang, mulai dari tempat pelaporan ticket, imigrasi, penjualan ticket, ruang tunggu, cafetaria, penjualan souvenir, informasi, komunikasi, dan sebaginnya. Turning area: Bagian dari area di ujung landasan pacu yang dipergunaka oleh pesawat untuk berputar sebelum take off. Over run (o/r): Bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk mengakomodasi keperluan pesawat gagal lepas landas. Over run biasanya terbagi 2 (dua) : (i) Stop way : bagian over run yang lebarnya sama dengan run way dengan diberi perkerasan tertentu, dan (ii) Clear way: bagian over run yang diperlebar dari stop way, dan biasanya ditanami rumput. Fillet: Bagian tambahan dari pavement yang disediakan pada persimpangan runmway atau taxiway untuk menfasilitasi beloknya pesawat terbang agar tidak tergelincir keluar jalur perkerasan yang ada. Shoulders: Bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka dan belakang runway, taxiway dan apron. Bagian-bagian dari bandara diperlihatkan pada Gambar 1.1. Bandara dibagi menjadi dua bagian utama yaitu sisi udara dan sisi darat. Gedung-gedung terminal menjadi perantara antara kedua bagian tersebut.

Gambar 1.1 Bagian-bagian dari sistem bandara Sumber: Horonjeff (1994) dan Basuki (1986) Bandara atau Bandar udara adalah sebuah fasilitas dimana pesawat terbang dapat menaikkan dan menurunkan penumpang ataupun kargo yang kemudian akan mendarat / lepas landas. Beberapa bandara di dunia memiliki banyak fasilitas yang

Bandara atau Bandar udara adalah sebuah fasilitas dimana pesawat terbang dapat menaikkan dan menurunkan penumpang ataupun kargo yang kemudian akan mendarat / lepas landas. Beberapa bandara di dunia memiliki banyak fasilitas yang begitu kompleks yang saling terintegrasi dengan beberapa transportasi massal . Sebegitu lengkapnya bandara ini disebut aerocity atau kota udara. Pada awal mula perkembangannya, bandara hanya terdiri dari bangunan yang ditujukan kepada penumpang dan adanya ruang terbuka yang cukup bagi pergerakan pesawat, baik untuk landas pacu maupun tempat menaikkan ataupun menurunkan penumpang. Namun, seiring bertambahnya jumlah penumpang dan bertambahnya ukuran pesawat, maka tidaklah mungkin bagi bandara tempo doeloe dapat menampungnya. Atas dasar itulah suatu bandara harus mengimbangi perkembangan lalu lintas udara. Terlepas dari itu, adalah suatu kebanggaan bagi negara yang memiliki bandara ber-kelas kakap. Misalnya pada bandara Internasional Suvarnabhumi di Thailand yang memiliki menara Pengontrol Lalu lintas Udara (ATC) tertinggi di dunia, lalu bandara Internasional Charles De Gaulle, Paris, yang memiliki desain terminal yang futuristik. Lalu, bagian-bagian apa sajakah yang mutlak diperlukan agar suatu bandara dapat dikatakan bandara modern atau paling tidak bandara yang berstandar internasional?

Citra satelit Bandara internasional Soekarno-Hatta


Kredit gambar: Google Maps

1 Terminal Bisa dibilang terminal adalah elemen utama (selain landas pacu) yang mutlak berada di bandara karena di bangunan inilah calon penumpang pertama kali menginjakkan kakinya. Di dalam terminal ini, kita dapat membeli tiket, melakukan check-in, menunggu, dan sebagainya. Banyak bandara memiliki lebih dari satu terminal yang tiap terminalnya pun dapat dibagi lagi menjadi bangunan-bangunan yang lebih kecil yang disebut concourse. Contohnya, ada tiga buah terminal yang berada di bandara Internasional Soekarno-Hatta yaitu terminal 1, 2, dan 3. Pembagian pun dilakukan lagi menjadi tiga concourse di tiap terminal (kecuali terminal 3) yaitu terminal 1a, 1b, 1c, dan terminal 2a, 2b, dan 2c. Jenis terminal lainnya yaitu terminal satelit yang digunakan di beberapa bandara. Terminal ini merupakan bagian yang terpisah dari terminal utama dan hanya dihubungkan oleh jalan penghubung (misal: jalan bawah tanah). Sehingga pesawat dapat parkir di setiap sisinya.

Terminal Bandara Internasional Kualanamu.

Jalan lurus yang menjauhi foto mengarah ke pintu gerbang bandara. Dan juga terlihat jelas landas pacu yang berada di sebelah kanan Info: Ikuti perkembangan Bandara Internasional Kualanamu di forum skyscrapercity 2 Apron Apron atau pelataran pesawat adalah tempat dimana pesawat dapat parkir untuk menaikkan / menurunkan penumpang ataupun mengisi bahan bakar. Pada bandara internasional, biasanya terdapat garbarata yaitu lorong yang menghubungkan antara pesawat dan terminal. Antara apron dan landas pacu, dihubungkan dengan jalan rayap yang disebut taxiway.

Pesawat sedang berada di apron dan terhubung ke terminal melalui garbarata

3 Taxiway Taxiway adalah jalan yang menghubungkan antara Apron dan landas pacu. Keberadaannya sangatlah penting karena dengan adanya taxiway, pesawat dapat berjalan menuju apron dengan aman tanpa mengganggu pesawat lainnya.

Sebuah pesawat baru saja meninggalkan landas pacu dan sedang berada di taxiway

4 ATC (Air Traffic Controller) Pemandu Lalu Lintas Udara (Air Traffic Controller) adalah penyedia layanan yang mengatur lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic Controller merupakan pengatur lalu lintas udara yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan menghindarkan dari tabrakan (making separation). Selain tugas separation, ATC juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic (traffic flow), membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (weather information atau informasi cuaca, traffic information, navigation information, dll). ATC adalah rekan dekat seorang Pilot disamping unit lainnya, peran ATC sangat besar dalam tercapainya tujuan penerbangan. Semua aktifitas pesawat di dalam area pergerakan diharuskan mendapat izin terlebih dahulu melalui ATC, yang nantinya ATC akan memberikan informasi, insturksi, clearance/izin kepada Pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan.

Menara ATC di Bandara Internasional Suvarnabhumi

5 Landas pacu Tanpa yang satu ini, bisa dipastikan (baca: tak akan mungkin) pesawat dapat mendarat / lepas landas dari dan menuju bandara. Pada awalnya, permukaan landas pacu adalah rumput atau pun tanah yang dipadatkan. Akan tetapi, ketika badan pesawat bertambah besar maka yang lazim digunakan saat ini adalah aspal dan beton. Panjang dan lebarnya pun bervariasi mulai dari yang panjangnya 1000m hingga 5000m lebih. Sementara ukuran landas pacu di Indonesia sendiri kurang lebih 3200m x 45m. Dengan ukuran seperti itu, tidaklah cukup untuk didarati pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380. Hanya beberapa bandara saja di Indonesia yang ukurannya 4000m x 60m. Namun itu cukup wajar mengingat wilayah Indonesia adalah kepulauan yang sangat membutuhkan bandara kecil untuk penerbangan perintis. Ukuran landas pacu pun tidaklah mutlak karena juga dipengaruhi iklim, semakin tinggi suhu yang berada di sekitar bandara, maka semakin panjang pula landas pacu yang diperlukan.

Landas pacu

Penamaan

Setiap landas pacu di seluruh bandara di dunia memiliki nama yang disesuaikan dengan arahnya. Yaitu dimulai dari 01 hingga 36 ini diambil dari 10 hingga 360 derajat. Jika disesuaikan dengan mata angin maka: 09 ------ untuk arah timur 18 ------ untuk arah selatan 27 ------ untuk arah barat 36 ------ untuk arah utara Misalnya, suatu bandara memiliki landas pacu 07/25. Loh, dari mana tanda / dan angka 25? Dikarenakan landas pacu bisa digunakan dua arah, maka penamaannya juga ada dua arah yang dipisahkan tanda garis miring dengan selisih 18. Pada contoh diatas, landas pacu tersebut memiliki arah kurang lebih timur laut dan kurang lebih barat daya. Lain cerita jika pada suatu bandara memiliki landas pacu paralel atau sejajar. Tidaklah mungkin memberi nama dua atau lebih landas pacu dengan nama yang sama walaupun arahnya sama karena akan membingungkan pilot. Lalu bagaimana? Jika ada landas pacu yang sejajar, maka akan diidentifikasikan dengan L untuk left, C untuk center, dan R untuk right dibelakang angka. Misalnya, suatu bandara memiliki tiga landas pacu yang sejajar, yang satu bernama 09L/27R, 09C/27C, dan yang ketiga bernama 09R/27L. Penjelasan: Sudah pasti ketiga landas pacu memiliki angka yang sama yaitu 09/27 karena, jelas, ketiganya merupakan landas pacu yang sejajar. Kalau dikonversikan ke arah mata angin, maka 09 untuk arah timur dan 27 untuk arah barat. Pada ketiga nama tersebut, perhatikan saja pada bagian 09L, 09C, dan 09R. Lalu cobalah bayangkan Anda menghadap timur dan didepan ada tiga landas pacu paralel tadi. Anda akan mendapatkan tiga kedudukan yang berbeda, kiri, tengah, dan kanan. Nah, nama landas pacu itu disesuaikan dengan kedudukannya. Begitu juga jika Anda mengarah ke barat, yang terdapat landas pacu 27R, 27C, dan 27L. Sebagai tambahan, Anda dapat mencari suatu bandara (misalnya Bandara Internasional Soekarno-hatta) di Wikipedia, lalu cari bandara tadi di Google Maps. Dan pada Google Maps lihat nama landas pacu dari bandara tersebut (terletak di kedua ujung pada landas pacu). Kemudian bandingkan namanya dengan nama landansan pacu di Wikipedia.

You might also like