You are on page 1of 9

Hydrothermal

Masalah air. Umumnya fluida hidrothermal itu air, namun dikatakan hydrothermal pada proses epithermal bertemperatur 150-300 celcius, padahal dikondisi seperti itu air harusnya berwujud gas!!, terus gimana? Dari gambar tersebut bisa dijelaskan dengan naiknya tekanan air akan tetap bersifat cair juga jika temperatur lebih dari 100 celcius. Nah sekarang tekanan itu berasal dari mana? mungkin dari tekanan makin kebawah permukaan makin tinggi tekanannya mungkin tekanan yang dihasilkan batu yang diatasnya mungkin juga karena pori yang relatif kecil terhadap jumlah fluida sehingga tekanan makin tinggi Air magmatik Asal air bisa berasal dari penurunan magma yan gmengintrusi kerak yang dinamakan air juvenile. Magma hasil dati perbedaan tektonik akan menyebabakan juga perbedaan juga pada kandungan air. air banyak muncul di mamgma granitik, hasil dai dehidari mineral pada kerak yang melebur dari magma. Konsep dari dehidrasi melring dimana peleburan terjadi tanpa keberadaan air bebas dibatuan dianggap sebagai model dari pembentukan granite di kerak bumi. Proses ini dijelakaskan oleh 3 mineral muskovit, biotit, dan hornblende. Daya larut H2O pada magma silikat Merupakan batas maksimal kandungan h2o yang dapat larut pada mgama. Daya larut h2o ditentukan oleh tekanan dan temperatur. Tapi tekanan lebih menentukan. Pelatutan h2o di air membentuk gugus OH. Magma granite dibanding basalt lebih tinggi daya larut di magma granite.karena kandung O pada magma basalt lebih rendah dibanding magma asam. Namun pda tekanan yang tinggi daya larut h2o tidak bergantung pada komposisi magma. Model Burnham

Pentingnya zona saturasi h20 pada amagma adalah taunya tempat pembentukan dan lokalisasi dari pagian atas intrusi granite yang diketahui sebagai zona mineral bijih. Ketika magma granitic mengkristal kumpulan cairan didominasi oleh mineral anhydrous dan konsentrasi dari unsur pelarut yang ridak kompatible termasuk air akan increase. Kristalisasi dari magma granitic dari mineral hydrous seperti akan membuat magma makin jenuh air . ???

PHORPYRY!!!! PROPHIRY SYSTEMS, fossils and active ephitermal system Sistem bijih pada sistem propiri berasal dari temperatur tinggi fluida magmatik hidrothermal dan disebut porpiri karena teksturnya porpiritik. Endapan porpiri dicirikan dengan tonnase yang besar tapi kadar yang rendah. Dan tipe dari sulfida terjadi secara diseminasi dan atau pada stokwork atau veins. 3 penciri utama porphyry a. Tingginya volume batuan terpenagruh oleh alterasi minerlasisai hidrothermal b. Mineralisasi terkait dengan tubuh intrusi, yang mana menghasilkan tekstur propiritik c. Kemunculan veins dan stockwork, yang hadir bersama sulfida terdiseminisasi dengan Fe, Cu, Mo, Au

Studi dari inklusi fluida pada sistem porfiri mengindikasikan ada 3 kelas a. Hypersaline, NaCl > 40% b. High salinity fluids. NaCl antara 10-25% c. Low salinity fluids, NaCl kurang dari 10% Selanjutnya diketahui bahwa fluida hipersalin merupkan turunan dari magma. Lowell Guilbert Zona alterasi hidrothermal potasik, philik, argilik, dan propilitik. Mineral penciri pada potasik adalah ortoklas dan biotit. Zona potasi mengandung kumpulan variasi kombinasi dari kuarsa, k feldspar, biotit, secricite, anhidrite, pirit, calcopirit, bornite, magnetite dan molibdenit yang berasal dari fluida hidrotermal magmatik akhir. Alterasi umumnya penggantian dari biotit primer dan feldspar. K feldspar membentuk uratmikto mengisi dan mengantikan feldspar. Biotit hidrothermal tterbentuk mengisi mikrofrakture dan ditemni ileh calcopirit dan anhidrit mengantikan feldspar, sebagai kristal euhedral atau sebagai masa dasar.

Zona pilik disebut juga QSP, kontak antra pilik dan potasik adalah gradasional. Alterasi disebakan oleh luluhnya Na, CA, dan Mg dari silikat mineral. Ditemani juga klorite dan kalkopirit. Besi dilepas dari minerla silikat membentuk sulfida besi, atau pirit. Sericrite mendominasi pada bagian yang lebih dalam dari zona ini. Dimana mineral lempung dan mika menjadi berlimpah pada bagian yang lebih luar. Sericite menggantikan mineral primer silika, meskipun kadang masih ditemui k feldspar, jumlah pirit bisa mencapai 30%. Calcopirit mungkin hadir dengan jumlah yang acak. Silisifikasi cukup menonjol. Yang mungkin dihasilkan dari pecahnya mineral silika utama terbawa fluida. Kontak antara pilik dan argilik juga gradasional. Yang dicirikan dengan melimpahnya mineral lempung kaolinite, illite, dan montmorilonite. Terjadi selama fasa kondisi alterasi asam berlaku dan pelepasan kation ekstensif, plagioklas dan K feldspar terubah menjadi kaolinit. Pirit hadir sangat sedikit. Pembentukan mineral mineral pada arigilik terkait dengan terbatasnya keterdapatan jumlah K, Ca, dan Mg. Zona propilitk merupakan zona alterasi yang paling luas. Mengandung kloritem epidote, pirit, calcite, minetal lempung. Pirit sangat berlimpah namun kalkopirit jarang. Chlorite and carbonate generally replace biotite along cleavages, whereas epidote and calcite occur as fine granules in plagioclase, or associated with montomorillonite replacing amphiboles. Model dioriet Sistem profiri yang berasosiasi dengan konposisi dioritik dan syenitik akan menghasilkan model yang berbeda dengan model yang lebih felsik. Mafik pada batuan intrusi akan memainkan perannya pada mineral yang terbentuk dan aspek geokimia pada saat alterasi mineralisaisi. Contohnya altersi pilik jarang ditemukan dimana potasik dan propilitik yang menonjol. Ditemukan pada busur kepulauan. Alterasinya dipengaruhi oleh K+ dan H+ pada Na2O dan K2O. Zona potasik pada diorite model dicirikan dengan dominannya biotite dan klorite dengan sedikit k feldsapr. Klorite menggantikan sericite di model diorite dan albite menggantikan ortoklas. Alterasi pilik jika hadir akan terkembangkan dengan buruk. LTERASI PROPILITIK DICIRIKAN DENGAN KLORITE EPIDOTE ALBITE KARBONATE. Pada tipe diorite, diseminasi kalkopirite penting dan cenderung berada pada zona potasik. Bornite, magnetite juga umum muncul pada tipe diorite.

EPITHERMAL!!! 2 jenis high dan low sulfidation yang mengaju pada keadaan oksidasi dari sulfur pada fluida bijih, kimiawi, dan pH yang mana terkait pada alterasi yang terjadi.

High sulfidation umunya ditemukan diantara atau dekat dengan aktivitas vulkanisme itu sendiri. Fluida yang ada merupakan hasil dari magma sebagai produk dari gas dan saturasi fluida didalamnya. Fluida sangat asam ph 1-3 dan teroksidasi, membawa oksidasi dari S4+ atau S6+ sebagai SO2 atau HSO4- pada larutan. Fluida yang mendidih membuat SO2 dan CO2 terpartisi menjadi gas sehingga menyisakan ion H+ yang membuat larutah menjadi lebih asam hingga pH 1. Fluida yang sangat asam ini bisa meluluhkan element2 pada batuan vulkanik atau sedimen sehingga menghasilkan tekstur vuggy quartz dan alterasi tipe argylik. Low sulfidation berasosiasi dengan fluida yang menghasilkan manifestasi geothermal seperti hot springs. Fluida ini lebih dominant dengan air meteroik, meskipun sedikit tercampur dengan fluida magmatik. Sehingga terbentuknya ga terlalu dekat dengan lokasi aktivitas vulkanisme. Fluida ini cenderung mendekati netral dan mempunya salinitas rendah.

Mekanisme Terbentuknya Emas Ion ligand mempnyai peran untuk melarutkan emas pda larutan. Pada kondisi reduksi dimana pH mendekati neutral, Au cenderung di transportasi sebagai Au(HS2) dan ini merupakan pergerakan dalam bentuk low sulfidation. Perbedaan dengan yang bertemparatur tinggi dan larutan lebih asam, emas ditransportasikan dalam bentuk Au(Cl2) dan ini merupakan lingkungan high sulfidation. Karena perbedaan kondisi dari 2 tipe ini, makan selanjutnya kontrol kimia dan fisika pengendapan emas dari fluida hidrothermal juga bisa berbeda. Untuk low sulfidation endapan emas terkati dengan 2 proses penciri evolusi fluida pada suatu lingkungan yaitu mendidih dan mencampurnya dengan fluida lain. a. Mendidihnya fluida bijih menyebabkan h2s berubah menjadui fasa gas yang menyebabkan terbentuknya Au(HS)2. b. Bercampurnya airmeteroic dengan fluida bijih mebuat terjadinya presipitasi emas dengan reaksi

Au(HS)2+8H2OAu+2SO42+3H++7.5H2 Untuk high sulfidation, mekanisme pengendapan Au lebih komplek. Bisa berasosisasi dengan ligand HS dan Cl. Memungkinkan kalau Au tertransportasi bersama Cu pada keadaan gas. Jika berasosiasi dengan ligand bisulfide maka mekanisme sama dengan low sulfidation. Namun jika dengan cloride, pendidihan dan ekstrasi dari oksidasi sulfur akan berefek pada fasa gas. Pencampuran fluida bijih dengan air metereok akan menetralkan pH yang juga penting untuk terbentuknya presitipasi emas, kareana akan mengubah pH dan salinitas pada fluida bijih. Model pembentukan foramasi bijih ada 2 tahap. Yang pertama panas dari fuida asam magmatik yang berpotensi meluluhkan host rocks untuk membentuk vuggy quartz. Fasa gas juga dapat bercampur dengan air meteroic untuk membentuk fluida asma sulfat dimana kelarutan Au menjadi rendah. Yang kedua porositas den permeabilitas terbentuk selama proses alterasi yang penting untuk menjadi tempat pengendapan lapisan metal. Subsequent ore deposition can occur in one of two ways. A hot, acidic, and saline ore fluid, carrying gold as a Au(Cl) 2 complex, could be derived directly from the subjacent magma and move directly up into the alteration zone. Ore precipitation would occur as a result of mixing and dilution of this fluid by cooler meteoric waters (Figure 2.23b). Alternatively, it is suggested that Cu and Au are initially removed from the magma in the vapor phase and that these metal charged gases mix with heated ground waters circulating around the intrusion to form a low salinity fluid in which gold is transported as Au(HS). This fluid would then precipitate metals by boiling in the near surface environment, or mixing with meteoric waters, or both. PEGMATITE!!! Umumnya dianggap sebagai batuan yang terbentuk dari magma yang mungkin telah terkristalisasi dengan keberadaan fluida aqeous magmatik. Sebagai batuan yang sangat kasr, berasosiasi dengan granits dan berisikan mineral pembentuk batuan granits. Beberapa pegmatite terbentuk dari hasil derajat kecil partial melting dan membentuk minor dike. Namun beberapa pegmatit ada yang tidak dari hasil water saturated kristalisasi granit. Asal pegmatit Burnham model menjelaskan tentang genesa pegmatit dan kristalisasi dan mineralisasi granits secara umum. Dengan penambah H2O Entar dulu pegmatitenya GREISEN!!!! The term greisen refers to an assemblage of quartz muscovite, accompanied by varying amounts of other distinctive minerals such as fluorite, topaz andtourmaline.

Greisenisation was defined by Shcherba (1970) as the high tempera-ture, postmagmatic alteration of rocks by volatile-rich solutions associated with the cooling of granitic intrusives. Burt (1981, p. 832) defined greisenisation as hydrothermally altered granitic rock consisting of a mixture of quartz andmica (normally lithian), with variable topaz, tourmaline, fluorite or other F- or B-rich minerals These processes involve the concentration of volatile components such as F, B, Li, and the progressive concentration. ions in a cooling granite body. Greisen systems are normally associated with Sn, W, U, Mo, Be, Bi, Li and F mineralisation.

You might also like