You are on page 1of 5

Internet Sehat Secara umum, kebutuhan internet ada dua. Pertama, masalah koneksitas (bukan konektivitas).

Harus cepat, tidak lambat. Masalah kecepatan biasanya dipecahkan oleh beberapa internet provider terpercaya. Contohnya Produk Telkom Speedy. Dengan nama yang sudah speedy (si cepat), maka tak mungkin koneksinya lambat selambat sepeda. Apalagi yang diharapkan, selain wus wus wus... Jika sudah mendengar kata speedy, makatop of mind akan mengatakan. Telkom. Internet. Cepat. Masalah kedua adalah kenyamanan dan keamanan. Lazim, ini terkait dengan keamanan penggunaan yang tidak lebay. Berlebih-lebihan. Bukan hanya mengenai batasan waktu browsing, tapi juga APA yang di-browsing. Dan ketika salah klik jangan sampai konten yang tak cocok untuk anak usia 17 tahun kebawah dibuka (atau terbuka). Selain itu, perilaku ber-internet yang tidak baik (dan tidak waspada) dapat membawa berbagai macam Malware ke komputer kita, juga kemungkinan terkena jebakan betmen ala cyber crime sangat mungkin terjadi. Internet-an, tak hanya cepat aksesnya, tapi juga harus aman dan nyaman. Terminologi sehat ada sebagian disini. Penanganan agar penggunaan internet sehat dari sisi teknis cukup gampang. Saat ini paketinternet sudah banyak aplikasi-aplikasi filter dalam menyaring konten situs porno dan mengarah kesana. Juga program utak-atik dan pem-blok berbagai serangan jahat ke dalam komputer lokal dari internet. Blok ke website dengan kata kunci tertentu pun bisa dilakukan. Juga pencegahan bisa dilakukan dengan memasang Nawala dan via sistem operasi yang sudah children friendly seperti Perisai Anak.

Guru mata pelajaran terkait Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) selaku administrator harus pandai-pandai untuk melakukan oprek terhadap fasilitas internet di sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Ini terbilang sehat, tapi ini juga termasuk sehat dari si dokter bukan dari si pasien alias pengguna. Dokter dan praktisi kesehatan selalu mengatakan daripada mengobati, lebih baik mencegah. Mencegah dengan melaksanakan pola hidup sehat. Lalu, hubungannya dengan pemanfaatan internet adalah bagaimana kita berinternet dengan sehat melalui pola pemakaian yang sehat pula. Pemakaian yang sehat bisa berarti banyak hal. Paling aman adalah tidak berniat membuka hal-hal yang negatif. Kemudian, dalam kaitannya dengan internet di sekolah, dan untuk kebutuhan sekolah, tentu bermain internet dengan mencari berbagai media pembelajaran di internet. Di internet-lah semua bisa didapatkan. Mencari ilmu pengetahuan terkait pelajaran di sekolah. Namun bukan sekedar ber-facebook ria atau membuka twitter disana. Walau tulisan ini bukan membahas secara detil mengenai aplikasi-aplikasi media sosial dan bagaimana sehat dalam ber-jejaring sosial, tapi yang jelas, semua tempat ada aturannya. Ada netiket-nya. Nah, netiket ini perlu disampaikan oleh guru-guru di sekolah kepada para siswa.

Berinternet sehat berarti ber-internet yang nyaman, aman dan bertanggungjawab. Paling tidak, beberapa tips trik internet sehat perlu diajarkan ke para pelajar agar mereka aman nyaman ber-internet. Bagi orangtua, juga tak terlalu khawatir lagi.

Tips dan trik seperti apa yang perlu disampaikan ke pelajar, dengan sistematis bisa juga diberikan informasinya dengan mengambil tip trik dari gerakan internet sehat. Tentu para guru harus ikutan sehat dulu sebelum menyehatkan pelajar. Tentu tak etis kalau guru TIK suka mengunduh dan mengoleksi gambar porno, memarahi siswa di wall facebook dan seterusnya. Atau melecehkan diri sendiri dengan bertindak tidak baik dalam berinteraksi dan berkomunikasi di media internet, dan itu diketahui siswa. Masuk akal kan? Para guru bisa berperan untuk mengarahkan anak didiknya untuk berperilaku sehat sesuai tip trik tersebut. Bahkan, langsung mengarahkan anak didik untuk membuka website-nya dan mem-follow twitternya. Paling tidak ini hal yang paling sederhana dapat dilakukan seorang guru dalam mengajari anak ber-internet yang sehat. Tak cuma mengajari browsing lewat pembelajaran di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Silabus dan yang lebih luas, kurikulum. Ber-internet sehat bagi guru yang sehat dan siswa yang sehat akan lebih mudah. Guru yang sehat bukan berarti makan tiga kali sehari dengan menu empat sehat lima sempurna, tapi juga memiliki pengetahuan, kompetensi dan, menurut Prof Arif Rahman lagi nih, perlu ada :Kemutakhiran. Ya betul. Kalau tak punya laptop/notebook/netbook, mana bisa seorang guru disebut mutakhir. Kalau tak bisa berbahasa inggris, yang mana di dunia internet lebih banyak informasinya bahasa global tersebut, ya tak mutakhir. Akan kalah dengan generasi digital native, anak-anak yang lahir di tahun 1990-an ke atas. Anak didik kita di TK, SD, SMP dan SMA sekarang. Alhamdulillah, ada program PC for Teacher yang didalamnya sudah ada banyak materi-materi pembelajaran. Dapat juga pelatihan gratis khusus guru, juga pelatihan Open Office, aplikasi perkantoran yang powerful di komputer dengan sistem operasi Linux. Guru bisamembeli mengangsur paket ini, langsung terkoneksi internet via speedy dengan paket speedy sosialia yang UNLIMITED. Tak tanggung-tanggung, tiga bulan gratis, bow ! Kemudian yang kedua, pelajar yang sehat. Punya karakter dasar moral yang kuat, ditambahkan nilai-nilai lingkungan yang religius dan berwawasan intelektual. Pembangunan karakter ini kolaborasi antara di rumah (dan lingkungan tempat tinggal) dan di sekolah. Ber-internet sehat secara praktis, adalah tips trik bagaimana pelajar mendapatkan pengetahuan seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya dari dunia internet. Tak mencakup urusan berselancar (browsing) saja, tapi juga bagaimana berinteraksi di dunia maya. Ini antara lain perlu terus menerus ditingkatkan. Untungnya ada

organisasi semacamICT Watch dan kampanye Gerakan Internet Sehat-nya. Dipadukan dengan kampanye Internet Masuk Desa dan Internet Masuk Sekolah, dan juga kampanya PC for Teachers, maka gaung Internet Sehat pun akan semakin kuat.

Dalam konteks ke-Indonesiaan, semua sudah mahfum kalau kebangkitan teknologi informasi merupakan syarat untuk dapat berdiri sejajar di percaturan teknologi dunia yang semakin nyata di depan kita. Ya, Indonesia bisa maju, dan Dunia pun dalam genggaman. Loh, apa nih hubungannya?
Ketika komponen paling utama dan motor pergerakan bangkitnya bangsa ini, yaitu Generasi Muda-nya tidak rusak, bahkan semakin lama semakin cerdas, tentu Indonesia akan bangkit. Di sana ada guru-guru pendidik yang berjasa memberikan ilmu ke pada siswa-siswi mulai dari kertas kosong menjadi kertas penuh warna. Diisi dengan karakter positif religius dan diisi dengan tekad intelektual. Tak akan lama, dengan visi dan generasi cerdas tanpa batas, apalagi mengingat dunia sudah tak berbatas (The World is Flat kata Thomas Friedman), generasi muda kita bisa bersaing dan menjadi pemenang.

Menurut saya tak lama, mungkin hanya dalam beberapa belas tahun saja. Bukan hanya motto Telkom yang menyebut world is in your hand (dunia dalam genggaman-mu), tapi itu adalah bagian dari visi generasi muda bangsa ini. Dan ternyata, kita bagian dari mimpi yang sama. Tetap sehat, tetap semangat, dan genggam dunia dengan perilaku sehat di mana pun. Baik di dunia maya dengan internet sehat, maupun di dunia nyata dengan hidup sehat dan ber-karakter religius. Saya yakin generasi muda kita mampu!

You might also like