You are on page 1of 19

PENDIDIKAN

PANCASILA

Dosen Pembina:Dra.Nina Nurhasana

DISUSUN OLEH:

RUSLAN MAJID MAUROL NIM:1815118531

PROGRAM PENDIDIKAN GURU TERINTEGRASI(PPG-T)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PGSD UNJ

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM . Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis terima dengan tangan terbuka.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta,15-05-2012 Penulis

=Ruslan majid maurol=

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..I DAFTAR ISI....II BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang..........1 B. Perumusan Masalah..........2

BAB II. PEMBAHASAN A. Hak Asasi Manusia.3 1. Sejarah Hak Asasi Manusia...........3 2. Perbedaan Prinsip Antara Konsep HAM Dalam Pandangan Islam dan Barat....4 3. Prinsip-Prinsip HAM6

B. Demokrasi Dalam Islam a. Pengertian.9 b. Demokrasi dalam Ajaran Islam.9


c. Hubungan Antara Demokrasi Dalam Islam.13

BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan 14 B. Saran...14 DAFTAR PUSTAKA.15

II

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan adanya berubahan zaman sekarang ini, banyak perubahanperubahan yang terjadi dikalangan masyarakat diantarannya tidak tertanamkannya rasa kemanusian,rasa keadilan, hak mengeluarkan pendapat dan menurunya nilainilai keagamaan dikangan masyarakat .Ini mungkin menjadi tanda Tanya besar bagi kita factor apakah yang mempengaruhi sehingga terjadi kejanggalan , perubahan tindakan yang anarkis terjadi dikalangan masyarakat dan bagai mana cara untuk menganti sipasinya.

Namun meskipun banyak perubahan yang terjadi, kita tidak boleh berpangku tangan, hanya menatap dari jauh ,serta menjadi penonton yang setia melihat perubahan tersebut.Tapi kita harus berpikir dan berbuat bagai mana cara untuk menganti sipasi semua perubahan itu agar kehidupan dimasyarakat benar-benar aman dan tentram , terkendali ,teratur dan tercipa kehidupan yang rukun antar masyarakat.

Salah satun caranya adalah dilakukannya sosialisasi kepada masyarakat tentang masalah hak asasi manusia dan masyarakat juga berhak untuk mengeluarkan pendapat serta penanaman nilai-nilai keagaman kepada masyarakat. Dengan cara itu insyAllah pasti akan tercpta kerukunan dikangan masyarakat dan tidak akan ada lagi tindakan yang anarkis terjadi dimasyarakat. =1=

B. Perumusan Masalah. Dengan adanya perubahan yang ada dikalangan masyarakat ini merupakan tantangan besar bagi kita bagaimana untuk keluar dari keterpurukan tersbut dan untuk membawah serta menciptakan kerukunan dikalangan masyarakat.

Namun dengan perubahan tersebut harus adanya tindakan yang secepat mungkin untuk menganti sipasinya agar perubahan yang terjadi dikalangan masyarakat tidak berlangsung lama.Dan caranya harus adanya penerapan hak asasi manusia yang baik agar tidak terjadi diskriminasi dalam masyarakat.

Bukan hanya penerapan HAM tapi juga demokrasi dalam masyarakat serta penanaman nilai-nilai keagamaan terhadap masyarakat agar tidak adanya lagi tindakan anarkis dalam masyarakat.Dan untuk yang terahir kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk berubah serta perhatian juga dari pihak pemerintahan tentang masalah kesejatraan untuk masyaraktat, kemudian adanya juga kerjasama antara pihak pemerintahan dengan masyarakat.

=2=

BAB II PEMBAHASAN

A.HAK ASASI MANUSIA


1. Sejarah Hak Asasi manusia
Menurut Jan Meterson dari komisi Hak asasi manusia PBB,Hak Asasi Manusia ialahhak-hak yang melekat pada manusia,yang tanpa dengannya mustahil dapat hidup sebagai manusia.Menurut Baharudin lopa, kalimat mustahil dapat hidup sebagai manusiaHendaklah di artikan mustahil dapat hidup sebagai manusia yang bertanggung jawab.Alasan penambahan istilah bertanggung jawab ialah di samping manusia memiliki hak,juga memiliki tanggung jawab atas segala yang di lakukannya. Hak-hak Asasi Manusia adalah Hak-hak yang di berikan langsung oleh tuhan yang mahaa pencipta(Hak-hak yang bersifat kodrat).oleh karena itu, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya.Meskipun demikian,bukan berarti manusia dengan hak-haknya dapat berbuat semau-maunya, sebab apabila seseorang melakukan sesuatu yang dapat di kategorikan memperkosa hak-hak asasi orang lain ,maka ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.Manusia sebagai makluk tuhan yang maha Esa secara kodrati di anugerahi hak dasar yang di sebut Hak Asasi,tanpa perbedaan antara satu sama lainnya.dengan hak asasi tersebut,Manusia dapat mengembangkan diri pribadi,peranan,dan sumbangannya bagi kesejahteraan hidup manusia.Hak-hak asasi merupakan suatu hak dasar yang melekat pada diri setiap manusia. Di lihat dari sejarahnya,Umumnya paraa pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di mulai dengan lahirnya Magna charta pada tahun 1215 di inggris.magna

charta antara lain mencanangkan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuatan absolut (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri terikat pada hukum),menjadi di batasi kekuasaan nya dan mulai dapat di mintai pertanggung jawabannya di muka hukum. Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal hukum lagi dan mulai bertanggung jawab kepada hukum.

=3= Sejarah mulai saat itu mulai di praktekkan ketentuan bahwa jika raja melanggar hukum harus di adili dan harus di pertanggung jawabkan kebijaksanaannya kepada parlemen.Dengan demikian saat itu mulai di nyatakan bahwa raja terikat pada hukum dan bertanggung jawab terhadap rakyat, walau pun kekuasaan membuat Undang-undang pada saat itu lebih banyak berada di tangannya.Dengan demikian kekuasaan raja mulai di batasi dan kondisi ini merupakan embrio bagi lahirnya monarki konsititusional yang berintikan kekuasaan raja hanya sebagai simbol belaka.Lahirnya Magna Charta ini kemudian di ikuti dengan lahirnya Bill Of Rights di inggris pada tahun 1689.Pada saat itu mulai ada adagium yang di intikan bahwa manusia samaa di muka hukum. Adagium ini memperkuat dorongan timbulnya demokrasi dan Negara hukum.Pada prinsipnya Bill of Rights ini melahirkan persamaan.Perkembangan HAM selanjutnya di tandai munculnya The American Declaration of independence yang lahir dari paham Rousseau dan montes quieu.Selanjutnya pada tahun 1789 lahir pulah The frenchDeclaration, di mana hak-hak lebih dirinci yang kemudian melahirkan The Rule of Law. Dalam The French Declaration antara lain di sebutkan tidak boleh ada penangkapan dan penahan yang semeena-mena, termasuk penangkapan tanpa alasan yang sah dan penahanan tanpa surat perintah,yang di keluarkan pejabat yang sah.Di samping itu di nyatakan juga adanya presumption of innocence,artinya orang-orang yang di tangkap kemudian di tuduh dan di tahan, berhak di nyatakan tidak bersalah,sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.Dalam deklarasi ini juga di pertegas adanya freedom of expression,freedom of religion,right of property,dan hak-hak dasar lainnya.semua hak-hak yang berada di instrument HAM di sebut kemudian di jadikan dasar pemikiran untuk melahirkan perumusan HAM yang bersifat universal,yang kemudian di kenal dengan The Universal Declaration of Human Rightsyang di sahkn oleh PBB pada tahu 2. Perbedaan Prinsip antara Konsep HAM dalam Pandangan Islam dan Barat

Ada perbedaan prinsip antara Hak-hak Asasi Manusia di lihat dari sudut pandang barat dan islam Hak Asasi manusia menurut pemikiran barat semata-mata bersifat antro posentris ,artinya segala sesuatu berpusat kepada manusia.Dengan demikiaan,manusia sangat di pentingkan. Sebaliknya,hak-hak asasi manusia di tilik dari sudut pandangan Islam bersifat teosentris, artinya segala sesuatu berpusat kepada tuhan. =4=

Dengan demikian tuhan sangat di pentingkan.Dalam hubungan ini A.K. Brohi menyatakan: berbedah dengan pendekatan barat,strategi Islam sangat mementingkan penghargaan kepada hak-hak asasi dan kemerdekaan dasar manusia sebagai sebuah aspek kualitas dari kesadaran keagamaan yang terpatri di dalam hati,pikiran dan jiwa pengautpenganutnya.Perspektif Islam sungguh-sungguh bersifat teosentris. Pemikiran barat menempatkan manusia pada posisi bahwa manusialah tolak ukur segalah sesuatu,sedangkan manusia ciptaan Allahuntuk mengabdi kepadanya.Disinilah letak perbedaan fundamental antara hak-hak asasi manusia menurut polah pemikiran barat dengan hak-hak asasi manusia menurut polah ajaran Islam.Makna teosentris bagi orang islam adalah manusia pertama-tama harus menyakini ajaran pokok Islam yang di rumuskan dalam dua kalimat syahadat yaitu pengakuan tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya.barulah setelah itu manusia melakukan perbuatanperbuatan yang baik,menurut isi keyakinannya itu. Dari uraian tersebut di atas,sepintas lalu nampak bahwa seakan-akan dalam Islam manusia tidak mempunyai hak-hak asasi.dalam konsep Islam seseorang hanya mempunyai kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas kepada Allah, karena ia harus mematuhi hukumnya.Namun secara paradoks, di dalam tugas-tugas inilah terletak semua hak dan kemerdekaannya.Menurut ajaran Islam,manusia mengakui hak-hak dari manusia lain,karena hal ini merupakan suatu kewajiban yang di bebankan oleh hukum agama untuk mematuhi Allah (A.K.Brohi, 1982:204). Oleh karena itu Hak Asasi Manusia dalam Islam tidak semata-mata menekankan kepada hak asasi manusia saja, akan tetapi hak-hak itu di landasi kewajiban asasi manusia untuk mengabdi kepada Allah sebagai pencipta Petunjuk ilahi yang berisikan hak dan kewajiban tersebut telah di sampaikan kepada umat manusia semenjak manusia itu ada.Di utuskan manusia pertama(Adam) kedunia mengindikasikan bahwa Allah telah memberikan petunjuk kepada manusia.Kemudian ketika umat manusia menjadi lupa akan petunjuk tersebut,Allah mengutuskan Nabi dan Rasul-nya untuk mengingatkan mereka atas keberadaannya.Nabi

Muhammad SAW di utus bagi umat manusia sebagai Nabi terakhir untuk menyampaikan dan memberikan teladan kehidupan yang sempurna kepada umat manusia seluruh zaman sesuai dengan jalan Allah.Hal ini jelas menunjukan bahwa menurut pandangan Islam,konsep HAM bukanlah hasil evolusi dari pemikiran manusia, namun merupakan hasil dari wahyu ilahi yang telah di turunkan melalui para Nabi dan Rasul dari sejak permulaan eksitensi umat manusia di atas bumi. =5= Menurut ajaran Islam, manusia di ciptakan oleh Allah hanya untuk mengabdi kepada Allah.Tugas manusia untuk mengabdi kepada Allah dengan tegas di nyatakan dalam al-Quran,surat Adz-Dzariyat (51):56, yang terjemahannya sebagai berikut: Tidak kujadikan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaku . Oleh karena itu manusia mempunyai kewajiban mengikuti ketentuan-ketentuan yang di tetapkan oleh Allah. Kewajiban yang di perintahkan kepada umat manusia dapat di bagi kedalam dua kategori, yakni Huququhllah dan huququl ibad. Huququllah (hak-hak Allah) adalah kewajiban-kewajiban manusia terhadap Allah swt yang di wujud dalam berbagai ritual ibadah, sedangkan huququl ibad (hak-hak manusia) merupakan kewajiban-kewajiban manusia terhadap sesamanya dan terhadap makhluk-makhluk Allah lainnya.Hak-hak Allah tidak berarti hak-hak yang di minta oleh Allah karena bermanfaat bagi Allah ,karena hak-hak Allah bersesuaian dengan hak-hak makhluknya. Aspek khas dalam konsep HAM Islam adalah tidak adanya orang lain yang dapat memaafkan pelanggaran hak-hak,jika pelanggaran itu terjadi atas seseorang yang harus di penuhi haknya. Bahkan suatu Negara Islam pun tidak dapat memaafkan pelanggaran hakhak yang di miliki seseorang.Negara harus terikat memberi hukuman kepada pelanggar HAM dan member bantuan kepada pihak yang di langgar HAM-nya, kecuali pihak yang di langgar HAM-nya memaafkanpelanggaran HAM tersebut. 3.Prinsip-Prinsip HAM Prinsip-prinsip HAM yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Rights di lukiskan dalam berbagai dalam berbagai ayat.Apabilah prinsip-prinsip Human rights yang terdapat dalam Universal declaration of Human Rights di bandingkan dengan hak-hak asasi manusia yang terdapat dalam ajaran agama Islam,maka dalam al-quran dan as-sunnah akan di jumpai antara lain,prinsip-prinsip human rights sebagai berikut:

a. Martabat manusia.Dalam al-quran disebut bahwa manusia mempunyai kedudukan atau martabat yang tinggi.Kemuliaan yang di miliki manusia itu sama sekali tidakada pada makhluk yang lain.Martabat yang tinggi yang telah di anugerahkan Allah kepada manusia,pada hakekatnya merupakan fitra yang tdak dapat di pisahkan dari diri manuusia(al-quran surat 17:70;17:33;5:32 dan lain lain). Prinsip-prinsipnya al-quran yang telah menetap manusia pada martabat yang tinggi dan mulia dapat di bandingkan dengan prinsip-prinsip yang di gariskan dalam Universal declaration of Human Rights, antara lain terdapat dalam pasal 1 dan 7 =6= b. Prinsip persamaan.Pada dasar semua manusia sama, karena semuanya adalah hamba Allah.Hanya satu criteria (ukuran)yang dapat membuat seseorang lebih tinggi derajatnya dari yang lain,yakni ketakwaannya (al-quran surat 49:13).Prinsip persamaan ini dalam Universal Declaration of Human Rights terdapat pasal 6 dan 7 c. Prinsip Kebebasan menyatakan pendapat. Al-quran memerintahkan kepada manusia,agar menggunakan akal pikiran terutama menyatakan pendapat yang benar.perintah ini secara khusus di tujukan pada manusia yang beriman,agar berani menyatakan kebenaran.Ajaran islam yang menghargai akal pikiran.Oleh karena itu,setiap manusia sesuai dengan martabat dan fitrahnya sebagai makluk yang berpikir mempunyai hak untuk menyatakan pendapat dengan bebas,asal tidak bertentangan dengan prinsipprinsip Islam dan dapat di pertanggung jawabkan.Hak untuk menyampaikan pendapat dengan bebas dinyatakan dalam UDHR ( Universal Declaration of Human Rights )pasal 19 d. Prinsip kebebasan beragamma.prinsip kebebasan beragama dengan jelas di sebut dalam al-quran surat 2 :256,yang artinya lebih kurang sebagai berikut:tidak booleh ada paksaan dalam agama.prinsip ini mengandung makna bahwa manusia sepenuhnya dengan kebebasan untuk menganut suatu keyakinan atau aqidah agama yang di senanginya.Ayat yang lain berkenaan dengan prinsip kebebasan beragama terdapat dalam al-quran surat 88: 22dan 50: 45. Dari ayat-ayat tersebut dapat di simpulkan bahwa Agama Islam sangat menjunjung tinggi kebebasan beragama.Hal ini sejalan dengan pasal 18 dari UDHR (Universal Declaration of Human Rights),yang berbunyi:setiap orang berhak untuk mempunyai kebebasan berpikir,keinsyafan batin,dann beragama. e. Hak atas jaminan sosial.Dalam al-quran banyak yang di jumpai ayat-ayat yang tingkatt dan kualitas hidup minimum bagi seluru masyarakat Ajaran tersebut antara lain adalah kehidupan fakir miskin harus di perhatikan oleh masyarakat ,terutama oleh mereka yang punya(QS, 51: 19, 17: 24); kekayaan tidak boleh di nikmati dan berputar di antara orang orang kaya saja (QS.104 : 2); Jaminan social harus di berikan, sekurangkurangnya pada mereka yang disebut dalam al-quran sebagai pihak-pihak yang berhak atas jaminan social (QS.2: 273, 9:60).Dalam al-quran juga din sebutkan dengan jelas perintah bagi umat Islam untuk melaksanakan zakat pada pihak-pihak yang memerlukan.Tujuan Zakat adalah untuk melenyapkan kemiskinan dan menciptankan pemerataan pendapatan bagi segenap anggota masyarakat.Apabilah jaminan social yang ada dalam al-quran diperhatikan jelas sesuai dengan pasal 22 dari UDHR, yang berbunyi

setiap orang sebagai anggota masyarakat mempunyai hak atas dasar jaminan social. f. Hak atas harta benda.Dalam hukum Islam hak milik seseorang sangat di junjung tinggi. Sesuai dengan harkat dan martabat, jaminan dan perlindungan terhadap milik seseorang merupakan kewajiban penguasa. =7= Oleh karena itu,siapa pun juga bahkan kewajiban sekali pun.tidak di perbolehkan merampas Hak milik orang lain, kecuali untuk kepentingan umum,menurut tata cara yang telah di tentukan lebih dahulu(Muhammad daud ali,1995:316).Hal ini sesuai dengan pasal 17 dari Universal Declaration of Human Rights,yang bunyinya: 1.Setiap orang mempunyai Hak milik,baik sendiri maupun bersama orang lain. 2.Tidak seorang pun Hak miliknya boleh di rampas dengan sewenang-wenang.f Dalam rangka memperingati abad ke-15 H,pada tanggal 21 dzulkaidah atau 15 september 1981 pada ahli hukum islam mengemukakan Universal Islamic Declaratio of Human Rights yang di angkat dari Al-quran dan sunnah Nabi Muhammad SAW.pernyataan HAM menurut ajaran Islam ini terdiri dari XXIII bab dan 63 pasaal yang meliputi seluru aspek hidup dan kehidupan manusia beberapa halpokok yang di sebutkan dalam deklarasi tersebut antar lain adalah: .Hak untuk hidup,dan Hak untuk mendapatkan kebebasan .Hak atas persamaan kedudukan,dan Hak untuk mendapatkan keadilan Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap penyalahgunaan kekuasaan, Hak untuk mendapatkan perlindungan atas kehormatan dan nama baik. Hak untuk bebas berpikir dan berbicara,dan Hak untuk memilih Agama. Hak untuk bebas berkumpul dan berorganisasi,dan Hak untuk mengatur tata kehidupan ekonomi.Hak atas jaminan social,dan Hak untuk bebas memiliki keluarga dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Hak bagi wanita dalam kehidupan rumah tangga,dan Hak untuk mendapatkan peendidikan . Dalam hubungan ini perlu di kemukakan pendapatahmad zakir yamani tentang persamaan kedudukan sebagai warga Negara adalah tidak adanya perbedaan antara seorang warga Negara dengan warga Negara lain dalam melaksanakan hak-hak dan kewajiban.Persamaan itu adalah persamaan dalam perilakuan dan perlindungan hukum,persamaan hak dan kesempatan untuk memilki keyakinan,persamaan kedudukan di depan hukum dan keadilan, persamaan hak untuk mengaku jabatan jabatan umum dan

sebagiannya.contoh-contohpraktis tentang persamaan kedudukan di hadapan hukum dan peradilan dapat di lihat dari perjalanan sejarah hidup nabi dan para sahabatnya.

=8=

Prinsip persamaan inilah yang di usung oleh PBB dan di kenal dengan The Universal Declaration of Human Rights.Tujuan utamanya adalah menekankan hak-hak asasi manusia dan demokrasi. Prinsip persamaan dalam Deklarasi mengandung arti bahwa setiap individu dalam masyarakat mempunyai hak yang sama untuk mendapat kebebasan tanggung jawab,tugas-tugas kemasyarakatan tanpa diskriminasi rasial, asal usul,bahasa,dan keyakinan(agamanya).akan tetapi dalam pelaksanaannya persamaan yang di maksud oleh deklarasi hak asasi manusia yang di kumandangkan itu lebih banyak bersifat teori hukum dari pada kenyataan dalam praktis

B. DEMOKLARASI DALAM ISLAM

a. Pengertian KataDemokrasiyang berasal dari bahasa latin Demos dan cratein atau cratos,kemudian di serap ke dalam bahasa inggris Democracy kini sudah menjadi kosa kata umum yang sudah terbiasa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.pengertian demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan Negara atau masyarakat di mana warga Negara turut berprtisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang di pilih.bahkan pengertian demokrasi sering di sebutkan sebagai suatub pemerintah dari rakyak,oleh rakyat,dan untuk rakyat atau The govermenet from the people,by The people and the people.karena people yang menjdi sentrumnya,maka DEMOKRASI adalah merupakan kedaulatan rakyak. b. Demokrasi Dalam Ajaran Islam Di dalam buku islam and Democracy yang di terjemakan menjadi demokrasi di negara-negara muslim,John L. Esposito dan John O. Voll mengadakan studi komparatif democrasi di Iran,Sudan,Pakistan,Malaysia,Al-jazair,dan Mesir. Menurut Esposito dan Voll kebangkitan islam dan demokratisasi di dunia muslim berlangsung dalam konteks global yang dinamis,Di mana terjadi proses menguatnya

identitas komunal dan tuntutan terhadap partisipasi politik rakyat muncul dalam lingkungan dunia yang begitu kompleks ketika teknologi memperkuat hubungan global, sementara pada saat yang sama identitas lokal, nasional, dan budaya lokal masih sangat kuat memang di akui oleh Esposito dan Voll,bahwa kaum muslim sepakat menempat tauhid sebaagai inti dari ke imanan, tradisi, dan praktik kehidupan islam. =9= Pengakuan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dapat di artikan bahwa bagi kaum muslim hanya ada satu kedaulatan yakni TUHAN. Namun demikian hal ini tidak mengandung arti bahwa dengan demikian islam menolak demokrasi yang intinya adalah kedaulatan rakyat,karena dalam salah satu ayat Alquran umat islam di perintahkan untuk taat pada Allah, Rasul,dan Ulil Amri/pemerintah. Selain itu di dalam islam juga di kenal dengan konsep Khilafah sebagai bentuk kepemimpinan politik masyarakat, syura sebagai tradisi musyawara, ijma sebagai bentuk persetujuan dan ijtihad sebagai bentuk penfsiran mandiri. Kedaulatan mutlak dank e esaan tuhan yang terkandung dalam konsep tauhid dan peranan manusia yang terkandung dalam konsep khilafah memberikan kerangka yang dengannya para cendekiawan belakangan ini mengembangkan teori pemerintahan/politik tertentu yang di anggap demokrasi. Di dalam tercakup definisi khusus dan pengakuan terhadap kedaulatan rakyak, tekanan pada kesamaan derajat manusia, dan kewajiban rakyat sebagai pengemban pemerintah. Dalam penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konsektual islam, banyak perhatian di berikan pada beberapa aspek khususnya dari ranah social dalam politik. Demokrasi islam di anggap sebagai system yang mengukuhkan konsep-konsep islami yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah (syura),persetujuan(ijma),dan penilaian interpretative yang mandiri(ijtihad). Seperti banyak konsep dalam tradisi politik barat, istilah-istilah ini tidak selalu di kaitkan dengan prana demokrasi dan mempunyai banyak konteks dalam wacana muslim dewasa ini. Namun, lepas dari kontes dan pemakaiaan lainnya, istilah-istilah sangat penting yang demokratisasi di kalangan masyarakat muslim. Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifahan manusia. Masalah musyawarah ini dengan jelas juga di sebutkan dalam Al-Quran surat :42 : 28, yang di isi berupa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apapun untuk menyelesaikan urusan mereka yang di pimpinnya dengan cara bermusyawarah. Dengan demikian tidak akan terjadi kesewang-wenangan dari seorang pemimpin terhadap rakyat yang di pimpinnya.

=10= Oleh karena itu perwakilan rakyat dalam sebuah Negara islam tercermin terutama dalam doktrin musyawarah(syura). Hal ini di sebabkan menurut ajaran islam, setiap muslim yang dewasa dan berakal sehat ,baik pria mau pun wanita adalah khalifa Allah di bumi dalam bidang politik, umat islam, mendegasikan kekuasaan mereka kepada pengusah dan pendapat mereka harus di perhatikan dalam menangani masalah Negara. Di samping musyawarah ada hal lain yang sangat penting dalam masalah demokrasi,yakni konsensus atau ijma. Sementara ini ijma(konsensus) telah lamah di terimah sebagai konsep pengesahan resmi dalam hukum islam. Konsensus memainkan peranan yang menentukan dalam pengembangan hukum islam dan memberikan sumbangan sangat besar pada korpus hukum atau tafsif hukum. Namun hampir sepanjang sejarah islam consensus sebagai salah sumber hukum islam cendrung di batasi pada consensus pada cendekiawan,sedangkan consensus rakyat kebanyakan mempunyai makna yang kurang begitu penting dalam kehiupann umat islam. Namun dalam pemikiran umat muslim modern, potensi flexsibilitas yang terkandung dalam konsep consensus akhirnya mendapat saluran yang lebih besar untuk mengembangkan hukum islam dan menyesuaikannya dengan kondisi yang terus berubah. Dalam pengertian yang lebih luas,consensus dan musyawarah sering di pandang sebagai landasan yang efektif bagi demokrasi islam modern. Konsep consensus memberikan dasar bagi penerimaan system yang mengakui suara mayoritas. Beberapa cendekiawan kontemporer menyatakan bahwa dalam sejarah islam, karena tidak ada rumusan yang pasti mengenai struktur Negara Al-Quan, legitimasi Negara bergantung pada sejauh mana organisasi dalam kekuasaan Negara mencerminkan kehendak umat. Sebab ,seperti yang perna di tekankan oleh para ahli hukum klasik , legitimasi pranata-pranata Negara tidak berasal dari sumber tekstual,tetapi terutama di dasarkan pada prinsip-prinsip ijmaatas dasar ini lah consensus dapat menjadi legitimasi sekaligus prosedur dalalam suatu demokrasi islam. Selain syura dan ijma ada konsep yang sangat penting dalam proses demokrasi islam,yakni ijtihad. Bagi para pemikir muslim upaya ini merupakan langka kunci menuju penerapan perinta tuhan di suatu tempat atau waktu. Hal ini dengan jelas di nyatakan oleh Khurshid Ahmad: Tuhan hanya mewahyukan prinsip-perisip utama dan memberikan

kebebasan untuk menerapkan prinsip tersebut dengan arah yang sesuai dengan semangat dengan keadaan zamannya.

=11= Dalam konteks modern, ijtihad dapat bentuk seruan untuk melakukan pembaharuan redikal. Dalam hal ini altaf guahar menyatakan bahwa dalam islam kekuasaan berasal dari kerangka Al-Quran dan bukan berasal dari sumber lain yang mana pun. Tugas para candikiawan muslim saat ini adalah melakukan ijtihad Universal di semua tingkatan. Prinsip-prinsip itu bersifat dinamis, pendekatan kitalah yang telah menjadi statis. Oleh karena itu sudah selayaknya saat ini di lakukan pemikiran ulang yang mendasar untuk membuka jalan bagi munculnya eksplorasi, inovasi, dan kreativitas. Dalam pengertian politik murni, Muhammad Iqbal menegaskan hubungan antara consensus demokratisasi dan ijtihad. Dalam bukunya The Reconstruction of Religious Thought in Islam ia menyatakan bahwa tumbunya semangat republik dan pembentukan secara bertahap majelis-majelis legislative di Negara-negara muslim, merupakan langkah awal yang besar. Pengalihan wewenang ijtihad dari individu-individu berbagai mazhab kepada suatu majelis legislative muslim, yang dalam kondisi kemajemukan mazhab merupakan Satusatunya bentuk ijma yang dapat di terimah di zaman modern, akan menjamin kontribusi dalam pembahasan 15okum dari kalangan rakyat yang memang memiliki wawasan yang tajam. Dalam kaitan ini Iqbal berpendapat bahwa pemerintahan republic tidak hanya sesuai dengan semangat islam,tetapi wajib hukumannya(merupakan keharusan) mengingat munculnya kekuatan-kekuatan baru yang menyerukan kebebasan di dunia islam. Musyawarah,consensus,ijtihad merupakan konsep-konsep yang sangat penting bagi arti kulasi demokrasi islam dalam kerangka ke esaan tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia sebagai khalifahnya. Me kipun istilah-istilah ini banyak di perdebatkan maknanya namun lepas dari ramainya perdebatan maknanya diduniaa islam,istila-istilah ini memberikan landasan yang efektif untuk memahami hubungannya. C. Hubungan antara Demokrasi dalam islam manusia Hubungan antara islam dan demokrasi di dunia kontemporer. Hukum,hak asasi dan demokrasi merupakan tiga konsep yang tidak dapat di pisahkan.hal ini di sebabkan Karena salah syarat utama terwujudnya demokrasi adalah adanya penegakan dan perlindungan Hak Asasi Manusia(HAM). Demokrasi akan selalu rapuh apabilah HAM setiap warga masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM

akan terwujud apabilah 16okum di tegakkan. Dalam ajaran islam,Hukum,HAM, dan Demokrasi dengan jelas disebutkan dalam Al-Quran dan as-sunnah. =12= Dengan demikian manusia sebagai khalifa Allah di bumi akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar,apabilah dia selalu berpegang teguh pada aturan-aturan yang ada dalam Al-Quran dan as-sunnah tersebut.

=13=

PENUTUP

A .KESIMPULAN

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain.

Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundangundangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui 17ias17 acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

D. SARAN Sebagai makhluk 17ias17l kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus 17ias menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.
=14=

DAFTAR PUSTAKA

1. Ali, Mohammad Daud, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan tata Hukum Islam di

Indonesia, Jakarta :PT.Raja Grafindo persadah 1999


2. Brohi, A.K. , Islam dan Hak Asasi Manusia, dalam alraf gauhar, Tantangan Islam ,

Bandung : 1982

3. Departemen Agama RI., Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial, dan politik. Dirjen

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Jakarta : 1996


4. Esposito,J.L. dan voll, J.O., demokrasi di Negara-Negara Islam Problem dan Prospek,

Bandung ; Mizan, 1999

5.

Yamani, Ahmad zaki, Syariat Islam yang kekal dan Persoalan masa kini. LSHK, Jakarta : 1978

=15=

You might also like