You are on page 1of 8

K Khutbah Iidul Qurban, Jumat, 10 Dzul Hijjah 1433/ 26 Oktober 2012 Masjid Baiturrahim Bulusan Ngaglik Sleman

TAQWA DAN IKHLASH ADALAH DASAR BERQURBAN Oleh: Haerul Badri

x 9 . . . . : : . : .


.
Segala puji bagi Allah yang pagi hari ini kita semua berkesempatan mengagungkan kembali asma-Alloh dengan bertakbir , bertahmid , bertasbih , dan bertahlil di masjid Baiturrahim dengan tujuan yang sama, yaitu mencari ridla Alloh swt. Dan semoga ridla Alloh itu meneguhkan pendirian kita, meringankan langkah kita menuju panggilan Alloh melalui suara adzan yang setiap saat mengingatkan kita , mengajak kita untuk bersujud. Kemudian salam dan selawat : kepada Rasul akhirizzaman , penutup segala nabi , dan contoh teladan bagi setiap manusia yang yakin akan adanya hari pembalasan. Dialah Muhammad saw. yang namanya memenuhi bumi dan langit, selalu disebut dalam adzan, dalam shalat, dalam dzikir, dan dalam setiap doa, Nabi pemberi syafaat dengan ijin Alloh pada hari berbangkit. Pagi hari ini kita rayakan hari besar, hari berkumpulnya berjuta manusia yang berbeda bahasa, berbeda warna kulit, dan berbeda suku bangsa, tetapi mereka hadir dg pakaian yang sama, memenuhi panggilan yang sama, dengan ucapan yang sama :


Artinya: Ya Alloh, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.
Sesungguhnya segala puji, segala kenikmatan dan kekuasaan adalah milik-Mu

Demikian juga kita pada pagi hari ini, yang hadir di masjid Baiturrahim tidaklah satu keadaan, mungkin bahasa kita berbeda, mungkin juga asal kita berbeda, pekerjaan kita berbeda dan banyak lagi perbedaan yang lain, tetapi seluruh perbedaan itu disatukan, disaudarakan dan diikat oleh Alloh dan Rasulnya dengan kalimat LA ILAHA ILLALLOH MUHAMMADUR RASULULLOH. Kalimat itulah yang menyamakan derajat manusia di hadapan Alloh, dan manusia manapun tidaklah memiliki kelebihan, keutamaan, keistimewaan dan kekhususan dari yang lainnya, melainkan dengan ketaqwaannya kepada Alloh swt. Pada hari ini segala puji bagi Alloh, kesadaran umat Islam, dusun Bulusan khususnya untuk berqurban demikian besar, telah tercacat 7 ekor sapi yang insyaalloh besuk pagi, Sabtu 11 Dzulhijjah 1433 H, bertepatan dengan 27 Oktober 2012 bersama-sama kita laksanakan penyembelihan hewan qurban. Namun perlu dicacat, bahwa berqurban baik berupa kambing ataupun sapi HARUSLAH atas dasar dua hal: Karena rasa TAQWA kepada Alloh. Alloh memberikan pengajaran kepada kita melalui kisah Habil dan Qabil dengan firman-Nya (al-Maidah: 27):

(7 : )
Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putera Adam (Qabil dan Habil) menurut cerita yang sesungguhnya, ketika keduanya mempersembahkan hewan qurban, maka Alloh terima qurbani salah seorang dari keduanya (Habil) dan qurban yang lain tidak diterima (Qabil), karena itu Qabil berkata kepada Habil: aku pasti membunuhmu. Habil menjawab: sesungguhnya Allah hanya menerima qurban orang-orang yang bertaqwa Qurban Habil diterima karena dilandasi dengan rasa taqwa, semata-mata mencari ridla Alloh. Dia persembahkan hewan yang baik , diqurbankan tanpa mengharap imbalan duniawi, diqurbankan dengan hati yang bersih tanpa menghitung untung dan rugi, tanpa ada rasa bangga dan pamer. Habil hanya berharap: Alloh ridla

K Khutbah Iidul Qurban, Jumat, 10 Dzul Hijjah 1433/ 26 Oktober 2012 Masjid Baiturrahim Bulusan Ngaglik Sleman

menerima qurbannya. Sementara Qabil, dia korbankan hewan yang kurus, dia berqurban dengan mengharap imbalan duniawi, dengan hati yang tidak bersih, dengan menghitung untung dan rugi, maka qurbannya ditolak oleh Alloh. Demikianlah, jika berqurban bukan karena taqwa, maka korbannya hanyalah sampai kepada apa yang menjadi penyebabnya. Karena itu, marilah kita berkorban meniru jejak langkah Habil: berkorban dengan hewan yang baik, yang diperoleh dari hasil usaha yang halal, bersihkan niat dari yang berbau duniawi, jauhkan pertimbangan untung dan rugi, tetapi semata-mata karena taqwa kepada Alloh swt. Dalam ayat lain, Alloh juga berfirman:

(37: )
Darah dan daging hewan itu tidaklah dapat mencapai keredloan Alloh, tetapi ketaqwaanmulah yang dapat mencapainya.

2. Dasar kedua berqurban ialah dengan NIAT yang IKHLASH Telah kita ketahui kisah Ibrahim yang spektakuler, betapapun beratnya, betapapun akal pikirannya tidak bisa menerima keadaan, betapapun orang akan menuduhnya sebagai ayah yang bengis, tetapi kethaatannya kepada Alloh sebagai sesuatu yang tidak bisa ditawar, maka dia laksanakan perintah Alloh itu tanpa ragu, dengan penuh KEIKHLASAN. Maka APAKAH YANG TERJADI? Mari kita simak sekali lagi kisah Ibrahim dan Ismail. Dalam al-Quran surat ashShaf ayat 102-107 Alloh berfirman:


Artinya : Ibrahim berkata : Hai anakku , sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu , maka pikirkanlah apa pendapatmu. Ismail menjawab :Hai Bapakku , lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Insya-Allah kau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala

keduanya berserah diri dan membaringkan ke pelipisnya, maka Alloh menyerunya: Hai Ibrahim, telah engkau benarkan mimpimu. (maka) demikianlah (seperti yang engkau lihat) Kami membalasi orang yang berbuat baik. Sungguh ini adalah ujian yang besar. Telah Kami tebus (keikhlasanmu taat kepada-Ku) dengan sesembelihan yang besar. Dari ayat-ayat di atas terang benerang bagi kita, bahwa keikhlasan Ibrahim mentaati perintah Alloh mengorbankan puteranya, telah membuahkan PENGGANTIAN Ismail berupa hewan qurban yang besar. Inti dari ayat itu ialah kalau kita ikhlash mengurbankan sesuatu yang sangat kita cintai lantaran rasa taqwa kepada Alloh, maka pasti Alloh memberi ganti dengan sesuatu yang lain, yang lebih baik. Maka jika dikaitkan dengan perintah berqurban, maka hendaklah kita berani membelanjakan uang yang kita cintai dengan penuh KEIKHLASAN betapapun sulit didapat agar bisa berqurban. Yakinlah bahwa Alloh pasti mengganti apa dinafkahkan dengan ganti yang banyak. Alloh berfirman dlm QS al-Baqarah:261:


Artinya: Perumpamaan orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Alloh laksana sebuah biji yang tumbuh darinya tujuh tangkai dan setiap tangkai menghasilkan seratus biji dan Alloh melipatgandakan rizki siapa yang dikehendaki dan AllohMaha luas anugerahnya dan Maha Mengetahui

Kaum muslimin/muslimat Melaksanakan ibadah qurban memiliki kemanfaatan yang banyak, di antaranya: Pertama, sebagai salah satu tanda syukur kita kepada Alloh atas rizki-Nya yang tidak terhitung banyaknya. Kesehatan, panjang usia, anak keturunan yang baikbaik, jalan mendapatkan penghidupan dan kesejahteraan, alam semesta seisinya dan lebih penting dari itu adalah hidayah IMAN dan ISLAM yang insyaalloh menghantarkan kita pada ridla Alloh swt. Kedua, berqurban itu benar-benar mendidik kita beramal ikhlas, benar-benar mendidik kita berjiwa sosial, karena berqurban itu SEBAGIAN BESAR, dua per tiganya, bahkan lebih dari itu kita berikan kepada orang lain. Tentulah pemberian

K Khutbah Iidul Qurban, Jumat, 10 Dzul Hijjah 1433/ 26 Oktober 2012 Masjid Baiturrahim Bulusan Ngaglik Sleman

ini, sekali lagi, harus dilandasi hati yang ikhlas, tidak diikuti dengan rasa ria, tidak diikuti dengan sikap atau perkataan yang tidak mengenakkan orang lain, sebab yang demikian itu dapat menghapus pahala amal kita. Alloh berfirman :

(264 : )
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang berdebu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak mendapatkan sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang kafir Keikhlashan jiwa dalam beribadah itu haruslah menjadi sikap hidup, tidak hanya berlaku untuk ibadah qurban saja, melainkan harus mencakup seluruh kegiatan amaliyah baik dalam konteks pribadi maupun sosial.

Sebagai simpulan dari apa yang telah saya sampaikan: Pertama, marilah kita galakkan ibadah qurban selagi masih ada kesempatan, sebagai salah satu tanda syukur kita kepada Alloh atas rizki-Nya yang kerapkali tidak kita syukuri. Bersyukur dengan menyisihkan sebagian rizki yang diberikan Alloh kepada kita untuk berqurban tidaklah akan mengurangi jumlah harta itu. Sama halya dengan Ibrahim yang mengorbankan Ismail tidaklah mengurangi jumlah anak Ibrahim, melainkan Ibrahim mendapati Ismail tetap hidup dan berkembang dewasa. Demikian juga harta yang kita nafkahkan di jalan Alloh, tidak akan membuat kita semakin miskin. Karena itu siapa yang memiliki kelapangan rizki maka berqurbanlah dan siapa yang telah berniat berqurban, hendaklah niat itu diistiqomahi. Niat jangan digagalkan karena orang lain sudah banyak yang berqurban. Membatalkan niat berqurban hari ini boleh jadi berarti menutup kesempatan berqurban pada waktu-waktu yang akan datang, sebab tidak

ada jaminan akan adanya kelapangan rizki dan tidak juga ada jaminan kalau kita menjumpai tahun depan. Adapun bagi mereka yang belum bisa berqurban, maka berniatlah dan berusahalah dengan sungguh-sungguh insyaalloh ada jalan. Dengan demikian, tidak selamanya sebagai MUSTAHIQ, tetapi kali tertentu bisa menjadi MUSTAHAQ. Kedua, Marilah kita berqurban semata-mata karena taqwa kepada Alloh dan mari kita semua mendudukkan diri kita sebagai hamba-hamba Alloh yang ketinggian derajat kita diukur dengan ketaqwaan itu sendiri. Maka jadikan taqwa itu sebagai ruh/spirit dari setiap apa saja yang kita rasakan, yang katakan, dan yang kita kerjakan.

K Khutbah Iidul Qurban, Jumat, 10 Dzul Hijjah 1433/ 26 Oktober 2012 Masjid Baiturrahim Bulusan Ngaglik Sleman

: .
Ya Allah, pagi hari ini kami berkumpul untuk bersembah sujud kepada-Mu Jadikan kami hamba-hamba yang ikhlash menerima agama-Mu Hamba-hamba yang tak ragu menyambut panggilan-Mu dan Rasul-Mu Pancarkan sinar takwa ke dada kami, ke dada anak- cucu kami dan ke dada para pemimpin kami Jangan Kau biarkan hati kami kering dari siraman kasih-Mu Beri kami hati yang cenderung kepada kebaikan, Dan lidah yang senantiasa berdzikir kepada-Mu Ya Allah, beri kami dan anak keturunan kami kemampuan melihat kebenaran sebagai kebenaran untuk kami ikuti. Dan beri kami dan anak keturunan kami kemampuan melihat kebatilan sebagai kebatilan untuk kami jauhi, dan tuntunlah hidup kami ke jalan orang-orang yang bertaqwa kepada-Mu Ya Allah, ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami dosa saudara-saudara kami, dosa anak keturunan kami yang masih Engkau tugasi mengemban kehidupan, dan yang telah Engkau panggil ke sisi-Mu Ya Alloh, jadikan kami dan anak keturunan kami orang-orang yang selalu bersujud dan berpegang kepada syariat-Mu

. : . .

You might also like