You are on page 1of 5

Nama : Iin Windarti (9) Kelas : XII TKJ A Hari/Tanggal : Senin, 14 Januari 2013 I.

Tujuan

Dynamic Routing Topologi 2 Router OS Mikrotik

Pembimbing : Rudi Haryadi, ST Antoni Budiman, S.Pd Mata Pelajaran : Diagnosa WAN Nilai/Paraf :

Siswa dapat mengetahuidan memahami pengertian dari Dynamic Routing. Siswa dapat melakukan implementasi konfigurasi berbagai protocol dynamic routing. Siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam protocol dynamic routing. Siswa dapat melakukan konfigurasi Dynamic Routing pada OS Mikrotik. Siswa dapat melakukan konfigurasi Dynamic Routing dengan protokol RIP dan OSPF pada topologi yang mempunyai 2 router.

II. Pendahuluan Pada jaringan besar yang menggunakan banyak router, dynamic routing merupakan metode yang paling umum digunakan. Mengapa? Karena jika kita menggunakan metode static routing maka kita harus mengkonfigurasi semua router secara manual dan ini tidak mungkin untuk seorang network administrator. Dengan menggunakan metode static routing kita membutuhkan banyak konfigurasi, sedangkan pada dynamic routingkita dapat mengkonfigurasi seminimal mungkin. Jadi sangat dimungkinkan metode dymanic routing untuk mengembangkan bagaimana router berkomunikasi dengan protocol yang digunakan. Dynamic IP routing adalah cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi masukan masukan ke routing table secara manual. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi Routing table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar. Remote network dapat dikategorikan di tabel routing dengan menggunakan protokol dynamic routing. Dynamic routing protocol contohnya sebagai berikut: IP routing protocol ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan:

1. Routing Information Protocol (RIP) RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan. Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada 2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) Kelebihan: support = 255 hop count Kekurangan: Jumlah Host terbatas 3.Open Shortest Path First (OSPF) Kelebihan. Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat Kekurangan. Membutuhkan basis data yang besar. 4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP) Kelebihan. melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan lebih sedikit memori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance

Kekurangan. Hanya untuk Router Cisco 5. Exiterior Gateway Protocol (EGP) Kelebihan. Sangat sederhana dalam instalasi Kekurangan. Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi

III. Alat dan Bahan a. OS Mikrotik 5.8 b. Aplikasi Virtual Box c. Topologi yang digunakan (1 Router) d. 3 buah Virtual Machine (1 Router dan 2 Client), pengujian pertama akan menggunakan protokol RIP dan pengujian kedua akan menggunakan protokol OSPF.

IV. Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Topologi yang akan digunakan menggunakan 1 buah router. 3. Untuk topologi yang menggunakan protokol RIP.

4. Aturlah ip address semua virtual machine untuk Router dan Client seperti topologi dengan menggunakan perintah ip address add address=[ip] interface=[int] dan melihat hasil konfgirasi dengan menggunakan perintah ip address print. a. Router 1

b.

Client 1

c.

Client 2

5. Setelah mengatur IP address router dan client, untuk setiap client harus diberi masingmasing gateway untuk bisa berkomunikasi dengan network yang lain dengan menggunakan perintah ip router add gateway=[ip gateway] dan untuk menampilkan gunakan perintah ip route print.

a. Client 1

b. Client 2

6. Lakukan uji koneksi dari setiap client dengan menggunakan perintah ping [ip address tujuan]. 7. Analisa dan laporakan hasilnya.

V. Hasil Kerja a. Client 1

b. Client 2

VI. Kesimpulan Dynamic Routing hanya dapat diimplementasikan pada topologi yang mempunyai minimal 2 router, karena jika menggunakan 1 router maka dengan hanya menambahkan gateway pada masing-masing client, setiap client dari masing-masing network pada kaki router akan secara otomatis dapat saling berkomunikasi. Karena setiap network tersebut sudah dikenali melalui gateway tersebut.

You might also like