You are on page 1of 6

BERITA Pemerintah Indonesia akan melelang 271 ribu keping harta karun yang diangkat dari kapal karam

di perairan Cirebon pada 5 Mei. Kementerian Budaya dan Pariwisata telah menyimpan 976 item harta peninggalan Kerajaan Tiongkok dan Persia itu untuk negara. Yang akan dilelang 271 ribu item. 90 persen barang tersebut adalah porselin dan 976 barang lainnya disimpan Negara. Sesuai peraturan, barang yang diambil dari Benda Berharga Asal Muatan Kapal yang Tenggelam (BMKT), akan terlebih dahulu diserahkan ke Kementerian Budaya dan Pariwisata. Budpar akan menyeleksi barang yang mana yang akan diambil oleh Negara untuk disimpan di museum. Sisa dari seleksi tersebut, kemudian akan dilelang kepada pihak luar. Hasilnya akan dibagi dua antara pemerintah dan swasta yang ikut andil dalam pencarian harta ini. Pembagiannya sama rata, masing-masing mendapat 50 persen. Nilai pembukaan lelang US$ 10 juta, dengan 271.000 benda yang terbagi dalam 30 jenis harta karun. (Sudirman Saad, Pelaksana Tugas Direktur Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan) Harta karun senilai Rp 720 miliar tersebut diangkut dari perairan Laut Jawa, utara Cirebon, oleh PT Paradigma Putra Sejahtera (PPS) bekerjasama dengan COSMIX Underwater Research Ltd (Cosmix). Pemburu harta karun dari Belgia, Luc Haymens, yang terlibat dalam proyek ini menyatakan, pihaknya perlu menyelam 22 ribu kali untuk mengangkut harta karun itu dari dasar laut dalam rentang waktu Februari 2004 hingga Oktober 2005. Item yang dilego mencakup rubi, mutiara, perhiasan emas, batu kristal dari dinasti Fatimiyah, gelas dari Iran dan porselen indah kekaisaran Cina peninggalan sekitar tahun 976. Rincian harta karun yang dilelang antara lain vas bunga terbesar dari Dinasti Liao (907-1125), barang-barang Yue Mise dari era Lima Dinasti (907-960) dengan warna hijau khusus untuk Kaisar. Selain itu ada juga 11.000 mutiara, 4.000 rubi, 400 safir merah dan lebih dari 2.200 batu akik. (Adi Agung, Direktur Utama PT Paradigma Putra Sejahtera)
BCB peninggalan bawah laut itu merupakan kekayaan yang tak ternilai, karena itu dari sisi arkeologi, ia merupakan jejak budaya peradaban manusia masa lalu, yang merupakan jejak peradaban bangsa. Atas dasar itu, dalam pengangkatan BCB peninggalan bawah laut, harus memenuhi kaedah-kaedah arkeologi. Cara seperti ini, sangat bermanfaat dari ilmu pengetahuan , dari BCB bisa ditelusuri sejarah tentang kapal yang tenggelam, tentang asal-usul barang bawaannya, dan bagaimana peradaban manusia waktu itu. (Nunus Supardi, mantan Direktur Purbakala)

Indonesia sebagai negara kelautan memiliki kekayaan yang luar biasa, tidak saja dari sisi biota laut, tetapi juga benda cagar budaya (BCB), tinggalan bawah laut. Diduga ratusan kapal sejak abad ke-7 hingga abad ke-19 tenggelam dan barang-barang yang diangkutnya menjadi benda cagar budaya. Walaupun pengangkatan BCB itu dibolehkan, namun harus memenuhi kaedahkaedah arkeologi. Pengangkatan BCB di Cirebon yang hasilnya akan dilelang, 5 Mei mendatang, sudah dilakukan dengan kaedah-kaedah arkeologi, sehingga laporan hasil penelitiannya dibukukan. (Surya Helmi, Direktur Peninggalan Bawah Air, KemBudpar)
Potensi bawah laut Indonesia digali orang asing, karena di bidang penelitian arkeologi bawah laut, peneliti Indonesia belum begitu banyak. Karena itu perlu ada pelatihan-pelatihan dan belajar dengan ahli dari Norwegia. Kalau SDM sudah andal, baru teknologi untuk itu dilengkapi. Kalau tak dimulai dari sekarang kapan lagi, jangan dilihat bahwa ekskavasi di bawah laut memerlukan biaya tinggi, sehingga negara tak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan BCB bawah air, kecuali menyerahkannya kepada investor untuk pengangkatan BCB itu. (Siswanto, Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta)

Kaedah-kaedah arkeologi harus menjadi dasar. Karena benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam (BMKT) bukan harga harun sebagaimana dipersepsikan masyarakat, melainkan benda cagar budaya yang harus dilindungi. Yang terjadi main comot saja, sehingga kita sulit mendeteksi, BCB itu asalnya dari mana. (Bambang Budi Utomo, peneliti Pusli Arkenas ) Komentar-komentar dari milis BPPI: Sedih saya mendengar mengenai Harta Karun ini, dan tidak setuju sama sekali dilelang!!! Dimana Kementrian Kebudayaan kita? Kalau Pak Fadel sebenarnya tidak dapat menentukan mengenai ini. Kita seharusnya mengadakan Forum secepat mungkin untuk memberikan usul2 konkrit sebelum Pemerintah tercinta ini mengambil langkah2 yang salah lagi. (Irawati Batangtaris) In short, the level of debate and interest that this auction has created in endangered heritage in Indonesia is deeply inspiring. It raises so many important issues pertaining to museums in particular as to nationalism and civil society such that I think it would certainly make for an important opportunity for BPPI to provide a forum for debate about Indonesian heritage and for all of us to learn more about the work of the Committee for the Recovery and Usage of Precious Goods in Sunken Ships and the Maritime and Fisheries Ministry as well as the role of the Ministry of Culture etc in this. (Jonathan Zilberg) Sebenarnya pemerintah cukup memiliki, menguasai BCB (dalam hal ini BCB bergerak), Satu saja dari setiap jenis nya, untuk digunakan sesuai pasal 5 UU BCB, tidak perlu menguasai seluruh BCB yang di temukan. Bayangkan kalau pemerintah harus menguasai SEMUA BCB yang ditemukan. Mungkin museum se indonesia tidak cukup untuk menyimpan, merawat dan memanfaatkannya lha wong yang ada saja tidak atau belum tersimpan, terawat dan termanfaatkan dengan semestinya, yang penting kita tahu dimana benda2 lainnya berada... sehingga kalau diperlukan untuk penelitian lebih lanjut masih bisa dilacak... (Arya Abieta) Sebaiknya masyarakat Cirebon segera mengajukan protes tentang hal ini. Tidak bisa nilai sejarah dinilai dari besarnya nilai uang belaka. Seharusnya Pemerintah Pusat mengajak Pemda dan masyarakat Cirebon untuk melakukan penilaian benda2 apa yang berharga sebagai pusaka budaya, tidak hanya satu pihak saja. Saya mengajak Bapak & Ibu untuk mendukung gerakan sdr Mustaqim dkk komunitas pelestarian dari Cirebon. Untuk menyelamatkan pusaka bangsa ini. Ada hikmahnya lelangnya ditunda karena tidak ada menyetor uang jaminan. Memang lucu seharusnya kan gaya balai lelang Christie... bukannya pakai prosedur tender pemerintah.... mudah2an tidak ada yang berminat dengan berbagai resiko tuntutan sesuai UU 5/1992. Apakah berita tersebut tidak melanggar Undang-undang No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya? Mungkin ada Bapak & Ibu yang bisa memberikan pencerahan? (Setyanto P. Santosa)

Manusia, Capung dan Lensa


Capung itu pada dasarnya adalah objek yang mudah dan sangat menarik untuk difoto. Corak warna yang sangat beragam dan tekstur tubuh yang detail seringkali menarik mata untuk menikmatinya. Banyak hal yang harus dipersiapkan dalam memotret capung. Baik itu dalam hal kamera dan perlengkapannya, pakaian yang kita pakai, maupun kesabaran.

Persiapan pertama adalah kamera yang akan dibawa. Jangan lupa untuk mengisi baterai malam sebelum berangkat hunting. Baterai kamera adalah hal yang paling esensial dari persiapan ini. Selain itu persiapkan juga setting kamera, disarankan untuk menggunakan modus P, supaya pengambilan gambar bias lebih cepat dilakukan. Setting kamera yang dianjurkan: o Modus P o ISO 100-250 (dalam keadaan siang hari terang) o WB set to Daylight o Raw file o Flash on Dalam modus P, speed dan angka F sudah diatur oleh kamera, sehingga memudahkan kita dalam pengambilan gambar. Sementara ISO yang digunakan diusahakan agar tidak lebih dari 250, untuk menghindari noise. Flash juga sangat penting dalam fotografi makro. Tembakan flash dapat meningkatkan contras dan focus dari gambar yang kita ambil. Jangan lupa juga mengatur White Balance ke Daylight, agar gambar yang didapat tidak terlalu kuning. Namun jika anda ingin bereksperimen dalam pengaturan kamera, hal yang paling perlu diperhatikan adalah: stay on the right exposure. Maksudnya adalah, jangan over maupun under exposure. Yang kedua adalah persiapkan juga lensa jika anda menggunakan DSLR. Nyamannya memotret capung menggunakan lensa makro. Ada dua macam lensa makro, ada Tele Makro seperti Tamron 70-300 f/4-5.6, ada juga yang fixed makro, seperti Canon EF 100mm f/2.8 USM. Perbedaan diantara keduanya dalam pengambilan gambar tentu saja ada. Dalam memotret makro, dalam hal ini capung, akan sangat dibutuhkan mobilitas yang tinggi. Capung adalah hewan yang sensitif, sehingga jika kita membuat gerakan yang terlalu tiba-tiba, capung akan terbang dan mencari tempat yang baru. Maka dari itu, penggunaan tele makro akan lebih membantu, sehingga kita dapat mengambil foto capung dari jarak yang relative jauh. Sedangkan kelebihan lensa fixed macro, ketajaman hasil lebih baik dari tele macro. Penggunaan lensa macro

bukanlah suatu keharusan. Menggunakan lensa KIT (lensa bawaan kamera) sebenarnya sudah dapat memberikan hasil yang memuaskan, hanya saja dengan beberapa kekurangan yang bisa ditutupi oleh lensa macro. Persiapan ketiga adalah hati dan pikiran. Dalam pengalaman kami kebanyakan capung pada pagi hari sangatlah mobile. Pagi hari adalah saat paling baik bagi capung untuk mencari makanan, maka dari itu capung jarang untuk hinggap berlama lama pada pagi hari. Menunggu momen yang tepat adalah salah satu kunci memotret capung. Maka dari itu kesabaran adalah hal yang utama dalam mendapatkan foto capung yang bermakna. Persiapkan lah hati ketika akan memotret capung. Jika anda sudah berangkat dengan mood yang buruk, percayalah hasil foto anda tidak akan mencapai maksimal. Janganlah putus asa hanya karena cuaca yang mendung di pagi hari, capung akan stabil keluar sarang pada pukul 10 dimana matahari mulai menyengat. Namun, tidak cukup hanya dengan niat. Kesabaran sangatlah penting. Dengan sabar, kita bisa mendapat sudut yang pas. Dengan sabar juga, capung akan tidak terlalu kaget dengan kehadiran kita karena kita sudah dianggap tidak mengancam keberdaannya. Karena, semakin sabar akan semakin indah capung yang dapat anda bawa pulang. Mudah kan? Semakin sabar, semakin bagus. Namun, kesabaran ini pun ribuan cobaannya, dari kaki masuk lumpur terlalu dalam, serangga-serangga lain membuat risih, maupun air yang membasahi celana tiba-tiba. Apa yang terjadi ketika anda sudah mendapat sudut yang tepat tetapi tiba-tiba pijakan kaki tenggelam kedalam lumpur? Jangan marah. Sabarlah. Ketika memotret capung, kita harus memposisikan diri sebagai makhluk yang derajadnya lebih rendah. Tidak boleh marah kepada capung. tidak boleh mengganggu capung. Kekesalan itu akan terbayar dengan lunas jika sudah mendapatkan foto yang terbaik. Mungkin terlihat mengada-ada, tapi jika anda sendiri sudah terjun memotret capung, anda akan merasakan sendiri berbagai ajaran yang diberikan capung kepada kita. Jaga semangat, tetap

rendah hati, tetap sabar. Ternyata pesan yang dibawa oleh capung kepada umat manusia begitu bijaksana. Tentu masih banyak pesan yang belum terekspos. Maka, cobalah cintai capung. Capung teman kita!

Oleh: Azis Rahman Satrio Wisanggeni satriopwisanggeni@yahoo.co.id 089680738948 Jl. Danau Bratan Timur I Blok F No. 1 Sawojajar Malang KISAH ASMARA BUNG KARNO Judul: Istri-istri Sukarno Penulis: Reni Nuryanti dkk. Penerbit: Ombak, Yogyakarta Cetakan: Pertama, Juni 2007 Tebal: xi+271 halaman Diskursus tentang Sukarno, memang mengasyikkan. Selain sebagai seorang yang pertama kali menjadi Presiden Indonesia, sosok Sukarno juga dapat dikagumi melalui kecerdasan dan keberanian serta corak pandangnya terhadap kaum Hawa. Buku ini mencoba menyajikan berbagai pandangan penulis terhadap Sukarno dalam memaknai keinginan, kehadiran dan peran perempuan terhadap Sukarno serta berbagai kisah susah senang perempuan-perempuan yang menjadi istrinya. Sebagai sosok lelaki yang normal, Ir Sukarno tidak lepas dari keinginan untuk mencinta dan mendamba seorang perempuan pada umumnya. Bahkan dalam buku autobiografi Cindy Adams ia bilang, I'm a very physical man. I must have sex everyday". Bahkan ia juga pernah mengakui dengan jelas terhadap ajudannya, Bambang Widjanarko, dengan kalimat, "Ya, aku senang melihat wanita cantik. Aku akan merasa lebih berdosa bila pura-pura dengan mengatakan tidak atau bersikap seakan tidak senang. Berpura-pura seperti itu namanya munafik dan aku tidak mau munafik" (Bambang Widjanarko, Sewindu Dekat Bung Karno). Sementara, pengagum Sukarno di luar negeri menjulukinya sebagai A Great Lover. Kali pertama Sukarno menilai perempuan dengan sudut pandang lebih dan kemudian berujung cinta, ketika beliau menapaki usia yang baru 14 tahun (halaman 5). Gejolak cinta yang meluap luap itu kali pertama ditambatkan Sukarno pada hati Rika Meelhusyen, kemudian Pauline Gobee dan berlanjut pada Laura.

Lalu ia mempersunting Utari. Tetapi usia pernikahan Sukarno tidak bertahan lama ketika Soekano dan Utari ngekos di tempat kos Inggit Garnasih, Bandung. Sukarno memulangkan Utari yang kemudian menikahi jandanya Sanusi itu. Selama hidup bersama Inggit kala itu, Sukarno merasa lebih menemukan cintanya dari pada sebelumnya. Seiring berjalannya waktu dan keinginan Sukarno untuk memiliki keturunan, Inggit yang semasa itu mandul merasa terpukul dan lebih baik diceraikan daripada dimadu. Kerena keinginan Sukarno yang begitu kuat, akhirnya Inggit pun diceraikan oleh Sukarno dan kemudian menikahi Fatmawati (halaman 88). Keinginan Sukarno untuk memiliki anak pun terwujud. Selama hidup bersama Fatmawati, Sukarno dikaruniai lima keturunan. Ironisnya, keinginan Sukarno untuk menikah lagi muncul kembali dan keinginan itu pun muncul terlalu tergesa-gesa. Belum genap dua hari setelah Fatmawati melahirkan anak yang terakhir, Sukarno mintai izin untuk merelakan dirinya memadu Fatma dan ia no akan menikah lagi dengan Hartini. Karena kuatir terbakar api cemburu dan setiap hari berperang melawan perasaan sendiri, Fatma minta dirumahkan dijalan Sriwijaya, Kebayoran baru. Setelah menikahi Hartini dan mempunyai dua keturunan, Sukarno pada tahun 1956 menikah lagi dengan Kartini Manopo. Tidak lama setelah kunjungannya ke Jepang, Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi resmi menjadi permaisuri Sukarno. Setelah itu ia kawin lagi dengan Haryati. Pada 1964, Sukarno menikah lagi dengan gadis kelahiran Poso, Yurike Sanger. Lalu Sukarno sang lelaki tangguh ini masih menyempatkan waktunya untuk menikah lagi dengan Heldy Djafar. (Sungatno-35)

You might also like