You are on page 1of 52

DEFENISI

trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat pada gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik, kognitif, psikososial, yang dapat bersifat temporer ataupun permanent.

Cedera Kepala

Brain Injury Assosiation of America, cedera kepala

kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan / benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran, sehingga menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik

EPIDEMIOLOGI
Pada kasus kematian karena cedera trauma kepala merupakan jenis trauma yang terbanyak lebih dari 50% trauma.
Pada pasien yang mengalami trauma multiple kepala adalah bagian yang paling sering mengalami cedera. Pada kecelakaan lalu lintas yang fatal otopsi memperlihatkan pada 75% penderita. Setiap tahun, diperkirakan sekitar 0,3-0,5% penduduk dunia mengalami trauma kapitis dan otak.

Di Amerika Serikat, insiden cedera otak karena trauma diperkirakan 180-220 kasus per 100.000 populasi.

Cedera kepala biasa terjadi pada dewasa muda antara 15-44 tahun. Rata-rata sekitar usia 30 tahun. Laki-laki dua kali lebih sering mengalaminya.

Kurang lebih 33% kecelakaan yang berakhir pada kematian menyangkut trauma kapitis. Orang yang meninggal karena kecelakaan, 40-50% meninggal sebelum tiba di rumah sakit.
Dari mereka yang masuk rumah sakit dalam keadaan masih hidup 40% meninggal dalam satu hari dan 35% meninggal dalam satu minggu perawatan.

1. KULIT KEPALA

Skin atau kulit


Connective tissue atau jaringan penyambung Aponeuris atau galea aponeurotika jaringan ikat yang berhubungan langsung dengan tengkorak Loose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar. Perikranium

2. TULANG TENGKORAK

Terdiri dari kubah (kalvaria) dan basis cranii.

Tulang tengkorak terdiri dari beberapa tulang yaitu frontal, parietal, temporal dan oksipital. Basis cranii berbentuk tidak rata sehingga dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan deselerasi.

3. MENINGEN
Selaput meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari 3 lapisan yaitu :
Duramater

Selaput Arakhnoid
Pia mater

DURAMATER
Duramater terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan endosteal dan lapisan meningeal.

Duramater merupakan selaput yang keras, terdiri atas jaringan ikat fibrisa yang melekat erat pada permukaan dalam dari kranium.

Karena tidak melekat pada selaput arachnoid di bawahnya terdapat suatu ruang potensial (ruang subdura) yang terletak antara duramater dan arachnoid sering dijumpai perdarahan subdural.

SELAPUT ARACHNOID
Selaput arakhnoid lapisan yang tipis dan tembus pandang.

Selaput arakhnoid terletak antara pia mater sebelah dalam dan dura mater sebelah luar yang meliputi otak.
Selaput ini dipisahkan dari dura mater oleh ruang potensial, disebut spatium subdural dan dari pia mater oleh spatium subarakhnoid yang terisi oleh liquor serebrospinalis.

Perdarahan sub arakhnoid umumnya disebabkan akibat cedera kepala.

PIAMATER
Pia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri.

Pia mater adalah membrana vaskular yang dengan erat membungkus otak, meliputi gyri dan masuk ke dalam sulci yang paling dalam.

Membrana ini membungkus saraf otak dan menyatu dengan epineuriumnya.

Arteri-arteri yang masuk kedalam substansi otak juga diliputi oleh pia mater.

4. OTAK

Otak Otak terdiri dari beberapa bagian yaitu:

suatu struktur gelatin dengan berat pada orang dewasa sekitar 14 kg.
proensefalon (otak depan) terdiri dari serebrum dan diensefalon mesensefalon (otak tengah) rhombensefalon (otak belakang) terdiri dari pons, medula oblongata dan serebellum.

Fisura membagi otak menjadi beberapa lobus.

Lobus frontal berkaitan dengan fungsi emosi, fungsi motorik dan pusat ekspresi bicara. Lobus parietal berhubungan dengan fungsi sensorik dan orientasi ruang. Lobus temporal mengatur fungsi memori tertentu. Lobus oksipital bertanggung jawab dalam proses penglihatan.

Mesensefalon dan pons berfungsi dalam kesadaran bagian atas berisi dan kewapadaan. sistem aktivasi retikular
Pada medulla oblongata

terdapat pusat kardiorespiratorik.

Serebellum

bertanggung jawab dalam fungsi koordinasi dan keseimbangan.

5. CAIRAN SEREBROSPINAL

Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus dengan kecepatan produksi sebanyak 20 ml/jam.
CSS mengalir dari dari ventrikel lateral melalui foramen monro menuju ventrikel III, dari akuaduktus sylvius menuju ventrikel IV. CSS akan direabsorbsi ke dalam sirkulasi vena melalui granulasio arakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis superior. Adanya darah dalam CSS dapat menyumbat granulasio arakhnoid sehingga mengganggu penyerapan CSS dan menyebabkan kenaikan takanan intracranial. Volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan sekitar 500 ml CSS per hari.

6. TENTORIUM

Tentorium serebeli membagi rongga tengkorak menjadi :


ruang supratentorial (terdiri dari fosa kranii anterior dan fosa kranii media). ruang infratentorial (berisi fosa kranii posterior).

7. VASKULARISASI OTAK
Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis.

Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan inferior otak dan membentuk sirkulus Willisi.

Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup.

Vena tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus venosus cranialis.

Tekanan Intrakranial Berbagai proses patalogi pada otak meningkatkan tekanan intracranial mengganggu fungsi otak berdampak buruk terhadap penderita. Tekanan intracranial yang tinggi mengganggu fungsi otak. TIK Normal 10 mmHg, TIK lebih tinggi dari 20mmHg dianggap tidak normal. Semakin tinggi TIK setelah cedera kepala maka semakin buruk prognosisnya.

Hukum Monroe-Kellie Konsep utama Volume intrakranial adalah selalu konstan karena sifat dasar dari tulang tengkorang yang tidak elastik. Volume intrakranial (Vic) adalah sama dengan jumlah total volume komponen-komponennya yaitu volume jaringan otak (V br), volume cairan serebrospinal (V csf) dan volume darah (Vbl). Vic = V br+ V csf + V bl

Tekanan Perfusi otak Tekanan perfusi otak merupakan selisih antara tekanan arteri rata-rata (mean arterial presure) dengan tekanan intrakranial. Apabila nilai TPO kurang dari 70mmHg akan memberikan prognosa yang buruk bagi penderita.

Aliran darah otak (ADO) ADO normal kira-kira 50 ml/100 gr jaringan otak permenit. Bila ADO menurun sampai 20-25ml/100 gr/menit maka aktivitas EEG akan menghilang. Apabila ADO sebesar 5ml/100 gr/menit maka sel-sel otak akan mengalami kematian dan kerusakan yang menetap.

Pada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap yaitu : Cedera primer dan Cedera sekunder. Cedera primer cedera pada kepala sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa, dapat disebabkan benturan langsung kepala dengan suatu benda keras maupun oleh proses akselarasi deselarasi gerakan kepala. Cedera sekunder cedera yang terjadi akibat berbagai proses patologis yang timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak primer, berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron berkelanjutan, iskemia, peningkatan tekanan intrakranial dan perubahan neurokimiawi. Dalam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristiwa coup dan contrecoup. Cedera primer yang diakibatkan oleh adanya benturan pada tulang tengkorak dan daerah sekitarnya disebut lesi coup. Pada daerah yang berlawanan dengan tempat benturan akan terjadi lesi yang disebut contrecoup. Akselarasi-deselarasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti secara mendadak

dan kasar saat terjadi trauma. Perbedaan densitas antara tulang tengkorak (substansi solid) dan otak (substansi semisolid) menyebabkan tengkorak bergerak lebih cepat dari muatan intrakranialnya. Bergeraknya isi dalam tengkorak memaksa otak membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang berlawanan dari benturan (contrecoup).

Secara praktis dikenal 3 deskripsi kalsifikasi yaitu berdasarkan mekanisme, beratnya cedera kepala, dan morfologinya.
Mekanisme cedera kepala Beratnya cedera kepala Morfologi cedera kepala

MEKANISME CEDERA KEPALA


Berdasarkan mekanismenya cedera kepala dibagi

atas :

cedera kepala tumpul berkaitan dengan kecelakaan motor atau mobil, jatuh, atau terkena pukulan benda tumpul. cedera kepala tembus disebabkan oleh peluru atau tusukan.

BERATNYA CEDERA KEPALA


Cedera kepala diklasifikasikan berdasarkan nilai

Glasgow Coma Scale :

Nilai GCS sama atau kurang dari 8 didefenisikan sebagai cedera kepala berat. Cedera kepala sedang memiliki nilai GCS 9-13. Cedera kepala ringan dengan nilai GCS 14-15.

MORFOLOGI CEDERA KEPALA


Secara morfologis cedera kepala dapat dibagi atas : fraktur cranium terjadi pada atap atau dasar tengkorak, dapat berbentuk garis atau bintang dan dapat pula terbuka atau tertutup. lesi intrakranial diklasifikasikan sebagai fokal atau difusa.
Lesi fokal : hematoma epidural, hematoma subdural, dan kontusi (atau hematoma intraserebral). Lesi Difusa : kelanjutan kerusakan otak akibat cedera akselerasi dan deselerasi, dan ini merupakan bentuk yang sering terjadi pada cedera kepala.

Fraktur tulang tengkorak. Pada pemeriksaan luar fraktur basis cranii dapat ditemukan adanya :

lebam periorbital (raccoon eyes) perdarahan sclera perdarahan retroauricular (battles sign) dan perdarahan dari telinga.

Epidural Hematom. Terdapat kontusio pada kulit kepala temporal di sisi hematom, hematom yang besar pada ruang epidural dapat terlihat ketika tulang tengkorak di buka. Edema serebral berat difus yang hebat sebagai efek okupansi ruang intracranial oleh hematom dapat diamati, termasuk herniasi transtentorial, yang biasa lebih terlihat pada sisi yang hematom. Pembengkakan hemisfer serebral dibawah hematom menyebabkan permukaan otak tampak mulus.

Subdural hematom
Temuan luar pada kasus subdural hematom akut mencerminkan penyebab trauma. Banyak kasus pada subdural hematom akut apakah disebabkan oleh serangan atau jatuh memiliki tanda trauma benda tumpul pada pemeriksaan luar, lebih umum terdapat di wajah dari pada kepala. Pada kasus di hematom yang tidak ditangani hematom yang terjadi meluas pada ruang dibawah duramater karena sifat dari duramater yang kaku. Hematom tercetak pada permukaan otak di bawahnya sehingga undulasi kortikal normal tetap terjaga bahkan ketika terjadi udem otak berat . Kecembungan girus pada hemisfer pada arah yang berlawanan mendatar dan sulcus di dekatnya tertekan, mencerminkan suatu efek space-occupying dari hematom dan udem otak sekunder. Herniasi transtentorial dan herniasi tonsillar sering terjadi.

Subdural hematom kronik.


Terdapat berbagai variasi penampakan yang berhubungan dengan ukuran dan lamanya. Umumnya, kavitas hematom sempit dan mengandung darah cair atau cairan yang bercampur dengan darah. Hematom di tutup oleh lapisan tipis membrane dalam dan lapisan tebal membrane luar. Penampilannya bermacam-macam, terbentuk dari perdarahan baru, perdarahan lama yang kelabu, hemosidering kuning dan kolagen pucat serta jaringan fibrotic lainnya. Jika hematom merupakan penyebab kematian, efek dari spaceoccupancy akan terlihat pada herniasi subfalcine, uncal dan tonsillar.

Perdarahan subarachnoid.
Perdarahan pada ruang subarachnoid yang diakibatkan oleh trauma kranioserebral sering ekstensif karena cairan serebrospinal dan darah subarachnoid yang tidak membeku mengalir bebas pada ruang subarachnoid. Jumlah perdarahan subarachnoid proporsional terhadap interval antara waktu trauma dan kematian (dapat minimal apabila kematian terjadi segera setelah trauma) dan ukuran dari sumber perdarahan, dan meskipun jejas darah subarachnoid dapat menyebar luas, biasa yang paling jelas terletak dekat dengan sumbernya.

Perdarahan intraserebral.
Dapat terjadi dalam bentuk kontusio hematom, perdarahan batang otak yang menyebabkan herniasi transtentorial, hematom jauh di dalam otak terpisah dari konveksitas hemisfer, hematom ekstragangglion atau lobar yang soliter dan berukuran sedang-besar, hematom serebral yang terisolasi, dan tipe yang jarang dimana terjadi robekan antara korpus kalosum dorsolateral dan girus cingulated menyebabkan perdarahan kedalam ventrikel dan hematom yang membelah white matter antara dasar lateral korpus kalosum dan girus cingulate.

Kontusi a. Kontusi akut.


Penampakan umum dari kontusi akut pada permukaan otak bervariasi dari permukaan otak yang pucat ke kerusakan disertai perdarahan dan nekrosis pada area yang luas. Perubahan tersebut dapat terletak pada gray matter atau meluas dengan derajat dan karakteristik yang bervariasi ke white matter di dekatnya. Pada irisan otak, kontusi yang kecil atau kontusi dengan interval antara trauma dan kematian yang dekat, tampak sebagai perdarahan linear yang sejajar dengan permukaan pial, mencerminkan jalur pembuluh darah kortikal dan menggambarkan bagaimana robekan pembuluh darah tersebut mempengaruhi kontusi. Kontusi-laserasi yang besar tampak sebagai area perdarahan yang terpisah-pisah dengan bentuk yang ireguler. Kontusi coup memiliki bentuk menyempit dengan dasarnya pada permukaan pial. Udem otak terlokalisasi disekitar kontusi yang setara dengan ukuran kontusi.

b. Kontusi lama. Resorbsi darah dan jaringan nekrotik dari kontusi meninggalkan kavitas dan kistik yang jelas.

Diffuse Axonal Injury.


Cedera kontak pada kulit kepala dan tulang jarang ditemukan, tetapi bila ada dapat dihubungkan antara cedera aksonal dan kontak pada kepala. Irisan otak sulit dinilai melalui mata telanjang atau mengandung robekan perdarahan dengan dimensi yang bervariasi pada korpus kalosum, pada sudut dorsal, dari hemisfer serebral, dan pada kuadran dorsolateral dari batang otak rostral pada sekitar pedunkel serebellar superior dan tengah.

Difusse Vascular Injury.


Difusse vascular injury biasanya fatal, koban dapat meninggal pada tempat kejadian atau bertahan hidup hanya beberapa jam. Pemeriksaan pada otak menunjukkan perdarahan subarachnoid yang jarang dan perdarahan petechi yang tersebar luas. Perdarahan tampak nyata pada banyak daerah subependymal, pons lateral dan otak tengah dan garis tengah hipotalamus dan batang otak rostral.

Hypoxic-Ischemic Brain Injury.


Otak tampak normal atau terlihat pembengkakan difus atau local non-spesifik dan tampak pucat. Penampakan yang jelas hanya dapat terlihat dibawah mikroskop dalam bentuk neuron dengan noda sitoplasmik merah terang dan nuclei hiperkromatik menyusut pada area dengan hematoksilin dan eosin. Gambaran diagnosis histologis pada nekrosis neuronal iskemik tidak tampak sebelum 6-12 jam setelah cedera.

Brain swelling.
Gambaran patologis awal dari udem otak adalah pendataran dari permukaan girus dan penyempitan sulcus. Efek keseluruhan dari udem otak adalah gambaran umum otakyang mulus dan datar pada undulasi normal pada permukaan hemisfer serebral. Gambaran otak dari dewasa muda normalnya tampak full sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan apakah terjadi udem otak atau tidak.

Padang, 17 januari 2013 Nomor : Perihal : Pemeriksaan Luar Jenazah An Abu Bakar Lamp : Arsip PROJUSTITIA VISUM ET REPERTUM Yang bertanda tangan di bawah ini, Rika Susanti, Dokter Spesialis Forensik pada Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang, berdasarkan surat permintaan visum et repertum----------dengan surat nomor---------, tertanggal-----------, maka menerangkan dengan ini bahwa pada tanggal tujuh belas januari dua ribu tiga belas, pukul delapan lewat lima belas menit Waktu Indonesia Bagian Barat, bertempat di bagian forensik Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang, telah dilakukan pemeriksaan luar atas jenazah, yang menurut surat permintaan Visum et Repertum tersebut adalah : ---------------------------------------------------------------------------Nama : abu bakar .---------------------------------------------------------------------------Umur : 75 tahun.---------------------------------------------------------------------------Jenis kelamin : Laki-laki.-----------------------------------------------------------------------------Kewarganegaraan : Indonesia.---------------------------------------------------------------------------Alamat : tidak diketahui.----------------------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN------------------------------------------------------------------------------------PEMERIKSAAN LUAR :-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Label yang terikat : tidak ada.--------------------------------------------------------------------------------Tutup/bungkus mayat :-----------------------------------------------------------------------------------a. Tutup mayat berbahan kain warna coklat, merah, biru , kuning, corak batik berbunga, merek batik halus Topin, berukuran seratus delapan puluh dua sentimeter kali seratus lima sentimeter---Perhiasan mayat : tidak ada.----------------------------------------------------------------------------------Pakaian mayat : tidak ada.-------------------------------------------------------------------------------------Benda di samping mayat : tidak ada.-------------------------------------------------------------------------Kaku mayat : ada pada seluruh tubuh, mudah dilawan.---------------------------------------------------Lebam mayat : ada pada punggung dan bokong berwarna biru kehitaman, tidak hilang dengan penekanan Mayat adalah seorang laki-laki, ras Mongoloid, berumur lebih kurang tujuh puluh lima sampai delapan puluh tahun, kulit berwarna sawo matang, gizi baik, panjang tubuh seratus lima puluh tujuh sentimeter, dan zakar disunat.-------------------------------------------------------------------------Identifikasi khusus : ------------------------------------------------------------------------------------------a. Pada kantong kemaluan kanan terdapat bengkak sewarna kulit ukuran lima belas sentimeter kali sebelas sentimeter kali enam sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------------------------

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

9. Rambut kepala berwarna hitam dan putih, lurus, tumbuhnya jarang, panjang sepuluh sentimeter. Alis mata berwarna hitam dan putih, tumbuhnya sedang, panjang satu koma lima sentimeter. Bulu mata berwarna hitam, tumbuhnya sedang, panjang nol koma lima sentimeter. Kumis berwarna hitam dan putih, tumbuhnya jarang. Jenggot berwarna putih, tumbuhya jarang, panjang nol koma lima sentimeter.----------------------------10. Mata kanan dan mata kiri tertutup. Pada mata kanan dan kiri selaput bening mata keruh, teleng mata kanan dan kiri lebarnya nol koma lima sentimeter, warna tirai mata kanan dan kiri coklat, selaput bola mata kanan dan kiri berwarna putih, selaput kelopak mata kanan dan kiri berwarna merah muda pucat.---------------------11. Hidung teraba patah tulang hidung. Kedua daun telinga berbentuk oval, tidak ada kelainan.---------------------12. Mulut tertutup, lidah tidak terjulur atau tergigit.-----------------------------------------------------------------------13. Gigi Geligi : Jumlah seluruh gigi enam buah.-----------------------------------------------------------------------------Jumlah gigi pada rahang atas sebelah kanan tidak ada.----------------------------------------------------------------Jumlah gigi pada rahang atas sebelah kiri tidak ada.-------------------------------------------------------------------Jumlah gigi pada rahang bawah sebelah kanan dua buah, gigi satu, tiga, empat, lima, enam, tujuh kosong.----Jumlah gigi pada rahang bawah sebelah kiri empat buah, gigi satu, tiga, empat, lima kosong.--------------------14. Dari lubang hidung tidak ada keluar apa-apa.---------------------------------------------------------------------------Dari lubang mulut tidak ada keluar apa-apa.----------------------------------------------------------------------------Dari lubang telinga kanan dan kiri tidak ada keluar apa-apa.----------------------------------------------------------Dari lubang kemaluan tidak keluar apa-apa.-----------------------------------------------------------------------------Dari lubang pelepasan tidak ada keluar apa-apa.-------------------------------------------------------------------------

15. Pada tubuh terdapat luka-luka sebagai berikut : ------------------------------------------------------a. Pada kepala bagian atas, satu koma lima sentimeter dari sudut luar mata kanan, dua sentimeter di atas sudut luar mata kiri terdapat luka yang telah dijahit dengan enam belas jahitan, benang berwarna hitam dan bening, bentuk setengah lingkaran melewati puncak kepala. Setelah jahitan dibuka, terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dasar tulang tengkorak dan otak, ukuran empat puluh empat sentimeter kali tiga sentimeter.---------------------------------------------------b. Pada batang hidung tepat pada garis pertengahan depan, dua sentimeter dari sudut dalam mata kanan terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dasar jaringan bawah kulit berukuran dua sentimeter kali nol koma dua sentimeter.--------------------------------------------------------------c. Pada pipi kiri empat sentimeter dari garis pertengahan depan, satu koma lima sentimeter di bawah sudut luar mata kiri terdapat luka terbuka, tepi tidak rata, dasar otot berukuran tujuh sentimeter kali nol koma dua sentimeter.--------------------------------------------------------------d. Pada daun telinga kanan sejajar liang telinga, dua belas sentimeter dari batas tumbuh rambut belakang terdapat luka lecet berukuran satu sentimeter kali satu sentimeter.----------------------e. Pada daun telinga kiri dua sentimeter dari liang telinga, sepuluh sentimeter dari batas tumbuh rambut belakang terdapat luka lecet berukuran dua sentimeter kali satu koma lima sentimeter.f. Pada wajah terdapat beberapa luka lecet dengan ukuran terbesar tiga sentimeter kali satu koma lima sentimeter dan ukuran terkecil nol koma lima sentimeter kali nol koma tiga sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------------------16. Patah tulang :----------------------------------------------------------------------------------------------a. Teraba patah tulang pada batang hidung.-------------------------------------------------b. Teraba patah tulang tengkorak.-------------------------------------------------------------

17. Lain-lain:---------------------------------------------------------------------------------------------------Terdapat pengikat mayat berupa kain kassa warna putih pada :-----------------------------------------a. Jempol kaki berukuran tiga puluh delapan sentimeter kali dua sentimeter.-------------------------b.Pergelangan kaki berukuran lima puluh lima sentimeter kali dua sentimeter.----------------------c. Lutut berukuran delapan puluh empat sentimeter kali dua sentimeter.------------------------------d. Pergelangan tangan berukuran enam puluh tujuh sentimeter kali dua sentimeter.-----------------e. Kepala berukuran delapan puluh sentimeter kali dua sentimeter.------------------------------------f. Terdapat kasa pada dahi berukuran tiga belas sentimeter kali empat sentimeter.-------------------

KESIMPULAN :-------------------------------------------------------------------------------------------

Telah diperiksa mayat seorang laki-laki ras mongoloid berumur kurang lebih tujuh puluh lima tahun sampai delapan puluh tahun, kulit sawo matang, gizi baik, panjang tubuh seratus lima puluh tujuh sentimeter. Pada pemeriksaan luar ditemukan luka terbuka di kepala, pipi, dan luka lecet dengan kulit mengelupas berwarna kehitaman pada hamper seluruh bagian wajah dan daun telinga. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam (otopsi).-----------------------------------------------------------------------------Demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.-----------------------------------------------------------------------------------------------Padang, 17 Januari 2013,An DIRUT RSUP Dr M Djamil Padang, Dokter yang memeriksa,

-. Dr. Rika Susanti,Sp.F.NIP 197607312002122002

Dilaporkan kasus, seorang mayat bayi yang berdasarkan surat permintaan visum dari kepala kepolisian dengan surat nomor__________, tertanggal_______, telah dilakukan pemeriksaan luar jenazah atas mayat bayi di rumah sakit DR. M Djamil Padang dengan identitas korban: Nama : Abu Bakar Umur : 75 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : tidak diketahui

Dari pemeriksaan luar didapatkan mayat seorang laki-laki, berumur kurang lebih tujuh puluh lima tahun, kulit berwarna sawo matang, gizi baik, panjang tubuh seratus lima puluh tujuh sentimeter. Terdapat kaku mayat pada hampir seluruh tubuh dan mudah dilawan. Kemungkinan kematian mayat terjadi sudah lebih dari 12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Lebam mayat terdapat pada punggung dan bokong berwarna biru kehitaman, tidak hilang dengan penekanan. Dari lebam mayat menandakan bahwa kematian pada mayat telah terjadi lebih dari 12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. Terdapat luka terbuka pada kepala, batang hidung dan pipi kiri akibat kekerasan tajam. Terdapat luka lecet pada wajah dan daun telinga kanan dan kiri, akibat kekerasan tumpul. Teraba patah pada tulang hidung dan tulang tengkorak akibat kekerasan tumpul. Kematian pada mayat ini tidak bisa ditentukan karena tidak dilakukan otopsi, namun dari data yang terkumpul pada pemeriksaan luar tim pemeriksa menyimpulkan pada mayat ini terjadi cedera kepala berat.

You might also like