You are on page 1of 10

22

BAB IV PERKEMBANGAN DEPARTEMEN PERTANIAN SEBELUM KEMERDEKAAN (1905-1945)

Dengan berdirinya Departemen Pertanian terhitung tanggal 1 Januari 1905, maka pada tanggal 4 Januari 1905 sejumlah pegawai Kebun Raya Bogor disumpah sebagai pegawai Departemen Pertanian yang baru saja lahir. Masing-masing pegawai menerima Surat Keterangan Pengangkatan Sumpah. Dengan upacara pelantikan sumpah ini secara organisatoris lembaga Kebun Raya Bogor telah melebur ke dalam organisasi Departemen Pertanian. Adapun pimpinan Departemen Pertanian ditunjuk Dr. M. Treub sebagai Direktur Departemen Pertanian yang pertama kali (1905-1909). Cita-cita Dr. M. Treub untuk mewujudkan adanya kelembagaan penelitian terapan dan penyuluhan serta pendidikan pertanian dapat segera dipenuhi dengan telah berdirinya Departemen Pertanian ini. Demikian pula Dr. M. Treub menyadari bahwa betapapun pesatnya kemajuan penelitian terapan untuk pembangunan pertanian rakyat, namun untuk jangka panjang keberadaan lembaga pendidikan dan penyuluhan yang handal merupakan syarat mutlak. Membangun Departemen, menurut Dr. M. Treub, pada tahap awal diperlukan pembangunan yang bersifat teknis dan baru kemudian bertambah dengan urusan-urusan sosial-ekonomis. Organisasi Departemen Pertanian selain terdiri dari bekas organisasi lembaga Kebun Raya yang telah melebur ke dalam Departemen juga diperluas dengan unit-unit kerja baru yaitu Setasiun Percobaan Padi dan Palawija serta Setasiun Perikanan. Disamping itu juga terdapat penambahan unit-unit kerja yang semula berada dalam lingkungan Departemen Dalam Negeri seperti Dinas Kehutanan, Dinas Kesehatan Hewan, dan Dinas Budidaya Kopi Negara. Dalam waktu hampir 5 tahun Dr. M. Treub menjabat sebagai Direktur Departemen Pertanian, beberapa perluasan organisasi telah DR. Melchior Treub dapat dilaksanakan dan direncanakan. Di negeri jajahan seperti Indonesia masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi seperti rencana pengembangan pendidikan pertanian serta pembentukan lembagalembaga penyuluhan pertanian yang memerlukan banyak kebutuhan tenaga dan dana.

23
Program kerja Departemen, lebih dicurahkan kepada tindakan untuk meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan, perbaikan mutu ternak, pemberantasan penyakit ternak dan ikan. Di bidang kegiatan penyuluhan pertanian, untuk sementara dan sambil menunggu kesempatan untuk berbuat lebih banyak, perhatian ditujukan pada penyelenggaraan demonstrasi pertanian. Sebagai pembimbing atau pemandu demonstrasi adalah lulusan Sekolah Pertanian yang berkebangsaan pribumi (lulusan pertama tahun 1905) untuk memberikan percontohan penggunaan bibit unggul, penggarapan tanah yang efisien dan lain sebagainya kepada rakyat tani di pedesaan.

Kantor Departemen Pertanian Pada akhir tahun 1909, Dr. H.J. Lovink menerima jabatan Direktur Departemen Pertanian, sebagai pengganti Dr. M. Treub selama hampir sepuluh tahun. Dari segi pengalaman kerja, Lovink tidak mempunyai pengetahuan tentang keadaan di Hindia-Belanda akan tetapi ia mempunyai pengalaman yang luas sekali di bidang penyuluhan pertanian di negeri Belanda. Lovink mempunyai daya penyesuaian yang besar dan sangat beruntung

24
mendapat jalan yang telah dirintis oleh Dr. M. Treub tentang pertanian di Hindia-Belanda. Masa kepemimpinan Dr. M. Treub merupakan masa mencari dan masa orientasi. Dengan munculnya Lovink, upaya untuk memperkuat dan mengarahkan pembangunan pertanian akan lebih mudah diarahkan sasaran pembangunannya. Dalam hal ini Lovink membina terus bangunan dimana pendahulunya, Dr. M. Treub yang telah meletakkan fondasinya. Di bawah kepemimpinannya, Departemen berkembang tidak hanya menjadi sebuah instansi pertanian yang berorientasi pada segi pembinaan teknis akan tetapi juga mencakup aspek sosial dan ekonomisnya. Pada tahun 1911, Departemen Pertanian diperluas dengan Bagian Industri dan Perdagangan, Nijverheid en sehingga Handel). semula menjadi Bagian pada Departemen Pertanian, dan Kerajinan Dan Perdagangan (Departement van Landbouw, Industri/Kerajinan lingkup Perdagangan DR. H. J. Lovink berada Departemen

Pendidikan dan Agama yang menangani juga urusan Kamar Dagang, Konsulat, Kegiatan Pameran, Perdagangan Perantara, Urusan Tera, dan sebagainya. Reorganisasi Departemen Pergantian organisasi

Pertanian menjadi Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan berdasarkan atas Surat Keputusan Pemerintah No. 6 tanggal 31 Desember 1910. Departemen mulai efektif sejak 1 Januari 1911. Pada tahun 1918, Bagian Kerajinan dan Perdagangan dipisahkan tersendiri sehingga menjadi Bagian Kerajinan dan Bagian Perdagangan. Sebagai pimpinan Departemen Pertanian, Dr. H.J. Lovink mempunyai kebijaksanaan untuk melanjutkan cita-cita pendahulunya, yaitu Dr. M. Treub yang telah meletakkan fondasi Departemen Pertanian. Dengan kepribadiannya sebagai orang lapangan, serta sebagai tenaga ahli di bidang penyuluhan pertanian di Hindia-Belanda, Dr. H.J. Lovink ingin lebih mengutamakan pembangunan pertanian di Hindia-Belanda yaitu pembangunan pertanian untuk rakyat pribumi. Pada tahun 1910, ia mendirikan Dinas Penyuluhan Pertanian yang kemudian ternyata sangat berfaedah sekali. Dengan penyuluhan pertanian, ia berusaha Dalam meningkatkan ekonomi rakyat pedesaan melalui usaha pertanian rakyat pribumi.

kaitan penyelenggaraan penyuluhan pertanian telah dilakukan langkah-langkah seperti :

25
1. dibangun tempat-tempat percobaan pemupukan 2. diselenggarakan studi mendalam mengenai seleksi bibit tanaman pangan dalam rangka penyebaran bibit unggul 3. ditangani secara lebih intensif pemberantasan penyakit-penyakit tanaman yang setiap tahun menyebabkan kerugian besar 4. diintensifkan penyuluhan tentang ilmu kesehatan hewan dan pemberantasan penyakit hewan

5. diperluas pendidikan pertukangan (Ambcht School pada saat itu dikelola oleh
Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan) Kepemimpinan Dr. H.J. Lovink juga memberi perhatian yang sangat besar bagi perkembangan dunia pendidikan pertanian. Beberapa langkah kebijaksanaan telah diambil untuk meningkatkan peranan pendidikan pertanian bagi pembangunan perkebunan besar dan pertanian rakyat pribumi, melalui upaya :

1. merubah kelembagaan Kursus Pendidikan, Pertanian Dan Perkebunan (Opleidings


Cursus Voor Tuin en Landbouw) menjadi Sekolah Menengah Budidaya (Cultuur School = CS) pada tahun 1911. Tahun 1914, CS dipindah ke Sukabumi.

2. mendirikan Sekolah Pertanian Rendah (Landbouw Schooltjes) bagi masyarakat


pribumi di daerah pedesaan yang telah dimulai pada tahun 1912. Di bawah kepemimpinannya, organisasi Kebun Raya dihidupkan kembali, termasuk Kebun Botani, Laboratorium Treub, Herbarium, Museum Zoologi, Laboratorium Farmakologi (kemudian disebut Laboratorium Fitokimia) dan Stasion Perikanan. Dengan makin luasnya beban Departemen Pertanian karena pertambahan tugas-tugas baru, maka dalam tahun 1911 Departemen diperluas dengan bagian Kerajinan dan Perdagangan. Untuk selanjutnya Departemen Pertanian direorganisasi menjadi Departemen Pertanian, Kerajinan Dan Perdagangan (Departement van Landbouw, Nijverheid en Handel). Pada tahun 1918, Bagian Kerajinan dan Perdagangan dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu Bagian Kerajinan dan Bagian Perdagangan. Bagian Perdagangan diberi tugas cukup berat, yaitu kegiatan penyelenggaraan pengadaan untuk mencukupi pangan setelah Perang Dunia I. Sedangkan Bagian Kerajinan diberi tugas untuk meningkatkan

26
perkembangan beberapa cabang industri kerajinan masyarakat pribumi. Masa kepemimpinan Dr. H.J. Lovink (1909-1918) pada umumnya ditandai dengan perkembangan organisasi departemen yang pesat dan aman.

Kantor Departemen Pertanian, Kerajinan Dan Perdagangan Sebagai pengganti Dr. H.J. Lovink, pemerintah menunjuk Dr. J. Sibinga Mulder menjadi Direktur Departemen Pertanian, Kerajinan Dan Perdagangan yang ketiga (19181922). Dengan berkecamuknya perang besar di Eropa ternyata memberi dampak negatif terhadap penyelenggaraan pemerintahan di Hindia-Belanda. Wilayah jajahan Belanda di Hindia-Belanda menghadapi masalah pelik berupa ancaman kurang pangan yang gawat. Banyak tindakan yang harus diambil oleh Departemen dalam rangka mencegah malapetaka. Sebagai pimpinan Departemen, Dr. J. Sibinga Mulder menyelenggarakan pemusatan distribusi yang dipercayakan pengaturannya kepada Bagian Perdagangan. Adapun Bagian Pertanian, Sub Ordinasi Departemen Pertanian Kerajinan Dan Perdagangan, diberi tugas untuk mencurahkan perhatiannya kepada peningkatan produksi pangan. Sedangkan kepada Bagian Kerajinan ditugaskan untuk memberikan bimbingan dan pengawasan atas hasil-hasil penggilingan padi, pengolahan ubikayu dan jagung. Dalam rangka memperlancar penyelenggaraan tugas, departemen mengeluarkan banyak peraturan perundangan yang

27
mengatur penyelenggaraan import dan eksport hasil-hasil pertanian. Berkat kepemimpinan Direktur Departemen beserta jerih payah para anak-buahnya, departemen telah mampu memperoleh hasil optimal meskipun dukungan sarana relatif kurang. Pada bulan April 1921, tindakan distribusi hasil pertanian pangan ditiadakan sedangkan upaya penghematan anggaran di setiap departemen masih tetap dilakukan. Program Departemen Pertanian, Kerajinan Dan

Perdagangan antara lain mendirikan Kantor Pusat Statistik, Dinas Perdagangan Pusat dan Bagian Ekonomi Pertanian di departemen. Penyelenggaraan pendidikan pertanian dibina dan dibimbing melalui jalur-jalur yang lebih praktis. Penyuluhan Pertanian ditingkatkan demikian pula penyuluhan perkebunan besar mulai diselenggarakan. Banyak bantuan diberikan pula kepada Stasiun-stasiun Percobaan teknik Swasta. pertukangan, Adapun karena dan penyelenggaraan pendidikan

alasan pertimbangan tugas, fungsi dan tujuan departemen, telah dikembalikan DR. J. Sibinga Mulder Agama. kepada Departemen Pendidikan Pada akhir tahun 1922, Dr. J. Sibinga Mulder

meletakkan jabatannya karena alasan sakit. Dalam bulan Januari 1923, Dr. J. Sibinga Mulder diganti oleh Dr. A.A.L. Rutgers sebagai Direktur Departemen Pertanian, Kerajinan Dan Perdagangan yang keempat (19231928). Pada periode pertama masa pimpinannya, Dr. A.A.L. Rutgers masih mengalami berbagai hambatan akibat dari tahun-tahun dana. malaise sehingga sejumlah rencana pembangunannya tak dapat dilaksanakan karena kekurangan Secara bertahap, masa penuh kesulitan akibat Pelaksanaan tugas terbatasnya anggaran dapat diatasi. DR. A. A. L. Rutgers

departemen secara berangsur-angsur, dapat dilaksanakan dengan wajar dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh pimpinan departemen dengan bijaksana pula. Pimpinan Departemen

mulai memperluas tugas dan fungsi Bagian Ekonomi Pertanian sehingga meliputi Usahatani Pribumi, Kantor Statistik berkembang menjadi Lembaga Pusat Statistik yang disegani,

28
reorganisasi Setasiun Percobaan Pertanian menjadi suatu lembaga yang mampu menyatukan persoalan-persoalan umum ilmu pengetahuan pertanian terapan, dan reorganisasi serta perluasan kelembagaan Kantor Tera. Membangun gedung baru untuk Sekolah Kedokteran Hewan, memperluas Laboratorium Kedokteran Hewan serta mendirikan Dewan Ilmu Alam. Dewan ini mempunyai hubungan ilmiah internasional yang erat dengan negara-negara di wilayah Pasifik. Pada tanggal 1 April 1928, Dr. Ch. J. Bernard Masa bahwa telah

menggantikan Dr. A.A.L. Rutgers sebagai Direktur Departemen Pertanian, Kerajinan Dan Perdagangan yang kelima. kepemimpinan Dr. Ch.J. Bernard di menunjukkan Departemen penyelenggaraan kegiatan lingkup

mencapai bentuk yang mantap. Masa pancaroba telah berlalu, Departemen Pertanian sudah cukup dewasa meskipun di beberapa Bagian Departemen memerlukan penyempurnaan. DR. CH. J. Bernard Setelah Departemen berusia 25 tahun (1905-1930) perkembangan organisasi, penyelenggaraan tugas dan fungsi departemen telah terjadi. masih harus mencari jalan. Pertanian bermacam-macam halangan dan kesulitan. Pada waktu Departemen berdiri, Dan setelah 10 tahun berjalan, Departemen menghadapi Setelah berusia 25 tahun, Departemen

telah mampu mengembangkan diri sebagai suatu lembaga pemerintah yang

cukup besar dan mempunyai arti bagi masyarakat di Hindia-Belanda dan khususnya masyarakat petani di pedesaan. Pada tahun 1933, Dr. Ch.J.Bernard diganti Ir. E.P. Wellenstein sebagai Direktur Departemen Pertanian, Perindustrian Dan Perdagangan. Tahun 1934, departemen ini direorganisasi menjadi Departemen Perekonomian (Departement van Economische Zaken) dengan Ir. E.P. Wellenstein sebagai direkturnya sampai dengan tahun 1934. Tercatat 2 direktur lagi, yaitu Mr. G.H.C. Hart (1934-1937) dan Dr. H.J. van Mook (1937-1942) sebagai Direktur Departemen Perekonomian sampai dengan Indonesia dikuasai tentara pendudukan Jepang.

29

Ir. E. P. Wellenstein

MR. G. H. C. Hart

DR. P. Van Moek

Segera setelah Indonesia dikuasai seluruhnya oleh Bala tentara Dai Nippon pada bulan Maret 1942, dikeluarkan kemudian Maklumat No. 1 Tahun 1942 yang menyatakan bahwa seluruh aparat pemerintahan dikuasai oleh Pimpinan Tertinggi Pasukan Pendudukan Jepang. Implementasi dari maklumat ini adalah bahwa semua kantor dan dinas untuk melayani masyarakat oleh karena itu semua warisan Hindia-Belanda harus tetap menjalankan tugas sehari-harinya dengan tetap mempertahankan struktur kelembagaan lama. Dalam perkembangan selanjutnya, nama lembaga dan dinas diganti dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jepang, demikian pula pimpinannya diganti oleh orang-orang Jepang atau Indonesia. Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, mulai tahun 1925 telah dilakukan desentralisasi urusan pemerintahan kepada Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat. Karena urusan pembangunan pertanian tidak hanya menjadi tanggung jawab Departemen Pertanian, Perindustrian Dan Perdagangan, maka penyerahan urusan pemerintahan yang diserahkan oleh departemen-departemen yang berkait dengan pertanian perlu pula disampaikan dengan uraian sebagai berikut :

1.

Departemen Keuangan (Departement van Financien) tidak menyerahkan urusan keuangan kepada Pemerintah Propinsi

2.

Departemen Dalam Negeri (Departement van Binnenlandsche Bestuur)

menyerahkan dinas yang mengurus hak pemilikan atas tanah kepada Pemerintah

30
Propinsi, tetapi urusan kepolisian dan dinas urusan perkreditan rakyat masih tetap dipegang oleh Pemerintah Pusat

3.

Departemen Pengajaran dan Pendidikan (Departement van Onderwijs en

Eerendients) menyerahkan pengelolaan pendidikan Sekolah Dasar Kelas Dua, Sekolah Normal (Sekolah Guru-B), Sekolah Teknik, dan Sekolah Dasar Untuk Rakyat Pribumi lainnya kepada Pemerintah Propinsi. Namun demikian, seleksi, pengangkatan, dan penggajian tenaga guru dan administrasi masih ditangani oleh Pemerintah Pusat. Sementara itu lembaga pendidikan lainnya seperti ELS, HIS, HCS, Sekolah Raja/Menak (Hoofden School) masih dalam pengelelolaan Pusat.

4.

Departemen Pekerjaan Umum (Departement van Burgerlijke Openbare

Werken) menyerahkan urusan pengairan kepada Pemerintah Propinsi dan Kabupaten. Akan tetapi untuk urusan irigasi yang besar dan penting dipegang oleh Pusat. Eksploitasi sumber air untuk kepentingan umum akan diserahkan kepada Propinsi dan Kabupaten. Urusan irigasi tingkat desa diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten. Pengelolaan air minum dalm pelabuhan kecil diserahkan kepada Propinsi dan Kabupaten, akan tetapi pelabuhan besar tetap dikelola oleh Pemerintah Pusat.

5.

Departemen Pertanian, Kerajinan Dan Perdagangan (Departement van Landbouw Nijverheid en Handel)

a. Urusan

Kehewanan.

Dinas

Kesehatan

Hewan

(Burgerlijken

Veearsenijkundigen Dienst) yang diserahkan hanya urusan kesehatan veteriner dan urusan peternakan rakyat. Sedangkan urusan pemberantasan penyakit hewan, pencegahan penyakit dari luar dan karantina masih dipegang oleh Pemerintah Pusat. b. Urusan Kehutanan. Dinas Kehutanan akan tetap dipegang oleh Pusat, hanya pengawasan terhadap hutan-hutan liar yang berhubungan dengan penebangan pohon dan pengambilan hasil hutan lainnya diserahkan kepada Pemerintah Propinsi. c. Urusan Perikanan. Dinas Perikanan Laut dan Dinas Perikanan Darat

diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Propinsi.

d. Urusan Pendidikan Pertanian.

Urusan pengajaran pertanian di Sekolah-

sekolah Dasar, Kursus-kursus Pertanian, dan Sekolah Usaha Tani (Landbouw

31
Bedrijfs School) diserahkan kepada Pemerintah Propinsi. Karena Sekolah

Pertanian Menengah Atas (Middelbare Landbouw School, MLS), Sekolah Kedokteran Hewan (Veeartsen School), Sekolah Kehutanan Menengah Atas (Middelbare Boschbouw School, MBS), dan Sekolah Pertanian Menengah (Cultuur School, CS) dipandang penting, maka sekolah-sekolah kejuruan tersebut belum diserahkan kepada Pemerintah Propinsi.

e. Urusan Penyuluhan Pertanian. Pada dasarnya penyuluhan mempunyai dua


arah yang terpisah (Twee van Elkaar Gescheiden Richtingen). Fungsi pertama penyuluhan adalah menyampaikan penyuluhan (voorlichting) dalam bentuk saran yang bersifat teknis maupun ekonomis agar pemerintah pusat dapat mengambil langkah kebijaksanaan umum dalam masalah pertanian di seluruh Indonesia. Atas dasar pertimbangan di atas maka penyuluhan pertanian ditangani oleh Pemerintah Pusat. Sementara itu, mengingat pula bahwa penyuluhan adalah melayani kepentingan pertanian untuk membangun dan mengembangkan pertanian rakyat (inheemsche landbouw) dengan memberikan dorongan dan keyakinan kepada petani untuk mengadopsi teknologi pertanian baru maka sebaiknya penyuluhan dilaksanakan secara desentralisasi oleh karena itu perlu memberi peranan yang lebih besar kepada Pemerintah Otonom, yaitu Pemerintah Propinsi dan Kabupaten. Pada masa pendudukan tentara Jepang hampir di setiap kota besar terdapat dengan sebutan Kantor Penerangan Pertanian sebagai kelanjutan dari jaman Hindia-Belanda, yaitu Landbouw Voorlichtings Dienst (LVD) dimana pegawainya diberi tugas untuk memberikan penyuluhan pertanian kepada para petani di pedesaan. Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah menggelar rencana pembangunan pertanian disebut : Rencana Oesaha Memperbaiki Nasib Rakyat (1943). Dalam rencana tersebut para petani di pedesaan dianjurkan untuk masuk menjadi anggota koperasi yang dibentuk di setiap desa agar mereka memperoleh kredit berupa uang dan sarana pertanian. Kepada anggota koperasi diwajibkan mengembalikan angsuran pinjaman dan menyetorkan sebagian hasil panennya sebagai pajak in-natura kepada pemerintah untuk logistik bahan pangan pasukan balatentara Jepang. Koperasi desa tersebut berada di bawah koordinasi Jawatan Penerangan Koperasi dan Perdagangan (Syomin Kumiai Sodan Dyo) yang dibentuk di tiap daerah dan diwajibkan bekerjasama dengan Jawatan Pertanian Rakyat, yang sebelumnya disebut Kantor Penerangan Pertanian yang juga dibentuk di tiap daerah.

You might also like