You are on page 1of 32

Kelompok kami : Andre Yulianto / 04 Billi Rohmad / 08 Evan Emelga / 12 Intania Nur C.

/ 16

Secara garis besar, tahap kehidupan manusia purba

dibedakan menjadi : Masa Berburu dan Meramu (Food Gathering) Tingkat Awal Masa Berburu dan Meramu (Food Gathering) Tingkat Lanjut Masa Bercocok Tanam (Food Producing) Tingkat Awal Masa Bercocok Tanam (Food Producing) Tingkat Lanjut
Masa

bercocok tanam tingkat lanjut dikenal juga dengan nama Masa Perundagian.

Keadaan Lingkungan Alam


Lingkungan hidup masih liar dan keadaan bumi labil.

Banyak terjadi letusan gunung berapi dan daratan ditutupi oleh hutan yang lebat. Berbagai binatang purba masih hidup di dalam hutan hutan tadi. Sungai sering berpindah pindah aliran karena perubahan bentuk permukaan bumi.

Info Singkat
Karena banyak binatang dan tumbuhan liar di lingkungan,

maka manusia melakukan food gathering atau mencari makanan. Setelah persediaan makanan di lingkungan sekitar menipis, mereka akan berpindah ke wilayah lainnya yang menyediakan cukup makanan. Pada umumnya mereka bergerak tidak terlalu jauh dari sungai - sungai, danau atau sumber-sumber air yang lain, karena binatang buruan selalu berkumpul di dekat sumber air. Selain itu sungai dan danau juga merupakan sumber makanan karena banyak ikan dan kerang di dalamnya.

Di jaman sekarang, bekas tempat tinggal mereka dapat

ditemukan kembali, karena dijumpai sejumlah besar kulit-kulit kerang yang menyerupai bukit kulit kerang di daerah pantai / dekat sumber air. Hal ini disebut sampah dapur.

Selain itu ditemukan pula alat alat yang pernah mereka

gunakan. Alat alat yang ditemukan antara lain berupa anak panah atau mata tombak untuk menangkap ikan.

Kehidupan Budaya
Mereka hidup berkelompok sekitar 25 orang Hidup berpindah pindah (nomaden) Hubungan antar kelompok sangat erat, karena mereka

berburu binatang dan mempertahankan diri dari serangan kelompok lain atau serangan binatang buas) Kebudayaan masa ini disebut tradisi Paleolithikum dan banyak ditemukan di Pacitan (Jawa Timur) sehingga sering disebut budaya pacitan (Pacitan culture) Tempat tinggal di gua gua Tugas berburu binatang dilakukan laki-laki sedangkan perempuan bertugas mengumpulkan makanan seperti tumbuhan dan hewan kecil serta mengurus anak dan mengajari anaknya dalam meramu makanan.

Teknologi
Kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak,

alat alat serpih, alat alat tulang, dan kayu. Telah mengenal api. Teknologi masa food gathering masih sangat rendah. Hampir semua alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana sekedar untuk sedikit membantu pekerjaan mereka.

Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi masnusia purba pada jaman

berburu dan meramu hanya tergantung pada alam. Hal ini karena alam adalah satu satunya sumber makanan mereka (mereka belum dapat mengolah / membuat makanan sendiri seperti bercocok tanam). Maka, untuk hidup dan memenuhi kebutuhan pun mereka tergantung pada apa yang disediakan oleh alam.

Jenis Manusia
Jenis manusia pada jaman ini adalah Pithecanthropus

erectus, Pithecanthropus Soloensis, dan Homo Wajakensis.

Ciri ciri fisik Pithecanthropus : Tinggi: 165- 180 cm Badan tegap, tapi tidak setegap Meganthropus Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus Hidung lebar dan tonjolan di kening melintang sepanjang pelipis Tidak berdagu Makanannya tumbuhan dan hewan hasil buruan

Ciri-ciri Homo Wajakensis sebagai berikut : Muka datar dan lebar, Hidung lebar dan bagian mulutnya menonjol, Dahinya agak miring dan di atas mata terdapat busur kening yang nyata, Tenggorokannya sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengahtengah atap tengkoraknya dari muka ke belakang, dan Mukanya sangat datar dan pipinya menonjol ke samping.

Kepercayaan
Pada tingkat awal, manusia purba belum mengenal /

memiliki kepercayaan. Kepercayaan mulai dikenal pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut.

Pengantar Singkat
Pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut, corak

hidup dari masa sebelumnya masih berpengaruh. Jadi, pada masa ini tidak jauh berbeda dari tingkat awal.

Pada presentasi ini, yang akan kami bahas adalah perbedaan antara tingkat awal dan lanjut.

Keadaan Lingkungan Alam


Belahan bumi utara / selatan tertutup es tebal. Muka air laut turun puluhan meter sehingga laut

dangkal berubah menjadi daratan. Hutan masih sangat lebat. Berbagai binatang purba masih hidup di dalam hutan hutan tadi.

Kehidupan Budaya
Mereka masih berburu, memancing ikan,

menangkap kerang dan siput di sungai dan laut. Mengumpulkan makanan dari alam sekitarnya seperti : umbi-umbian, kedelai, buah buahan, biji bijian, dan daun daunan. Kebudayaan masa ini disebut Tradisi Mesolithikum. Sudah mulai mengenal seni lukis (melukis pada dinding dinding gua dengan cara menggoreskan cat cat berwarna merah, putih, dan hitam menggambarkan kehidupan sosial, ekonomis, dan kepercayaan dan harapan hidup mereka) Mulai mengenal kepercayaan

Tempat tinggal di gua gua, sudah lebih lama

mendiami suatu tempat (semi sedenter) karena sudah mulai memiliki kemampuan untuk menyimpan dan mengawetkan makanan. Mengawetkan makanan dengan cara dijemur setelah terlebih dahulu diberi ramuan, hasilnya menjadi semacam dendeng. Mulai mengenal sistem bercocok tanam perladangan berpindah (membakar hutan, menanami, memanen, dst. Setelah tidak subur lagi mereka berpindah).

Teknologi
Masih sama dengan tingkat awal. Klik disini untuk kembali ke halaman teknologi.

Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi masnusia purba pada jaman berburu dan

meramu masih sangat tergantung pada alam. Maka, untuk hidup dan memenuhi kebutuhan pun mereka tergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Namun, pada tingkat lanjut kehidupan ekonomi mereka mulai berkembang karena mereka mulai dapat bercocok tanam secara sederhana, disamping mengandalkan alam.

Jenis Manusia
Jenis manusia pada jaman ini masih sama seperti tingkat

awal. Klik disini untuk kembali ke halaman jenis manusia.

Kepercayaan
Kepercayaan pada masa ini digambarkan dengan lukisan. Misalnya lukisan cap tangan berwarna merah, berarti

mereka sudah memiliki kepercayaan bahwa ada kekuatan di luar kemampuan manusia. Warna merah ditafsirkan sebagai lambang kekuatan dan tolak balak terhadap makhluk halus yang jahat.
o Ada juga gambar perahu yang menggambarkan perahu roh

nenek moyang dalam perjalanannya ke alam baka.


Ada pula gambar manusia dengan perisai sebagai kekuatan

magis untuk menolak kekuatan yang jahat.

Keadaan Lingkungan Alam


Hutan mulai dibakar dan ditebang. Manusia

mulai mengembang-biakkan tanaman. Tanaman utama yang dikembang-biakkan manusia adalah keladi. Manusia juga mulai beternak. Misalnya beternak hewan lembu, kerbau, kambing, unggas, dll.

Kehidupan Budaya
Manusia telah mulai bertempat tinggal menetap

(sedenter) karena telah mampu bercocok tanam dan beternak. Selain itu, jumlah manusai yang semakin banyak juga mempersulit manusia untuk berpindah pindah. Telah mengenal gotong royong (membangun rumah, menebang dan membakar hutan, bercocok tanam, berburu) Sudah ada desa desa kecil. Sudah ada kepala suku. Telah mengenal peternakan. Telah mengenal bercocok tanam. Perahu dan rakit memegang peranan penting dalam transportasi.

Teknologi
Telah mampu menghasilkan beliung persegi, kapak

lonjong, alat alat obsidian, mata panah, gerabah, perhiasan, bangunan Megalitikum seperti menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, arca. Alat alat dibuat untuk keperluan rumah tangga, bercocok tanam, senjata, dan pemujaan. Alat alat dibuat dari batu yang dipoles atau diasah pada kedua sisinya, tanah liat, dan tulang.

Kehidupan Ekonomi
Telah muncul perdagangan barter. Barang barang yang dipertukarkan berupa hasil

hasul bercocok tanam, hasil kerajinan (gerabah, kapak, dan perhiasan), garam, dan ikan laut yang dikeringkan. Barang barang tersebut diangkut melalui jalan darat, laut, dan sungai.

Kepercayaan
Masyarakat sudah mengenal :
Animisme,

yaitu kepercayaan terhadap roh nenek

moyang. Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang terdapat pada benda benda tertentu seperti pohon besar dam gunung. Totemisme, yaitu kepercayaan bahwa adanya pemujaan terhadap binatang tertentu yang dianggap masih ada hubungan dengan manusia.

Masa Bercocok Tanam Tingkat Lanjut


Pengantar Singkat
Masa ini disebut juga Masa Perundagian. Pada masa bercocok tanam tingkat lanjut, corak hidup

dari masa sebelumnya masih berpengaruh. Jadi, pada masa ini tidak jauh berbeda dari masa bercocok tanam tingkat awal.
Pada presentasi ini, yang akan kami bahas adalah perbedaan antara tingkat awal dan lanjut / perundagian.

Info Singkat
Pada masa ini :
Hubungan

antar daerah / pulau telah terjalin. Kerajaan Hindu Buddha mulai berkembang. Hidup manusia menetap (sedenter) Mata pencaharian bercocok tanam dan tukang (berdasarkan keahlian) Mengenal alat alat logam. Mengenal Tuhan.

Keadaan Lingkungan Alam


Kurang lebih sama dengan tingkat awal. Klik disini untuk melihat. Perbedaannya adalah pada tingkat lanjut, semakin

banyak hutan yang ditebang dan dibuka menjadi ladang pertanian dan dijadikan desa desa.

Kehidupan Budaya
Tata kehidupan semakin teratur dan terpimpin.
Mampu melebur bijih bijih logam dan membuat alat

alat dari logam (pisau, sabit, bajak, dll). Pertanian sudah mengenal teknik bersawah. Sudah mengenal irigasi pertanian. Perahu bercadik memainkan peranan penting. Adanya kuburan dengan perlakuan khusus bagi para pemimpin. Adanya pembagian kerja berdasarkan keahlian (keahlian pembuatan rumah kayu, gerabah, benda logam, perhiasan, dll) Kegiatan berburu masih dilakukan, namun kali ini dengan bantuan anjing dan kuda.

Teknologi
Telah mampu menghasilkan alat alat dari logam,

seperti pisau, sabit, dan bajak. Telah mampu membuat perahu bercadik. Telah mengenal irigasi pertanian.

Kehidupan Ekonomi
Karena pada masa ini manusia mulai mengenal

irigasi, maka pertanian berjalan dengan baik dan mengakibatkan terjadinya kelebihan bahan makanan. Bahan makanan ini kemudian diperdagankan antar pulau dengan perahu bercadik.
Selain itu, ada pula barang lain yang

diperdagangkan, seperti nekara, moko, manik manik, rempah rempah, jenis jenis kayu, dsb.

Kepercayaan
Sama seperti pada tingkat awal, masyarakat sudah

mengenal : Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang terdapat pada benda benda tertentu seperti pohon besar dam gunung. Totemisme, yaitu kepercayaan bahwa adanya pemujaan terhadap binatang tertentu yang dianggap masih ada hubungan dengan manusia. Ditambah dengan Monoisme, yaitu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

You might also like