You are on page 1of 16

Menulis Karya Tulis Ilmiah Sederhana Dengan Menggunakan Berbagai Sumber

Posted: November 2, 2009 in Lain-lain

0 Menulis karya tulis ilmiah sangat penting bagi kita untuk menguasai karya tulis yang kita tulis. Sebuah karya tulis ilmiah sangat bermanfaat jika hal yang dibahasnya sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, sebelum kita menulisnya, kamu harus terlebih dahulu harus melakukan suatu penelitian. Penelitian dalam bentuk kepustakaan (membaca sejumlah buku) atau secara langsung melakukan percobaan. Sebelum kita memulai belajar menulis karya tulis ilmiah secara sederhana, ikuti terlebih dahulu langkah-langkah awal berikut ini: A. Memahami dan menanggapi isi bacaan. Dimaksudkan agar kita membaca terlebih dahulu pengalaman dari seorang temanmu yang berprestasi dalam penulisan karya tulis ilmiah. Bertanya dan memahami akan semua penjelasan dari temanmu serta memulai mengerjakan pelatihan karya tulis tulismu yang disertai oleh temanmu yang akan membimbing pelatihan tersebut. B. Menulis rangkuman bacaan. Pada saat membuat rangkuman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah membaca dan mengidentifikasi pokok-pokok pikiran yang disampaikan penulis dalam teks bacaan. Hal tersebut akan membatumu merumuskan isi rangkuman yang akan ditulis. Kedua, tulislah kerangka karangan dengan pola pikir kamu sendiri berdasarkan pokok pikiran yang telah kamu identifikasikan. Ketiga, tuliskan rangkuman berdasarkan kerangka yang kamu buat. C. Mengumpulkan sumber bacaan dan menetapkan topik karya tulis ilmiah sederhana. Salah satu jenis karya tulis ilmiah yaitu makalah. Makalah ditulis dengan tujuan sebagai bahan pembahasan dalam suatu forum ilmiah, misalnya seminar. Langkah awal dalam menulis makalah yaitu menentukan topik makalah. Topik yang baik adalah topik yang menarik karena actual, berguna, dan didukung oleh sumber bacaan yang cukup. Topik dapat sekaligus dijadikan sebuah judul makalah. Langkah menentukan topik makalah dapat dilihat pada contoh berikut. Mengumpulkan sumber bacaan ( Berdasarkan artikel sebelumnya ) Menetapkan topik Pembatasan topik Topik makalah : Menjaga dan memelihara lingkungan : Cara menjaga dan memelihara lingkungan : Mewujudkan Lingkungan Hijau

D. Menulis kerangka karya tulis ilmiah sederhana dalam bentuk makalah. Makalah merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah sederhana. Makalah ditulis dengan tujuan untuk membahas suatu topik. Makalah dikembangkan secara sistematis dengan menuangkan gagasan secara runtut. Untuk itu, penulisan makalah perlu dipersiapkan dengan menyusun kerangka makalah. Kerangka makalah (outline) dibuat dengan tujuan menentukan pola atau gasir besar isi makalah. Isi makalah terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Dalam bagian pendahuluan, penulis menjelaskan latar belakang pemilihan topik atau judul, masalah yang dibahas, dan tujuan penulisan makalah. Pada penulisan makalah pendek, penulis cukup menjelaskan masalah atau tujuannya. Bagian pendahuluan ditulis dalam suatu kesatuan ( tidak perlu dirinci dengan penomoran ). Dalam bagian pembahasan, penulis membahas secara berurutan masalah atau tujuan penulisan. Pembahasan setiap masalah atau tujuan dapat dirinci dengan penomoran. Selanjutnya, dalam bagian penutup, penulis membuat simpulan atas pembahasan yang telah dilakukannya. Sebagi pertanggungjawaban atas isi makalahnya, penulis menuliskan daftar buku atau daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan rujukan untuk membahas masalah. E. Menulis karya tulis ilmiah sederhana dalam bentuk makalah. Selanjutnya, kita akan menulis karya tulis ilmiah sederhana berdasarkan kerangka yang telah kalian tulis. Tulis atau ketik dengan rapi sebelum kalian gunakan untuk mengerjakan karya tulis ilmiah sederhana tersebut. Langkah-langkah yang sudah dipahami dan mulai untuk mempraktekkannya. F. Menuliskan rujukan atau sumber pustaka. Harap diperhatikan untuk pencantuman buku rujukan atau umber pustaka sangat penting untuk kamu lakukan. Berikut cara penulisan buku rujukan atau daftar pustaka: 1. Rujukan atau sumber berupa artikel dari majalah yang mencantumkan nama pengarang, Zulfikar, Dedy.Batik Pesisiran Jawa Timur, Warta Budaya (03 Januari 2005), hlm.3. 2. Rujukan atau sumber berupa orang atau majalh tanpa nama pengarang. Contoh: Modifikasi Motif Batik Pesisiran untuk Busana Pesta, Warta Budaya. (03 Januari 2005),hlm.13. 3. Rujukan atau suber berdasarkan buku. Contoh:

Akhadiah, Sabarti. Maidar 6. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1982. Pembinaan Kemampuan Menulis Bhasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. G. Menilai dan merevisi makalah. Setelah kita menyelesaikan makalah, tukarkanlah makalah kelompokmu dengan kelompok lain. Lakukanlah penilaian dan koreksian atau masukan atas makalah yang telah disusun oleh kelompok lain. Ini dimaksudkan sejauh mana tingkat kepercayaan diri kita dengan hasil yang kita capai dengan maksimal dan serta membiasakan diri untuk selalu berinovasi, berkreasi, dan kreatif untuk menindaklanjuti dari karya tulis ilmiah sederhana. Penyusun : Nurhadi, Dawud, Yuni Pratiwi Penerbit : Erlangga,2006 Buku : Bahasa Indonesia, untuk SMP kelas 3

ujian praktek bahasa indonesia, membuat karya ilmiah sederhana Asap Kendaraan Bermotor, Penyebab Utama Polusi Udara I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor kini merupakan hal yang sangat lazim kita saksikan berkeliaran di sepanjang jalan raya. Mulai dari kendaraan roda dua sampai roda empat, mulai dari kendaraan umum sampai kendaraan pribadi. Tentunya kendaraan bermotor ini mengeluarkan asap yang mengandung CO2, yaitu hasil pembakaran yang tidak sempurna, sehingga dapat mengganggu proses pernapasan bagi manusia. Di samping itu, asap kendaraan bermotor juga dapat menyebabkan polusi udara yang sangat mencemari dan merusak lingkungan. Banyaknya penggunaan kendaraan bermotor dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya. Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat polusi dari asap kendaraan bermotor yang telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia yang sering disebut sebagai Global Warming. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia. Untuk itu, karya tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran mengenai asap kendaraan bermotor yang menjadi salah satu penyebab utama polusi udara.

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dibahas adalah: 1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya polusi udara di lingkungan? 2. Mengapa asap kendaraan bermotor dapat menyebabkan terjadinya polusi udara di lingkungan? 3. Seberapa besar alih asap kendaraan bermotor dalam menyebabkan polusi udara? 4. Bagaimana upaya manusia untuk mengurangi dampak asap kendaraan bermotor terhadap lingkungan? 1.3 Tujuan Tujuan dibuatnya karya ilmiah ini yaitu: 1. Menjelaskan seberapa besar dampak asap kendaraan bermotor terhadap pemanasan global 2. Memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai dampak asap kendaraan bermotor 3. Menghimbau masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor II PEMBAHASAN Apa yang menjadi penyebab terjadinya polusi udara di lingkungan? Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kotakota besar, disamping kegiatan rumah tangga, illegal logging, dan kebakaran hutan. Mengapa asap kendaraan bermotor dapat menyebabkan terjadinya polusi udara di lingkungan? Asap kendaraan bermotor mengandung beberapa zat yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang ditimbulkan gas-gas tersebut: 1. Karbon dioksida. Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi. 2. Karbon monoksida. Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin). 3. Oksida Belerang Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasan, akan berekasi

dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam. 4. Oksida nitrogen. NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi. 5. Nitrogen Monoksida (NO). Zat ini elemahkan sistem pernapasan paru dan saluran nafas sehingga paru mudah terserang infeksi. Seberapa besar alih asap kendaraan bermotor dalam menyebabkan polusi udara? Sebuah sumber menyatakan bahwa konstribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%, dibandingkan dengan industri yang hanya berkisar antara 10-15%. Sedangkan sisanya berasal dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan/ladang dan lain-lain (inunknungnurfitriana.blogspot.com tahun 2010). Hal yang sama secara lebih jelas dikutip dalam berita berikut: Penyebab paling signifikan dari polusi udara di Jakarta adalah kendaraan bermotor yang menyumbang andil sebesar 70 persen. Hal ini berkorelasi langsung dengan perbandingan antara jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk dan luas wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan data Komisi Kepolisian Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang terdaftar di DKI Jakarta (tidak termasuk kendaraan milik TNI dan Polri) pada bulan Juni 2009 adalah 9.993.867 kendaraan, sedangkan jumlah penduduk DKI Jakarta pada bulan Maret 2009 adalah 8.513.385 jiwa. Perbandingan data tersebut menunjukkan bahwa kendaraan bermotor di DKI Jakarta lebih banyak daripada penduduknya. Pertumbuhan jumlah kendaraan di DKI Jakarta juga sangat tinggi, yaitu mencapai 10,9 persen per tahun. Angka-angka tersebut menjadi sangat signifikan karena ketersediaan prasarana jalan di DKI Jakarta ternyata belum memenuhi ketentuan ideal.Panjang jalan di DKI Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer dengan luas 40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26 persen dari luas wilayahnya. Padahal, perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14 persen. Dengan kondisi yang tidak ideal tersebut, dapat dengan mudah dipahami apabila kemacetan makin sulit diatasi dan pencemaran udara semakin meningkat. (kabarindonesia.com tahun 2010) Bagaimana upaya manusia untuk mengurangi dampak asap kendaraan bermotor terhadap lingkungan? Sudah semestinya masyarakat dan pemerintah perlu menetapkan dan melaksanakan langkah-langkah perbaikan yang tepat. Langkah-langkah yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat perlu diidentifikasi dan kemudian dihindari untuk mencegah resistansi (perlawanan) dari masyarakat agar upaya perbaikan yang ditempuh tidak menjadi kontraproduktif. Fakta membuktikan bahwa ketidaktegasan dalam pelaksanaan hukum menyumbang andil signifikan dalam peningkatan polusi di Indonesia. Sebagai

contoh, UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah memberlakukan kewajiban uji emisi kendaraan bermotor. Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) UU tersebut menyatakan, "Untuk mencegah pencemaran udara dan kebisingan suara kendaraan bermotor yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup, setiap kendaraan bermotor wajib memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas buang dan tingkat kebisingan. Setiap pemilik, pengusaha angkutan umum dan/atau pengemudi kendaraan bermotor wajib mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan yang diakibatkan oleh pengoperasian kendaraannya." Orang yang melanggar ketentuan tersebut akan terkena sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 67 UU tersebut: "Barangsiapa mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas buang, atau tingkat kebisingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)." Dalam kenyataan, kita bisa melihat sendiri dengan sejelas-jelasnya banyak kendaraan bermotor di negara kita yang bebas berlalu lalang di jalan umum dengan mengeluarkan asap hitam pekat dan suara yang memekakkan telinga. Itulah salah satu contoh pahit penegakan hukum di Indonesia. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penanganan polusi membutuhkan keterlibatan seluruh masyarakat. Pelaksanaan kebijakan apapun tentu tidak akan mendatangkan hasil maksimal apabila hanya mengandalkan peran Pemerintah. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dan sinergi antara Pemerintah dan masyarakat dalam perbaikan lingkungan juga perlu digalakkan. Pada dasarnya, banyak warga Jakarta yang telah memahami persoalan kota mereka dan telah berinisiatif untuk ikut memperbaikinya. Gerakan "bike to work" (bersepeda ke tempat kerja) adalah salah satu contoh bentuk kepedulian warga Jakarta untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor. Upaya kecil lainnya adalah program one man one tree (satu orang satu pohon) yang merupakan bentuk kecil dari penghijauan guna mengurangi polusi udara. III PENUTUP 3.1 Simpulan Beberapa simpulan yang bisa penulis peroleh adalah: 1. Asap kendaraan bermotor merupakan penyebab utama pencemaran udara dengan kontribusi sebesar 60-70% disbanding penyebab lainnya. 2. Asap kendaraan bermotor mengandung zat-zat yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan, antara lain karbon dioksida, karbon monoksida, oksida belerang, oksida nitrogen, dan nitrogen monoksida. 3. Upaya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan mencanangkan beberapa pasal belum berjalan dengan baik sehingga semakin menyebabkan kesemerawutan pencemaran udara. 4. Salah satu cara yang paling mudah untuk mengurangi asap kendaraan bermotor antara lain program bike to work, serta one man one tree sebagai salah satu cara untuk mengurangi dampak dari asap tersebut.

3.2 Saran Saran yang dapat penulis sampaikan adalah: 1. Masyarakat harus mengurangi angka kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor. 2. Perlunya ketegasan dalam penegakan hukum dan tindak lanjut terhadap staf pemerintah yang lalai dalam menegakan hukum tersebut. 3. Harus lebih banyak organisasi atau lembaga yang mengadakan seminar mengenai bahaya asap kendaraan bermotor terhadap kelestarian lingkungan.

LANGKAH AWAL DALAM PEMBUATAN KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : Dian Istiaty, SH.MHum

A. Pendahuluan. Suatu karya tulis ilmiah berkaitan dengan suatu karya tulis yang dihasilkan dari suatu penelitian yang merupakan hasil temuan seseorang yang dibuat berdasarkan suatu metode penelitian tertentu yang dilakukan sebagai suatu upaya untuk mendapatkan suatu kebenaran. Prof. Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa pada umumnya manusia memiliki sifat untuk mencari kebenaran, dimana dalam usahanya untuk mencari kebenaran tersebut, manusia dapat menempuh berbagai macam cara, baik yang dianggap sebagai usaha yang tidak ilmiah, maupun yang dapat dikualifikasikan sebagai kegiatan ilmiah. Di kalangan masyarakat ilmiah dalam hal ini dunia pendidikan tinggi, hampir dapat dipastikan akan bersinggungan dengan kegiatan penulisan karya tulis ilmiah. Namun seringkali sebagian orang membayangkan akan adanya hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam mengawali serta membuat suatu karya tulis ilmiah. Perasaan sulit untuk mengawali dan

menentukan suatu karya tulis ilmiah tersebut, sering kali dialami oleh banyak mahasiswa. Meskipun tidak menutup kemungkinan banyak pihak lain yang mengalami hal yang sama. Sangat disayangkan apabila asumsi bahwa membuat karya tulis ilmiah adalah sulit, dijadikan alasan bagi mahasiswa maupun banyak pihak untuk menghindari membuat suatu karya tulis ilmiah. Apabila ditelusuri lebih lanjut, dapat dipahami bahwa dalam pembuatan suatu karya tulis ilmiah akan lebih mudah apabila seseorang terlebih dahulu mencoba untuk mengetahui langkah awal apakah yang harus dilakukan olehnya. Artinya Seseorang harus menentukan langkah awal dalam membuat suatu karya tulis ilmiah. Langkah awal yang dimaksud adalah dengan berupaya mengetahui mengenai latar belakang munculnya keinginan untuk membahas suatu permasalahan, kemudian mencoba merumuskan masalah serta menentukan tujuan dari dilakukannya penelitian terhadap permasalahan tersebut. Dengan demikian, perlu untuk diketahui lebih lanjut, kiat atau upaya apakah yang perlu diketahui dalam menentukan latar belakang, merumuskan masalah hingga menetapkan tujuan penelitian tersebut, sehingga dapat mempermudah seseorang untuk menentukan langkah awalnya dalam membuat atau menulis suatu karya tulis ilmiah.

B. Hal-Hal Penting yang Perlu Diketahui Sebelum Memulai Pembuatan Suatu Karya Tulis Ilmiah.

Sebelum membahas secara teori, perlu untuk diketahui adanya beberapa hal yang menjadi perhatian utama dalam memulai pembuatan suatu karya tulis ilmiah, diantaranya: 1. Penulis harus melakukan beberapa kegiatan sebelum membuat suatu tulisan ilmiah, diantaranya menentukan tema yang akan dijadikan patokan dalam menulis sekaligus melakukan penggalian data awal.

2. Mencoba menganalisis data awal yang diperoleh pada kegiatan sebelum menulis sehingga dapat dijadikan suatu latar belakang yang baik bagi pembuatan karya tulis ilmiah tersebut. 3. Merumuskan masalah berdasarkan latar belakang tersebut. 4. Menentukan tujuan, manfaat maupun ruang lingkup tulisan, dan pada akhirnya merumuskan atau menentukan judul tulisan yang mewakili permasalahan yang akan dibahas.

Ad.1. Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum membuat tulisan ilmiah.

Langkah pertama yang harus dilakukan seseorang apabila hendak menulis suatu tulisa ilmiah adalah menentukan tema dari suatu tulisan tersebut. Ada kalanya dalam mengikuti suatu lomba karya tulis ilmiah, tema tulisan telah ditentukan oleh panitia lomba. Apabila telah ditentukan, akan lebih mengarahkan si penulis dalam membuat suatu karya ilmiah. Sebaliknya, apabila belum ditentukan tema tulisan seperti dalam hal penulisan skripsi, maka penulis mendapat kebebasan dalam menentukan sendiri tema tulisan yang disukainya ataupun yang lebih dimengerti olehnya. Langkah berikutnya, apabila telah ditentukan tema yang akan diteliti, maka penulis harus melakukan penggalian data awal dengan cara mencari informasi mengenai tema yang akan diteliti atau ditulis. Prof. Suharsimi Arikunto menjelaskan ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi, yakni didasarkan pada 3 obyek yang berupa tulisan-tulisan dalam kertas (paper), manusia (person) dan tempat (place). Untuk mempermudah mengingatnya dapat disingkat Tiga P (Three P). Adapun yang dimaksud dengan Tiga P tersebut adalah :
1. Paper : membaca dokumen, buku-buku, majalah,surat kabar atau bahan tertulis lainnya,

baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.


2. Person : bertemu, bertanya dan berkonsultasi dengan para ahli atau manusia sumber.

3. Place : Tempat, lokasi atau benda-benda disekitar yang terdapat di tempat penelitian.

Artinya melihat dan mengamati fakta yang ada disuatu tempat atau lingkungan sekitar.

Biasanya, berdasarkan ketiga obyek tersebut (tidak harus ketiga obyek tersebut, karena mungkin saja hanya melalui salah satu obyek dari Tiga P tersebut seseorang mendapatkan data awal yang dianggapnya cukup), seorang penulis dapat menggali data yang diperlukan dalam memulai suatu penulisan karya ilmiah. Akan sangat sulit bagi seseorang untuk menulis suatu karya ilmiah jika tidak memiliki data awal yang akan dipaparkan dalam bagian latar belakang, hal ini dikarenakan data awal akan menunjukkan betapa pentingnya suatu tulisan tersebut sehingga menggambarkan suatu latar belakang yang menjadi dasar dalam merumuskan suatu permasalahan.

Ad.2. Menganalisis data awal untuk dijadikan latar belakang tulisan.

Data awal yang didapat melalui pengumpulan informasi berdasarkan obyek tertentu, (dalam hal ini baik melalui Paper, Person ataupun Place), kemudian dicoba untuk dianalisis. Apabila masuk ke tahap ini, maka untuk mempermudah menganalisisnya, perlu ditentukan bahwa data awal tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari masyarakat. Biasanya merupakan fakta, fenomena, kasus yang didapat langsung dari lapangan, termasuk informasi langsung dari masyarakat, kebiasaan yang muncul dihadapan penulis, ataupun kasus hukum yang terjadi disekitar. Singkatnya merupakan suatu data yang belum diolah. Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah diolah, mencakup dokumendokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian termasuk dokumen pribadi dan data sekunder yang bersifat publik seperti data arsip dan data resmi lainnya.

Apabila kedua data telah ditentukan, maka langkah berikutnya adalah menganalisis dengan cara melakukan perbandingan, mencari hubungan atau korelasi antar data ataupun mencari kesenjangan antara data yang didapat. Sistem menganalisis ini tidak terlepas dari logika berpikir yang digunakan oleh si penulis, apakah akan menggunakan logika deduktif (dari luas ke sempit) atau secara induktir (dari sempat ke luas). Apabila telah ditentukan logika berpikirnya, akan mempermudah pula dalam menganalisis. Setelah dianalisis, biasanya akan muncul motivasi dari si penulis serta alasan dipilihnya tema permasalahan tersebut. Pada akhirnya, diujung penulisan latar belakang, akan dijelaskan harapan yang ingin dicapai oleh seorang penulis melalui karya ilmiah tersebut. Berikut gambaran membuat latar belakang berdasarkan logika berpikir yang dipilih untuk digunakan oleh si penulis :

Skema membuat latar belakang Logika berpikir yang digunakan

Deduktif (dari luas ke sempit)

Induktif (dari sempit ke luas)

(dari teori ke fakta)

(dari fakta ke teori)

Membuat pemaparan Secara teoritis

Membuat pemaparan berdasarkan fakta

(dari UU dll)

atau kasus

pemaparan berupa

pemaparan secara

kasus, fenomena teoritis (UU & teori2)

Ada analisis

Memuat motivasi (motif) si peneliti serta alasan memilih variabel judul

Menjelaskan harapan yang ingin dicapai

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa dalam membuat suatu latar belakang perlu diketahui beberapa hal berikut ini : 1. Latar belakang merupakan suatu gambaran ringkas tema dari penelitian atau tema tulisan.
2. Latar belakang dapat dibuat dengan mendasarkan pada kenyataan yang terjadi

dilapangan, berupa fenomena, kasus, data dan fakta (Das sein) serta berdasarkan keadaan yang sebaiknya atau seharusnya terjadi menurut teori atau peraturan (Undang-Undang) yang berlaku. (Das sollen) 3. Latar belakang harus memuat motivasi penulis yang dibuat setelah membandingkan dan menganalisis ke dua hal tersebut pada point 2. 4. Latar belakang juga harus menjelaskan alasan memilih tema dan judul tulisan, baik alasan sesuai bidang ilmi maupun berdasarkan faktor yang menarik dari permasalahan tersebut. 5. Latar belakang juga harus memaparkan hal yang diharapkan untuk didapat dari hasil tulisan atau penelitian tersebut.

Ad.3. Merumuskan masalah berdasarkan latar belakang. Prof. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa suatu masalah sebenarnya merupakan suatu proses yang mengalami halangan didalam mencapai tujuannya. Biasanya halangan tersebut hendak diatasi, dan hal inilah yang antara lain menjadi tujuan suatu suatu penelitian. Meskipun demikian, dalam pemilihan masalah tetap perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya : 1. Kemampuan penulis, dalam hubungannya dengan penguasaan teoritis dan metodologis.

2. Fasilitas yang tersedia, terutama dana dan waktu 3. Kemungkinan memperoleh data yang ada harus kuat. 4. apakah masalah yang hendak diteliti itu penting dan berfaedah bagi negara, masyarakat dan ilmu pengetahuan.

Secara garis besar, merumuskan permasalahan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Antara lain : 1. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. a. Permasalahan dibuat untuk mengetahui atau mendeskripsikan suatu fakta, fenomena atau peristiwa hukum. b. Permasalahan dibuat untuk mencari hubungan antara dua hal atau dua fenomena maupun data. c. Permasalahan dibuat dengan cara membandingkan kedua hal atau fenomena maupun data yang ada. 2. Berdasarkan teori dasar hukum. Untuk merumuskan masalah di bidang hukum, biasanya akan lebih mudah apabila lebih ditujukan untuk mempermasalahkan atau menentukan bagaimana atau mengapa subyek hukum, obyek hukum (hak dan kewajiban), hubungan hukum, peristiwa hukum maupun akibat hukum terhadap fakta ataupun teori yang ditemukan pada data awal. 3. Cara lain yang lebih sederhana, yaitu dengan cara mempertemukan antaran : a. Das sollen dengan das sollen (teori dengan teori) b. Das Sein dengan das sollen (fakta dengan teori) c. Das Sein dengan das sein (fakta dengan fakta).

Berikut ini contoh menggunakan cara yang sederhana dalam mengidentifikasikan suatu permasalahan sekaligus merumuskan suatu masalah dengan berdasarkan data awal yang telah dikumpulkan sebelumnya.

Contoh 1. Diringkas dari skripsi milik Ainal Ikram (Mahasiswa Fakultas Hukum Unsri Angkatan 1998) dengan judul : Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak atas Domain Name ditinjau dari aspek HaKI. DAS SOLLEN : Adanya identitas yang digunakan oleh pengguna internet yang membedakan antara situs yang satu dengan situs lainnya, yang dikenal sebagai domain name Bambang Keosowo : HaKI adalah Hak atas kekayaan yang timbul atau lahir dari kemampuan intelektual seseorang DAS SEIN : Peristiwa hukum yang muncul dalam dunia internet seperti : Kasus plesetan nama domain milik BCA (klikbca.com) Penggunaan nama mustika ratu.com oleh pihak lain tanpa ijin dari pemilik merek

kerugian yang muncul akibat kasus tersebut dirasakan oleh pihak konsumen maupun pemilik merek yang telah terdaftar.

You might also like