You are on page 1of 13

Definisi,Pengertian&ContohMajasMetonimia Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang

sangat dekat. Contoh Majas Metonimia : Pena lebih berbahaya dari pedang. ( Majas Metonimia ) Definisi,Pengertian&ContohMajasPersamaanatausimile Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya. Contoh Majas Persamaan atau simile : a. Kikirnya seperti kepiting batu. b. Mukanya merah laksana kepiting rebus. ( Majas Persamaan atau simile ) Definisi,Pengertian&ContohMajasMetafora Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah metafora dibatasi oleh sebuah konteks. Contoh Majas Metafora : Perahu itu menggergaji ombak. ( Majas Metafora ) Definisi, Pengertian & Contoh Majas Personifikasi Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolaholah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia. Contoh Majas Personifikasi : a. Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami. b. Kata-katanya tajam seperti mata pisau. ( Majas Personifikasi ) Definisi, Pengertian & Contoh Majas Ironi atau sindiran Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Contoh Majas Ironi atau sindiran : a. Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat! b. Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas. ( Majas Ironi atau sindiran ) Definisi, Pengertian & Contoh Majas Sinisme Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh Majas Sinisme : Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan seluruhnya! ( Majas Sinisme )

Definisi, Pengertian & Contoh Majas Sarkasme Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasmemengandung kepahitan dan celaan yang getir. Contoh Majas Sarkasme : a. Mulut harimau kau! b. Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol) ( Majas Sarkasme ) Definisi, Pengertian & Contoh Majas Sinekdoke Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem pro parte). Contoh Majas Sinekdoke : a. Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00 ( Majas Sinekdoke pars pro toto ). b. Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia berakhir dengan kemenangan Indonesia ( Majas Sinekdoke totem pro parte ). Definisi, Pengertian & Contoh Majas Hiperbola Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Contoh Majas Hiperbola : a. Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak kepalaku. ( Majas Hiperbola ) Definisi,Pengertian&ContohMajasEufimisme Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus. Contoh Majas Eufimisme : a. Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan harga). b. Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK). ( Majas Eufimisme ) Definisi,Pengertian&ContohMajasLitotes Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaan sebenarnya. ContohMajasLitotes: Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbangkan bagi generasi bangsaku. ( Majas Litotes ) DefinisiPengertian&ContohMajasRetoris Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban. ContohMajasRetoris: Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan budaya, mengapa hendak diseragamkan? ( Majas Retoris )

33.Paradoks A d a l a h g a ya b a h a s a ya n g m e n g e m u k a k a n h a l ya n g s e o l a h - o l a h b e r t e n t a n g a n , n a m u n sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil. 34.Oksimoron adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.Contoh : Keramah-tamahan yang bengis 35.Asosiasi atau Simile Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengankeadaan yang dilukiskannya.Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam 36.Metafora Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yangmempunyai sifat sama.Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita 37.Alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam.Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman. 38.Parabel Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halust e r s i m p u l d a l a m k a r a n g a n i t u p e d o m a n h i d u p , f a l s a f a h h i d u p ya n g h a r u s d i t i m b a d i dalamnya.Contoh : Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar 39.Personifikasi Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting 40.Alusi Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.Contoh : Pkartini kecil itu turut memperjuangkan haknya 41.Eponim Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu,sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakaiuntuk menyatakan sifat itu.Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan. 42.Epitet Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atausesuatu hal.Contoh : Lonceng pagi untuk ayam jantan. 43.Sinekdoke - P a r s P r o T a t o Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan.Contoh : Saya belum melihat batang hidungnyaT o t e m P r o P a r t e Adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh: Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau 44.Metonimia A d a l a h g a ya b a h a s a ya n g m e n g g u n a k a n n a m a c i r i t u b u h , ge l a r a t a u j a b a t a n s e s e o r a n g sebagai pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah 45.Antonomasia Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorangsebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini. 46.Hipalase

Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntutmaskawin dari almarhum) 47.Ironi Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan.Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya? 48.Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajamContoh : Harum bener baumu pagi ini 49.Sarkasme Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga 50.Satire Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya! 51.Inuendo Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya 52.Antifrasis Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya,yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkalkejahatan, roh jahat, dan sebagainya.Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat 53.Pun atau Paronomasia Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi.Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu 54.Simbolik Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda benda lainsebagai simbol atau perlambang.Contoh : Keduanya hanya cinta monyet. 55.Tropen A d a l a h g a ya b a h a s a ya n g m e n g g u n a k a n k i a s a n d e n g a n k a t a a t a u i s t i l a h l a i n t e r h a d a p pekerjaan yang dilakukan seseorang.Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol minuman. 56.Alusio Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan.Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi? 57.Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan didalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain. 58.Eksklmasio Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil. 59.Enumerasio Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.C o n t o h : La u t t e n a n g . D i a t a s p e r m a d a n i b i r u i t u t a n p a k s a t u - s a t u n ya p e r a h u n e l a ya n meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya.Disana-sini

bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yangharomonis. Itulah keindahan sejati. 60.Kontradiksio Interminis Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telahdikemukakan sebelumnya.Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta. 61.Anakronisme Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastradalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada) 62.Okupasi Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang olehorang banyak dianggap benar.Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak anak yang mengkonsumsinya. 63.Resentia Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagiantertentu dari kalimat yang dihilangkan.Contoh : Apakah ibu mau.?

Contoh majas metafora ; - Perpustakaan adalah gudang ilmu - sampah masyarakat itu akhirnya berhasil ditangkap polisi - raja hutan telah siap untuk menerkam - dewi malam telah keluar dari balik awan - berhati- hati bergaul dengan buaya darat Contoh majas personifikasi -bulan tersenyum kepada bintang - daun kelapa melambai-lambai di tepi pantai -bulan masih bersembunyi dibalik awan maksudnya ; bulan belum terlihat jelas - lonceng memanggil-manggil para siswa yang masih bermain dilapangan maksudnya :sebagai tanda bagi siswa disekolah untuk segera masuk - angin berbisik menyampaikan salamku padanya

majas hiperbola : - bandung dilanda musibah akibat sampah yang menggunung - Teriakannya menggelegar membelah angkasa - ayah memeMajas Hiperbola yaitu majas atau gaya bahasa yang bertujuan untuk melebihlebihkan. Contoh kalimat yang menggunakan majas hiperbola diantaranya : - Cita-cita Budi setinggi langit, sehingga dia sangat disiplin dalam belajar di sekolah. - Bu Ani terkejut setengah mati, mendengar rumahnya kebakaran - Cintaku kepadamu sedalam samudera dan seluas jagad raya. Kalimat di atas bersifat melebih-lebihkan , yaitu terletak pada : setinggi langit, setengah mati, sedalam samudera, seluas jagad raya.

Majas Ironi : majas atau gaya bahasa yang bertujuan untuk menyindir secara halus.Contoh kalimat : - Bersih benar kantor ini, hingga kertas dan plastik ada dimana-mana. - Rajin banget kamu hari ini, jam sepuluh baru berangkat sekolah. Majas Litotes : majas atau gaya bahasa yang bertujuan merendahkan diri. Contoh kalimat : - Pak Rudi, mampirlah ke gubug kami kalau ada waktu. (padahal rumah yang indah dan mewah). Majas hiperbola, majas ironi , majas litotes adalah bagian dari majas pertentangan

A.

Majas/ Gaya Bahasa Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa. Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan bahwa majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat. Menurut Goris Keraf, sebuah majas dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik. Gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: 1. Gaya bahasa perulangan 2. Gaya bahasa perbandingan 3. Gaya bahasa pertentangan 4. Gaya bahasa pertautan 1. Gaya Bahasa Perulangan A. Aliterasi Aliterasi ialah sejenis gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi. Contoh: Kau keraskan kalbunya Bagai batu membesi benar Timbul telangkai bertongkat urat Ditunjang pengacara petah pasih B. Asonansi Asonansi ialah sejenis gaya bahasa refetisi yang berjudul perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan. Contoh: Segala ada menekan dada Mati api di dalam hati Harum sekuntum bunga rahasia Dengan hitam kelam C. Antanaklasis Antanaklasis ialah sejenis gaya bahasa yang mengandung perulangan kata dengan makna berbeda. Contoh: Karena buah penanya itu menjadi buah bibir orang. D. Kiasmus Kiasmus ialah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat. Contoh: Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah. E. Epizeukis

F.

G.

H.

I.

J.

K.

L.

Epizeukis ialah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung. Maksudnya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Contoh: Ingat kami harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat. Tautotes Tautotes ialah gaya bahasa perulangan yang berupa pengulangan sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi. Contoh: Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja. Anafora Anafora ialah gaya bahasa repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat. Contoh: Kucari kau dalam toko-toko. Kucari kau karena cemas karena sayang. Kucari kau karena sayang karena bimbang. Kucari kau karena kaya mesti diganyang. Epistrofa (efifora) Epistrofa ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan. Contoh: Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur. Aku mencercah daging ketika kau tidur. Simploke Simploke ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan awal dan akhir beberapa baris (kalimat secara berturut-turut). Contoh: Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah. Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tak pecah. Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah. Mesodiplosis Mesodiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut-turut. Contoh: Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa. Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat. Epanalepsis Epanalepsis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada akhir baris, klausa, atau kalimat. Contoh: Saya akan berusaha meraih cita-cita saya. Anadiplosis Anadiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang kata atau frase terakhir dari suatu kalimat atau klausa menjadi kata atau frase pertama pada klausa atau kalimat berikutnya. Contoh: Dalam raga ada darah Dalam darah ada tenaga Dalam tenaga ada daya Dalam daya ada segalanya

2.

Gaya Bahasa Perbandingan

a. Perumpamaan
Perumpamaan ialah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa. Contoh: Seperti air dengan minyak.

a. Metafora
Metafora ialah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara implisit.

Contoh: Aku adalah angin yang kembara.

a. Personifikasi
Personifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak. Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan duri.

a. Depersonifikasi
Depersonifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak bernyawa pada manusia atau insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata: kalau, sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama. Contoh: Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.

a. Alegori
Alegori ialah gaya bahasa yang menggunakan lambang-lambang yang termasuk dalam alegon antara lain: Fabel, contoh: Kancil dan Buaya Parabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa

a. Antitesis
Antitesis ialah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan. Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.

a. Pleonasme dan Tautologi


Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebesarnya tidak perlu. Contoh: Capek mulut saya berbicara. Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frase yang searti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu. Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke mari?

a. Perifrasis
Perifrasis ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya sengaja menggunakan frase yang sebenarnya dapat diganti dengan sebuah kata saja. Contoh: Wita telah menyelesaikan sekolahnya tahun 1988 (lulus).

a. Antisipasi (prolepsis)
Antisipasi ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya menggunakan frase pendahuluan yang isinya sebenarnya masih akan dikerjakan atau akan terjadi. Contoh: Aku melonjak kegirangan karena aku mendapatkan piala kemenangan.

a. Koreksio (epanortosis)
Koreksio ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya mula-mula ingin menegaskan sesuatu. Namun, kemudian memeriksa dan memperbaiki yang mana yang salah. Contoh: Silakan Riki maju, bukan, maksud saya Rini!

3.

Gaya Bahasa Pertentangan

a. Hiperbola
Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan baik jumlah, ukuran, ataupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia.

a. Litotes
Litotes ialah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh: Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.

a. Ironi
Ironi ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Contoh: Bagus benar rapormu Bar, banyak merahnya.

a. Oksimoron
Oksimoron ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang di dalamnya mengandung pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase atau dalam kalimat yang sama. Contoh: Olahraga mendaki gunung memang menarik walupun sangat membahayakan.

a. Paronomosia
Paronomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran kata-kata yang sama bunyinya, tetapi berlainan maknanya. Contoh: Bisa ular itu bisa masuk ke sel-sel darah.

a. Zeugma dan Silepsis


Zeugma ialah gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan cara menghubungkan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain. Dalam zeugma kata yang dipakai untuk membawahkan kedua kata berikutnya sebenarnya hanya cocok untuk salah satu dari padanya. Contoh: Kami sudah mendengar berita itu dari radio dan surat kabar. Dalam silepsis kata yang dipergunakannya itu secara gramatikal benar, tetapi kata tadi diterapkan pada kata lain yang sebenarnya mempunyai makna lain. Contoh: Ia sudah kehilangan topi dan semangatnya.

a. Satire
Satire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung. Contoh: Jemu aku dengan bicaramu. Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan Sudah sepuluh tahun engkau bicara Aku masih tak punya celana

Budak kurus pengangkut sampah

a. Inuendo
Inuendo ialah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.

a. Antifrasis
Antifrasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan sebuah kata dengan makna kebalikannya. Berbeda dengan ironi, yang berupa rangkaian kata yang mengungkapkan sindiran dengan menyatakan kebalikan dari kenyataan, sedangkan pada antifrasis hanya sebuah kata saja yang menyatakan kebalikan itu. Contoh Antifrasis: Lihatlah sang raksasa telah tiba (maksudnya si cebol). Contoh ironi: Kami tahu bahwa kau memang orang yang jujur sehingga tak ada satu orang pun yang percaya padamu.

a. Paradoks
Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.

a. Klimaks
Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya. Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa dan negara.

a. Anti klimaks
Antiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting. Contoh: Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD.

a. Apostrof
Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir. Contoh: Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkraman durjana.

a.

Anastrof atau inversi Anastrof ialah gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis. Contoh: Diceraikannya istrinya tanpa setahu saudara-saudaranya.

a. Apofasis

Apofasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang tampaknya menolak sesuatu, tetapi sebenarnya justru menegaskannya. Contoh : Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.

a. Histeron Proteran
Histeron Proteran ialah gaya bahasa yang isinya merupakan kebalikan dari suatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar. Contoh : Jika kau memenangkan pertandingan itu berarti kematian akan kau alami.

a. Hipalase
Hipalase ialah gaya bahasa yang berupa sebuah pernyataan yang menggunakan kata untuk menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih tepat dikarenakan kata yang lain. Contoh: Ia duduk pada bangku yang gelisah.

a.

Sinisme Sinisme ialah gaya bahasa yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati. Contoh: Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat Anda hitung.

a. Sarkasme
Sarkasme ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar. Contoh: Kau memang benar-benar bajingan. 4. Gaya Bahasa Pertautan

a. Metonimia
Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri. Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.

a. Sinekdoke
Sinekdoke ialah gaya bahasa yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti barang sendiri. Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu. Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.

a. Alusio
Alusia ialah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu pristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/ diketahui orang. Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?

a. Eufimisme

Eufimisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap merugikan atau yang tidak menyenangkan. Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.

a. Eponim
Eponim ialah gaya bahasa yang menyebut nama seseorang yang begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu. Contoh: Dengan latihan yang sungguh saya yakin Anda akan menjadi Mike Tyson.

a. Antonomasia
Antonomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar resmi atau jabatan sebagai pengganti nama diri. Contoh: Kepala sekolah mengundang para orang tua murid.

a. Epitet
Epitet ialah gaya bahasa yang berupa keterangan yang menyatakan sesuatu sifat atau ciri yang khas dari seseorang atau suatu hal. Contoh: Putri malam menyambut kedatangan remaja yang sedang mabuk asmara.

a. Erotesis
Erotesis ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak menuntut jawaban sama sekali. Contoh: Tegakah membiarkan anak-anak dalam kesengsaraan?

a. Paralelisme
Paralelisme ialah gaya bahasa yang berusaha menyejajarkan pemakaian kata-kata atau frasefrase yang menduduki fungsi yang sama dan memiliki bentuk gramatikal yang sama. Contoh: + Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas. - Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus memberantasnya (Ini contoh yang tidak baik).

a. Elipsis
Elipsis ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis. Contoh: Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan prediksi). Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (Penghilangan subyek). Saya sekarang sudah mengerti ( Penghilangan obyek). Saya akan berangkat (penghilangan unsur Keterangan). Mari makan!(penghilangan subyek dan obyek).

a. Gradasi

Gradasi ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata (sedikitnya tiga kata) yang diulang dalam konstruksi itu. Contoh: Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang kuat dan tangguh, dengan ketangguhan itu kita maju.

a. Asindeton
Asindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatu konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung. Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.

a. Polisindeton
Polisindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung. Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana.

You might also like