Professional Documents
Culture Documents
Materi Kuliah Epidemilogi Gizi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan UNIVERSITAS RESPATI YOGYA 5 Januari 2013
2.
Kegiatan pengumpulan variabel yang berkaitan dengan apa yg dimakan dan diminum termasuk suplemen, berapa banyak, variasi, frekuensi dari seseorang maupun kelompok dalam waktu singkat, sehingga diketahui rata-rata asupan zat gizi beserta kecukupannya atau kebutuhannya Mempelajari/menelaah jumlah makanan yang dikonsumsi masuk ke dalam tubuh dan membandingkan dengan baku kecukupan, sehingga diketahui kecukupan gizi yang dipenuhi
LANJUTAN.............
Meskipun
data konsumsi gizi sering digunakan sebagai salah satu metode penentuan status gizi, tetapi pada hakekatnya survei konsumsi tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung. Hasil survei hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya kekurangan gizi pada seseorang. Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut.
Mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan individu serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi gizi tersebut
TUJUAN KHUSUS
1.
2.
3. 4. 5. 6.
Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional & kelompok masyarakat Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu Menentukan pedoman kecukupan makanan & program pengadaan pangan Sebagai dasar perencanaaan & program gizi Sebagai sarana pendidikan gizi (khususnya kelompok risiko kekurangan gizi) Menentukan regulasi yang berkaitan dengan makanan, kesehatan dan gizi masyarakat
yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan makan (food habits) serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut.
Contoh :
Metode frekuensi makanan (food frequency) Metode dietary history Metode telepon Metode pendaftaran makanan (food list)
FORM FFQ
Nama Bahan Makanan 1. Makanan Pokok a. Nasi b. . 2. Lauk Hewani a. Telur b. . 3. Lauk Nabati a. Tempe b. . 4. Sayuran a. Nasi b. . 5. Buah-buahan Frekuensi Konsumsi >1x/hr 1x/hr 4-6/mg 1-3/mg 1x/bl 1x/th Ket
2. METODE KUANTITATIF
Metode
secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah-Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak. Contoh :
Metode recall 24 jam perkiraan makanan (estimated food records) Penimbangan makanan (food weighing) Metode food account Metode inventaris (inventory method) Pencatatan (household food records)
Siang/jam
Malam/jam
metode pengukuran bahkan dapat menghasilkan data yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Contoh : Metode recall 24 jam Metode riwayat makan (dietary history)
Tunggal :
2.
Gabungan/Indeks :
Tingkat kecukupan energi, Tingkat kecukupan protein dsb
3.
Komposit:
PPH (Pola Pangan Harapan)
Keluarga/rumahtangga Nasional/regional
1. Tingkat Nasional
Food Balance Sheet (Neraca Bahan Makanan)
2. TINGKAT RUMAH TANGGA
Pencatatan (food accoun) Metode pendaftaran (food list) Metode inventaris (inventory method) Pencatatan makanan rumah tangga (household food record)
recall 24 jam Metode estimated food records Metode penimbangan makanan Metode dietary history Metode frequensi makanan (food frequency)
Sedangkan
zat gizi yang terdapat pada AKG hanyalah zat gizi yg penting meliputi :
Energi Protein Vitamin A Thiamin Riboflavin Niasin Vitamin B12 Asam folat Vitamin C Kalsium Fosfor Zat Besi Zink Yodium
Widya Karya Nasional Pangan & Gizi 2004 &SK Menkes : 1593/Menkes/SK/XI/2005 ttg AKG Rata rata kecukupan gizi bagi penduduk Indonesia adalah :
Energi Protein
: 2.000 K.kal : 52 gr
Rata
Energi Protein
: 2.200 K.kal : 57 gr
menentukan AKG untuk kelompok masyarakat (institusi & rumah tangga) yg terdiri dari berbagai golongan umur, dihitung dari penjumlahan dari AKG masing-masing anggota (pada tabel) kemudian dihitung rata-ratanya. Dalam situasi kelompok umur yg sama (di asrama, panti asuhan), maka AKG dari mereka sama dengan AKG yg terdapat pada tabel sesuai golongan umur. Selanjutnya hasil perhitungan tingkat konsumsi pd kelompok masyarakat (rata-rata pada rumah tangga) dibandingkan dengan hasil perhitungan AKG.
yg tersedia tidak menggambarkan AKG individu (tetapi untuk gol umur, jenis sex, TB & BB standar) Solusi untuk menentukan AKG individu dengan cara melakukan koreksi terhadap BB nyata dengan BB standar (pada tabel AKG) Contoh Perhitungan :
jam diketahui tingkat konsumi energi = 2750 Kalori Pada tabel AKG diketahui BB standar laki-laki usia 16-19 th = 56 Kg dan AKG untuk energi = 2500
Perhitungan AKG
AKG individu :
45 kg 56 kg X 2500 kalori
= 2009 kalori
= 137 %
: >= 100% AKG : 80-99% AKG : 70-80% AKG : < 70% AKG
2 Protein
54,5
48,7
54,4
55,4
54,7
55,23
Untuk menganalisis perkembangan konsumsi pangan, selain diperlukan informasi ttg kuantitas konsumsi pangan juga perlu dilihat dari kualitasnya. Kualitas/mutu konsumsi pangan dapat dilihat dengan menggunakan nilai/skor Pola Pangan Harapan (PPH). Nilai mutu PPH dapat memberikan informasi mengenai pencapaian kuantitas dan kualitas konsumsi, yg menggambarkan ragam (diversifikasi) konsumsi pangan Semakin besar skor PPH maka kualitas konsumsi pangan dinilai semakin baik Kualitas konsumsi pangan yg dianggap sempurna bila mencapai nilai 100
c 0,5 0,5 2
1 0,5 2
0,5 2 9