You are on page 1of 24

Case Report

Rotasi II Puskesmas Kuranji

1.1 Definisi
Penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan

hiperresponsif, keterbatasan aliran udara yang reversibel dan gejala pernapasan.1 kelompok penyakit paru alergi dan imunologi

Epidemiologi
terutama pada usia dini.
Perbandingan laki laki dan perempuan 2:1 dan

pada usia remaja 1:1. Prevalensi asma >> wanita usia dewasa.

tahun 2005 di Indonesia prevalensi dari 4,2% 5,4%.

Faktor Resiko
Atopi
Hiperreaktivitas bronkus Jenis Kelamin

Ras
Obesitas

faktor pencetus
Faktor Lingkungan Alergen dalam rumah Alergen luar rumah Faktor Lain Alergen makanan Alergen obat obat tertentu Bahan yang mengiritasi Ekspresi emosi berlebih Asap rokok bagi perokok aktif maupun perokok pasif Polusi udara dari dalam dan luar ruangan

Klasifikasi

Asma : Inflamasi kronis Saluran Napas

pemicu
Hiperreaktivitas

Patogenesis

Banyak Sel : Netrofil Limfosit Netrofil Eosinofil

Melepas MEDIATOR :
Histamin Prostaglandin (PG) Leukotrien (L) Platelet Activating Factor (PAF), dll

Bronkokonstriksi, hipersekresi mukus, edema saluran napas

Obstruksi difus saluran napas

BATUK, MENGI, SESAK

Diagnosis
Anamnesis

Gejala yang episodik, batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada dan variabiliti yang berkaitan dengan cuaca. Faktor faktor yang mempengaruhi asma, riwayat keluarga dan adanya riwayat alergi.11 Pemeriksaan Fisik Tekanan darah biasanya meningkat, frekuensi pernapasan dan denyut nadi juga meningkat, ekspirasi memanjang diserta ronki kering, mengi.11 Pemeriksaan Laboratorium Darah (terutama eosinofil, Ig E), sputum (eosinofil, spiral Cursshman, kristal Charcot Leyden).11 Pemeriksaan Penunjang Spirometri, uji provokasi bronkus, foto thoraks

Diagnosis Banding
Bronitis kronik
Emfisema paru Gagal jantung kiri

Emboli Paru

Penatalaksanaan
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari. Berat Asma Asma Intermiten Asma Persisten Ringan Medikasi pengontrol harian Tidak perlu Glukokortikosteroid inhalasi (200-400 ug BD/hari atau ekivalennya) 6. 7. 8. Asma Persisten Sedang Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (400-800 ug BD/hari atau ekivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama Alternatif / Pilihan lain -------Teofilin lepas lambat Kromolin Leukotriene modifiers Ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau Ditambah teofilin lepas lambat Alternatif lain ------------

Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD atau ekivalennya) ditambah Teofilin lepas lambat ,atau Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD atau ekivalennya) ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>800 ug BD atau ekivalennya) atau Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug BD atau ekivalennya) ditambah leukotriene modifiers

Asma Persisten Berat

Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid Prednisolon/ metilprednisolon oral selang sehari 10 mg (> 800 ug BD atau ekivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama, ditambah 1 ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, ditambah teofilin lepas lambat

di bawah ini:
teofilin lepas lambat leukotriene modifiers glukokortikosteroid oral

Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah : Status asmatikus Atelektasis Hipoksemia Pneumothoraks Emfisema

Prognosis
Pada penderita yang mengalami serangan intermitten

angka kematiannya 2%, sedangkan angka kematian pada penderita yang dengan serangan terus menerus angka kematiannya 9%.14

Laporan Kasus
STATUS PASIEN Identitas Pasien Nama/Kelamin/Umur/ : Sabarudin/ perempuan/64 tahun Pekerjaan/pendidikan : Pensiunan Alamat : Kalumbuk Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga Status Perkawinan : Menikah Jumlah anak : 3 orang Status Ekonomi Keluarga : Kurang mampu, biaya hidup dari tunjangan perbulan (Rp 1.000.000,-) dan dari penghasilan anak perempuan yang hidup serumah dengan pasien yang bekerja sebagai penjual gorengan (Rp 900.000 ,-)

Kondisi Rumah dan Lingkungan Keluarga : Rumah permanen 8 x 5 m2 , 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu . Lantai rumah dari semen kasar, atap dari seng, dinding dari tembok dan sebagian dari papan, ventilasi dan sirkulasi udara baik, pencahayaan cukup baik, kamar tidur cukup sempit. Jamban ada 1 buahdi dalam rumah Listrik ada. Sumber air dari air sumur, sumber air minum dari air galon. Bak mandi kurang bersih, dikuras setiap 3-4 minggu sekali. Halaman rumah sangat sempit, langsung berbatasan langsung dengan jalan. Keadaan sekitar kotor, dan berabu. Rumahnya tidak mempunyai pagar. Sampah dimasukan kedalam plastik dan dibuang serta ditumpuk di belakang rumah sebelum dibakar. Rumah dihuni oleh pasien, anak perempuan serta cucu perempuannya. Kesan : Higiene dan sanitasi kurang.

Kondisi Psikologis Keluarga Pasien tinggal di lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk. Hubungan pasien dengan anak-anaknya cukup baik Pasien tinggal bersama anak perempuan dan cucunya Istri pasien sudah meninggal dunia 7 tahun yang lalu Sedangkan 2 anak pasien yang lain tinggal di rumah mereka sendiri Fungsi sosial Keluarga ini tidak mengikuti organisasi-organisasi sosial di masyarakat, terutama semenjak pasien menderita penyakit ini.

Riwayat Penyakit Sekarang Keluhan utama : Sesak nafas sejak 1 hari yang lalu Sesak nafas sejak 1 hari yang lalu. Sesak dirasakan 1-2x/minggu Anak pasien mengaku setiap kali sesak pasien dan anaknya mengaku mendengar suara menciut saat pasien bernafas. Riwayat serangan pada malam hari 1-2x/bulan, terakhir pasien mengaku mendapat serangan malam, 2 minggu yang lalu. Pasien mengaku sesak akan timbul bila pasien terpapar debu, memakan ketan kelapa, atau terpapar udara dingin Riwayat alergi terhadap makanan (udang, telur) ada. Pasien mengaku bila memakan makanan tersebut kulitnya akan memerah dan terasa gatal Riwayat sering pilek, flu yang dipengaruhi cuaca dan waktu, disertai bersin-bersin ada Riwayat tidur kepalanya harus ditinggikan dengan bantal, ataupun tidur sambil duduk ada bila terjadi serangan, pasien mengaku sulit untuk berbicara bila terjadi serangan Riwayat demam tidak ada Batuk ada sejak 1 minggu yang lalu, berdahak dan berwarna keputihan

Riwayat nyeri dada, jantung berdebar-debar tidak ada Riwayat sering berkeringat pada malam hari tidak ada Riwayat penurunan berat badan yang drastis tidak ada

Nafsu makan pasien baik

Riwayat Penyakit Dahulu dan Keluarga Pasien sudah dikenal menderita sakit seperti ini sejak 8 tahun yang lalu, namun dulu tidak terlalu mengganggu aktivitas. Pasien dikenal seorang namun pasien mengaku sudah berhenti total merokok sejak 8 tahun yang lalu. Riwayat atopi pada keluarga pasien ada Ibu pasien dikenal seorang penderita asma bronkhial, serta alergi terhadap udara dingin

Pemeriksaan Fisik Status generalisata : Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Nafas Suhu Status Internus

: tampak sakit sedang : komposmentis kooperatif : 130/80 mmHg : 92x/menit : 30x/menit : 36,80C
: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik : Turgor kulit normal, akral hangat perfusi baik : Tidak ada pembesaran KGB : Inspeksi : Simetris kiri=kanan

Mata Kulit KGB Paru

Palpasi : Fremitus kiri=kanan Perkusi : Sonor Auskultasi :Ekspirasi memanjang, wheezing (+/+), ronkhi (-/-)

Jantung

: Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V Perkusi : Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V Kanan : LSD Atas : RIC II Auskultasi : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)
Abdomen : Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi : Hear dan lien tidak teraba Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) normal
Punggung : Inspeksi : Simetris kiri=kanan

Palpasi : Fremitus kiri=kanan Perkusi : Sonor Auskultasi : Ekspirasi memanjang, wheezing (+/+), ronkhi (-/Anggota gerak : Reflek fisiologi (+/+), refilling kapiler baik

Laboratorium anjuran: Darah (eosinofil, IgE)


Pemeriksaan anjuran : Spirometri, Foto thorak Diagnosis Kerja : Asma bronkhial persisten ringan

Diagnosis Banding

: Asma bronkhial persisten

sedang

Manjemen Preventif : Penderita dan keluarga sebaiknya mampu mengidentifikasi hal-hal apa saja yang memicu dan memperberat serangan asma penderita. Perlu diingat bahwapada beberapa pasien, faktor pencetus bersifat individual dimana antara pasien satudan yang lainnya tidaklah sama. Menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab serangan (pada pasien ini hindari memakan ketan dengan kelapa) Menghindari alergan penyebab dari asma seperti : Inhalan : debu rumah, bulu atau serpihan kulit binatang anjing, kucing,kuda dan spora jamur. Ingestan : susu, telor, ikan, kacang-kacangan, dan obat-obatan tertentu. Kontaktan : zalf kulit, logam perhiasan. Keadaan udara : polusi, perubahan hawa mendadak, dan hawa yanglembab.Infeksi saluran pernafasan. Tidak boleh merokok. Hindari stres psikis termasuk emosi yang berlebihan. Cukup istirahat

Cukup istirahat Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es. Menghindari kontak dengan hewan diketahui menjadi penyebab

serangan. Manipulasi lingkungan : memakai kasur dan bantal dari busa, bertempat dilingkungan dengan temperatur hangat.
Promotif

Pengobatan yang efektif hanya mungkin berhasil dengan

penatalaksanaanyang komprehensif, dimana melibatkan kemampuan diagnostik dan terapi dari seorang dokter Puskesmas di satu pihak dan adanya pengertian serta kerjasama penderita dan keluarganya di pihak lain. Pendidikan kepada penderita dan keluarganya adalah menjadi tanggung jawab dokter Puskesmas, sehingga dicapai hasil pengobatan yang memuaskan bagi semua pihak. Beberapa hal yang perlu diketahui dan dikerjakan oleh penderita dan keluarganyaadalah : Memahami sifat-sifat dari penyakit asma :
Bahwa penyakit asma tidak bisa sembuh secara sempurna. Bahwa penyakit asma bisa disembuhkan tetapi pada suatu saat oleh

karena faktor tertentu bisa kambuh lagi. Bahwa kekambuhan penyakit asma minimal bisa dijarangkan dengan pengobatan jangka panjang secara teratur.

Memahami faktor yang menyebabkan serangan atau memperberat

serangan Memahami faktor-faktor yang dapat mempercepat kesembuhan, membantu perbaikan dan mengurangi serangan : Memahami kegunaan dan cara kerja dan cara pemakaian obat obatan yang diberikan o

Bronkodilator : untuk mengatasi spasme bronkus. Steroid : untuk menghilangkan atau mengurangi peradangan. Ekspektoran : untuk mengencerkan dan mengeluarkan dahak. Antibiotika : untuk mengatasi infeksi, bila serangan asma dipicu adanyainfeksi saluran nafas.(Medlinux,2008)

Mampu menilai kemajuan dan kemunduran dari penyakit dan

hasil pengobatan. Mengetahui kapan self treatment atau pengobatan mandiri harus diakhiri dan segera mencari pertolongan dokter.(Medlinux,2008) Penderita dan keluarganya juga harus mengetahui beberapa pandangan yang salah tentang asma, seperti :
Bahwa asma semata-mata timbul karena alergi, kecemasan atau stres,

padahalkeadaan bronkus yang hiperaktif merupakan faktor utama. Tidak ada sesak bukan berarti tidak ada serangan.

Baru berobat atau minum obat bila sesak nafas saja dan segera berhenti

minumobat bila sesak nafas berkurang atau hilang

Kuratif
Aminofilin tablet 200 mg (3x1 tablet/hari) Salbutamol tablet 2 mg ( 3x1 tablet/hari) GG tablet 100 mg (3x1 tablet/ hari)

Rehabilitatif
Minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter,

baik obat simptomatis maupun obat profilaksis. Pada waktu serangan berusaha untuk makan cukup kalori dan banyak minum air hangat guna membantu pengenceran dahak Jika serangan asma semakin berat, maka segera konsulkan ke puskesmas atau ke IGD rumah sakit terdekat.

You might also like