You are on page 1of 39

Tabel 6.3 Enzim dan Peranannya dalam Pencernaan Makanan No.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Dihasilkan Organ Tempat Fungsi oleh Enzim Bekerja Amilase (ptialin) Kelenjar ludah Mulut Amilum maltosa Pepsin Lambung Lambung Protein polipeptida Lipase Pankreas Usus halus Lemak gliserol dan asam lemak Amilase pankreas Pankreas Usus halus Amilum maltosa Tripsin Pankreas Usus halus Protein polipeptida Kemotripsin Pankreas Usus halus Protein polipeptida Karboksipeptidase Pankreas Usus halus Polipeptida asam amino Laktase Usus halus Usus halus Laktosa glukosa dan galaktosa Sukrase Usus halus Usus halus Sukrosa glukosa dan fruktosa Aminopeptidase Usus halus Usus halus Polipeptida asam amino Maltase Usus halus Usus halus Maltosa glukosa Nama Enzim

KELPENCERNAANMulut Kelenjar ludah (saliva) ada 3 macam, yaitu : Kelanjar parotis, mengahsilkan air liur cair Kel. Submaksilaris (dibawah rahang), menghasilkan air liur cair danlendir Kel. Sublingualis, (dibawah pangkal lidah), menghasilkan air liur cair danlendir Lambung Menghasilkan getah lambung yang berisi : air, HCl, musin, ion-ionanorganik, enzim pepsin, renin, dan hormon gastrinUsus Halus

Menghasilkan enzim amilase, disakaridase, amino peptidase,enterokinase, hormon sekretin, hormon kolesistokininPankreas Menghasilkan enzim amilase, tripsinogen, lipase/steapsin dan hormoninsulinHati Merupapkan kelenjar perncernaan terbesar, tidak menghasilkan enzimpencernaan, berperan dlm pencernaan lemak di usus halus, sebab hatimenghasilkan garam empedu yang dapat merubah lemak menjadi emulsilemak Mekanisme pencernaan zat makanan pada manusiaZ a t m a k a n a n T e m p a t P r o s e s K a r b o h i d r a t M u l u t Amilum (dipecah dengan dg bantuan enzim ptialin) menjadi maltosa Maltosa (dipecah dengan dg bantuan enzim maltase) menjadi 2 molglukosaUsus halus Maltosa (dipecah dengan dg bantuan enzim maltase) menjadi 2 molglukosa Laktosa (dipecah dengan dg bantuan enzim laktase) menjadi galaktosadan glukosa Sukrosa (dipecah dengan dg bantuan enzim sukrase) menjadi glukosadan fruktosa Le m a k U s u s h a l u s Kantung empedu mengeluarkan garam empedu. Garam empedu akan mengubah lemak menjadi emulsi lemak Emulsi lemak (dipecah dengan dg bantuan enzim lipase / steapsin)menjadi asam lemak dan gliserolP r o t e i n L a m b u n g HCL mengubah pepsinogen menjadi pepsin Protein kompleks (dipecah dengan dg bantuan pepsin) menjadi proteinsederhana HCl juga mengubah prorenin menjadi renin Renin yang terbentuk akan memecah kaseinogen menjadi kasein Kasein dibantu dengan ion kalsium dan pepsin akan mengubah gumpalansusu menjadi protein sederhana Gangguan Sistem Pencernaan Apendikitis

Radang usus buntu. Diare Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat. Kontipasi (Sembelit) Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar) Maldigesti Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung. Parotitis Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong Tukak Lambung/Maag "Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori Xerostomia Produksi air liur yang sangat sedikitGangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksibakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukaklambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis). Diare Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan fesesyang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas(stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktulama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi. Konstipasi (Sembelit) Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserapusus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsimakanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging. Tukak Lambung (Ulkus) Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukusrusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasildari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dindinglambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkanoleh infeksi bakteri jenis tertentu.Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakanperadangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makanmakanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yangdisebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan padadinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak

lambung. Gesekanakan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnyaakan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atauperadangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis. GAMBAR-GAMBAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM PENCERNAAN

Kel. ParotisKel. SublingualisKel. Lingualis

http://www.crayonpedia.org/mw/2._Sistem_Pencernaan_Makanan_Pada_Manusia_11.2 Beberapa kelainan klinis yang akan timbul bila terjadi gangguan dalam proses pencernaan manusia, antara lain:

1) Caries gigi (gigi berlubang)


Disebabkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri patogen yang ada pada rongga mulut. Timbulnya gigi berlubang disebabkan oleh pemecahan karbohidrat menjadi asam laktat yang dilakukan oleh bakteri. Asam ini dapat melarutkan email dan dentin gigi sehingga menimbulkan lubang yang dapat mencapai akar gigi.

2) Parotitis
Yaitu infeksi pada kelenjar parotis yang dikenal dengan penyakit gondongan. Hal ini diakibatkan oleh sejenis virus yang ditularkan melalui percikan ludah. Penyakit ini biasanya sering terjadi pada anak-anak usia 5 - 15 tahun.

3) Xerostomia
Kelainan akibat kurangnya produksi air ludah (saliva) yang sangat sedikit, sehingga mengakibatkan proses pencernaan di dalam mulut terganggu.

4) . Gastritis
Yaitu kelainan klinis akibat adanya suatu peradangan akut dan kronis pada lapisan mukosa lambung yang disebabkan oleh masuknya makanan yang tercemar oleh mikroba dan akibat produksi asam lambung yang berlebihan.

5) Hepatitis (liver)
Yaitu kelainan klinis pada organ hati yang terjadi akibat infeksi virus. Berdasarkan tingkat virulensinya dikenal adanya hepatitis A, B dan hepatitis Non A dan Non B.

6) Diare
Yaitu kelainan klinis karena adanya iritasi pada dinding kolon yang disebabkan infeksi bakteri seperti Shygella disentriae. Di samping itu dapat disebabkan karena

tekanan psikis, seperti stress, gelisah, gizi yang buruk, zat-zat beracun, dan bahan makanan yang menyebabkan iritasi dinding usus, seperti cuka, dan sambel. Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.

7) Sembelit (konstipasi)
Salah satu gejala kelainan klinis yang biasanya ditandai dengan susah buang air besar. Hal ini disebabkan karena kolon (usus besar) mengabsorsi air dari sisa makanan secara berlebihan, sehingga terbentuk feses yang padat, keras dan kering serta susah dikeluarkan. Sembelit juga bisa diakibatkan oleh kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat, banyak mengkonsumsi daging, tekanan psikis seperti stress, rasa cemas, gelisah, takut dan sebagainya.

8) Radang usus buntu (apendisitis)


Kelainan klinis yang teriadi karena usus buntu meradang, membengkak dan timbul nanah. Gejala ini disebabkan oleh adanya infeksi pada usus buntu akibat masuknya benda yang sulit dipecah, seperti biji-bijian yang keras, kerikil dan sebagainya. Gejalanya rasa sakit yang luar biasa di perut sebelah kanan bawah. pengobatan peradangan ini biasanya dengan jalan operasi.

9) Ambaein (hemoroid)
Yaitu kelainan klinis akibat pelebaran pembuluh vena pada bagian anus. Biasanya terjadi pada orang-orang yang cenderung terlalu lama duduk terus menerus, atau pada orang yang sering menderita sembelit.

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0066%20Bio%202-5d.htm Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia : 1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperli rumput. 2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lobar. 3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan. 4. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum. Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadangkadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain. Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut: 3 M 3 3 P 3 0 C 0 0 I 4 0 I 4 0 C 0 0 P 3 0 M 3 Rahang atas Jenis gigi Rahang bawah

I = insisivus = gigi seri C = kaninus = gigi taring P = premolar = geraham depan M = molar = geraham belakang Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa. Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian. Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.

Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan Jimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim. Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia. Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci. Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat. Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio).

http://www.scribd.com/doc/52471266/137/Peran-enzim-dalam-sistem-pencernaan Peran enzim dalam sistem pencernaan: MulutPada mulut selain terjadi pencernaan secara mekanik juga terjadi pencernaan secara kimiawi, yaitu denganbercampurnya makanan yang telah dikunyah dengan air liur yang mengandung enzim ptialin (amilase). Enzim iniberfungsi untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Selain itu, enzim ini juga berfungsi untuk membunuh kumanyang masuk bersama makanan.LambungDi dalam lambung makanan dari kerongkongan dicerna oleh dinding lambung. Pada proses ini, lambungmengeluarkan getah lambung yang mengandung:1 . R e n i n , b e r g u n a u n t u k m e n g u b a h susu menjadi kasein.2.Pepsin, berguna untuk mengubah p r o t e i n m e n j a d i p e p t o n . 3.Asam (HCl), berguna membunuh k u m a n ya n g m a s u k b e r s a m a m a k a n a n d a n m e m b a n t u m e l u n a k k a n makanan yang keras di dalam lambung serta mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsiuntuk mengubah protein menjadi proteosa dan pepton.c . U s u s h a l u s Ketika makanan masuk ke usus halus, makanan dicerna secara kimiawi dibantu oleh enzim pencernaan daripankreas. Makanan kemudian disalurkan ke usus penyerapan. Usus penyerapan menghasilkan enzim-enzimsebagai berikut:1 . S a k r a s e , b e r f u n g s i u n t u k m e n g u b a h sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.2.Maltase, berfungsi untuk mengubah maltosa menjadi glukosa.3.Laktase, berfungsi untuk m e n g u b a h l a k t o s a m e n j a d i g l u k o s a d a n g a l a k t o s a . 4.Erepsinogen, diaktifkan oleh enterokinase menjadi erepsin. Erepsin berfungsi mengubah peptonmenjadi asam amino.d . K e l e n j a r p a n k r e a s Kelenjar pankreas terletak di usus 12 jari dan menghasilkan beberapa enzim sebagai berikut:1 . E n z i m a m i l a s e , b e r f u n g s i u n t u k m e n g u b a h a m i l u m m e n j a d i m a l t o s a . 2.Enzim tripsin, berfungsi sebagai pengubah protein dan pepton menjadi dipeptida, asam lemak, dangliserol. 3.Enzim lipase, berfungsi sebagai pengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. 4.PROSES METABOLISME KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN LEMAKA . M E T A B O L I S M E K A R B O H I D R A T Karbohidrat merupakan derivat dari aldehid. Karbohidrat dibagi menjadi empat macam, yaitu: 1.Monosakarida Merupakan bentuk karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi senyawa yang lebih sederhana.Monosakarida menurut jumlah atom karbonnya adalah triosa, tetrosa, pentosa, hektosa, heptosa, oktosa danselanjutnya. Sedangkan bila berdasarkan gugus pembentuknya monosakarida dibedakan menjadi aldosa(gugus aldehid) dan ketosa (gugus keton). Contoh dari monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa. 2.Disakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang bila terhidrolisis menjadi dua monosakarida yang sama ataupunberbeda. Contoh disakarida adalah maltosa ( bila dihidrolisis menjadi dua molekul glukosa), laktosa (biladihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa), sukrosa (bila dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa). 3.Oligosakarida Merupakan bentuk karbohidrat yang bila dihidrolisis menjadi dua sampai sepuluh unit monosakarida.Contohnya adalah maltotriosa. 4.Polisakarida Merupakan bentuk karbohidrat yang paling kompleks. Polisakarida bila dihidrolisis akan menghasilkan lebihdari sepuluh molekul monosakarida. Contoh dari polisakarida adalah pati dan dekstrin.Karbohidrat yang masuk ke tubuh berasal dari makanan. Sel-sel di dalam tubuh tentunya tidak dapatlangsung menyerap karbohidrat, tetapi karbohidrat tersebut harus dipecah menjadi molekul yang lebih sederhanalagi yaitu monosakarida, terutama dalam bentuk glukosa. Karena glukosa merupakan monosakarida yang palingu t a m a y a n g dapat diserap oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Karbohidrat a k a n d i p e c a h m e n j a d i monosakarida melalui proses digesti di saluran pencernaan. Setelah berubah menjadi glukosa, baru akan terjadimetabolisme glukosa di tingkat sel (respirasi sel). Respirasi sel ini mencakup tiga peristiwa: glikolisis, siklusKrebs, sistem transpor sitokrom/ elektron. Tabel singkat respirasi sel ReaksiMolekul yangterlibatHasil reaksiVitamin/ mineralyang diperlukan

http://fransiskaoktaria.blogspot.com/2011/11/absorbsi-zatmakanan.html Absorbsi zat besi


Juli 14, 2008 Disimpan dalam Kesehatan Penyerapan zat besi terjadi dalam lambung dan usus bagian atas yang masih bersuasana asam, banyaknya zat besi dalam makanan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh tergantung pada tingkat absorbsinya. Tingkat absorbsi zat besi dapat dipengaruhi oleh pola menu makanan atau jenis makanan yang menjadi; sumber zat besi. Misalnya zat besi yang berasal dari; bahan makanan hewani dapat diabsorbsi sebanyak 20 -30% sedangkan zat besi yang berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan hanya sekitar 5 %. Zat besi yang terkandung dalam makanan dipengaruhi oleh jumlah dan bentuk kimianya, penyantapan bersama dengan faktor-faktor yang mempertinggi dan atau menghambat penyerapannya, status kesehatan dan status zat besi individu yang bersangkutan. Zat besi cemaran biasanya mempunyai daya serap yang rendah, kecuali zat besi yang diperoleh dari panci tempat memasak.

Pengaruh bahan makanan tersebut jelas dapat diketahui seperti bahan makanan yang sering dikonsumsi oleh orang Amerika Latin yaitu terdiri dari tepung maizena, beras dan kacang hitam yang mengandung zat besi sebanyak 0,17 mg, dan apabila ditambahkan dengan vitamin C dalam bentuk asam askorbat murni (50 mg) atau kembang kol (125 mg), maka jumlah zat besi yang terserap akan meningkat menjadi 0,41 mg dan 0,58 mg. Banyak lagi jenis bahan makanan di daerah tertentu dapat terjadi hal seperti yang tersebut di atas. Sebaliknya, dengan meminum teh terutama teh kental akan menimbulkan pengaruh penghambatan yang nyata pada penyerapan zat besi. Contoh-contoh ini menunjukkan dampak yang dramatis akibat penambahan sedikit penghambat atau pemacu penyerapan zat besi kedalam makanan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penghambatan penyerapan itu adalah tannin dalam teh, phosvitin dalam kuning telur, protein kedelai, phytat, asam folat, kalsium dam serat dalam bahan makanan, zat-zat gizi ini dengan zat besi membentuk senyawa yang tidak larut dalam air, sehingga sulit untuk di absorbsi. Protein nabati maupun protein hewani tidak meningkatkan absorbsi zat besi. Tetapi bahan makanan yang disebut meat factor seperti daging, ikan dan ayam, apabila hadir dalam menu makanan walaupun dalam jumlah yang sedikit akan meningkatkan absorbsi zat besi bukan hem yang berasal dari serealia dan tumbuh tumbuhan. Jadi apabila didalam menu makanan sehari-hari tidak hadir bahan makanan tersebut di atas, maka absorbsi zat besi dari makanan akan sangat rendah, perlu diketahui bahwa susu, keju dan telur tidak meningkatkan absorbsi zat besi. Taraf gizi besi seseorang juga akan mempengaruhi absorbsi zat besi, semakin tingginya kebutuhan akan zat besi maka, akan semakin besar tingkat absorbsinya. Misalnya : pada masa pertumbuhan, pada masa hamil, penderita anemia dan infeksi atau infeksi kecacingan. Dengan kata lain penyerapan zat besi berkaitan dengan status besi masingmasing individu. Zat gizi yang telah dikenal luas dan sangat berperan dalam meningkatkan absorbsi zat besi adalah vitamin C, yaitu meningkatkan absorbsi zat besi bukan hem sampai empat kali lipat. Vitamin C dengan zat besi membentuk senyawa askorbat besi kompleks yang larut dan mudah diabsorbsi, karena itu sayur-sayuran segar dan buah-buahan yang mengandung vitamin C baik dimakan untuk mencegah anemia kurang besi. Hal ini mungkin disebabkan bukan saja karena bahan makanan itu mengandung zat besi yang banyak. tetapi mengandung vitamin C yang mempermudah absorbsi zat besi. karena dalam hal-hal tertentu faktor yang menentukan absorbsi lebih penting dari jumlah zat besi yang ada dalam bahan makanan itu.

3. Absorbsi yaitu penyerapan bahan makanan yang telah dicerna di saluran pencernaan untuk kemudian ditransfer ke sel-sel tubuh lainnya yang akan digunakan atau disimpan untuk sementara. Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2082830-pencernaan-makananpada-manusia/#ixzz1osBmntxT

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimialingkungan/zat-aditif/zat-aditif-pada-makanan/ Zat Aditif pada Makanan


Kata Kunci: ADI, BPM, makanan, Zat Aditif Ditulis oleh Achmad Lutfi pada 12-03-2009 Untuk mempertahankan hidupnya, manusia tidak lepas dari makanan. Guna makanan untuk mendapatkan energi, memperbaiki sel-sel yang rusak, pertumbuhan, menjaga suhu dan menjaga agar badan tidak terserang penyakit, makanan yang bergizi merupakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Untuk maksud tersebut kita memerlukan zat aditif. Zat aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Jenis-jenis zat aditif antara lain pewarna, penyedap rasa, penambah aroma, pemanis, pengawet, pengemulsi dan pemutih. Zat aditif pada makanan ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan (sintetik). Untuk zat aditif alami tidak banyak menyebabkan efek samping. Lain halnya dengan zat aditif sintetik. Bahan pengawet Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan mikroorganisme. Zat pengawet dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan. Ada dua jenis pengawet makanan yaitu alami dan sintetik (buatan). Pengawet yang paling aman adalah bahan-bahan alam, misalnya asam cuka (untuk acar), gula (untuk manisan), dan garam

(untuk asinan ikan/telur). Selain itu beberapa bahan alam misalnya saja penambahan air jeruk atau air garam yang dapat digunakan untuk menghambat terjadinya proses reaksi waktu coklat (browing reaction) pada buah apel. Keuntungan zat aditif Penggunaan zat aditif memiliki keuntungan meningkatkan mutu makanan dan pengaruh negatif bahan tambahan pangan terhadap kesehatan. Agar makanan dapat tersedia dalam bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak, rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan makanan atau dikenal dengan nama lain food additive. Penggunaan bahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang, Peraturan Menteri Kesehatan dan lain-lain disertai dengan batasan maksimum penggunaannya. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan. Namun demikian penggunaan bahan tambahan makanan tersebut yang melebihi ambang batas yang ditentukan ke dalam makanan atau produk-produk makanan dapat menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki dan merusak bahan makanan itu sendiri, bahkan berbahaya untuk dikonsumsi manusia. Semua bahan kimia jika digunakan secara berlebih pada umumnya bersifat racun bagi manusia. Tubuh manusia mempunyai batasan maksimum dalam mentolerir seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan yang disebut ADI atau Acceptable Daily Intake. ADI menentukan seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan setiap hari yang dapat diterima dan dicerna sepanjang hayat tanpa mengalami resiko kesehatan. ADI dihitung berdasarkan berat badan konsumen dan sebagai standar digunakan berat badan 50 kg untuk negara Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Satuan ADI adalah mg bahan tambahan makanan per kg berat badan. Contoh: ADI maksimum untuk B-karoten = 2,50 mg/kg, kunyit (turmerin) = 0,50 mg/kg dan asam benzoat serta garamgaramnya = 0,5 mg/kg. Untuk menghitung batas penggunaan maksimum bahan tambahan makanan, digunakan rumus sebagai berikut BPM = ADIxB x1.000 / K (mg / kg) Di mana BPM = batas penggunaan maksimum (mg/kg) B = berat badan (kg)

K = konsumsi makanan (gr) Contoh: Hitung BPM bahan tambahan makanan yang mempunyai ADI 2 mg untuk konsumsi makanan harian yang mengandung bahan tersebut (1 kg) dan bobot badan 60 kg ? Jawab BPM = ADIxB x1.000 / K (mg / kg) = 2 x 60 x 1.000 /1.000 = 120 mg/kg Jadi batas penggunaan maksimum bahan tambahan makanan yang mempunyai ADI 2 mg untuk 1000 gr makanan yang dikonsumsi konsumen yang berbobot 60 kg adalah 120 mg/kg. Perlu diingat bahwa semakin kecil tubuh seseorang maka semakin sedikit bahan tambahan makanan yang dapat diterima oleh tubuh. Pada pembahasan berikut disajikan pengaruh negatif dan bahan tambahan pangan langsung yang meliputi: monosodium glutamat, sakarin dan siklamat, zat antioksidan, tartrazin, asam benzoat, kalium sorbat, natrium nitrit dan zat penambah gizi serta batasan penggunaan senyawa-senyawa tersebut yang aman bagi kesehatan manusia.

http://hinano-chao.blogspot.com/2008/04/karya-ilmiah-zat-aditif-chao.html Definisi zat aditif

Zat aditif adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan dengan maksud dan tujuan tertentu. Biasanya zat aditif ditambahkan ke dalam makanan pada saat proses pengolahan. 2.2 Tujuan penggunaan zat aditif 2.2.1 Meningkatkan nilai gizi pada makanan. Manusia memerlukan makanan untuk mendapatkan energi yang digunakan untuk memperbaiki sel-sel yang telah aus, pertumbuhan badan, menjaga suhu badan dan menjaga badan agar tidak terserang penyakit. Makanan yang bergizi merupakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Seringkali vitamin-vitamin ditambahkan ke dalam makanan atau minuman untuk menambah gizi. Misalnya, penambahan vitamin D ke dalam susu, penambahan vitamin A ke dalam margari atau mentega, dan penamabahan vitamin C ke dalam sari buah-buahan. 2.2.2 Memperbaiki daya tarik makanan Penambahan zat aditif ke dalam makanan akan memperbaiki daya tarik dan cita rasa makanan. Makanan yang berwarna menarik, aroma yang sedap, serta cita rasa yang khas akan lebih disukai oleh masyarakat bila dibandingkan dengan makanan yang biasa saja. 2.3 Jenis-jenis zat aditif

Jenis- jenis zat aditif dapat terbagi menjadi 2, yaitu : 2.3.1 Zat aditif berdasarkan sumbernya Berdasarkan sumbernya, zat aditif dapat dibedakan menjadi 2 : a. Alami

Zat aditif alami adalah bahan-bahan aditif yang bersumber langsung dari alam. Contoh : 1. Garam sebagai pengawet 2. Daun suji sebagai pewarna 3. Gula sebagai pemanis
Gambar 2.3.1 Pewarna alami

b. Buatan / Sintetik Zat aditif buatan adalah bahan-bahan aditif yang sengaja dibuat karena adanya keterbatasan bahan aditif alami. Contoh : 1. MSG (monosodium glutamate) untuk menguatkan rasa makanan .

2. Siklamat untuk memberikan rasa manis yang lebih kuat. 2.3.2 Zat aditif berdasarkan fungsinya Berdasarkan fungsinya, zat aditif dapat digolongkan menjadi : a. Pewarna Pewarna adalah bahan yang dapat memberikan atau memperbaiki warna pada makanan. Dengan menggunakan pewarna, makanan bisa tampak lebih menarik dan menjadi lebih bervariasi. Berikut ini adalah jenis-jenis pewarna alami dan buatan yang sering di gunakan : Alami : 1. Anato (oranye), antara lain digunakan untuk es krim keju dan lain-lain. 2. Karamel (coklat hitam), biasanya digunakan dalam proses pembuatan selai, jeli,atau jamur kalengan . 3. Beta-karoten (kuning), terdapat dalam wortel. 4. Kapsaisin (merah), terdapat dalam cabai merah. 5. Klorofil (hijau), terdapat dalam daun suji dan daun

pandan biasanya digunakan pada saat proses pembuatan kue. 6. Kunyit (kuning)

Gambar 2.3.2 a Pewarna alami kunyit

Buatan : 1. Tartazine (kuning-jingga) 2. Sunset Yellow (merah-jingga) 3. Carmoisine (merah) 4. Quinoline Yellow 5. Ponceau 4R (merah terang) 6. Brilliant Blue FCF,biasanya digunakan untuk es krim 7. Eritrosit (merah) b. Pemanis Pemanis adalah bahan-bahan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan. Contoh contoh pemanis diantaranya : Alami : 1. Sukrosa (gula pasir)

2. Fruktosa ( madu ) Buatan : 1. Siklamat (tingkat kemanisan 50x gula)* 2. Sakarin (tingkat kemanisan 300-500x gula) 3. Aspartam (tingkat kemanisan 160x gula) 4. Accessulfame (tingkat kemanisan 200x gula) 5. Neotam (tingkat kemanisan 8000-13000x gula)
ket )* : terdapat bahan karsinogen

c. Pengawet Pengawet adalah bahan yang dapat menghambat atau mencegah fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikro organisme. Menurut pakar gizi dari RS Internasional Bintaro, Banten, secara garis besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga, yaitu.: GRAS (Generally Recognized as Safe), umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak berefek racun sama sekali. Contoh : 1. Garam, digunakan untuk membuat asinan ataupun ikan asin 2. Gula, digunakan utuk membuat manisan buah-buahan. ADI (Acceptable Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya guna melindungi kesehatan konsumen. Berikut adalah bahan-

bahan pengawet yang termasuk jenis ADI, berdasarkan Permenkes No.722/88, beserta dengan penggunaannya : 1. Asam benzoate, natrium benzoate, dan kalium benzoate. Biasa digunakan untuk minuman ringan, kecap, acar, saus 2. Natrium dan kalsium propionate dapat digunakan untuk mencegah hama berupa binatang kapang pada roti dan kue. )* 3. Asam sorbat, beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat. Meskipun aman dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit. )* 4. Etilen oksida dan etil format digunakan untuk menghilangkan hama dari bumbu-bumbuan dan kacang-kacangan. 5. Natrium nitrit digunakan pada daging olahan. 6. Metil p-hidroksibenzoat, digunakan pada mi instant. 7. Propil-p-hidroksi benzoate 8. Nisin 9. Natrium nitrat

10. Natrium metabisulfit, sama dengan Kalsium dan Natrium Propionat, Natrium Metasulfat juga sering digunakan pada produk roti dan tepung. 11. Natrium bisulfit 12. Natrium sulfite 13. Kalsium benzoate, Bahan pengawet ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil toksin (racun), bakteri spora dan bakteri bukan pembusuk. Senyawa ini dapat mempengaruhi rasa. Bahan makanan atau minuman yang diberi benzoat dapat memberikan kesan aroma fenol, yaitu seperti aroma obat cair. Asam benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin. )* 14. Kalsium sorbat 15. Kalium sorbat 16. Kalium propionate 17. Kalium nitrit, kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada daging yang telah dilayukan

untuk mempertahankan warna merah agar tampak selalu segar, semisal daging kornet. )* 18. Kalium nitrat 19. Kalium bisulfit 20. Kalium sulfite 21. Etil p-hidroksi benzoate 22. Sulfur dioksida, Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirup dan acar. )* 23. Asam propionate )* *) kurang aman untuk di konsumsi Zat pengawet yang berbahaya untuk dikonsumsi, contoh : 1. Formalin 2. Boraks 3. Natamysin, kerap digunakan pada keju dan daging 4. Kalium Asetat d. Penyedap rasa dan aroma

Penyedap rasa dan aroma adalah bahan yang dapat memberikan, menambahkan atau mempertegas rasa dan aroma suatu makanan. Penyedap rasa dan aroma yang biasa digunakan berasal dari golongan ester. Beberapa contoh bahan yang ditambahkan pada makanan yang dapat meniru rasa buah-buahan antara lain : 1. Benzaldehida mempunyai rasa dan aroma seperti buah lobi-lobi. 2. Etil-butirat mempunyai rasa dan aroma seperti buah nanas. 3. Oktil-asetat mempunyai rasa dan aroma seperti buah jeruk. 4. Amil-asetat mempunyai rasa dan aroma seperti buah pisang. 5. Amil-valerat mempunyai rasa dan aroma seperti buah apel. 6. Isobutil-propionat mempunyai rasa dan aroma seperti buah rum. 7. Benzal dehid mempunyai rasa dan aroma seperti buah cherry. 8. Vanili

Gambar 2.3.2 d Vanili

Selain dari golongan ester, jenis bahan tambahan yang termasuk dalam penyedap rasa dan aroma adalah bumbu-bumbuan. Alami : Rempah-rempah Buatan : Mono Sodium Glutamat dan Mono Natrium Glutamat atau biasa kita sebut vetsin. e. Pemutih Selain zat pewarna makanan kita mengenal zat pemutih makanan. Zat pemutih ini baik digunakan untuk memperbaiki warna bahan makanan tanpa merusak komposisi bahan makanan. Misalnya, tepung yang masih baru biasanya berwarna kuning kecoklat-coklatan atau kuning keabu-abuan. Zat pemutih tersebut dapat digunakan untuk memutihkan tepung tersebut. Contoh-contoh pemutih yang aman digunakan dalam makanan adalah : 1. Oksida klor 2. Hidrogen peroksida 3. Benzoil peroksida 4. Natrium hipoklorit Ada zat pemutih yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pemutihwarna zat makanan juga sebagai pereaksi untuk menjadikan bahan makanan itu

larut dalam air. Misalnya, Natrium hipo-klorit digunakan agar pati yang tidak larut dalam air menjadi larut dalam air. f. Anti-oksidan Anti-oksidan adalah bahan yang dapat mencegah atau menghambat laju oksidasi. Beberapa contoh anti-oksidan antara lain : 1. Asam askrobat, digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kaleng. 2. Butil Hidroksi Anisol (BHA), digunakan untuk mencegah oksidasi dari udara pada minyak dan lemak makanan. 3. Butil Hidroksi Toluena (BHT), digunakan pada mentega, margarine, lemak, dan minyak makanan. 4. TBHQ, digunakan pada mi instant 5. Tokoferol g. Pengemulsi, pemantap, pengental Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Contoh : 1. Agar-agar 2. Gelatin

3. Gom Arab h. Pengatur keasaman Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: 1. Asam asetat 2. Aluminium amonium sulfat 3. Amonium bikarbonat 4. Asam klorida 5. Asam laktat 6. Asam sitrat 7. Asam tentrat 8. Natrium bikarbonat 9. Kalium sulfat 10. Naturium sulfat i. Anti Kempal

Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: 1. Aluminium silikat (untuk susu bubuk) 2. Kalsium aluminium silikat (untuk garam meja) 3. Magnesium karbonat 4. Magnesium oksida j. Pengeras Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: 1. Aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol) 2. Kalium glukonat (pada buah kalengan) k. Sekuestran Sekuestran adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: 1. Asam fosfat (pada lemak dan minyak makan) 2. Kalium sitrat (dalam es krim) 3. Kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA

l. Penambah gizi Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan. Contoh : 1. Asam askorbat 2. Feri fosfat 3. Kalsium 4. Vitamin A 5. Vitamin D 6. Vitamin C 7. Vitamin B1, B6, B12 8. Niasin 9. Asam Folat 10. Pantotenat 2.4 Keuntungan dan kerugian penggunaan zat aditif 2.4.1 Keuntungan penggunaan zat aditif

Mengetahui bila zat-zat aditif bukan hanya bahan-bahan yang secara alami disediakan oleh alam, penggunaannya tentu saja ada keuntungan dan kerugiaannya. Keuntungan penggunaan zat-zat aditif di atas antara lain : a. Zat aditif dapat mencegah reaksi yang dapat membahayakan kesehatan dari suatu bahan makanan jika makanan tersebut sudah disimpan terlalu lama. b. Membuat penampakan luar dari suatu makanan menjadi lebih menarik dan enak rasanya (untuk penggunaan zat-zat aditif kecuali pengawet) c. Penggunaan zat aditif dapata menghasilkan makanan yang tahan untuk disimpan dalam waktu yang relatif lama. d. Kenampakan luar yang cukup menarik, serta aroma yang menggoda, bisa meningkatan nafsu makan seseorang. 2.4.2 Kerugian penggunaan zat aditif Kerugian dari penggunaan zat aditif adalah kerugian dari penggunaan zat aditif sintetis / buatan. Hal tersebut cukup menjelaskan bahwa zat aditif alami tidak berbahaya bagi tubuh bila di konsumsi. Berikut beberapa kerugian menggunakan zat aditif buatan : a. Pada beberapa jenis zat aditif, terdapat bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.

b. Zat aditif buatan tidak memiliki nilai gizi bila dibandingkan dengan zat aditif alami. c. Zat aditif buatan menimbulkan efek ketergantungan. Contohnya, seseorang akan merasa suatu makanan tidak enak bila hanya diberi garam karena ia sudah terbiasa memakan makanan yang diberi vetsin. 2.5 Pengaruh penggunaan zat aditif bagi kesehatan tubuh manusia Pada sub-bab sebelumnya, saya telah membahas keuntungan dan kerugian penggunaan zat aditif secara umum. Pada sub-bab ini, saya akan membahas secara khusus pengaruh penggunaan zat aditif bagi kesehatan tubuh manusia. Terutama pengaruh penggunaan zat aditif buatan. Salah satu kerugian dari penggunaan zat aditif yang telah di sebutkan di atas adalah terdapat beberapa jenis zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Untuk memperjelasnya, berikut ini adalah akibat-akibat yang ditimbulkan dari penggunaan zat aditif sintetis bagi kesehatan: a. Pewarna Sebenarnya penggunaan pewarna pada makanan tidak terlalu berpengaruh bagi kesehatan tubuh manusia, asalkan pewarna tersebut adalah jenis pewarna untuk makanan dan telah mendapatkan izin dari BPOM dan Departemen Kesehatan. Akan tetapi, akhir-akhir ini, banyak produsen makanan yang menggunakan pewarna tekstil ataupun benda untuk

membuat produk mereka terlihat menarik. Zat pewarna tekstil dan benda inilah yang sebenarnya bersifat racun bagi tubuh kita. Berikut adalah dampak pengunaan zat pewarna yang tidak sesuai dengan aturan : 1. Rhodamin B (pewarna tekstil) dapat menyebabkan kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan usus. 2. Penggunaan zat pewarna dengan dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan diare. 3. Pewarna sintetis makanan, dapat menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi. 4. Menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid. 5. Pewarna Tartazine dapat menyebabkan kanker, meningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak. 6. Pewarna Sunset Yellow dapat menyebabkan kerusakan kromosom. 7. Pewarna Ponceau 4R dapat menyebabkan anemia dan menyebabkan kepekatan pada hemoglobin.

Gambar 2.5 Pewarna tekstil berlabel pewarna makanan

b. Pemanis Adanya pemanis buatan sebenarnya sangat membantu untuk orang yang menderita penyakit Diabetes karena pemanis buatan tidak terlalu banyak mengandung gliserol (gula darah). Namun, jika tidak disesuaikan dengan aturan, penggunaan pemanis buatan dapat menyebabkan : 1. Kanker, terutama pada siklamat yang ternyata ditemukan adanya bahan karsinogenik (bahan yang dapat memicu timbulnya kanker). 2. Infeksi atau kanker kantung kemih (saccarin). 3. Gangguan saraf dan tumor otak (aspartan) 4. Mutagenik c. Pengawet Belakangan ini, publik diramaikan oleh berita mengenai penggunaan formalin (pengawet mayat) pada mie basah. Pengawet yang bukan

merupakan pengawet khusus untuk makanan tentu memiliki efek samping yang cukup besar terhadap kesehatan. Begitu juga dengan penggunaan pengawet sintetis secara berlebihan. 1. Formalin, dapat menyebabkan kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf. 2. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat pengawet akan mengurangi daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai macam penyakit. 3. Boraks, dapat menimbulkan rasa mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati. 4. Natamysin, bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit. 5. Kalium Asetat dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal. 6. Nitrit dan Nitrat Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1% atau 1 gram/kg bahan yang iawetkan. Untuk nitrat 0,2% atau 2 gram/kg bahan. Bila lebih dari jumlah tersebut bisa menyebabkan keracunan, juga dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.

Kallsium benzoate, bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium Benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma. 7. Sulfur dioksida, menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi. 8. Kalsium dan Natrium propionate Untuk bahan tepung terigu, dosis maksimum yang disarankan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan. Sedangkan untuk makanan berbahan keju, dosis maksimumnya adalah 0,3% atau 3 gram/kg bahan. Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur. 9. Natrium metasulfat, dapat menyebabkan alergi pada kulit. 10. Asam sorbat. Meskipun aman dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit. Batas maksimum penggunaan asam sorbat (mg/l) dalam makanan berturut-turut adalah sari buah 400; sari buah pekat 2100; squash 800; sirup 800; minuman bersoda 400. d. Penyedap rasa dan aroma

Penyedap rasa yang paling sering digunakan oleh masyarakat pada umumnya adalah mono-natrium dan monosodium glutamate (vetsin). Namun, jenis penyedap ini pula lah yang memiliki dampak yang cukup serius bagi kesehatan tubuh, yaitu : 1. Kelainan hati 2. Trauma 3. Hipertensi 4. Stress 5. Demam tinggi 6. Mempercepat proses penuaan 7. Alergi kulit 8. Mual 9. Muntah 10. Migren 11. Asma 12. Ketidakmampuan belajar 13. Depresi

e. Anti-oksidan Penggunaan BHA dan BHT dapat menyebabkan kelainan kromosom pada orang yang alergi terhadap aspirin. Selain itu, penggunaan BHA jug adapt menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker. 2.6 Memilih makanan yang aman untuk dikonsumsi Mengetahui bahwa ternyata hampir semua makanan yang kita selama ini mengandung banyak sekali zat aditif yang berbahaya bagi tubuh kita, kita tentunya perlu lebih waspada dan lebih selektif lagi dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi. Berikut adalah tips aman memilih makanan : 1. Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman. Demikian juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanya tetap merah, sama dengan daging segarnya. 2. Cicipi rasa makanan tersebut. Biasanya lidah kita juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih dan membuat lidah bergetar.

3. Perhatikan kualitas makanan. Apakah masih segar, atau malah sudah berjamur dan bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau makanan tersebut sudah kadaluwarsa. 4. Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme. 5. Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan. 6. Ingat juga, kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu aman buat yang lainnya. Bisa saja pada anak tertentu bahan pengawet ini menimbulkan reaksi alergi. Tentu saja reaksi semacam ini tidak akan muncul jika konsumennya tidak memiliki riwayat alergi.

You might also like