You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

Ichthyosis vulgaris merupakan salah satu kelainan kulit yang memiliki kondisi klinis kulit menjadi kering diseluruh tubuh dan menjadi kasar, sehingga bersisik seperti ikan. Hal ini disebabkan oleh kelainan dari keratinisasi dan pengelupasan lapisan keratinosit. Mekanisme kelainan keratinisasi telah diperjelas dalam beberapa tahun terakhir. Terdapat kelainan gen yang bersifat herediter pada keratinisasi yang abnormal. Namun patogenesis dalam kelainan ini belum dapat diketahui secara pasti. Diharapkan patogenesis yang pasti segera dapat dijelaskan dalam waktu dekat. Gangguan keratinisasi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu keratosis herediter atau primer (misalnya ichthyosis, dan penyakit Darier) dan keratosis yang didapat atau sekunder. Keratosis yang didapat atau sekunder diklasifikasikan menjadi keratosis karena proses inflamasi, dengan gejala utamanya adalah peradangan disertai dengan gatal-gatal (misalnya, psoriasis, lichen planus), dan non-inflamasi keratosis (misalnya, clavus, kalus).
(1,2)

Ichthyosis merupakan bagian dari keratosis herediter. Pasien dengan ichthyosis memiliki kelainan bawaan pada keratinisasi dan terdapat sisik. Kebanyakan kasus diklasifikasikan sebagai keratosis turun-temurun. Namun, beberapa mungkin muncul sebagai kondisi diperoleh, seperti pada kasus tumor ganas. Ichthyosis diklasifikasikan berdasarkan gejala klinis, pola pewarisan, dan bagian yang terkena. Memiliki lebih dari sepuluh subtipe, yaitu : Congenital ichthyosis (Ichthyosis vulgaris, X-linked ichthyosis, Bullous congenital ichthyosiform erythroderma, Nonbullous congenital ichthyosiform erythroderma, Lamellar ichthyosis, Harlequin ichthyosis) ; Ichthyosis accompanied by internal organ lesion /Ichthyosis syndrome (Sjgren-Larsson syndrome, Netherton syndrome, KID syndrome, Dorfman-Chanarin syndrome, Refsum syndrome, Rud syndrome, Conradi syndrome) ; dan Acquired ichthyosis. (2,3)

Ichthyosis vulgaris merupakan bentuk paling umum dari ichthyosis, dikenal juga sebagai "ichthyosis autosom dominan" atau "Ichthyosis simplex". Penyakit ini menyebabkan kulit menjadi kering dan bersisik. Secara epidemiologi menyerang 1 dari 250 orang. Merupakan autosomal dominan yang sering dikaitkan dengan filaggrin. Hal ini disebabkan oleh mutasi pada gen coding untuk filaggrin, protein kunci yang terlibat dalam fungsi barier kulit. Ini adalah bentuk paling ringan dari ichthyosis. (4)

Dalam ichthyosis vulgaris, sel-sel kulit yang dihasilkan memiliki mitosis kenetik yang normal, tetapi mereka tidak tidak terjadi deskuamasi atau mengelupas secara normal pada permukaan stratum korneum (lapisan terluar dari kulit) sehingga terbentuk sisik. Hanya sebagian tubuh yang terlibat, tetapi sisik paling umum dan paling parah mengenai kaki bagian bawah. Sisik ini biasanya halus dan putih. Jika terdapat sisik pada badan, biasanya tidak begitu parah. Wajah merupakan bagian tubuh yang jarang terlibat. Jika mengenai wajah, sisik akan nampak pada dahi dan pipi. Seringkali, kulit pada telapak tangan dan kaki mengalami penebalan. Onset timbulnya penyakit pada usia dini. Bayi dengan ichthyosis vulgaris sering tampak normal saat mereka lahir, tetapi kelainan kulit biasanya mulai muncul saat usia satu tahun. Ichthyosis vulgaris kadang-kadang membaik pada iklim tertentu biasanya saat musim panas. Ichthyosis vulgaris didiagnosis berdasarkan gejala klinis dan patologis, riwayat keluarga dan adanya mutasi gen filaggrin. (2)

Terapi simtomatis mencakup penerapan pelembab adalah pengobatan utama. Untuk mengobati kulit kering kuncinya adalah menjaga kelembaban kulit. Jangan terlalu sering mandi atau berenang, gunakan air hangat. Lebih jarang mandi memungkinkan minyak pelindung tetap berada di kulit. Salep atau krim, minyak mineral atau pelembab tanpa wewangian, juga bisa menahan air dalam kulit. Sabun yang keras, detergen dan wewangian dalam beberapa pelembab bisa mengiritasi kulit dan membuat kulit kering. Untuk membuang sisik pada kulit, bisa digunakan larutan atau krim yang mengandung asam salisilat. Setelah pengolesan obat tersebut, pada dewasa bisa dilakukan pembungkusan kulit dengan perban yang terbuat dari plastik atau selofan, namun pada anak-anak tidak 2

dilakukan hal seperti ini. Untuk iktiosis berat, dapat digunakan krim yang mengandung vitamin A (tretinoin). Campuran vitamin A membantu merontokkan sisik-sisik di kulit. Etretinat merupakan obat yang berhubungan dengan vitamin A dan digunakan pada beberapa bentuk iktiosis. Pencegahan terhadap kulit yang mengering dapat dilakukan dengan mengoleskan pelembab secara teratur pada kulit di seluruh tubuh. Kurangi penurunan kelembaban kulit dengan mengubah kebiasaan mandi yaitu mandi lebih singkat dan menggunakan air hangat. Kurangi pemakaian sabun, batasi penggunaannya di daerah wajah, ketiak maupun alat kelamin. Keringkan kulit secara perlahan. (2,3,4)

BAB II ISI
2.1 Definisi Iktiosis dalam bahasa Yunani berarti menyerupai sisik ikan, yakni penyakit yang ditandai dengan kulit kering dan bersisik yang disebabkan gangguan keratinisasi herediter (genetik). Ichthyosis vulgaris, kadang-kadang disebut ichthyosis umum ("vulgar" berarti "umum" dalam bahasa Latin). Muncul dalam sekitar satu orang dari 250 sampai 300 orang. (1)

2.2 Etiologi Ichthyosis Vulgaris adalah penyakit yang didasari oleh mutasi genetik, penyebab lain mendasari penyakit ini seperti infeksi, reaksi alergi adalah belum jelas dan masih tidak diketahui secara pasti. Gen yang terlibat bermutasi dalam penyakit ini diduga kuat adalah gen yang memiliki keterlibatan dalam pengkodean profilagrin, yaitu gen yang mempunyai peranan dan arti yang sangat penting dalam pembentukan struktur dari kulit, mutasi gen yang terjadi pada penyakit ichthyosis vulgaris adalah mutasi dengan kondisi autosomal dominan. (2,3)

2.3 Patogenesis Ichthyosis Vulgaris diklasifikasikan sebagai kelainan retensi hyperkeratosis. Molekul yang diketahui terlibat pada patogenesis Hereditary Ichthyosis Vulgaris adalah profilaggrin, sebuah prekursor high molecular weight filaggrin. Profilaggrin disintesis pada lapisan granular epidermis, yang merupakan komponen utama dari granul keratohyalin. Melalui berbagai modifikasi post-translasi, profilaggrin diubah menjadi filaggrin, yang mengikat keratin intermediate filament pada stratum corneum bawah. Kemudian, filaggrin mengalami proteolisis dan metabolisme, menghasilkan asam amino bebas dan derivatnya meliputi urocanic acid (UCA) dan pyrrolidone carboxylic acid (PCA) yang ketiganya disebut sebagai natural 4

moisturizing factor (NMF) yang berperan penting sebagai bahan pengikat air (hidrasi kulit) dan proteksi sinar UV pada stratum corneum atas. Siklus normal dari hidrasi dan dehidrasi kulit berkontribusi pada proses deskuamasi kulit normal. Siklus ini mengalami gangguan pada Ichthyosis Vulgaris.

Ekspresi normal gen profilaggrin dapat pertama kali dideteksi pada lapisan granular. Pada Ichthyosis Vulgaris ekspresi profilaggrin tidak ada atau berkurang pada epidermis. Kelainan biokimia ini berhubungan dengan jumlah penurunan granul keratohyalin dan tingkat keparahan kondisi klinis. Analisis kultur keratinosit menunjukkan adanya penurunan mRNA profilaggrin. Dibandingkan dengan jumlah normal, sebuah penelitian menemukan hanya terdapat 50% mRNA profilaggrin dan 10% protein profilaggrin. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terganggunya pengaturan post-transkripsi menyebabkan penurunan stabilitas mRNA profilaggrin.

Gen profilaggrin merupakan bagian dari sekelompok gen pada 1q21 yang mengkode kerja protein struktural yang terekspresi dalam proses diferensiasi akhir epidermis. Kompleks ini disebut epidermal differentiation complex yang melibatkan banyak gen. Sebuah daerah yang berdekatan pada 1q22 juga terlibat. Mekanisme molekuler yang mendasari patofisiologi penyakit ini belum diketahui. (5)

2.4 Patology Ada penebalan lapisan sel tanduk dan pengurangan atau hilangnya granul keratohyaline pada lapisan sel granulosum karena pengurangan filaggrin. (2)

2.5 Manifestasi klinis Pada saat lahir, permukaan kulit pasien yang menderita Hereditary Ichthyosis Vulgaris masih terlihat dan terasa normal. Namun, secara bertahap akan menjadi kasar dan kering pada awal usia anak-anak. Skuama cenderung muncul relatif banyak pada permukaan ekstensor kaki dan tidak terdapat pada 5

permukaan fleksor. Kemungkinan munculnya skuama pada daerah dahi dan pipi dapat terlihat sejak awal akan tetapi, dapat menghilang dengan bertambahnya usia. Perburukan gejala dapat terjadi pada musim panas. Banyak pasien Hereditary Ichthyosis Vulgaris yang dikaitkan dengan manifestasi klinis Atopic Dermatitis (misalnya, asma, eksim, demam). Gejalagejala atopik ini dapat ditemukan pada beberapa anggota keluarga pasien, dengan atau tanpa gejala Ichthyosis Vulgaris.

Tidak terdapat perbedaan secara klinis antara Hereditary Ichthyosis Vulgaris dan Acquired Ichthyosis Vulgaris. Namun, Acquired Ichthyosis Vulgaris berhubungan dengan penyakit sistemik. Manifestasi klinis ichthyosis dapat muncul sebelum atau setelah kondisi sistemik. Berat ringannya penyakit bervariasi, tergantung pada kondisi sistemik yang terkait. Penyakit sistemik yang sering dikaitkan dengan Acquired Ichthyosis Vulgaris meliputi keganasan (terutama limfoma), sarkoidosis, kusta, hiperparatiroidisme, kelainan fungsi tiroid, gangguan gizi, gagal ginjal kronis, transplantasi sumsum tulang, infeksi HIV, SLE dan dermatomiositis.

Secara fisik Ichthyosis Vulgaris ( baik Hereditary Ichthyosis Vulgaris dan Acquired Ichthyosis Vulgaris ) ditandai dengan adanya skuama yang simetris pada kulit, dimana bervariasi dari yang tidak terlihat, keras, dan kering. Bentuk dari skuama kecil, halus dan bentuknya polygonal, biasanya tepinya bergelombang sehingga kulit terlihat kasar. Diameter skuama bervariasi mulai dari 1 mm sampai 1 cm dan warnanya putih keabu-abuan sampai coklat. Pada pasien berkulit hitam, skuama tampak lebih gelap. Skuama memiliki berbagai variasi tipe yang dapat ditemukan di tubuh, walaupun pada pasien yang sama. Kebanyakan squama terdapat dipermukaan ekstensor pada ekstremitas, dengan perbatasan yang tegas diantara fleksor yang normal.

Umumnya Ichthyosis Vulgaris lebih sering mengenai ekstremitas bagian bawah dibandingkan ekstremitas atas. Dibandingkan dengan sisi yang lain, skuama yang lerletak pada tungkai biasanya tebal, gelap, dan berpola mosaic. 6

Pasien umumnya dilaporkan memiliki lizard skin pada area tersebut di musim dingin. Jika bagian tubuh terlibat skuama menjadi lebih mencolok pada bagian punggung dari pada abdomen. Skuama dapat terlihat menyebar pada wajah ini disebabkan adanya peningkatan sekresi sebaseus.

Skuama yang kering sering ditemukan tersebar secara uniform di kulit kepala. Penyebaran skuama pada lipatan-lipatan fleksor (leher, aksila, antecubita, dan popliteal fassae) dihubungkan dengan adanya peningkatan temperatur dan kelembaban pada area tersebut. Munculnya hiperkeratosis pada telapak tangan dan kaki, menyebabkan penampilan pasien menjadi kotor, lipatanlipatan dikulit lebih banyak, menonjol dan dapat menyebabkan rasa nyeri, khususnya pada musim kering. Infeksi sekunder dapat terjadi pada bagian tersebut.

Keratosis piliaris (folikular hiperkeratosis) dapat terjadi pada bagian pipi dan leher, dorsum dari lengan atas, dan pantat. Pada kulit yang kering pada bagian tengahnya biasanya berwarna putih dan terdapat pus. Inflamasi bisa saja terjadi. Gambar dibawah merupakan penampakan hiperkeratosis pada pasien ichthyosis. (2,6)

Gambar. 1 7

Gambar. 2

Gambar. 3 2.6 Diagnosis Ichthyosis vulgaris didiagnosis berdasarkan gejala klinis dan patologis, riwayat keluarga, hasil pemeriksaan fisik dan adanya mutasi gen filaggrin. Riwayat pasien dapat membantu penegakan diagnosis (penampakan pada saat lahir atau riwayat ichthyosis pada keluarga). Pada pemeriksaan fisik akan tampak kulit bersisik, dilakukan penilaian kualitas sisik, pola penyebaran, 8

adanya blister ataupun keterlibatan organ lainnya. Pemeriksaan patologi dapat dilakukan dengan biopsy kulit. Spesimen biopsi dapat diperiksa di bawah mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Sample biopsi diambil pada area kulit yang mengalami hiperkeratosis maksimum karena jika sample biopsi diambil pada area dengan sisik yang sedikit, hasilnya kurang dapat diandalkan untuk analisis dan temuan histopatologi tidak dapat dibedakan dengan kulit normal. Sisik yang tebal biasanya ditemukan pada aspek anterior tungkai bawah.

Penampakan histologis ichthyosis herediter dan ichthyosis yang didapat dapat teridentifikasi. Stratum korneum menunjukkan hiperkeratosis korneosit yang berlapis-lapis. Adanya folikular juga dapat terjadi berhubungan dengan keratosis pilaris. Lapisan granular biasanya menjadi satu lapisan tebal atau tidak ada. Ichthyosiform sarkoid, suatu manifestasi dari ichthyosis diperoleh pada pasien dengan sarkoid, terdapat penambahan beberapa noncaseating granuloma dalam dermis. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar. 4 Pengecatan menggunakan Hematoxylin dan eosin

Studi ultrastruktural menunjukkan butiran keratohyalin berkurang atau tidak ada sama sekali pada lapisan granular. Penampakannya terlihat seperti spons atau hancur, kemungkinan besar karena kelainan sintesis keratohyalin. 9

Bagian-bagian dari stratum korneum yang mengalami hiperkeratotis memiliki pola keratin yang normal. (7,8)

2.7 Terapi Ichthyosis vulgaris herediter adalah gangguan kronis dengan gejala yang berubah sesuai dengan usia. Penyakit ini memerlukan terapi yang terus menerus. Pada ichthyosis yang di dapat, tingkat keparahannya berdasarkan status kondisi sistemik yang mendasari. Pendekatan utama untuk pengobatan ichthyosis meliputi hidrasi kulit dan salep untuk mencegah penguapan. Hidrasi yang cukup menyebabkan deskuamasi dengan meningkatkan aktivitas enzim hidrolitik dan kerentanan terhadap kekuatan mekanik. Kelenturan dari stratum korneum juga ditingkatkan. Hal hal berikut ini dapat diberikan: Retinoid topikal sangat membantu untuk beberapa pasien. Alpha-hydroxy acids (misalnya, laktat, glikolat, atau asam piruvat) efektif untuk hydrating kulit. Mereka bekerja dengan menyebabkan disagregasi korneosit di tingkat yang lebih rendah dari stratum korneum yang baru dibentuk. Asam laktat yang tersedia sebagai lotion adalah amonium 12% laktat atau amonium konsentrasi 5-10% dalam kondisi yang sesuai. Aplikasi dua kali sehari telah terbukti lebih unggul dibandingkan menggunakan krim berbahan dasar petrolatum untuk mengontrol ichthyosis vulgaris. Untuk menghilangkan sisik dapat dibantu dengan bahan keratolitik (misalnya asam salisilat), yang menginduksi pemisahan dari korneosit dalam stratum korneum. Gel asam salisilat 6% yang tersedia secara komersial dapat digunakan dalam dosis yang terbatas disertai dengan pengawasan yang tepat. Selain itu penggunaan produk yang mengandung urea atau glikol propilena dapat digunakan. Pelembab mengandung urea dengan konsentrasi rendah (10-20%) menghasilkan stratum korneum yang lebih lentur. Propilen glikol menarik air melalui stratum korneum 10

dengan membentuk gradien air. Kulit tebal yang terbentuk digunakan sebagai cadangan air. Retinoid topikal (misalnya, tretinoin) mungkin bermanfaat. Mereka mengurangi kohesi sel epitel, menstimulasi mitosis dan pergantian sel keratinosit, dan menekan sintesis keratin. Tazarotene, reseptor-selektif retinoid topikal, juga telah efektif dalam satu percobaan kecil. Ichthyosis vulgaris responsif terhadap steroid. Steroid topikal dosis ringan mungkin berguna untuk pruritus. Ichthyosis vulgaris umumnya cenderung membaik jika kondisi sistemik yang mendasarinya diobati dengan pengobatan yang tepat. (9)

2.8 Diferential diagnosis Di bawah ini merupakan perbedaan ichthyosis vulgaris dengan tipe ichthyosis herediter lainnya (Tabel 1). Ichthyosis yang didapat dibedakan dengan ichthyosis vulgaris berdasarkan usia dari mulainya onset, gejala klinis, dan adanya penyakit yang mendasari pada ichthyosis didapat. (2)

11

Tabel 1. Perbedaan tipe hereditary ichthyosis

12

2.9 Komplikasi Komplikasi yang disebabkan oleh ichthyosis vulgaris antara lain : fissure pada ekstremitas, infeksi sekunder, dan kondisi yang berhubungan dengan penyakit sistemik.

2.10 Prognosis Prognosis untuk ichthyosis vulgaris herediter adalah baik semakin bertambahnya usia, sedangkan ichthyosis vulgaris yang didapat prognosisnya tergantung pada derajat keparahan dari penyakit sistemik yang mendasari. (10)

13

BAB III SIMPULAN


Ichthyosis vulgaris merupakan salah satu kelainan kulit yang memiliki kondisi klinis kulit menjadi kering diseluruh tubuh dan menjadi kasar, sehingga bersisik seperti ikan. Ichthyosis vulgaris, kadang-kadang disebut ichthyosis umum ("vulgar" berarti "umum" dalam bahasa Latin). Muncul dalam sekitar satu orang dari 250 sampai 300 orang. Penyakit ini didasari oleh mutasi genetik, penyebab lain mendasari penyakit ini seperti infeksi, reaksi alergi adalah belum jelas dan masih tidak diketahui secara pasti. Mutasi gen yang terjadi pada penyakit ichthyosis vulgaris adalah mutasi dengan kondisi autosomal dominan.

Ichthyosis Vulgaris diklasifikasikan sebagai kelainan retensi hyperkeratosis. Molekul yang diketahui terlibat pada patogenesis Hereditary Ichthyosis Vulgaris adalah profilaggrin, sebuah prekursor high molecular weight filaggrin. Profilaggrin disintesis pada lapisan granular epidermis, yang merupakan komponen utama dari granul keratohyalin. Melalui berbagai modifikasi posttranslasi, profilaggrin diubah menjadi filaggrin, yang mengikat keratin intermediate filament pada stratum corneum bawah. Kemudian, filaggrin mengalami proteolisis dan metabolisme, menghasilkan asam amino bebas dan derivatnya meliputi urocanic acid (UCA) dan pyrrolidone carboxylic acid (PCA) yang ketiganya disebut sebagai natural moisturizing factor (NMF) yang berperan penting sebagai bahan pengikat air (hidrasi kulit) dan proteksi sinar UV pada stratum corneum atas. Siklus normal dari hidrasi dan dehidrasi kulit berkontribusi pada proses deskuamasi kulit normal. Siklus ini mengalami gangguan pada Ichthyosis Vulgaris.

Secara fisik Ichthyosis Vulgaris ( baik Hereditary Ichthyosis Vulgaris dan Acquired Ichthyosis Vulgaris ) ditandai dengan adanya skuama yang simetris pada kulit, dimana bervariasi dari yang tidak terlihat, keras, dan kering. Bentuk dari skuama kecil, halus dan bentuknya polygonal, biasanya tepinya bergelombang 14

sehingga kulit terlihat kasar. Diameter skuama bervariasi mulai dari 1 mm sampai 1 cm dan warnanya putih keabu-abuan sampai coklat. Pada pasien berkulit hitam, skuama tampak lebih gelap. Skuama memiliki berbagai variasi tipe yang dapat ditemukan di tubuh, walaupun pada pasien yang sama. Kebanyakan squama terdapat dipermukaan ekstensor pada ekstremitas, dengan perbatasan yang tegas diantara fleksor yang normal. Ichthyosis vulgaris didiagnosis berdasarkan gejala klinis dan patologis, riwayat keluarga, hasil pemeriksaan fisik dan adanya mutasi gen filaggrin.

Penyakit ini memerlukan terapi yang terus menerus. Pada ichthyosis yang di dapat, tingkat keparahannya berdasarkan status kondisi sistemik yang mendasari. Pendekatan utama untuk pengobatan ichthyosis meliputi hidrasi kulit dan salep untuk mencegah penguapan. Hidrasi yang cukup menyebabkan deskuamasi dengan meningkatkan aktivitas enzim hidrolitik dan kerentanan terhadap kekuatan mekanik. Kelenturan dari stratum korneum juga ditingkatkan. Prognosis untuk ichthyosis vulgaris herediter adalah baik semakin bertambahnya usia, sedangkan ichthyosis vulgaris yang didapat prognosisnya tergantung pada derajat keparahan dari penyakit sistemik yang mendasari.

15

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. Bersisik karena terik. 2006. [cited 2006 November]. Available from: http://www.ichthyosis/ Bersisik % 20 Karena % 20 Terik % 20 _ % 20 Warna % 20 Warni % 20 Bali.html 2. Griffiths W A D, Leigh I M and Marks R. Disorders of Keratinization Ichthyosis. In: (Eds) Champion R H, Burton J L and Ebling F J G. Textbook of Dermatology. Oxford. Blackwell Scientific Publications. 5th Ed. 1992:1329-1349. 3. Yayasan Ichthyosis & Jenis Kulit Terkait, Inc . Ichthyosis Vulgaris. 2011. [cited 2011 Agustus ]. Available from : http: //translate.

google.co.id/ translate? Hl = id & sl = en & u = http: //www. First skin foundation. org/ user Assets/ file/ Ichthyosis% 2520 Vulgaris. pdf & ei = P 6eWTpvdLOSPiAe9x6TIBQ&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1& ved=0CB4Q7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dichthyosis%2Bvulgaris%2 Bpdf%26hl%3Did%26biw%3D1264%26bih%3D570%26prmd%3Dimvns 4. Wikipedia ensiklopedia bebas. Ichthyosis Vulgaris. 2011 [cited 2011 Juni]. Available from: http:// translate.google.co.id/ translate? Hl = id & sl = en & u = http://en.wikipedia.org/ wiki/ Ichthyosis_vulgaris & ei = P6e WTpvd LOSPi Ae9x6 TIBQ& sa = X & oi = translate & ct = result & resnum=3&ved=0CC8Q7gEwAg&prev=/search%3Fq%3Dichthyosis%2B vulgaris%2Bpdf%26hl%3Did%26biw%3D1264%26bih%3D570%26prmd %3Dimvns 5. Anonim. Mutations in gene cause ichthyosis vulgaris. 2007. [cited 2007 April ]. Available from: http://www.Niams. Nih.gov 6. Robert A Schwartz, MD, MPH; Chief Editor: Dirk M Elston, MD. Hereditary and Acquired Ichthyosis Vulgaris. 2011. [cited 2011 April ]. Available from : http: //www.emedicine.medscape.com/article/III 2753overview.htm 16

7. Robert A Schwartz, MD, MPH; Chief Editor: Dirk M Elston, MD. Hereditary and Acquired Ichthyosis Vulgaris Workup. 2011. [cited 2011 April ]. Available from : http: //www.medscape/ 1112753-workup.htm 8. Robert A Schwartz, MD, MPH; Chief Editor: Dirk M Elston, MD. Hereditary and Acquired Ichthyosis Vulgaris Workup. 2011. [cited 2011 April ]. Available from : http: //www.medscape/ 1112753-workup %20 histology%20.htm 9. Robert A Schwartz, MD, MPH; Chief Editor: Dirk M Elston, MD. Hereditary and Acquired Ichthyosis Vulgaris. 2011. [cited 2011 April ]. Available from : http: //www.medscape/ 1112753-treatment.htm 10. Alan D. Irvine, M.D., W.H. Irwin McLean, Ph.D., D.Sc. Filaggrin Mutations Associated with Skin and Allergic Diseases. 2011.

www.nejm.com/Filaggrin Mutations Associated with Skin and Allergic Diseases. Accessed October 13, 2011

17

STUDENT PROJECT

DISORDERS OF KERATINIZATION (ICHTHYOSIS VULGARIS)

OLEH: SGD A-12 NI LUH PT DIANTARI D (0802005103) A A AYU GITHA SARI DEWI (0802005073) DEWA PUTU EKA JULI ANTARA (0802005102) ANIK LESTARI (0802005130) I DEWA GEDE GADITHYA H (0802005003) COKORDA AGUNG DALEM PEMAYUN (0802005175) LUH PUTU SURYANTINI S (0802005098) I NYM TRI YANAYASA (0802005090) MADE AGUSTYA DARMA PUTRA W (0802005072) INA ATMAJA (0802005126) A A N B ADHITYA W (0802005115) I PUTU INDRA YUDHA M P (0802005092)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2011


18

You might also like