You are on page 1of 23

REFERAT TRAUMA CAPITIS

DISUSUN OLEH: RUDI ANANDRA, S.Ked FERY MAYASARI, S.Ked

DOSEN PEMBIMBING KLINIK Dr. BINSAR SILALAHI, SPF, DFM, SH


BAGIAN ILMU FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Pendahuluan

Pada kasus kematian karena cedera, trauma kepala merupakan jenis trauma terbanyak yang ditemukan yakni lebih dari 50% trauma.1 Pada pasien yang mengalami trauma multipel, kepala adalah bagian yang paling sering mengalami cedera, dan pada kecelakaan lalu-lintas yang fatal, otopsi memperlihatkan bahwa cedera otak ditemukan pada 75% penderita.2

Tinjauan Pustaka
Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala (Suriadi & Rita Yuliani, 2001). Jenis Trauma Otak Trauma Primer Terjadi karena benturan langsung atau tidak langsung (akselerasi/deselerasi utuh). Trauma Sekunder Merupakan akibat dari trauma saraf (melalui akson) yang meluas, hipertensi, intrakranial, hipoksia, hiperapnea, atau hipotensi sistemik. ( Marlyn. E. Doengoes; 2000 )

Jenis Trauma Kepala 1. Robekan Kulit Kepala Robekan kulit kepala merupakan kondisi agak ringan dari trauma kepala. Oleh karena kulit kepala banyak mengandung pembuluh darah dengan kurang memiliki kemampuan konstriksi, sehingga banyak trauma kepala dengan perdarahan hebat. Komplikasi utama robekan kepala ini adalah infeksi. 2. Fraktur Tulang Tengkorak Fraktur tulang tengkorak sering terjadi pada trauma kepala. Beberapa cara untuk menggambarkan fraktur tulang tengkorak : Garis patahan atau tekanan. Sederhana, remuk atau compound. 3. Terbuka atau Tertutup Fraktur yang terbuka atau tertutup bergantung pada keadaan robekan kulit atau sampai menembus kedalam lapisan otak. Jenis dan kehebatan fraktur tulang tengkorak bergantung pada kecepatan pukulan, momentum, trauma langsung atau tidak.

Anatomi Kepala
1.

Kulit kepala (SCALP)

2. Tulang Tengkorak

3. Meningen Meningen menutupi seluruh permukaan otak dan terdiri dari 3 lapisan yaitu : a. Dura mater Dura mater secara konvensional terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan endosteal dan lapisan meningeal. Dura mater merupakan selaput yang keras, terdiri atas jaringan ikat fibrisa yang melekat erat pada permukaan dalam dari kranium. Karena tidak melekat pada selaput arachnoid di bawahnya, maka terdapat suatu ruang potensial (ruang subdura) yang terletak antara dura mater dan arachnoid, dimana sering dijumpai perdarahan subdural. Pada cedera otak, pembuluhpembuluh vena yang berjalan pada permukaan otak menuju sinus sagitalis superior di garis tengah atau disebut bridging veins, dapat mengalami robekan dan menyebabkan perdarahan subdural.

Arteri-arteri meningea terletak antara dura mater dan permukaan dalam dari kranium (ruang epidural). Adanya fraktur dari tulang kepala dapat menyebabkan laserasi pada arteri-arteri ini dan menyebabkan perdarahan epidural. Yang paling sering mengalami cedera adalah arteri meningea media yang terletak pada fosa temporalis (fosa media).

b. Arachnoid Selaput arakhnoid merupakan lapisan yang tipis dan tembus pandang. Selaput arakhnoid terletak antara pia mater sebelah dalam dan dura mater sebelah luar yang meliputi otak 3,6. Selaput ini dipisahkan dari dura mater oleh ruang potensial, disebut spatium subdural dan dari pia mater oleh spatium subarakhnoid yang terisi oleh liquor serebrospinalis. Perdarahan sub arakhnoid umumnya disebabkan akibat cedera kepala.

c. Pia mater Pia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri. Pia mater adarah membrana vaskular yang dengan erat membungkus otak, meliputi gyri dan masuk kedalam sulci yang paling dalam . Membrana ini membungkus saraf otak dan menyatu dengan epineuriumnya. Arteriarteri yang masuk kedalam substansi otak juga diliputi oleh pia mater.

Pia mater Pia mater melekat erat pada permukaan korteks serebri. Pia mater adarah membrana vaskular yang dengan erat membungkus o

d. Otak Menurut perkembangan embriologi, otak atau encephalon terbagi atas 3 bagian yaitu : Proencephalon yang berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon selanjutnya menjadi hemisfer cerebri yang menempati fossa crania anterior dan media. Mesencephalon Rhombencepahlon yang berkembang menjadi pons dan cerebellum. Otak merupakan suatu struktur gelatin yang mana berat pada orang dewasa sekitar 14 kg. Fisura membagi otak menjadi beberapa lobus.

e. Cairan Cerebrospinalis dan Vaskularisasi Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus dengan kecepatan produksi sebanyak 20 ml/jam. CSS mengalir dari dari ventrikel lateral melalui foramen Monroe menuju ventrikel III, melalui akuaduktus Sylvius menuju ventrikel IV. Setelah melalui 2 foramen Luschka di bagian lateral dan foramen Magendi di medial, CSS akan direabsorbsi ke dalam sirkulasi vena melalui granulasio arakhnoid yang terdapat pada sinus sagitalis superior. Angka rata-rata pada kelompok populasi dewasa volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan sekitar 500 ml CSS per hari. Otak mendapat suplai darah dari arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Sedangkan darah dari parenkim otak bermuara ke dalam sinus-sinus venosus yang kemudian dialirkan ke vena jugularis interna.

Mekansime dan Patologi


Dari tempat benturan, gelombang kejut disebar ke seluruh arah. Gelombang ini mengubah tekanan jaringan dan bila tekanan cukup besar, akan terjadi kerusakan jaringan otak di tempat benturan yang disebut coup atau ditempat yang berseberangan dengan benturan (contra coup) Cedera kepala dapat terjadi akibat benturan langsung atau tanpa benturan langsung pada kepala. Kelainan dapat berupa cedera otak fokal atau difus dengan atau tanpa fraktur tulang tengkorak. Cedera fokal dapat menyebabkan memar otak, hematom epidural, subdural dan intraserebral. Cedera difus dapat mengakibatkan gangguan fungsi saja, yaitu gegar otak atau cedera struktural yang difus.

Pada cedera kepala, tulang tengkorak yang tidak terlindungi oleh kulit hanya mampu menahan benturan sampai 40 pound/inch, tetapi bila terlindung oleh kulit maka dapat menahan sampai 425900 pound/inch. Selain kelainan pada kulit kepala dan patah tulang tengkorak, cedera kepala dapat pula mengakibatkan perdarahan dalam rongga tengkorak berupa perdarahan epidural, subdural, dan subarakhnoid, kerusakan selaput otak dan jaringan otak.

Perdarahan epidural sering terjadi pada usia dewasa sampai usia pertengahan, dan sering dijumpai pada kekerasan benda tumpul di daerah pelipis (kurang lebih 50%), akibat garis patah yang melewati sulcus arteria meningea. Tetapi perdarahan epidural tidak selalu disertai patah tulang.

Perdarahan subdural terjadi karena robeknya sinus, vena jembatan (bridging vein), arteri basilaris atau berasal dari perdarahan subarakhnoid. Perdarahan subarakhnoid biasanya berasal dari fokus kontusio/laserasi jaringan otak. Perlu diingat bahwa perdarahan ini juga bisa terjadi spontan pada snegatan matahari (heat stroke), leukimia tumor, keracunan CO dan penyakit infeksi tertentu.

Lesi otak tidak selalu terjadi hanya pada daerah benturan (coup) tetapi dapat terjadi di sembarang titik benturan (contre coup) atau diantara keduanya (intermediate lesion). Lesi contre coup terjadi karena adanya liquor yang mengakibatkan terjadinya pergerakan otak saat terjadinya benturan, sehingga pada sisi kontra lateral terjadi gaya positif akibat akselerasi, dorongn liquor dan tekanan oleh tulang yang mengalami deformitas. Cedera kontra lateral terjadi bila tekanan negatif yang terjadi minimal 1 ata (atmosfir absolut). Kontusio biasanya terjadi bila ada kekerasan paling tidak sebesar 250 g gaya gravitasi (1 g = 9,81 m/detik) sedangkan komosio kira-kira 60-100g)

Kesimpulan
Trauma kapitis adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala dan mengakibatkan gangguan fungsi neurologis. Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy dapat disebabkan oleh benturan di dalam rongga otak kepala yang menyebabkan perdarahan, dan biasanya terjadi pada kecelakaan bermotor lalu lintas jalan raya, jatuh, kecelakaan pada saat berolah raga, dan cedera kekerasan.

Trauma yang terjadi karena kekerasan benda tumpul (blunt force injury) yang dapat bersifat lokal yaitu hanya mengenai sebagian kecil tubuh seperti akibat serangan hewan, tersantuk benda tumpul atau terjatuh dan dapat pula bersifat umum mengenai sebagian besar atau seluruh tubuh misalnya tertimbun tanah, tergilas mobil, atau jatuh dari ketinggian. Ada 6 jenis kekerasan benda tumpul menurut jaringan atau organ yang terkena yaitu kulit, kepala (tengkorak dan jaringan intrakranial), leher dan tulang belakang, dada, perut dan anggota gerak. Adapun jenis luka pada kulit akibat kekerasan benda tumpul dapat dibagi menjadi 4 yaitu : luka lecet (abrasion), luka memar (contussion), luka robek, retak atau koyak (laceration), terkelupasnya jaringan kulit dan jaringan lemak dari otot dibawahnya (avulsion).

TERIMAKASIH

You might also like