You are on page 1of 62

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Setiap manusia pasti berinteraksi dan bersosialisasi dengan cara berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal. Bahkan menurut Maslow, salah satu basic needs manusia adalah self actualization yang dapat dilakukan dengan cara berkomunikasi. Dengan kata lain, komunikasi adalah kebutuhan dasar setiap manusia yang tidak dapat diabaikan.

Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Dalam komunikasi terdapat unsur-unsur dasar antara lain komunikator (sender), pesan (message), media (channel), komunikan (receiver) dan effek yang berupa timbal balik (feedback).

Salah satu fungsi komunikasi adalah untuk bersosialisasi. Terlebih di era globalisasi ini, dimana bersosialisasi menjadi makanan pokok untuk tetap terus mempertahankan hidup. Baik itu bersosialisasi dengan kerabat, teman, maupun rekan kerja. Dari fungsi tersebut, maka muncullah konsep komunikasi sosial, yaitu suatu kegitan komunikasi yang lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasai integrasi sosial. (http://www.geocities.com/ khayatul/komsos1.html, 12 Oktober 2009, 23:14)

Untuk menciptakan komunikasi yang baik, proses komunikasi membutuhkan media (channel) guna untuk menyampaikan pesan dengan benar tanpa merubah maksud dari pesan yang disampaikan. Ada 3 bentuk media komunikasi yang biasa digunakan, yaitu dalam bentuk suara (audio), gambar (visual), dan gabungan dari keduanya yaitu dalam bentuk suara dan gambar (audio visual). (http://www.edukasi.net/mapok/mp_full.php?id=329 &fname=materi3.html, 12 Oktober 2009, 21: 50)

Sekarang ini, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin lama semakin canggih, komunikasi sosial pun ikut terbawa arus modernisasi. Jaman dahulu sebelum alat-alat komunikasi ditemukan, orang-orang hanya mengenal komunikasi dalam bentuk suara atau gambar saja. Mereka berkomunikasi dengan cara langsung (face-to-face) dan tertulis. Kemudian mulai berkembang dengan adanya alat-alat komunikasi seperti telepon, pager, radio, dan fax. Komunikasi pun semakin praktis dengan ditemukannya telepon genggam. Lalu muncul media baru yang sangat menarik yaitu internet. Saat ini internet muncul sebagai salah satu media komunikasi yang paling digemari oleh segala kalangan usia dan paling banyak digunakan dalam bersosialisasi.

Cukup dengan seperangkat peralatan komputer dan koneksi internet, maka kita semua dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua orang di seluruh penjuru dunia saat itu juga. Tidak hanya itu, internet juga

memudahkan semua kegiatan baik untuk memenuhi kebutuhan dasar, berbisnis, maupun kepentingan hiburan. Fasilitas-fasilitas menarik seperti internet banking, online shop, hingga suguhan berita-berita live report semakin mempercepat perkembangan media komunikasi yang cangggih ini. Semuanya dapat diperoleh hanya dalam hitungan menit bahkan detik. Terlebih lagi saat ini koneksi internet semakin mudah didapatkan dengan harga yang cukup terjangkau. Bahkan sekarang banyak area-area wifi yang menyuguhkan koneksi internet gratis. Karena kemudahan dan

kecanggihannya, internet sekarang ini tidak hanya menjadi alat komunikasi namun juga menjadi life style (gaya hidup) bagi masyarakat.

Dalam internet dikenal adanya situs web. Situs web (website) adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain atau subdomain di World Wide Web (WWW) di Internet. (http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web, 9 Oktober 2009, 17:07) Situs web memiliki jenis dan fungsi yang berbeda-beda. Diantaranya seperti ensiklopedia bebas (contohnya wikipedia), custom search (contohnya google, yahoo, blackle), blog (contohya blogspot) dan lain sebagainya.

Kecanggihan inovasi internet inilah yang membuka kesempatan berbagai orang untuk menciptakan berbagai macam situs web, salah satunya adalah situs jejaring sosial (social networking). Jejaring sosial adalah

situs untuk membangun komunikasi online antara sekelompok orang yang berbagi hobi atau aktivitas atau mencari tahu hobi dan aktivitas orang lain (building online communication of people who share interest and/or activities, or who are interested in exploring the interest and activities of others). (http://en.wikipedia.org/wiki/Social_network_service, 26 September 2009, 19:20) Situs jejaring sosial ini memungkinkan para penggunanya untuk mengumpulkan teman dan relasi di profile account mereka baik itu yang mereka kenal atau yang mereka ingin kenal.

Berikut ini adalah contoh gambar cara kerja situs jejaring sosial pada umumnya. Seseorang yang memiliki profile account dalam sebuah situs jejaring sosial memiliki link dengan sesama pemilik profile account di situs jejaring sosial tersebut. Misalnya, seseorang mempunyai profile account dalam facebook dan memiliki 200 atau lebih link profile account milik temantemannya sesama pengguna facebook. Dengan cara kerja seperti itu, maka sangat mudah untuk mencari relasi baru melalui situs jejaring sosial.

Gambar 1 Cara Kerja Situs Jejaring Sosial

Sumber: http://www.whatissocialnetworking.com/

Tujuan utama situs jejaring sosial adalah sebagai media untuk memperluas jaringan sosial yang bermanfaat untuk pergaulan dan relasi. Kita dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan seluruh pengguna situs jejaring sosial tersebut. Beberapa contoh situs jejaring sosial yang sudah sering kita dengar antara lain Friendster, My Space, Classmates, Hi5, dan lain sebagainya. Facebook dan Twitter adalah situs jejaring sosial yang paling digemari saat ini.

Situs-situs jejaring sosial semakin lama semakin digemari oleh segala kalangan, tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan, karyawan maupu pengusaha, dan sebagainya. Semuanya berlomba-lomba membuat account di situs-situs jejaring sosial guna memenuhi gaya hidup. Akan tetapi dengan merebaknya situs-situs jejaring sosial, tidak dapat dipungkiri teknologi ini membawa dampak negatif pula.

Kehadiran situs jejaring sosial membuat orang-orang cenderung lebih individualis. Para pengguna berfikir lebih mudah menggunakan fasilitas situs jejaring sosial daripada bertemu langsung dengan orang lain. Selain itu kinerja kerja pun akan menurun dikarenakan orang-orang akan cenderung memilih untuk bermain di situs jejaring sosial sehingga akan menyita banyak waktu kerjanya.

Hal lain yang sering terjadi adalah munculnya persaingan-persaingan tidak sehat dalam bidang bisnis. Melalui situs jejaring sosial semua orang bisa berpromosi sekaligus saling menjatuhkan. Semua orang bisa dengan mudah membuat profile account untuk menyelidiki kompetitor atau bahkan menyebarkan berita-berita miring mengenai kompetitornya.

Belakangan ini dampak negatif dari situs jejaring sosial pun semakin nyata terlihat. Banyak account-account dalam situs jejaring sosial yang menjalankan bisnis illegal. Contohnya seperti pasar gelap, produk-produk palsu, atau bahkan menjadi media promosi dalam bisnis prostitusi. Banyak wanita-wanita panggilan (biasanya disebut bispak=bisa pakai) yang berpromosi atau mencari target pelanggan melalui media yang satu ini. Dan banyak pula orang-orang yang mencari wanita-wanita bispak melalui media ini (http://www.detikinet.com/read/2009/08/18/123723/1184857/398/grup-fb-

cewek-bispak-gaet-ribuan-fans, 26 September 2009, 19:05).

Penyalahgunaan inilah yang menarik perhatian penulis untuk membahas kasus tersebut dalam skripsi ini. Tujuannya adalah untuk mengungkap kinerja dan kegunaan situs jejaring sosial dalam dunia prostitusi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Kapankah penggunaan situs jejaring sosial dikategorikan sebagai sesuatu yang salah? Dalam Undang-Undang tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik bab VII pasal 27 - 29, perbuatan yang dilarang dalam penggunaan informasi dan transaksi elektronik (internet) antara lain: (http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=UU11-2008.htm, 26 Oktober 2009, 15:20) 1. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. 2. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian. 3. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik. 4. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman. 5. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.

6. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). 7. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi.

1.2

Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka penulis memilih rumusan masalah

yakni: Bagaimana penyalahgunaan situs jejaring sosial dalam kehidupan sosial remaja perempuan Jakarta Barat?

1.3

Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini anatara lain: 1. Untuk mengetahui penyalahgunaan situs jejaring sosial dalam kehidupan remaja perempuan Jakarta Barat. 2. Untuk mengetahui motif yang mendorong penyalahgunaan situs jejaring sosial dalam kehidupan sosial remaja perempuan Jakarta Barat. 3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyalahgunaan situs jejaring sosial yang dilakukan oleh remaja perempuan Jakarta Barat.

1.4 1.4.1

Manfaat Penelitian Manfaat Akademis Secara akademis penelitian ini diharapkan, 1. Dapat menjadi acuan dan referensi tambahan bagi penulis dan pembaca. 2. Dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya.

1.4.2

Manfaat Praktis 1. Bagi Pembaca Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan penambahan informasi mengenai situs jejaring sosial serta penyalahgunaan situs jejaring sosial yang sering terjadi. 2. Bagi Penulis Untuk mendapatkan pengetahuan lebih mengenai teori yang dipelajari serta fakta yang terjadi terdapat di lapangan, serta menerapkan ilmu yang sudah diperoleh dalam realita kehidupan.

1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Memuat latar belakang masalah dari topik yang diteliti secara singkat serta merumuskan masalah tersebut, dan juga terdapat tujuan dan manfaat dari penelitian yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

10

BAB II

KERANGKA TEORETIS Menguraikan teori-teori yang relevan dengan objek-objek pada judul skripsi dan juga menjadi landasan dalam menganalisa masalah yang akan diteliti penulis.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN Meguraikan secara singkat metode penelitian yang digunakan, nara sumber, teknik pengumpulan data, teknis analisis data serta waktu dan lokasi penelitian.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Menganalisis serta membahas hasil penelitian yang telah penulis lakukan seperti peran situs jejaring sosial sebagai media yang disalahgunakan para remaja Jakarta Barat dalam kehidupan sosialnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yang membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian mengenai penyalahgunaan situs jejaring sosial dalam kehidupan sosial remaja Jakarta Barat.

11

BAB II KERANGKA TEORETIS

2.1 2.1.1

Komunikasi Definisi Komunikasi Salah satu kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

manusia adalah kebutuhan berkomunikasi. Manusia diciptakan untuk hidup bersama-sama melalui interaksi dengan sesamanya. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam berinteraksi, baik secara verbal maupun non verbal ataupun tertulis maupun tidak tertulis. Dengan komunikasi yang baik maka interaksi yang terjadi akan semakin lancar dan dapat membangun hubungan yang baik. Banyak orang meremehkan cara berkomunikasi karena menurut mereka semua orang pasti dapat berkomunikasi. Memang benar semua orang dapat berkomunikasi, namun tidak semua orang dapat berkomunikasi dengan baik. Pesan yang disampaikan oleh sender mungkin saja disalah artikan oleh receiver. Karena itu, komunikasi merupakan sebuah ilmu dan seni.

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang

12

mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2004: 41).

Pada pertengahan abad ke-20, komunikasi merupakan salah satu studi yang sangat popular dalam dunia pendidikan. Banyak ahli yang meneliti dan mambuat konsep-konsep yang digunakan untuk menyempurnakan ilmu komunikasi.

Salah satu ahli komunikasi, Katherine Miller, mengungkapkan dalam bukunya Communication Theories Perspectives, Processes, and Context bahwa sebagian dari konsep-konsep yang telah ada mendefinisikan komunikasi secara abstrak, namun tidak sedikit pula yang mendefinisikannya secara spesifik. Contohnya adalah definisi milik Hovland, Janis dan Kelley (1953). Mereka mendefinisikan komunikasi secara singkat dan dengan lingkup yang sempit, yaitu sebagai sebuah proses linear (satu arah) dari komunikator yang mentransfer stimuli-stimuli (biasanya berupa komunikasi verbal) dengan tujuan untuk merubah perilaku komunikan (Communication is the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (ussually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audiance) Hovland, Janish, & Kelley, 1953. P.12) (Miller, 2005: 3).

Berbeda dengan definisi yang dikeluarkan oleh Hovland dan kawankawannya, definisi komunikasi milik Weaver (1949) memiliki arti yang sangat

13

luas yaitu semua prosedur dimana pikiran atau ide seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain (Communication is all or the procedures by which one mind can effect another. - W.Weaver,1949. P.95) (Miller, 2005: 3).

Hovland juga mengartikan ilmu komunikasi sebagai

upaya yang

sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap (Effendy, 1999: 10).

Maka sudah jelas bahwa komunikasi merupakan sebuah disiplin ilmu yang dapat dipelajari.

Dalam kaitannya dengan menjalin hubungan baik, ada definisi lain dari Roger bersama dengan D. Lawence Kincaid (1981) yang

mengembangkan suatu konsep baru mengenai komunikasi, yaitu bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam 2005: 19). (Cangara,

Menurut Effendy (1999), pengertian komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:

14

1. Pengertian Komunikasi Secara Umum Adalah proses interaksi antar manusia yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dan gagasan yang dilakukan seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi hubungan sosialisasi. 2. Pengertian Komunikasi Secara Paradigmatik Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang untuk

memberitahu atau mengubah sikap pendapat dan perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan atau pertukaran informasi yang akan berjalan lancar apabila ada kesamaaan makna antara pengirim pesan dengan penerima pesan hingga nanti pada saatnya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

2.1.2

Proses Komunikasi Dari definisi komunikasi yang beragam terdapat beberapa kesamaan

konseptualisasi.

Menurut

Katherine

Miller

ada

beberapa

persaman

konseptualisasi tersebut antara lain: 1. Komunikasi adalah sebuah proses Dari semua konsep yang ada, semuanya menyatakkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang meliputi aktivitas yang

15

berkelanjutan (continuous), kompleks, dan tidak dapat berdiri sendiri. Pada awalnya, proses komunikasi hanya berjalan secara linear dari komunikator kepada komunikan (teori SMCR: Source Message Channel Reciever). Lalu muncul sebuah konsep yang dikeluarkan oleh Laswell yang menambahkan unsur feedback (timbal balik) dari komunikan ke dalam proses komunikasi. 2. Komunikasi merupakan proses transaksional Persamaan yang kedua adalah konsep komunikasi sebagai suatu proses transakasional dan sangat kompleks. Dalam konsep ini juga dijelaskan pula pentingnya koneksi di dalam proses komunikasi, dimana para pelaku komunikasi tidak hanya saling mempengaruhi tapi mereka juga terpengaruh dengan kontesks mana mereka berinteraksi. 3. Komunikasi merupakan sebuah simbolik Yang ketiga adalah konsep komunikasi sebagai sebuah simbolik. Dalam kosep ini menyatakan bahwa simbol-simbol tersebut terbentuk melalui pengalaman dan juga sistem-sistem dari simbol-simbol lainnya.

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu secara primer dan sekunder (Effendy, 1999:11).

16

1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Dalam komunikasi bahasa disebut lambang verbal (verbal symbol)

sedangkan lambang-lambang lainnya yang bukan bahasa dinamakan lambang non-verbal (non-verbal symbol). 2. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang dimaksud adalah seperti surat, telepon, teleks, surat kabar, radio, televisi, film, dan masih banyak lagi (Effendy, 1999:16) Komunikasi dalam proses secara sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih yang mengikuti perkembangan zaman, yang ditopang pula oleh teknologi-teknologi lain yang bukan teknologi komunikasi.

17

Proses komunikasi secara tidak langsung, merupakan proses komunikasi dimana membutuhkan media untuk berkomunikasi. Untuk itu, berkomunikasi melalui situs jejaring sosial merupakan proses komunikasi secara tidak langsung (sekunder).

2.1.3

Model Komunikasi Model komunikasi membutuhkan waktu yang cukup lama hingga

menemukan proses yang sempurna. Berawal dari model linear yang hanya menunjukkan proses komunikasi satu arah dari komunikator kepada komunikan (teori SMCR: Source Message Channel Reciever). Lalu muncul sebuah konsep yang dikeluarkan oleh Laswell yang menambahkan unsur feedback (timbal balik) dari komunikan ke dalam proses komunikasi. Hingga pada akhirnya Harold Laswell menyempurnakan model proses komunikasi tersebut. Model proses komunikasi milik Laswell adalah:

18

Gambar 2 Model Proses Komunikasi

SENDER

ENCODER

MESSAGE MEDIA

DECODER

RECEIVER

NOISE

FEEDBACK L Sumber : Effendy, 1999: 18

RESPONSE

Pada model proses komunikasi di atas proses yang berjalan bukan hanya proses linear yang sederhana, melainkan terdapat faktor-faktor penting yang membantu penyampaian pesan sehingga sampai kepada tujuan tanpa merubah maknanya, yaitu antara lain encoding, decoding, noise, dan feedback serta respons.

Dalam situs jejaring sosial, proses komunikasi yang digunakan tidaklah jauh berbeda dengan proses komunikasi milik Laswell. Proses ini dimuali dari sender yang mengirimkan pesan kepada receiver melalui media yang berupa situs jejaring sosial, lalu receiver juga memberikan respond dan

19

feedback kepada sender dengan menggunakan media yang sama. Situs jejaring sosial sebagai media komunikasi juga memiliki gangguan-gangguan (noise) dalam peruses penyampaian pesan, misalnya koneksi internet yang kurang mendukung atau gangguan-gangguan lain yang berasal dari situs jejaring sosial itu sendiri.

2.1.4 Unsur Komunikasi Menurut Effendy (1999:18) penegasan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut antara lain: 1. Sender Komunikator yang menyampaikan pesan pada seseorang atau sejumlah orang. Pesan yang disampaikan berupa lisan atau tulisan, kepada individu atau kelompok. 2. Encoding Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang yang kemudian menjadi suatu pesan yang disampaikan kepada penerima. Gagasan dalam bentuk lambang dapat berupa pikiran dalam bentuk simbol, lambang atau gambar baik lisan maupun tulisan. 3. Message Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Sebaiknya sebuah pesan itu memiliki

20

tema sehingga dapat dijadikan sebagai pengarah dalam usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. 4. Media Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. Media yang digunakan hendaknya dapat diterima oleh panca indera. 5. Decoding Penguraian isi sandi yaitu proses dimana penerima (komunikan) menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh

komunikator kepadanya. 6. Receiver Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. Komunikan dapat digolongkan menjadi tiga jenis yakni personal (ditujukan kepada sasaran tunggal), komunikasi kelompok (komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu) dan komunikasi massa (komunikasi kepada massa atau dengan menggunakan media massa). 7. Response Tanggapan seperangkat reaksi pada komunikan setelah pesan diterima. 8. Feedback Umpan balik, yakni tanggapan seorang komunikan apabila

tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

21

9. Noise Gangguan tidak terencana yang dapat menjadi penghambat proses komunikasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dalam penggunaan situs jejaring sosial, seluruh unsur-unsur komunikasi (sender, encoding,

messaging, media, decoding, receiver, response, feedback) terlibat di dalam berjalannya proses komunikasi. Semua unsur-unsur komunikasi tersebut dapat berjalan sempurna walaupun melalui media berupa internet.

2.1.5 Fungsi Komunikasi Menurut Effendy (2003 : 55) terdapat empat fungsi komunikasi, yaitu: 1. Menyampaikan informasi (to inform) Dengan komunikasi, komunikator dapat menyampaikan informasi kepada komunikan. Serta terjadi pertukaran informasi antara

komunikator dan komunikan. 2. Mendidik (to educate) Komunikasi sebagai sarana untuk mendidik, dalam arti bagaimana komunikasi secara formal maupun informal bekerja untuk memberikan atau bertukar pengetahuan. Dan kebutuhan akan pengetahuan dapat terpenuhi. Fungsi mendidik ini dapat juga ditunjukan dalam bentuk berita
dengan gambar maupun artikel.

22

3. Menghibur (to entertain) Komunikasi menciptakan interaksi antara komunikator dan

komunikan. Interaksi tersebut menimbulkan reaksi interaktif yang dapat menghibur baik terjadi pada komunikator maupun komunikan. 4. Mempengaruhi (to influence) Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi, terdapat upaya untuk mempengaruhi komunikan melalui isi pesan yang dikirim oleh komunikator. Upaya tersebut dapat berupa pesan persuasif

(mengajak) yang dapat mempengaruhi komunikan. Komunikator dapat membawa pengaruh positif atau negatif, dan komunikan dapat menerima ataupun menolak pesan tersebut tanpa ada paksaan.

Berdasarkan kerangka yang dikemukakan William I Gorden dalam Mulyana (2004: 5) ada empat fungsi komunikasi yaitu : 1. Fungsi Komunikasi Sosial Fungsi Komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Komunikasi ini bertujuan agar manusia mengetahui bagaimana baik harus bersikap pada kelompoknya. biasanya

Kebiasaan-kebiasaan

umum

maupun

khusus

23

terpengaruh oleh budaya yang dianut oleh kelompok tersebut. Tidak jarang berbagai kesalahpahaman terjadi pada hubungan antar budaya, tetapi hal tersebut masih dapat dimaklumi dan oleh sebab itu harus dipahami lebih dalam kebiasaan atau aturan-aturan yang dianut masing-masing budaya supaya kesalahpahaman dalam

berkomunikasi dapat diminimalisir. Dengan berbicara, menyatakan pendapat maka orang lain, maka kebutuhan emosional dan intelektual pun terpenuhi dan kian terarah. 2. Fungsi Komunikasi Ekspresif Komunikasi ekspresif adalah suatu bentuk komunikasi yang

menggunakan

pesan-pesan

non-verbal

untuk

menyampaikan

perasaan atau emosi kita. 3. Fungsi Komunikasi Ritual Komunikasi ritual adalah komunikasi simbolik yang biasanya

dilakukan secara kolektif. Seperti peringatan hari jadi, peringatan budaya dan sebagainya. Kegiatan ritual memungkinkan para

pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi panduan mereka, juga sebagai pengabdi kelompok. 4. Fungsi Komunikasi Instrumental Fungsi komunikasi instrumental adalah komunikasi yang bersifat membujuk, seperti menginformasikan, mengajar, mendorong,

mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur.

24

Dari uraian fungsi komunikasi yang telah dijelaskan di atas, situs jejaring sosial memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi (to inform), menghibur (to entertain), serta memiliki fungsi komunikasi sosial. Situs jejaring sosial memungkinkan para penggunanya untuk membangun komunikasi sosial melalui pertukaran-pertukaran informasi yang terjadi di dalamnya.

2.1.6 Tujuan komunikasi Menurut Effendy (2003 : 55), bahwa terdapat 4 tujuan komunikasi, yaitu : 1. 2. 3. 4. Perubahan sikap (attitude change) Perubahan pendapat (opinion change) Perubahan perilaku (behaviour change) Perubahan sosial (social change)

Dalam komunikasi menggunakan situs jejaring sosial keempat tujuan komunikasi di atas turut mengambil peranan daalam setiap proses yang terjadi. Mulai dari mengubah sikap seseorang, merubah pendapat dan pandangan seseorang, merubah perilaku, serta merubah kehidupan sosial penggunanya.

25

2.1.7 Hambatan Komunikasi Hambatan komunikasi menurut Effendy pada bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003: 45) dibagi menjadi empat, yaitu: 1. Gangguan Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. a. Gangguan mekanik (mechanical, channel noise) adalah

gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Seperti contohnya adalah gangguan yang dihasilkan dari suara atau bunyi, gambar yang tidak jelas dan lainnya. b. Ganggun semantik (semantic noise), gangguan ini

bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian. 2. Kepentingan Interest atau kepentingan membuat orang selektif dalam menanggapi pesan. Orang hanya memperhatikan perangsang yang ada

hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan merupakan sifat

26

reaktif

terhadap

segala

perangsang

yang

tidak

sesuai

atau

bertentangan dengan suatu kepentingan. 3. Motivasi terpendam Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. 4. Prasangka Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam

prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Sesuatu yang objektif pun akan dinilai negatif.

Hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam penggunaan situs jejaring sosial antara lain gangguan mekanik seperti gangguan pada koneksi internet atau gangguan teknis pada situs yang digunakan. Selain itu gangguan sematik juga sering terjadi dalam komunikasi melalui situs jejaring sosial. Ada pula motivasi terpendam pada penggunaan situs jejaring sosial.

27

Contohnya adalah penyalahgunaan-penyalahgunaan yang ditujukan untuk hal-hal yang tidak baik.

2.1.8 Teori Komunikasi dalam Membangun Hubungan Baik Menurut Miller, komunikasi adalah kunci utama dalam menjaga hubungan baik. Hanya dengan komunikasi maka hubungan baik dengan orang lain dapat dibangun. Namun dengan komunikasi pula suatu hubungan dapat berjalan dengan buruk. Oleh karena itu, komunikasi harus dijaga dengan baik untuk membangun dan menjaga hubungan baik dengan orang lain, tidak hanya untuk bersosialisasi dengan teman tapi juga berguna untuk menjalin hubungan dengan rekan kerja dan relasi.

Konsep ini mulai muncul bersamaan dengan berkembangnya kultur sosial yang baru di Amerika dan beberapa negara lainnya di dunia. Pada waktu itu, sekitar tahun 1970 banyak negara yang menegembangkan budaya yang terbuka dan kebebasan dalam membangun hubungan dengan orang lain. Pada masa ini proses komunikasi mulai dilihat sebagai salah saru cara yang tepat untuk mengembangkan budaya baru tersebut.

2.1.9 Media Komunikasi Medium artinya alat perantara dan bentuk jamaknya adalah media yang artinya alat-alat perantara. Menurut Soehoet, medium komunikasi

adalah alat perantara dalam proses komunikasi atau proses penyampaiaan

28

isi pesan (message) dari komunikator sampai kepada komunikan atau proses penyampaian umpan balik (feedback) dari komunikan sampai kepada komunikator (2003: 1). Media komunikasi adalah alat-alat perantara dalam proses

penyampaian isi pernyataan (message) dari komunikator sampai kepada komunikan atau proses penyampaian umpan balik komunikan sampai kepada komunikator (Soehoet, 2003: 1). (feedback) dari

Dapat disimpulkan, media komunikasi adalah alat perantara yang digunakan komunikator (sender) kepada komunikan (receiver) sekaligus media yang digunakan komunikan untuk menyampaikan umpan balik (feedback) kepada komunikator. Dalam penelitian ini media komunikasi yang digunakan adalah situs jejaring sosial.

2.1.10 Media Massa Menurut Abdullah (2001:9), media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi dan internet. Media massa yang dikenal adalah: (Abdullah, 2001: 9) 1. Media cetak 2. Media elektronik : : terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah. terdiri dari radio, televisi dan internet.

29

Dari definisi mesia massa di atas, media massa merupakan alat untuk menyampaikan pesan kepada komunikan dengan jumlah yang banyak. Situs jejaring sosial merupakan salah satu contoh media massa dimana pengguna dan penerima pesan dalam situs jejaring sosial mencakup jumlah yang sangat banyak.

2.1.11 Komunikasi Grapevine (Komunikasi Informal) Istilah komunikasi grapevine biasanya digunakan dalam situasi yang menggunakan komunikasi informal. Komunikasi informal atau grapevine ini terjadi saat komunikasi menggunkan komunikasi formal tidaklah cukup. Penelitian membuktikan bahawa komunikasi informal lebih efektif digunakan saat terjadi penyalah-artian (ambigu) informasi dalam penggunaan

komunikasi formal. Bahkan beberapa teori organisasional memasukkan komunikasi grapevine menjadi salah satu bentuk komunikasi yang diperlukan dalam sebuah organisasi.

Cara kerja komunikasi grapevine biasanya berupa penyampaian informasi dari satu orang ke orang yang lainnya. Misalnya, orang pertama memberitahukan sabuah informasi kepada orang ke-2 dan orang ke-3. Lalu orang ke-2 memberitahukan kembali informasi tersebut kepada orang ke-4 dan orang ke-5, sedangkan orang ke-3 meyebarkan informasi tersebut kepada orang ke-6 dan orang ke-7, dan seterusnya. Tidak semua partisipan dalam komunikasi informal ini berada dalam posisi sender (pengirim pesan),

30

sebagian hanyalah sebagai receiver (penerima pesan). Namun dengan cara kerja komunikasi seperti ini, informasi lebih mudah tersebar luas.

Pesan atau rumor yang beredar melalui komunikasi grapevine ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu secara spontan (spontaneous) dan direncanakan (premeditated). Rumor spontan biasanya tersebar saat seseorang dalam situasi yang menegangkan dan berada dalam lingkungan yang tidak dapat dipercaya, sedangkan rumor yang direncanakan biasanya tersebar apabila seseorang berada dalam lingkungan yang sangat kompetitif.

Jitendra Mishra memaparkan beberapa alasan mengapa komunikasi grapevine dapat terjadi. Alasan-alasan tersebut antara lain kebutuhan akan komunikasi yang cepat, penyampaian informasi yang tepat, cara untuk menyalurkan imajinasi dan pengetahuan, membantu membangun teamwork dan identitas perusahaan.

Tidak sedikit orang-orang yang mengaitkan komunikasi informal dengan word of mouth. Dengan word of mouth maka informasi akan lebih cepat tersebar dan biasanya jarang terjadi penyalah artian pesan. (http://www.analytictech.com/mb119/grapevine-article.htm, 2009, 20:21) 14 Desember

31

Dalam penelitian ini komunikasi yang digunakan dalam penggunaan situs jejaring sosial adalah komunikasi informal atau grapevine. Informasi bisanya tersebar melalui word of mouth dari satu orang ke orang lainnya hingga tersebar sangat luas. 2.2 Teknologi Komunikasi Internet Seiring dengan perkembangan teknologi yang kian lama kian canggih, komunikasi pun ikut berkembang menyeimbangi kecanggihan tekhnologi. Saat ini komunikasi telah berubah secara drastis dibandingkan dengan teknologi komunikasi yang digunakan pada masa lampau. Dahulu

komunikasi dapat dilakukan hanya dengan cara tatap muka atau melalui surat dan telepon, saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sebut saja e-mail, sms, instant messanging, video conference, video call, social networking, dan masih banyak pilihan lainnya.

Dalam bukunya yang berjudul Online Communication Linking Technology, Identity, and Culture, Andrew F. Wood dan Matthew J. smith membahas mengenai teknologi komunikasi yang baru mulai dari definisi, hingga cara kerjanya. Teknologi komunikasi baru ini tidak lain adalah internet.

Saat ini internet telah menjadi salah satu teknologi yang paling berpengaruh di dunia. Tidak hanya digunakan dalam komunikasi bisnis, tetapi juga kebutuhan informasi dan komunikasi bagi semua orang.

32

Internet adalah sebuah dunia maya jaringan komputer (interkoneksi) yang terbentuk dari miliyaran komputer diseluruh dunia. Internet

memungkinkan kita untuk menghilangkan hambatan dari segi ekonomi dan waktu dalam mendapatkan informasi. Internet merupakan sebuah jawaban yang sangat efisien, efektif dan relatif murah dibandingkan dengan hasil yang diperoleh. Perkembangan teknologi informasi yang sedikit ajaib terutama dibidang internet secara langsung mampu menggeser bahkan merubah sistem dan pola hidup manusia (Hariningsih, 2005: 8).

Internet adalah revolusi teknologi yang memungkinkan semua komputer di dunia terhubung ke jaringan. Internet berasal dari kata Interconnected networking yang dalam bahasa Indonesia bermakna jaringan komputer yang saling berhubungan (Akbar, 2006: 87).

Dengan menggunakan internet, komputer-komputer di seluruh dunia dapat bertukar data atau informasi dan menikmati layanan-layanan yang tersedia oleh internet, antara lain: (Akbar, 2006: 88) 1. Halaman web Halaman web adalah layanan internet yang paling paling penting saat ini. Dengan menggunakan halaman web, pengguna dapat

menampilkan informasi dalam sebuah halaman web yang kemudian dapat dipublikasikan ke seluruh dunia.

33

2. E-mail (Electronic Mail) E-mail adalah surat elektronik dan digunakan untuk menggantikan surat kertas konvensional.

3. FTP (File Transfer Protocol) File Transfer Protocol adalah fitur transfer file di Internet yang menyebabkan pengguna dapat memindahkan data antara penyedia layanan FTP ke harddisk local pengguna secara mudah.

Pada tahun 1995, Federal Networking Counsils mengatakan ada tiga elemen utama dalan internet, yaitu: 1. Internet adalah hubungan melalui global address system

Melalui global address system sebuah pesan dapat secara langsung sampai pada tujuannya. Misalnya seseorang tinggal di sebuah rumah kos, surat yang ditujukan ke alamat itu bisa saja diterima oleh semua orang yang berada di rumah kos yang sama. Berbeda dengan internet, pesan yang dikirimkan sampai pada alamat pribadi seseorang. 2. umum. Komputer memiliki cara kerjanya tersendiri, peraturan-peraturannya sendiri. Internet bekerja karena setiap komputer tahu peraturanperaturan jalannya pesan. Internet menggunakan bentuk transmisi protokol yang

34

3.

Internet memperkenankan komunikasi baik secara publik

maupun privasi. Dengan kata lain, internet tidak memiliki fungsi khusus, melainkan dapat digunakan oleh semua pengguna.

Dengan adanya internet sebagai sarana komunikasi global maka proses penyaluran data maupun informasi semakin tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Hanya dengan seperangkat alat komputer dan koneksi internet maka semua orang dapat berinteraksi dengan seluruh orang di seluruh dunia.

Menurut Andrew F. Wood dan Mattew J. Smith dalam bukunya yang berjudul Online Communication Linking Technology, Identity, and Culture ada beberapa karakteristik komunikasi Online, antara lain: (2005: 40-43) 1. Packet-Switching Internet dibuat dengan tujuan untuk mengirim pesan melalui banyak jalur, tidak seperti telepon yang hanya menggunakan satu saluran. Pada telepon, saat transmisi terakhir berjalan, komputer membagi pesan menjadi beberapa paket informasi. Setiap paket kemudian akan menuju ke tujuannya masing-masing apabila pesan tersebut ditujukan ke beberapa alamat. Tetapi, bagaimana pun juga jaringan telepon telah menciptakan sebuah pathway atau sebuah jalan untuk

35

memastikan setiap paket informasi sampai pada tujuannya dengan cepat Berbeda dengan cara kerja saluran telepon, packet-switching dalam komputer bekerja dengan cara mendanai setiap paket informasi dengan alamat pengirim dan alamat tujuan seperti halnya surat pribadi yang dikirimkan melalui pos. 2. Multimedia Dalam World Wide Web, setiap pesan dapat memuat media-media berupa tulisan, gambar, animasi, dan suara. Dengan kata lain, Web dapat berkomunikasi melalui berbagai macam medium. 3. Interactivity Internet memperbolehkan terjadinya interaksi antar penggunanya. Bagaimanapun juga, dengan media yang berbeda interaksi pun terjadi pada level yang berbeda. 4. Synchronicity Internet telah mengubah cara menyampaikan pesan dengan

menembus jarak dan waktu. Komunikasi synchronous adalah komunikasi saat dua atau lebih partisipan berinteraksi pada waktu yang bersamaan (real time). 5. Hypertextuality Hypertext adalah salah satu tipe penulisan non-sequential dimana sebuah arti tercipta melalui pengalaman dalam membaca. Dalam

36

internet seseorang bisa menuliskan sesuatu di masa lalu namun dapat diakses di masa sekarang melalui World Wide Web.

2.3

Jejaring Sosial (Social Networking) Jejaring sosial (social networking) adalah situs untuk membangun

komunikasi online antara sekelompok orang yang berbagi hobi atau aktivitas atau mencari tahu hobi dan aktivitas orang lain (building online

communication of people who share interest and/or activities, or who are interested in exploring the interest and activities of others). (http://en. wikipedia.org/wiki/Social_network_service, 26 September 2009, 19:20)

Sedangkan menurut J.A. Barnes (1945) jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

Dalam Wikipedia jejaring sosial didefinisikan sebagai suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan sebagainya. (http://id.wikipedia.org/wiki /Jejaring_sosial, 18 Oktober 2009, 22:45)

37

Situs

jejaring

sosial

yang

pertama

kali

muncul

adalah

Classmates.com pada tahun 1995. Situs ini berfokus pada hubungan antar mantan teman (alumni) sekolah. Selain Classmates.com ada juga

SixDegrees.com yang muncul tahun 1997. Kemudian mulai pada tahun 1999, model situs jejaring sosial berkembang menjadi berbasiskan kepercayaan dan pertemanan. Inovasi ini tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan.

Lalu pada tahun 2005 muncullah MySpace yang menjadi tonggak kepopuleran situs jejaring sosial. Bahkan MySpace lebih banyak diakses dibandingkan Google (custom search yang paling banyak digunakan orang di dunia maya). Mulai dari saat itulah situs-situs jejaring sosial berkembang amat pesat antara lain Hi5, Frindster, hingga kini muncul situs jejaring sosial yang sangat popular di segala kalangan, yaitu Facebook dan Twitter. Sampai saat ini diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial yang digunakan oleh semua orang di seluruh dunia.

Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu situs jejaring sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya.

38

Gambar 3 Diagram Jejaring Sosial

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial

Dalam jejaring sosial, sebuah hubungan sosial diibaratkan sebagai simpul dan ikatan. Simpul itu adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Dan di dalam jejaring sosial bisa terdapat banyak jenis ikatan antar simpul. (http://id. wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial, 18 Oktober 2009, 22:45)

Biasanya cara kerja dari situs-situs jejaring sosial memiliki dasar yang sama. Caranya dengan membuat sebuah profil individu (account) yang berisikan umur, lokasi, status, dan beberapa hobi dan kesukaan seperti musik favorit, film favorit, dan buku favorit. Di situs jejaring sosial itu setiap orang juga bisa meng-upload foto-foto dan menulis jurnal setiap hari. Dengan jejaring sosial, seseorang dapat membangun hubungan dengan teman-temannya, dimana teman-temannya itu juga memiliki teman-teman yang lainnya, dan seterusnya. (http://find.galegroup.com, 22 Oktober 2009, 10:45)

39

Dapat disimpulkan bahwa jejaring sosial adalah media baru yang menggunakan koneksi internet sebagai perangkat dasarnya serta berisi elemen-elemen individual atau organisasi. Para pengunanya adalah mereka yang berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

2.4

Kehidupan Sosial Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karangan J.S Badudu,

hidup didefinisikan sebagai sesuatu yang masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. Selain itu, hidup juga diartikan mengalami kehidupan dalam keadaan atau dengan cara tertentu. Sedangkan kehidupan definisikan sebagai cara (keadaan, hal) hidup.

Kata sosial dalam KBBI didefinisikan sebagai sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Perlu adanya komunikasi sosial dalam usaha menunjang pembangunan ini.

Dari definisi kehidupan dan sosial di atas, dapat disimpulkan bahwa kehidupan sosial adalah cara hidup yang berkenaan dengan masyarakat atau dengan banyak orang. Dalam kehidupan sosial diperlukan komunikasi sebagai mediasi untuk membangun kehidupan sosial.

2.5

Remaja

40

2.5.1 Definisi Remaja Kata remaja berasal dari bahasa Latin adolescere yang berarti tumbuh (grow) atau tumbuh dewasa (to grow maturity). Jadi remaja adalah individu yang sedang bertumbuh menuju ke arah kedewasaan.

Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja. DeBrun (1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

Sama seperti Papalia dan Olds, Adams & Gullota (1997) mangatakan bahwa masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal adalah masa dimana individu baru memulai transisi perkembangannya, sedangkan masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Menurut Anna Freud (1990) pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan

41

dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

Dalam masa remaja ini, individu mengalami transisi yang berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai. Bagian dari masa kanak-kanak yang masih dialami antara lain proses pertumbuhan biologis (misalnya tinggi badan masih terus bertambah). Sedangkan bagian dari masa dewasa misalnya proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak.

Dengan kata lain remaja adalah kelompok usia dimana seseorang mulai mengalami proses transisi menuju ke arah kedewasaan baik secara fisik maupun mental. Dalam proses transisi ini banyak terjadi ketidak seimbangan serta pencarian jati diri sehingga faktor-faktor buruk dapat dengan mudah masuk dalam kehidupan sosialnya.

2.5.2 Aspek-Aspek Perkembangan pada Masa Remaja Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu: (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html,

20 Oktober 2009, 14:51) 1. Perkembangan Fisik

42

Perubahan-perubahan pada tubuh (pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi), otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. 2. Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa.

3. Perkembangan Kepribadian dan Sosial Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu

berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri, yaitu proses menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup. Perkembangan sosial adalah perubahan dalam berhubungan dengan orang lain.

Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua karena mereka lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman. Selain itu, pengaruh lingkungan pun berpengaruh dalam menentukan perilaku.

43

Perkembangan-perkembangan dalam usia remaja inilah yang harus diperhatikan sehingga seseorang tidak akan mengalami proses transisi kearah yang buruk. Dalam proses perubahan ini dibutuhkan peranan orang dewasa untuk memberikan contoh serta petunjuk mengenai mana yang salah dan mana yang benar.

2.5.3

Ciri-ciri Masa Remaja Masa remaja adalah suatu masa perubahan baik secara fisik, maupun

psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja, yaitu: (http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html, 20 Oktober 2009, 14:51) 1. Peningkatan Emosional Pada masa remaja awal emosi dapat meningkat secara cepat dan ini dikenal dengan masa storn and stress. 2. Kematangan Seksual Terjadi perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. 3. Perubahan yang Menarik dan Perubahan Hubungan Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Perubahan juga terjadi dalam hubungan

44

dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa. 4. Perubahan nilai Apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. 5. Sikap Ambivalen Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

Dari ciri-ciri masa remaja di atas, dapat dilihat bahwa dalam kelompok usia remaja seseorang mengalami masa yang amat penting dalam kehidupannya. Dalam usia remajalah kepribadian seseorang terbentuk. Usia remaja adalah usia yang rentan terhadap pengaruh-pengaruh dalam kehidupan sosial, maka dibutuhkan perhatian ekstra untuk mengarahkan anak-anak dalam kelompok usia ini.

45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab metodologi penelitian ini penulis membahas lima bahasan, yaitu metode penelitian, narasumber yang menjadi objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan yang terakhir waktu dan lokasi penelitian.

3.1

Metode Penelitian Menurut Hasan (2002: 1) Metode penelitian adalah tata cara

bagaimana suatu penelitian dilaksanakan (methods = tata cara). Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah sistematis.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yang bersifat deskriptif - kualitatif. Metode penelitian deskriptif - kualitatif merupakan penelitian yang memaparkan situasi atau peristiwa atau bidang tertentu secara aktual dan cermat. Tidak mencari hubungan atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi, melainkan memaparkan situasi atau peristiwa tersebut .

Tujuan penelitian deskriptif ini menurut Suryabrata (2006: 75) adalah untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

46

fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Sedangkan menurut J. Supranto (2000: 43) dalam bukunya Statistik Teori dan Aplikasi, penelitian deskriptif adalah suatu pengumpulan fakta-fakta dari suatu keadaan yang bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang sesuatu dengan jelas terhadap suatu keadaan.

Dalam buku berjudul Metode Penelitian Komunikasi, menjelaskan penelitian deskriptif ditujukan untuk: (Rakhmat, 2001: 25) 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Menurut Husein (2002:39) tujuan penelitian deskripstif ini adalah memaparkan atau mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam

penelitian ini, seperti siapa, yang mana, kapan, dimana dan mengapa.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai

47

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kaulitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2005:1).

Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Sugiyono (2005: 9) karakteristik dari penelitian kualitatif diantaranya adalah: 1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya

adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument kunci. 2. Penelitian kualitatif lebih bersifat atau deskriptif. Data yang tidak

terkumpul

berbentuk

kata-kata

gambar,

sehingga

menekankan pada angka. 3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada

produk atau outcome. 4. 5. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang

teramati).

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa

metode

penelitian kualitatif dilakukan secara intensif. Penulis ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.

48

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu: (Sugiyono, 2005: 17) 1. Tahap orientasi dekripsi Pada tahap ini penulis mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, derasakan, dan ditanyakan. Pada tahap ini hanya mengenal secara sepintas terhadap informasi yang diperoleh. 2. Tahap reduksi atau fokus Pada tahap ini penulis mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama. Pada proses reduksi data ini, peneliti mereduksi data yang telah ditemukan pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu. 3. Tahap seleksi Pada tahap ini penulis menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Penulis melakukan analisis mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh.

Menurut Patton yang dikutip Ruslan (2006: 224), ciri-ciri penelitian kualitatif antara lain: 1. Telaah (penelitian) secara alami Meneliti situasi sebagaimana adanya, tidak dimanipulasi dan tidak mengendalikan dan terbuka terhadap apapun yang muncul.

49

2. Analisis induktif Mendalami secara rinci dan spesifik terhadap data yang ditemukan, kategori, dimensi dan antar hubungan mulai dari mencari melalui pertanyaan yang terbuka, mengobservasi, dan tidak untuk menguji hipotesis. 3. Pandangan menyeluruh Mempelajari secara keseluruhan pada fenomena tertentu sebagai suatu sistem yang kompleks, fokus, dan tidak meringkas ke beberapa variabel deskrit atau linear serta untuk membahas hubungan sebab akibat. 4. Data kualitatif Deskriptif secara rinci, padat, dan secara langsung untuk mencatat apa yang ditangkap atau pengalaman tertentu dari pihak lain. 5. Kontak pribadi dan pemahaman Kontak langsung dan dekat dengan responden, situasi, dan fenomena yang sedang diteliti. 6. Sistem dinamis Perhatian terhadap proses, menanggapi perubahan secara konstan dan berjalan, baik pada fokus budaya individual atau keseluruhan. 7. Orientasi kasus unik Menganggap bahwa seriap kasus adalah khusus atau memiliki keunikan tertentu yang sedang dipelajari.

50

8. Kepekaan pada konteks Mencari temuan-temuan dalam konteks sosial, historis, dan temporal, atau meragukan kemungkinan-kemungkinan dan arti penting

generalisasi lintas waktu dan ruang. 9. Netralitas empati Objek tidak selalu sempurna, subjektifitas mengurangi kredibilitas, tidak membela atau mengembangkan agenda kepentingan pribadi. 10. Fleksibilitas rancangan Terbuka dengan perubahan terhadap penyesuaian penelitian sebagai pendalaman pengertian dan situasi, untuk menghindari rancangan yang kaku, dan mencari penemuan baru.

Penulis menggunakan metode deskriptif ini dengan tujuan untuk mengetahui dan memberikan gambaran mengenai penyalahgunaan jejaring social dalam kehidupan sosial remaja Jakarta. Alat yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam serta mengumpulkan dokumentasi yang akan penulis dapatkan di tempat penelitian dilakukan.

3.2

Narasumber Menurut Marzuki (1005: 62), narasumber adalah seorang informan

atau seorang pemberi informasi. Jadi narasumber merupakan orang atau

51

pihak yang memiliki informasi, menguasai pokok permasalahan, dan mau memberikan atau membagikan informasi tersebut kepada pihak lain.

Narasumber untuk memperoleh informasi pada penelitian ini adalah para pengguna situs jejaring sosial terutama remaja perempuan di Jakarta Barat. Nara sumber ini dipilih karena merupakan sumber yang memiliki pengalaman pribadi dan yang menggunkan situs jejaring sosial untuk hal-hal negatif dan mereka dapat memberikan informasi mengenai penggunaan situs jejaring sosial sebagai media komunikasi. Penulis akan memilih lima remaja perempuan Jakarta yang menggunakan situs jejaring sosial untuk hal-hal negatif.

Kelima narasumber tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan dari berbagai sudut. Dua diantaranya adalah remaja wanita yang sudah cukup lama menggunakan situs jejaring sosial untuk hal negatif dan tiga diantaranya merupakan remaja yang baru mencoba menyalahgunakan situs jejaring sosial demi kepentingan pribadinya.

3.3

Teknik Pengumpulan Data Data merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah penelitian.

Tanpa adanya data, penelitian tidak mungkin bisa dilakukan. Menurut Hasan (2002: 82), data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan.

52

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan, atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 2002: 83). Menurut Lofland dikutip Moleong (2005: 157) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dan lain-lain.

3.3.1 Data Primer Menurut Hasan (2002: 82) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau bersangkutan yang memerlukannya. Menurut Sugiyono (2005: 62) data primer adalah sumber langsung yang memberikan data pada pengumpul data. Sedangkan menurut Ruslan (2003: 29) data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. Salah satu contohnya adalah wawancara (interview).

Jadi dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung melalui: a. Wawancara

Esterberg (2002) pada Sugiyono (2005: 72) mengartikan wawancara (interview) a meeting of two person to axchange informtion and idea through question and responses, resulting in communication and joint

53

construction of meaning about a particular topic (Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang atau untuk bertukar informasi dan ide melalui tanggung jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu).

Interview atau wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanyajawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Marzuki, 2002: 62).

Sedangkan menurut Hasan (2002: 85) wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam.

Dalam wawancara selalu ada dua pihak, yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berlainan: (Marzuki, 2002: 62) a. Interviewer, sebagai pengejar

informasi yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta penjelasan dan menggali keterangan-keterangan yang lebih mendalam. Terhadap jawaban, interviewer menilai, menafsirkan dan mencatatnya. b. informasi. Interviewee, sebagai pemberi

54

Esterberg (2002) pada Sugiyono (2005: 73), mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu: a. Wawancara terstruktur Wawancara ini digunakan sebagai teknik pegumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam wawancara ini, pengumpulan data juga menggunakan alat bantu seperti recorder, gambar, material lain yang dapat membantu pelaksaan wawancara menjadi lancar. b. Wawancara semiterstruktur Wawancara ini sudah termasuk in-depth interview, dimana wawancara yang dilakukan lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. c. Wawancara tidak berstruktur Wawancara ini bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara digunakan hanya berupa garis-garis besar yang akan ditanyakan.

Beberapa kelebihan dari teknik wawancara menurut Hasan (2002: 85) adalah sebagai berikut:

55

a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis. b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara

dapat segera menjelaskannya. c. Pewawancara dapat segera mengecek jawaban responden

dengan mengajukan pertanyaan pembanding, atau dengan melihat wajah atau gerak-gerik responden.

Keunggulan utama dari wawancara menurut Sarwono (2006: 25) yaitu memungkinkan peneliti mendapatkan jumlah data yang banyak. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik wawancara terstruktur yang merupakan teknik wawancara dimana pewawancara menggunakan, mempersiapkan daftar sebagai pedoman saat

melakukan wawancara. Wawancara dilakukan melalui in depth interview (wawancara secara mendalam) dengan nara sumber.

b. Observasi Menurut Hasan (2002: 86) observasi adalah pemilihan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisasi itu, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Menurut Naution seperti dikutip Sugiyono (2005: 64) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

56

berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melelui observasi.

Kelebihan dari teknik observasi menurut Hasan (2005: 86), yaitu: a. Data yang diperoleh adalah data aktual atau segar dalam

arti bahwa data diperoleh dari responden pada saat terjadinya tingkah laku. b. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.

Tingkah laku yang diharapakan muncul mungkin akan muncul atau mungkin juga tidak muncul. Karena tingkah laku dapat dilihat atau diamati, maka dapat dikatakan yang diukur memang sesuatu yang dimaksud untuk diukur.

Selain melalui wawancara, penulis melakukan penelitian juga melalui observasi, yaitu mengamati secara langsung perkembangan

penggunaan jejaring sosial yang disalahgunakan untuk hal-hal negatif.

3.3.2

Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan diberbagai organisasi atau perusahaan. Seperti dari buku, media cetak, media elektronik, serta media online dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian (Ruslan, 2003: 29)

57

Menurut Sarwono (2006: 123) data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga tinggal mencari dan mengumpulkannya. Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2005: 62).

Dalam hal ini penulis menggunakan data sekunder berupa buku-buku dan media online. Buku-buku dan media online yang digunakan berupa buku dan media online yang memuat informasi mengenai topik bahasan yang penulis angkat dalam penelitian ini.

3.4

Metode Analisis Data Menurut Patton dalam Hasan (2002: 98) analisi data adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Menurut Sugiyono (2005: 89) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari,

58

dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Adapun tujuan dari analisis data adalah sebagai berikut: (Hasan, 2002: 98) 1. Data dapat diberi arti makna yang berguna dalam memecahkan

masalah-masalah penelitian. 2. Memperlihatkan hubungan-hubungan antara fenomena yang

terdapat dalam penelitian. 3. Untuk memberikan jawaban terhadap hipotesis yang diajukan

dalam penelitian. 4. Bahan untuk membuat kesimpulan serta implikasi-implikasi dan

saran-saran yang berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya.

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005: 148) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

59

Tahapan analisis data kualitatif menurut McDrury yang dikutip Moleong (2005: 248) adalah sebagai berikut: 1. Membaca dan mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang ada dalam data. 2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data. 3. Menuliskan model yang ditemukan. 4. Koding yang telah dilakuakan.

Teknik analisa data yang digunakan penulis adalah bersifat non statistik, karena data-data yang dikumpulkan bukan berupa angka. Penulis menggunakan teknik analisa data deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yakni menggunakan data dan informasi yang diperoleh langsung dari narasumber kemudian dianalisis menggunakan landasan teori yang ada dan memaparkan secara sistematis berdasarkan fakta yang ada

3.5

Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan selama tiga bulan mulai dari bulan Oktober 2009.

Lokasi penelitian yang penulis ambil adalah beberapa warnet (warung internet) yang berada di daerah Jakarta Barat.

60

DAFTAR PUSTAKA

BUKU Abdullah, Aceng. Press Relation : Kiat Berhubungan Dengan Media Massa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2001. Akbar, Ali. Kamus Praktis Internet Untuk Semua Orang. Semarang: Noemedia Press, 2006. Bloor, Michael dan Wood, Fiona. Keywords in Qualitative Methods A Vocabulary of Research Concept. London: SAGE Publication, 2006. Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999. _______. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003. Hariningsih, S.P. Teknologi Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Motodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Husein, Umar. Metodologi Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002. Marzuki, Metodologi Riset. Yogyakarta : PT Prasetia Widya Pratama, 2002 _______, Panduan Penelitian Bidang Bisnis & Sosial. Edisi 2. Yogyakarta: Ekonisia, 2005 Miller, Katherine. Communication Theories Perspectives, Processes, and Context. New York: Mcgraw Hill, 2005. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

61

Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001. Ruslan, Rosady. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003. Soehoet, Hoeta. Media Komunikasi. Jakarta : Yayasan Kampus Tercinta, 2003. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta, 2005. Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi - Jilid I, Jakarta: Erlangga, 2000. Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Grasindo Persada, 2006. Wood, Endrew F. dan Smith, Mattew J. Online Communication Linking Technology, Identity, and Culture - Second Edition. London: Lawrence Erlbaum Associates, 2005.

SUMBER LAIN 1. Website http://www.analytictech.com/mb119/grapevine-article.htm http://www.detikinet.com/read/2009/08/18/123723/1184857/398/ http://www.edukasi.net/mapok/mp_full.php?id=329&fname=materi3.html http://en.wikipedia.org/wiki/Grapevine_(gossip) http://en.wikipedia.org/wiki/Social_network_service http://find.galegroup.com http://www.geocities.com/khayatul/komsos1.html http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web http://www.legalitas.org/incl-php/buka.php?d=2000+8&f=UU11-2008.htm

62

http://managementstudyguide.com/grapevine_communication.htm http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html http://www.whatissocialnetworking.com/

2. Jurnal Getter, Amanda. This is Your Space: What is Online Social Networking All About and How is it Changing Our World? Galegroup, 2006.

You might also like