You are on page 1of 13

QUERCETIN PADA JAMBU BIJI

KELOMPOK II
Asep Yusuf Eulis Nur Cahya Hani Herlina Luthfi Taufiq Ilhami Mardhiah Rina Karniawati Yelis Mila

Jambu Biji (Psidium guajava)


Klasifikasi ilmiah Kerajaan :Plantae Ordo :Myrtales Famili :Myrtaceae Upafamili :Myrtoideae Bangsa :Myrteae Genus :Psidium Spesies :P. Guajava Nama binomial Psidium guajava L.

Nama Daerah
Tanaman jambu biji dikenal dengan nama daerah glime breueh (Aceh), galiman (Batak karo). Sedangkan di Jawa jambu klutuk (Sunda), jambu krutuk, jambu krikil (Jawa) dan jhambu bhender (Madura). Di daerah Nusa Tenggara, nama lainnya guawa (Flores). Di Sulawesi jambu diberi nama gayawas (Manado), dambu (Gorontalo), jambu paratugala (Makasar) dan jambu paratukala (Bugis). Tanaman ini juga dikenal di Maluku dengan nama kayawase (Seram Barat), kujawase (Seram Selatan), laine hatu, lutu hatu (Ambon) dan gawaa (Ternate, Halmahera).

Morfologi Tanaman
Tanaman jambu biji merupakan tanaman dengan bentuk hidup perdu, dengan batang yang memiliki kulit kayu bersisik coklat kehijauan. Bunganya berwarna putih dan wangi. Daunnya tumbuh menyilang dengan tangkai yang pendek, panjangnya mencapai 15 cm. Daun tunggal, bulat telur, ujungnya tumpul, pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau kekuningan. Daun muda berambut abu-abu. Bunga tunggal di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih kekuningan. Buah jambu biji berbentuk bulat atau oval. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 9 meter, merupakan tanaman pada iklim tropis dan dapat tumbuh pada iklim subtropis dengan curah hujan 1000-2000 mm/tahun pada rentang suhu 23-280C dan pada ketinggian antara 5-1200 meter diatas permukaan laut.

A. Batang

B. Daun dan Buah

C. Daun dan Bunga

Kandungan Kimia
Buah jambu biji mengandung flavonoid, saponin, asam linoleat dan minyak atsiri. Minyak atsiri yang paling banyak terkandung dari buah jambu biji yaitu hexanal (65%), -caryophyllene (24,1%) dan nerolidol (17,3%).

Daun jambu biji mengandung total minyak 6% dan minyak atsiri 0,365% , 3,15% resin, 8,5% tannin dan senyawa lainnya seperti golongan flavonoid yaitu avicularin, 3-L-4-4- arabinofuranoside atau quercetin dan 3-L-4-pyranoside. Selain itu daun jambu biji juga mengandung asam urosolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajavarin dan vitamin.

Quercetin merupakan senyawa flavonoid golongan flavonol memiliki nama 2-(3,4-Dihydroxyphenyl)-3,5,7trihydroxy-4H-1-benzopyran-4-one. Senyawa tersebut merupakan bioflavonol yang terbentuk dari dua gugus benzene yang terikat pada cincin heterocyclicpyrone. Quercetin berbentuk serbuk kuning hingga hijau yang dapat melebur pada suhu 310-3170C, memiliki massa molekul 302,24 g/mol, praktis tidak larut air, pH 8.1, dan sifatnya sangat stabil.

Struktur Quercetin

Quercetin memiliki aktivitas antioksidan dengan kemampuan tertinggi sebagai antiradikal terhadap radikal hidroksil, peroksil dan anion superoksida dibandingkan flavonoid lain. Karena adanya tiga gugus fungsi aktif dalam strukturnya yaitu struktur o-dihidroksi (katekol) pada cincin B, ikatan rangkap pada posisi 2-3 yang berkonjugasi dengan gugs ookso, dan keberadaan kedua gugus hidroksil pada posisi 3 dan 5. Quercetin terdapat pada beberapa tumbuhan seperti jambu biji, teh, bawang, brokoli, seledri, kacangkacangan, bayam, apel, beri-berian, anggur, tomat dan tumbuhan lainnya (Barnes et al., 2007).

ISOLASI
Adapun salah satu senyawa dari flavonoid yang terkandung dalam daun jambu biji adalah quercetin, yang memiliki titik lebur 310oC, sehingga quercetin tahan terhadap pemanasan. Ekstrak daun jambu biji yang mempunyai potensi antioksidan terbaik adalah daun jambu biji yang diekstrak dengan etanol 70 % secara maserasi. Teknik untuk mendapatkan ekstrak daun jambu biji dapat dilakukan dengan beberapa metode. Maserasi dan ekstraksi sinambung merupakan dua metode ekstraksi yang lazim digunakan. Maserasi merupakan ekstraksi dengan metode dingin, sedangkan ekstraksi sinambung dengan metode panas.

Maserasi adalah proses penyarian dengan cara perendaman serbuk dalam air atau pelarut organik sampai meresap yang akan melunakkan susunan sel, sehingga zatzat yang terkandung didalamnya akan terlarut (Ansel, 1989). Keuntungan dari maserasi adalah bisa menyari senyawa yang tidak tahan pemanasan. Adapun kerugiannya adalah pelarut yang digunakan dalam maserasi tidak diganti sampai diperoleh ekstrak, sehingga memungkinkan terjadinya kondisi jenuh dan simplisia tidak terekstrak sempurna. Ekstraksi sinambung adalah ekstraksi dengan cara panas menggunakan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan dengan alat khusus (soxhlet), sehingga terjadi ekstraksi berkesinambungan dengan jumlah pelarut relatif konstan dan adanya pendingin balik. Keuntungan dari ekstraksi ini adalah pelarut yang digunakan selalu baru sehingga meminimalisasi proses jenuh dari ekstraksi. Sedangkan kekurangannya adalah tidak bisa mengekstrak senyawa thermolabil.

500 gr bahan kering


diekstraksi dengan MeOH 90%

Ekstrak metanol
Dipekatkan

Residu

Ekstrak kental MeOH


Diencerkan dengan air

Ekstrak MeOH-H2O
Ekstraksi bertahap (n-heksan, CH2Cl2, CHCl3, EtOAc)

Fraksi n-heksan

Fraksi CH2Cl2

Fraksi CHCl3

Fraksi EtOAc

KLTP (EtOAc, : CH3COOH:H2O) AlCl3 5% dalam MeOH

Padatan amorf kuning


UV, H-NMR, MS

Quercetin

You might also like