You are on page 1of 27

ANALISA BUTIR – BUTIR SOAL FISIKA

Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd.

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam rangka pengembangan soal-soal evaluasi mata pelajaran Fisika untuk


mendapatkan bank soal yang memuat soal-soal yang memiliki validitas dan reabilitas
tinggi, sangat penting sekali dilakukan langkah Analisa Butir Soal. Analisa butir soal
dilaksanakan untuk menguji berbagai kriteria yang diperlukan, misalnya telaah soal,
baik itu telaah teoritis dengan cara mengkonsultasikan soal-soal kepada orang yang
dipandang ahli terutama dalam bidang studi, dalam pengukuran, atau dalam
pembahasan, maupun telaah empiris yang dilakukan setelah mengujicoba soal. Hal-
hal yang ditelaah empiris biasanya meliputi Taraf Kesukaran (P), Daya Pembeda (d),
Reliabilitas (rxx1), Validitas (rxy), Distraktor / pengecoh.
Dalam makalah ini, akan ditinjau pengembangan soal Fisika pada materi
Kapasitor yang setelah diexpertkan pada ahlinya, yaitu Dr. Supriadi seorang dosen
Fisika di UNNES Semarang, dan layak diujicobakan kepada para siswa kelas dua
SMU N 1 Rembang – Purbalingga, pada bulan Oktober 2002. Selain menelaah
empiris butir-butir soal Fisika, makalah ini juga menjabarkan uraian materi singkat
tentang kapasitor, kisi-kisi soal, dan lampiran butir-butir soalnya.
Kebiasaan menganalisa butir-butir soal secara rutin sangat diperlukan tidak
hanya untuk mendapatkan kumpulan soal-soal yang layak disimpan dalam bank soal,
tetapi lebih jauh lagi untuk mengasah salah satu kemampuan profesionalisme guru
dalam bidang pendidikan, khususnya dalam hal analisis butir soal.
Soal-soal yang dianalisa dapat berbentuk esai maupun berbentuk pilihan
ganda, namun dalam makalah ini soal-soal yang dianalisa berbentuk pilihan ganda,
dengan maksud lebih memperjelas pemahaman beberapa telaah empiris misalnya
tentang daya pembeda.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. MATERI
Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah komponen listrik yang mempunyai kemampuan
kapasitas tertentu. Kapasitas kapasitor artinya kemampuan untuk menyimpan
muatan listrik. Kapasitas kapasitor disebut juga kapasitansi, diberi lambang C dan
mempunyai satuan dalam sistem MKS adalah farad (F).

Kapasitor keping sejajar terbuat dari dua plat berukuran luas penampang
tertentu(A), terpisah pada jarak sejauh d, dan ruang diantara kedua plat berisi
udara atau bahan penyekat tertentu yang mempunyai tetapan/konstanta
dielektrikum tertentu (εr = K).

Nilai kapasitas kapasitor bergantung pada faktor-faktor, antara lain :

1. luas penampang keping kapasitor.

2. jarak pisah antara dua keeping kapasitor.

3. tetapan dielektrikum dari bahan penyekat antara keeping kapasitor.

Dirumuskan : C = K.A.ε o , sedangkan untuk penyekat udara C = A. ε o

d d

Sebuah kapasitor yang dipasang pada suatu beda potensial tertentu, akan
menyimpan muatan listrik. Hubungan antara kapasitansi, beda potensial listrik dan
muatan listrik yang disimpan kapasitor dirumuskan :

C=q/V

Harga C tidak bergantung pada nilai q maupun V, namun selalu tetap, artinya
semakin besar nilai V maka semakin bertambah pula nilai q.

Beberapa kapasitor dapat dirangkai untuk mendapatkan nilai kapasitas


penggantiya. Rangkaian itu adalah:

2
1. Rangkaian kapasitor seri.

C1 C2 C3

Nilai kapasitansi penggantinya adalah :

1/C =1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + …

Pada rangkaian seri ini, untuk tiap-tiap kapasitor mempunyai q sama , namun V
berbeda.

2. Rangkaian kapasitor parallel.

C1

. C2

C3

Nilai kapasitansi penggantinya dirumuskan dengan :

C = C 1 + C2 + C3 + …

Pada rangkaian kapasitor parallel ini, untuk tiap-tiap kapasitor nilai V selalu
sama, sedangkan nilai q berbeda.

Pada kenyataannya untuk mendapatkan nilai kapasitansi tertentu, banyak


rangkaian kombinasi antara seri dan parallel dibuat semata-mata pertimbangan
kepraktisan.

Energi yang tersimpan di dalam suatu kapasitor yang dihubungkan dengan beda
potensial V tertentu dapat ditentukan dari hubungan linier atara muatan yang
tersimpan dengan beda potensial terpasang.

Semakin bertambah nilai V, makin bertambah pula nilai Q, ditunjukkan pada


grafik linier sebagai berikut :

3
V

Bidang yang dinaungi kurva berbentuk segitiga. Luas dari segitiga menunjukkan
energi listrik yang tersimpan di dalam kapasitor.

Jadi : Energi listrik = luas segitiga

= ½. Alas . tinggi.

W = ½.q.V

Atau W = ½. C.V2 (karena q = C.V)

Atau W = ½. Q2/C (karena V = q/C)

Kapasitor bola terbuat dari dua buah bula logam konsentris, seperti gambar
berikut ini ;

Rumus kapasitansi kapasitor bola :

Dari C = q/V R2

Karena V = k.q/R

Maka C = q/V = q: kq/R

C = R/k

4
B. ANALISIS PENGEMBANGAN TES
Adapun dasar-dasar yang dipakai dalam pengembangan tes hasil belajar ini
dengan adanya tujuh asumsi pada teori Tes Klasik, yaitu :
1. X =T+E

2. ε (x) =T

3. ET = 0
4. E1E2 = 0
5. E1T = 0
6. Jika dua buah tes mempunyai skor tampak x dan x1 dan memenuhi asumsi 1

s/d 5, dan jika T = T1 dan σ E2 = σ E12, maka dikatakan kedua tes adalah tes yang
paralel.
7. Jika dua buah tes mempunyai skor tampak x1 dan x2 dan memenuhi asumsi 1
s/d 5, dan jika T1 = T2 + C12 dimana C12 adalah konstan, maka kedua tes
dikatakan tes-tes yang essentially λ equivalent.

Menurut H.J.X. Pernandes (p:5) terdapat langkah-langkah pengembangan tes


sebagai berikut :

5
STEP IN TEST DEVELOPMENT

Spesification of Purpose

Translating the Purpose in Operational Term

Formulating the Objectives in Behavioural Terms

Test Blueprint

Item Format
Item Writing Revisions

Item Tryout and Analysis (Pretest)


Descrimination Analysis
Difficulty Analysis
Distractor Analysis
Internal Consistency Analysis
Spesification Analysis

Assembly of Final Test

Standardization :
Administration for Norms
Directions
Time Limit
Scoring

Attributes of Test Scores


Reliability
Validity
Norms

(Pernandes : 5)

C. KISI-KISI SOAL

6
Dalam menyusun soal terlebih dahulu dibuat kisi-kisi atau Blue Print atau
Grid dalam bentuk tabel spesifikasi yang berisi : Nomor, Pokok Bahasan / Sub
Pokok Bahasan, Uraian Materi, Indikator, Jumlah butir, Nomor butir, dan
Perilaku.

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas / Semester : II / 1
Satuan Pendidikan : SMU
Konsep : Listrik Statik
Sub Konsep : Kapasitor
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Jumlah Soal : 20 butir
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Tabel Distribusi Soal-soal Menurut Aspek Kognitif


Jumlah Soal 20 Butir

Pilihan Ganda
No Isi Bahasan Sintesis & Jumlah
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis
Evaluasi
1 Kapasitas Kapasitor 1 1 2 - - 20%
2 Rangkaian Kapasitor - 2 4 2 2 50%
Kapasitor Keping
3 Sejajar - 1 - - - 5%
4 Kapasitor Bola - - 1 - - 5%
5 Energi Kapasitor 1 - 2 1 - 20%

Jumlah 10% 20% 45% 15% 10% 100%

Lampiran Soal :
1. Perbandingan kapasitas kapasitor yang mempunyai bahan penyekat dengan
kapasitas kapasitor tersebut apabila mempunyai udara sebagai lapisan
penyekatnya disebut

A. Konstanta dielektrikum
B. Kekuatan dielektrikum
7
C. Permitivitas dielektrikum
D. Kapasitas dielektrikum
E. Potensial dielektrikum
2. Jika kapasitor-kapasitor disusun seri, maka
A. V = V1 = V2 = V3 = …
B. Q = Q1 + Q2 + Q3 + …
C. Q = Q1 = Q2 = Q3 = …
D. C = C1 = C2 = C3 = …
E. C = C1 + C2 + C3 + …
3. Jika kapasitor-kapasitor disusun paralel, maka
A. V = V1 + V2 + V3 + …
B. Q = Q1 = Q2 = Q3 = …
C. Q = Q1 + Q2 + Q3 + …
D. 1/C = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + …
E. C = C1 = C2 = C3 = …
4. Rumus yang tidak menyatakan besarnya energi yang tersimpan di dalam
kapasitor bermuatan ialah W = …
A. ½ qV D. ½ q2/C
B. ½ CV E. ½ q2 C2/C
C. ½ CV2
5. Kapasitas kapasitor
A. bergantung kepada besarnya muatan kapasitor
B. tidak bergantung kepada luas keping kapasitor
C. bergantung kepada beda potensial kapasitor kedua keping kapasitor
D. tidak bergantung kepada jarak antara kedua keping kapasitor
E. bergantung kepada jarak antara kedua keping kapasitor
6. Tiga buah kapasitor, masing-masing berkapasitas 2 F, 3 F dan 5 F disusun
paralel lalu dihubungkan pada sebuah elemen 12 volt. Kapasitas kapasitor dan
muatan masing-masing kapasitor menjadi

A. 10 F ; 24 C ; 36 C ; 60 C
B. 20 F ; 42 C ; 63 C ; 90 C

8
C. 30 F ; 48 C ; 72 C ; 120 C
D. 40 F ; 50 C ; 70 C ; 150 C
E. 50 F ; 55 C ; 77 C ; 110 C
7. Dua buah kapasitor, masing-masing 4 F dan 6 F disusun seri. Kemudian
rangkaian ini dihubungkan pada tegangan 300 volt. Kapasitas kombinasinya
adalah
A. 1,2 F D. 4,8 F
B. 2,4 F E. 7,2 F
C. 3,6 F
8. Muatan masing-masing kapasitor pada soal nomor 7 tersebut adalah
A. 1,2 . 10-4C D. 4,8 . 10-4C
B. 2,4 . 10-4C E. 7,2 . 10-4C
C. 3,6 . 10-4C
9. Potensial masing-masing kapasitor pada soal nomor 7 tersebut adalah
A. 60V, 40V D. 180V, 120V
B. 90V, 60V E. 200V, 180V
C. 120V, 80V
10. Lima buah kapasitor yang sama dimuati sendiri-sendiri dengan tegangan 120 volt.
Setelah dimuati, kemudian disusun seri. Bila muatan kapasitor seri itu 6 C, maka
kapasitas masing-masing kapasitor adalah
A. 5 F D. 0,005 F
B. 0,5 F E. 0,0005 F
C. 0,05 F
11. Sebuah kapasitor mempunyai kapasitas 8 F. Energi listrik yang tersimpan di
dalam kapasitor itu bila dimuati sampai 1500 volt adalah
A. 3 joule D. 12 joule
B. 6 joule E. 15 joule
C. 9 joule
12. Sebuah kondensator 1 F diberi beda potensial 100 volt. Kondensator lain 3 F
diberi beda potensial 120 volt. Setelah itu bidang positif kondensator yang satu
dihubungkan dengan bidang negatif kondensator yang lain. Energi listrik yang
hilang
A. 115.800 erg D. 151.800 erg

9
B. 118.500 erg E. 181.500 erg
C. 158.100 erg
13. Sebuah kapasitor keping sejajar mempunyai kapasitas C. Jarak antara kedua
keping adalah d. Keping yang satu diberi muatan listrik Q dan yang lain –Q
sehingga beda potensial kapasitor adalah V. Jika jarak antara kedua keping diubah
menjadi 2d, sedangkan muatan pada kapasitor tetap, manakah diantara
pernyataan-pernyataan di bawah ini yang benar
A. Kapasitasnya menjadi 2C dan beda potensialnya menjadi 2 V
B. Kapasitasnya menjadi 2C dan beda potensialnya menjadi 0,5 V
C. Kapasitasnya menjadi 0,5C dan beda potensialnya menjadi 2 V
D. Kapasitasnya menjadi 0,5C dan beda potensialnya menjadi 0,5 V
E. Kapasitas dan beda potensialnya tetap
14. Tiga buah kapasitor yang masing-masing kapasitasnya 3 farad, 6 farad dan 9
farad, dihubungkan seri. Kedua ujung dari gabungan tersebut dihubungkan
dengan sumber tegangan yang besarnya 220 volt. Tegangan antara ujung-ujung
kapasitor yang 3 farad adalah
A. 40 volt D. 120 volt
B. 60 volt E. 220 volt
C. 110 volt
15. Di bawah ini adalah skema rangkaian dari 5 buah kapasitor yang sama besar.
Kapasitas antara titik K dan M adalah
C
K C C C M
C
A. 8/3 C D. 7/3 C
B. 1/5 C E. 3/7 C
C. 5 C

16. Besarnya kapasitansi pengganti dari susunan kapasitor yang ditunjukkan pada
gambar adalah 1µF
10
12µF 2µF
3µF
4µF 18µF
5µF
A. 6 F D. 10 F
B. 4 F E. 12 F
C. 9 F
17. Dua kapasitor C1 = 4 F dan C2 = 6 F mula-mula dihubungkan seri ke suatu
baterai V = 12 volt, seperti ditunjukkan oleh gambar. Kemudian ujung-ujung
kapasitor yang berpolaritas sama saling dihubungkan seperti ditunjukkan oleh
gambar. Potensial gabungan kapasitor adalah

+ - + - + -

+ - + -
V

A. 5,76 volt D. 4,76 volt


B. 6 volt E. 12 volt
C. 2,9 volt
18. Sebuah kapasitor diberi muatan 10 C dan mempunyai beda potensial 100 V
antara plat-platnya. Kapasitansinya dan energi yang tersimpan di dalamnya
adalah
A. 100 pF dan 5 . 10-5J
B. 100 pF dan 5 . 10-7J
C. 1 nF dan 5 . 10-7J
D. 10 nF dan 5 . 10-4J
E. 100 nF dan 5 . 10-4J
19. Untuk menyimpan muatan sebesar 1 C digunakan kapasitor yang masing-masing
berkapasitas 2,5 F yang dihubungkan paralel, pada beda potensial 200V. Jumlah
kapasitor yang dipergunakan adalah
A. 80 D. 4 . 103

11
B. 2 . 103 E. 4 . 105
C. 2,5 . 103
20. Sebuah kapasitor bola dengan jari-jari 18 cm mempunyai kapasitansi sebesar
A. 10 pF D. 40 pF
B. 20 pF E. 50 pF
C. 30 pF

D. TELAAH SOAL

Sedangkan untuk menelaah soal dapat dilakukan langkah-langkah sebagai


berikut:
1. Telaah Teoritis
Dengan cara expert kepada orang yang dipandang ahli terutama dalam bidang
studi, dalam pengukuran, atau dalam pembahasan.
2. Telaah Empiris
Dilakukan setelah uji coba soal. Hal-hal yang ditelaah meliputi Taraf Kesukaran
(P), Daya Pembeda (d), Reliabilitas (rxx1), Validitas (rxy), Distraktor / pengecoh.
a. Taraf Kesukaran (P)
1) Taraf Kesukaran Tiap Butir Soal
Proporsi atau kesulitan tiap butir soal dirumuskan dengan
P=B/N
Dengan keterangan :
P = taraf kesukaran butir
B = jumlah siswa yang menjawab dengan benar
N = jumlah siswa yang menjawab tes
Adapun kriteria yang dipakai adalah :
Taraf kesukaran antara 0,00 – 0,30 = sukar
0,31 – 0,70 = sedang
0,71 – 1,00 = mudah
terlebih dahulu dibuat tingkat kesulitan soal dengan komposisi 3-4-3. Artinya
30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% soal kategori
sukar. Susunannya sebagai berikut :

No Soal Abilitas yang Diukur Tingkat Kesulitan Soal


12
1 Pengetahuan Mudah
2 Pemahaman Sedang
3 Pemahaman Sedang
4 Pengetahuan Mudah
5 Pemahaman Mudah
6 Aplikasi Sukar
7 Applikasi Mudah
8 Aplikasi Sedang
9 Analisis Sedang
10 Aplikasi Sedang
11 Aplikasi Mudah
12 Analisis Sukar
13 Pemahaman Sukar
14 Analisis Sukar
15 Aplikasi Sedang
16 Aplikasi Sedang
17 Sintesis Sukar
18 Aplikasi Sedang
19 Sintesis Sukar
20 aplikasi Mudah

Setelah jawaban diperiksa, hasilnya adalah sebagai berikut :

No Banyaknya Siswa Banyaknya Siswa yang Indeks Kategori


Soal yang Menjawab (N) Menjawab dengan Benar (B) P = B/N Soal
1 40 4 0,1 Sukar
2 40 16 0,4 Sedang
3 40 15 0,375 Sedang
4 40 19 0,475 Sedang
5 40 25 0,625 Sedang
6 40 36 0,9 Mudah
7 40 28 0,7 Sedang
8 40 16 0,4 Sedang
9 40 23 0,585 Sedang
10 40 30 0,75 Mudah
11 40 21 0,525 Sedang
12 40 5 0,125 Sukar
13 40 8 0,2 Sukar
14 40 17 0,425 Sedang
15 40 14 0,35 Sedang
16 40 28 0,7 Sedang
17 40 7 0,175 Sukar
18 40 10 0,25 Sukar
19 40 6 0,15 Sukar
20 40 27 0,675 sedang
Dari sebaran di atas ternyata ada sembilan (9) soal yang meleset perkiraan tingkat
kesulitannya, antara lain :
No Soal Perkiraan Kategori Ternyata Kategori
1 Mudah Sukar

13
4 Mudah Sedang
5 Mudah Sedang
6 Sukar Mudah
7 Mudah Sedang
10 Sedang Mudah
11 Mudah Sedang
14 Sukar Sedang
18 Sedang Sukar
20 mudah Sedang

Atas dasar tersebut untuk menyesuaikan komposisi tingkat kesukaran 3-4-3, ada
enam soal yang kenaikan dan penurunan kategori saling meniadakan, yaitu soal no 1
dan 6, 10 dan 11, 14 dan 18, hanya memerlukan pengubahan status kategori.
Sedangkan empat soal lainnya harus diperbaiki kembali, yaitu :
- Soal no 4 diturunkan ke dalam kategori mudah
- Soal no 5 diturunkan ke dalam kategori mudah
- Soal no 7 diturunkan ke dalam kategori mudah
- Soal no 20 diturunkan ke dalam kategori mudah

2) Taraf Kesukaran Soal/ Indeks Kesukaran Soal.


Dirumuskan : SR + ST
Keterangan :
SR = adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah
ST = adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi
Kelompok rendah dan kelompok tinggi dari peringkat skor.
Kriteria yang dipakai adalah menggunakan tabel Rose dan Stanley,
sebagai berikut

Option
Persentase 2 3 4 5 Kategori
16 0,16n 0,213n 0,24n 0,256n Mudah
50 0,50n 0,667n 0,75n 0,80n Sedang
84 0,84n 0,20n 1,26n 1,344n Sukar

Keterangan :
- Option 2 adalah bentuk benar-salah.
- Option 3, 4, dan 5 adalah bentuk pilihan ganda.
- n adalah 27% dari banyaknya siswa yang mengikuti tes.

14
Mengingat n adalah 27%, maka siswa dari kelompok rendah maupun
tinggi 27% dari banyaknya peserta. Penentuan siswa kelompok rendah
dan kelompok tinggi dilakukan berdasarkan peringkat skor yang
diperoleh dari tes tersebut. Jadi mengambil 27% dari kelompok tinggi dan
27% dari kelompok rendah.

Pengelompokkan :
No Nama Siswa Skor Peringkat
1 Arif Munandar 13 2
2 Arif Muslimin 13 2
3 Dwi Hartono 13 2
4 Nur Asih 11 6
5 Paryoto 11 6 Siswa kategori
6 Rohadi 11 6 tinggi
7 Slamet BP 11 6 (27% x 40 ) =11
8 Teti Arofah 11 6
9 Darisno 10 11,5
10 Dwi Ambar S 10 11,5
11 Fatma R 10 11,5
12 Septi Mugiarti 10 11,5
13 Tristianingsih 10 11,5
14 Yuyun W 10 11,5
15 Danang S 9 17,5
16 Hartati 9 17,5
17 Leni Letiana 9 17,5
18 Nani Lestari 9 17,5
19 Redi Asto M 9 17,5
20 Wahyu W 9 17,5
21 Budi Prianto 8 23,5
22 Doni Aryadi 8 23,5
23 Indra Irawan 8 23,5
24 Neni Lestari 8 23,5
25 Oneng R 8 23,5
26 Triantoro 8 23,5
27 Darnyo 7 33
28 Eka Khanifah 7 33
29 Erni Haryati 7 33
30 Fitriyati 7 33
31 Ikhsanudin 7 33
32 Leni Sholikhah 7 33
33 Lina Susiani 7 33
34 Priyati 7 33 Siswa kategori
kurang
35 Siiti Muasanah 7 33
(27% x 40) = 11
36 Sri Pamungkas 7 33
37 Tri Handoko 7 33

15
38 Triswono 7 33
39 Wahteti R 7 33
40 Dani A 6 40

Dari sebaran skor dan peringkat di atas, siswa yang termasuk ke dalam
kategori tinggi diambil 27% dari 40 orang, yakni sebanyak 11 orang. Siswa
tersebut adalah nomor urrut 1 – 11. Sedangkan siswa kategori kurang adalah
nomor urut 30 – 40 (11 orang).
Dari tabel Rose dan Stanley, untuk pilihan ganda dengan option 5, kriterianya
adalah 0,256n (soal mudah), 0,80n (soal sedang), 1,344n (soal sukar). Telah
diketahui bahwa n = 27% x 40 = 11 orang. Dengan demikian:
- Soal mudah kriterianya = 0,256 x 11 = 2,816.
- Soal sedang kriterianya = 0,80 x 11 = 8,8
- Soal sukar kriterianya = 1,344 x 11 = 14,784
Setelah hasil jawaban kategori siswa di atas diperiksa, hasilnya adalah sebagai
berikut :

Jumlah Siswa Jumlah Siswa


Nomor Kelompok Rendah Kelompok Tinggi SR + ST Keteranga
Soal yang menjawab yang menjawab n
salah (SR) salah (ST)
1 10 10 20 Sukar
2 8 5 13 Sedang
3 7 5 12 Sedang
4 7 3 10 Sedang
5 7 2 9 Sedang
6 1 0 1 Mudah
7 4 2 6 Mudah
8 7 4 11 Sedang
9 6 2 8 Sedang
10 6 0 6 Mudah
11 6 3 9 Sedang
12 10 9 19 Sukar
13 9 9 18 Sukar
14 6 8 14 Sukar
15 9 6 15 Sukar
16 6 2 8 Sedang
17 11 6 17 Sukar
18 10 7 17 Sukar
19 7 10 17 Sukar

16
20 5 1 6 mudah

b. Daya Pembeda / Diskriminasi (d)


Dirumuskan : SR – ST
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes.
2) Membuat daftar peringkat hasil tes berdasarkan skor yang dicapainya.
3) Menentukan jumlah sampel sebanyak 27% dari jumlah peserta tes untuk
kelompok siswa pandai (peringkat atas) dan 27% untuk kelompok siswa
kurang (peringkat bawah).
4) Melakukan analisis butir soal, yakni menghitung jumlah siswa yang
menjawab salah dari semua nomor soal, baik pada kelompok pandai
maupun pada kelompok kurang.
5) Menghitung selisih jumlah siswa yang salah menjawab salah pada
kelompok kurang dengan kelompok pandai (SR – ST).
6) Membandingkan nilai selisih yang diperoleh dengan nilai tabel Ross &
Stanley (lampiran).
7) Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap nomor soal dengan
kriteria ‘memiliki daya pembeda‘ bila nilai selisih jumlah siswa yang
menjawab salah antara kelompok kurang dengan kelompok pandai ( SR –
ST) sama atau lebih besar dari nilai tabel.

Tabel Analisis Daya Pembeda.


Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Nomor Kelompok Rendah yang Kelompok Tinggi yang SR - ST
Soal menjawab salah (SR) menjawab salah (ST)
1 10 10 0
2 8 5 3
3 7 5 2
4 7 3 4
5 7 2 5
6 1 0 1
7 4 2 2
8 7 4 3
9 6 2 4
10 6 0 6
11 6 3 3
12 10 9 1
13 9 9 0

17
14 6 8 -2
15 9 6 3
16 6 2 4
17 11 6 5
18 10 7 3
19 7 10 -3
20 5 1 4

Kriteria yang dipakai dari tabel Rose dan Stanley adalah sebagai berikut :
Jumlah n Option
Testi (N) (27% x N) 2 3 4 5
28 – 31 8 4 5 5 5
32 – 35 9 5 5 5 5
36 – 38 10 5 5 5 5
39 – 42 11 5 5 5 5
Dst lihat tabel pada lampiran

Pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut :


Bila SR – ST sama atau lebih besar dari nilai tabel, artinya butir soal itu
mempunyai daya pembeda. Di sini, option = 5, jumlah testi n = 40 orang (39 –
42), berarti batas pengujian adalah 5. Hasilnya sebagai berikut :
Butir Keterangan Daya
Soal SR – ST Batas Nilai Tabel Pembeda
1 0 5 Ditolak
2 3 5 Ditolak
3 2 5 Ditolak
4 4 5 Ditolak
5 5 5 Diterima
6 1 5 Ditolak
7 2 5 Ditolak
8 3 5 Ditolak
9 4 5 Ditolak
10 6 5 Diterima
11 3 5 Ditolak
12 1 5 Ditolak
13 0 5 Ditolak
14 -2 5 Ditolak
15 3 5 Ditolak
16 4 5 Ditolak
17 5 5 Diterima
18 3 5 Ditolak
19 -3 5 Ditolak
20 4 5 Ditolak

Dari hasil di atas hanya soal nomor 5, 10, dan 17 yang mempunyai daya
pembeda. Sedangkan soal-soal nomor lainnya tidak memiliki daya pembeda.

18
c. Reliabilitas (rxx1)
Dalam hal ini yang akan ditentukan adalah koefisien Reliabilitas (ρxx1) dari
soal yang telah dikerjakan oleh populasi siswa.
Koefisien Reliabilitas didefinisikan sebagai berikut :

σ T2
ρ xx
1
=
σ x2
karena σT2 atau skor sesungguhnya tidak bisa ditentukan maka ρxx1 juga tidak
dapat dihitung. Oleh karena itu yang bisa dilakukan adalah mengestimasi

koefisien reliabilitas berdasarkan σx2 atau skor tampak.

Selanjutnya lambang yang digunakan adalah rxx1 atau koefisien reliabilitas tes
x.
Adapun teknik estimasi koefisien reliabilitas yang digunakan dalam tes ini
yaitu Internal Konsistensi, yang mana tes hanya diberikan satu kali saja,
dengan menggunakan tipe Split Half (Belah Dua).
Pembelahan soal menjadi dua bagian ganjil-genap diupayakan bagian I
parallel dengan bagian II. Perhitungan untuk setiap belahan atau setiap bagian
dengan menggunakan korelasi Product-Moment (rI II = ryy1) yang rumusnya :

N . ∑ XY – (∑X) (∑Y)
rI II = rXY =
√ {N (∑X2) – (∑X)2 } {N (∑Y2) – (∑Y)2}

sehingga koefisien reliabilitas dari separuh tes sama dengan ryy1.


Untuk menghitung koefisien reliabilitas seluruh tes digunakan rumus
Spearman-Brown.

j . ryy1
1
rxx =
1 + (j – 1) ryy1

keterangan :
rxx1 = koefisien reliabilitas tes setelah penambahan butir
ryy1 = koefisien reliabilitas tes sebelum penambahan butir
19
j = rasio banyaknya butir setelah dan sebelum penambahan

Perhitungan korelasi product moment :


N . ∑ XY – (∑X) (∑Y)
rXY =
√ {N (∑X2) – (∑X)2 } {N (∑Y2) – (∑Y)2}

40 . 767 – 147 . 203


rXY =
√(40 . 618 – 21609) (40 . 1103 – 41209)

30680 - 29841
rXY =
√ (3111) . (2911)

rXY = 0,28

Perhitungan koefisien reliabilitas seluruh tes :


j . ryy1 (j=20/10=2)
1
rxx =
1 + (j – 1) ryy1

2 . 0,28
1
rxx =
1 + (2 – 1) . 0,28

rxx1 = 0,44

Jadi koefisien reliabilitas seluruh tes adalah 0,44. Hasil ini akan
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi sebagai berikut :
Antara 0,81 – 1 = sangat tinggi
Antara 0,61 – 0,80 = tinggi
Antara 0,41 – 0,60 = cukup
Antara 0,21 – 0,40 = rendah
Antara 0 – 0,20 = sangat rendah
Ternyata tingkat reliabilitas tes ini termasuk cukup.
Selain itu perlu juga menentukan kesalahan standar pengukuran (Standard
Error of Measurement = SEM).
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
20
SEM = SD √1 – rxx1
Dengan keterangan :
SEM = Standard Error of Measurement
SD = standar deviasi
rxx1 = koefisien reliabilitas tes x
SEM ini bergi=una untuk memprediksi interval skor sesungguhnya maupun
untuk mengestimasi skor sesungguhnya.
X – Zc . SEM ≤ T ≤ X + Zc . SEM
Dimana Z dapat dilihat dalam tabel z dengan taraf signifikasi yang ditentukan.

Perhitungan SEM sebagai berikut :


Jumlah siswa (N) = 40, nilai tertinggi = 6,5 dan nilai terendah = 3.
Tabel Distribusi Nilai
Inter Frekuensi (f) Deviasi (d) f.d f . d2
val
Nilai
6,5-6,9 3 6 18 108
6,0-6,4 0 5 0 0
5,5-5,9 5 4 20 80
5,0-5,4 4 3 12 36
4,5-4,9 8 2 16 32
4,0-4,4 6 1 6 6
3,5-3,9 13 0 0 0
3,0-3,4 1 -1 -1 1
N = 40 Σ f d = 65 Σ f d = 263
2

i = 0,5
N = 40
u = 3,7
Σfd = 65
Σ f d2 = 263
Perhitungan simpangan baku sebagai berikut :

SD =i √ Σfd - (Σfd)
2 2

N N

SD = 0,5 √ 263 - ( 65 ) 2

40 40
21
SD = 0,5 √ 6,575 – 2,64
SD = 0,99
Sehingga :
SEM = SD √1 – rxx1
SEM = 0,99 √1 – 0,44
SEM = 0,74

d. Validitas (rxy)
Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat atau tepat suatu tes
melakukan fungsi ukurnya. Jenis-jenis validitas antara lain : validitas isi,
validitas konstruk, validitas prediksi, validitas butir, dan lain-lain.
Karena tes ini merupakan tes harian atau tes akhir sub pokok bahasan maka
yang akan ditentukan hanyalah validitas butir, dimana sebuah butir dikatakan
valid apabila mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor total.
Koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus korelasi Product-Moment.
Butir n valid jika rn > r tabel.
Adapun validitas isi dan validitas konstruk tes ini prediksi sudah diwakili oleh
tingkat kecermatan pemilihan butir tes pada saat pembuatan tabel spesifikasi
dan indikator.

Tabel Kerja Validitas Butir tiap-tiap nomor dengan N = 40 orang.


Butir Soal ΣX ΣY ΣXC ΣY2 ΣXY (ΣX) 2 (ΣY) 2 rXY
1 4 353 4 3255 35 16 12460 -0,013
2 16 353 16 3255 152 256 9 0,295
3 15 353 15 3255 136 225 12460 0,100
4 19 353 19 3255 176 361 9 0,223
5 25 353 25 3255 233 625 12460 0,342
6 36 353 36 3255 323 1296 9 0,236
7 28 353 28 3255 255 784 12460 0,231

22
8 16 353 16 3255 149 256 9 0,213
9 23 353 23 3255 213 529 12460 0,271
10 20 353 20 3255 277 900 9 0,378
11 21 353 21 3255 200 441 12460 0,393
12 5 353 5 3255 50 25 9 0,238
13 8 353 8 3255 68 64 12460 -0,087
14 17 353 17 3255 149 289 9 -0,028
15 14 353 14 3255 132 196 12460 0,237
16 28 353 28 3255 258 784 9 0,318
17 7 353 7 3255 71 49 12460 0,325
18 10 353 10 3255 98 100 9 0,301
19 6 353 6 3255 49 36 12460 -0,148
20 27 353 27 3255 248 729 9 0,278
12460
9
12460
9
12460
9
12460
9
12460
9
12460
9
12460
9
12460
9
12460
9
12460
9
Tabel r product moment, dengan N = 40 dan interval kepercayaan 95% adalah
0,312. Bila hasil r perhitungan dikonsultasikan dengan r tabel, maka :
Valid jika rn > r tabel
Tidak valid jika rn < r tabel

Butir Soal Valid / Tidak Valid


1 Tidak valid
2 Tidak valid
3 Tidak valid
4 Tidak valid
5 Valid
6 Tidak valid
7 Tidak valid
8 Tidak valid
9 Tidak valid
10 Valid
11 Valid
12 Tidak valid
13 Tidak valid

23
14 Tidak valid
15 Tidak valid
16 Valid
17 Valid
18 Tidak valid
19 Tidak valid
20 Tidak valid

e. Distraktor atau Pengecoh


Menurut H.J.X. Pernandes ada satu dari setiap 50 siswa memilih butir itu.
Pengecoh yang baik adalah apabila 2% siswa menjawab butir tersebut.
Sedang menurut Suharsimi distraktor berfungsi baik jika dipilih paling sedikit
5% pengikut tes.

Analisis distraktor / pengecoh


Untuk mendapatkan distraktor yang berfungsi baik setiap option cukup
dipilih oleh dua orang testi / peserta tes karena :
P / 40 x 100% = 5%
P = 2 orang
Hasilnya adalah :
Butir Soal Option Jumlah Pemilih Keterangan
1 A 4 Kunci
B 0 Buruk
C 29 Baik
D 7 Baik
E 0 Buruk
2 A 1 Buruk
B 1 Buruk
C 16 Kunci
D 12 Baik
E 10 Baik
3 A 10 Baik
B 2 Baik
C 15 Kunci
D 10 Baik
E 3 Baik
4 A 3 Baik
B 19 Kunci
C 0 Buruk
D 0 Buruk

24
E 18 Baik
5 A 8 Baik
B 0 Buruk
C 6 Baik
D 1 Buruk
E 25 Kunci
6 A 36 Kunci
B 2 Baik
C 2 Baik
D 0 Buruk
E 0 Buruk
7 A 2 Baik
B 28 Kunci
C 3 Baik
D 0 Buruk
E 7 Baik
8 A 9 Baik
B 7 Baik
C 5 Baik
D 3 Baik
E 16 Kunci
9 A 10 Baik
B 4 Baik
C 2 Buruk
D 23 Kunci
E 1 Buruk
10 A 4 Baik
B 2 Baik
C 30 Kunci
D 2 Baik
E 2 Baik
11 A 2 Baik
B 14 Baik
C 21 Kunci
D 2 Baik
E 1 Buruk
12 A 7 Baik
B 7 Baik
C 11 Baik
D 10 Baik
E 5 Kunci
13 A 8 Baik
B 11 Baik
C 8 Kunci
D 3 Baik
E 10 Baik
14 A 6 Baik
B 11 Kunci
C 6 Baik
D 4 Baik

25
E 7 Baik
15 A 1 Buruk
B 3 Baik
C 8 Baik
D 14 Baik
E 14 Kunci
16 A 2 Baik
B 5 Baik
C 4 Baik
D 28 Kunci
E 1 Buruk
17 A 7 Kunci
B 7 Baik
C 7 Baik
D 9 Baik
E 10 Baik
18 A 2 Baik
B 3 Baik
C 12 Baik
D 13 Baik
E 10 Kunci
19 A 19 Baik
B 6 Kunci
C 6 Baik
D 5 Baik
E 4 Baik
20 A 4 Baik
B 27 Kunci
C 3 Baik
D 6 Baik
E 0 Buruk

Untuk distraktor-distraktor yang buruk perlu mendapat perbaikan.

E. INTERPRETASI TES

Tes ini masih memerlukan perbaikan terutama banyaknya tingkat kesukaran yang
tercermin pada skor nilai siswa di bawah 6,5. Sedangkan reliabilitas tes ini termasuk
cukup. Adapun pengecoh yang buruk relatif sedikit. Validitas butir ada yang bernilai
negatif, hal itu menunjukkan korelasi hubungan kebalikan. Butir yang valid hanya
25% dari seluruh soal. 75% butir lainnya memerlukan penyempurnaan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkiraan kategori tingkat kesulitan butir diantaranya perbedaan
antara persepsi guru dan murid terhadap konsep yang dirasa penting dan mana yang
tidak penting dipelajari dengan sungguh-sungguh sebagai materi pelajaran.

26
27

You might also like