You are on page 1of 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan. b. Tujuan Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut laporan keuangan agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan. Entitas menerapkan pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan standard akuntansi keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi dan peristiwa lain tertentu.

2. International Accounting Standard (IAS) No.1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International mendefinisikan Accounting Standard Board (IASB). defenisi ini Kerangka diulang IASB dalam

tujuan laporan keuangan dan

International Accounting Standard (IAS) No.1 yaitu, " tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas yang berguna untuk berbagai pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan Keuangan juga menunjukkan hasil pengelolaan manajemen sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Standar Akuntansi Internasional atau International Accounting Standards (IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional atau International Accounting Standards Board (IASB), Komisi Masyarakat Eropa atau European Commission (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal atau International Organization of Securities Commissions (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal atau International Federation of Accountans (IFAC). International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global. Jika sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.

International Financial Accounting Standard (IFRS) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan. b. Tujuan Tujuan International Financial Accounting Standard (IFRS) adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang: 1) Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan 2) Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS 3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna. International Accounting Standard (IAS) No.1 bertujuan untuk

meningkatkan kualitas laporan keuangan oleh : 1) Pengaturan persyaratan minimum untuk penyajian laporan utama 2) Pengaturan persyaratan minimum untuk catatan atas laporan keuangan 3) Membutuhkan kepatuhan penuh dengan semua standar yang berlaku dan interpretasi, kecuali dalam kasus yang sangat jarang. 4) Menyediakan panduan praktis mengenai isu-isu seperti kelangsungan usaha, konsistensi, materialitas dan informasi komparatif.

3. Laporan keuangan a. Definisi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf 9 (IAI:2009), Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. b. Tujuan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 paragraf 9 (IAI:2009), Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan manajemen keuangan atas juga menunjukkan sumber daya hasil yang

pertanggungjawaban

penggunaan

dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

c. Karakteristik umum laporan keuangan (sesuai IAS No.1) 1). Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK, Manajemen membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuh terhadap semua yang disyaratkan dalam SAK. 2). Kelangsungan usaha. Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan

perdagangan, atau tidak mempunyai alternatif lain yang realistis selain melakukannya. Jika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya)

mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Jika entitas menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha. 3). Dasar akrual. Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pospos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. 4). Materialitas dan agregasi, Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan adalah material jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian atau kesalahan. Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos tersebut tidak material.

5). Saling hapus, Tidak diperkenankan untuk saling hapus atas aset dan liabilitas atau pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan / diijinkan oleh PSAK. Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atau aset dan liabilitas atau penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK. 6). Frekuensi pelaporan Tahunan. Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi

komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari pada periode saru tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan: a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan b) fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat dibandingkan secara keseluruhan. 7). Informasi komparatif, Untuk kuantitatif maupun naratif. Jika terdapat

penerapan retrospektif atau reklasifikasi, maka laporan posisi keuangan permulaan periode komparasi terawal harus disajikan. Informasi komparatif diungkapkan secara komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

8). Konsistensi penyajian. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan secara konsisten kecuali: a) Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi. b) Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK. 4. Perbandingan antara PSAK 1 dengan International Accounting Standard (IAS) No.1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Menurut informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. 1). International Accounting Standard (IAS) No.1 1) Aset 2) Liabilitas 3) Ekuitas 4) Pendapatan dan beban 5) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik 6) Arus kas 2). PSAK 1 a) Aktiva b) Kewajiban

c) Ekuitas d) Pendapatan dan beban e) Arus kas b. Menurut komponen laporan keuangan yang lengkap. 1). International Accounting Standard (IAS) No.1 a) Laporan posisi keuangan b) Laporan laba rugi komprehensif c) Laporan perubahan ekuitas d) Laporan arus kas e) Catatan atas laporan keuangan f) Laporan posisi keuangan awal periode komparatif sajian akibat penerapan retrospektif, penyajian kembali, atau reklasifikasi pos-pos laporan keuangan. 2). PSAK 1 a) Neraca b) Laporan laba rugi c) Laporan perubahan ekuitas d) Laporan arus kas e) Catatan atas laporan keuangan. c. Menurut definisi istilah. 1). International Accounting Standard (IAS) No.1 Terdapat definisi istilah yang digunakan, yaitu laporan keuangan untuk tujuan umum, tidak praktis standar akuntansi keuangan, material, catatan

atas laporan keuangan, penghasilan komprehensif lain, pemilik, laba atau rugi. 2). PSAK 1 Tidak terdapat definisi istilah yang digunakan di dalam PSAK 1. d. Menurut pos luar biasa. 1). International Accounting Standard (IAS) No. 1 Tidak diperkenankan pos luar biasa di dalam International Accounting Standard (IAS) No. 1. 2). PSAK 1 Diperkenankan atau di atur pos luar biasa di dalam PSAK 1. e. Menurut tepat waktu. 1). International Accounting Standard (IAS) No. 1 Tidak diatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan 2). PSAK 1 Entitas sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca. f. Menurut perbedaan pos-pos yang minimal disajikan dalam laporan posisi keuangan. 1). International Accounting Standard (IAS) No. 1 a) Properti investasi b) Total aset yang di klasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual dan aset yang masuk dalam kelompok lepasan (disposal groups) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual

c) Liabilitas dan aset pajak kini d) Liabilitas dan aset pajak tangguhan e) Liabitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. 2). PSAK 1 Tidak mencakup pos-pos tersebut dalam PSAK 1. g. Menurut pos-pos yang minimal harus disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif; laporan laba rugi. 1). International Accounting Standard (IAS) No.1 a) Beban keuangan b) Keuntungan atau kerugian dari operasi yang dihentikan c) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang menggunakan metode ekuitas. 2). PSAK 1 Tidak termasuk yang diatur dalam PSAK 1 tersebut. h. Menurut pengungkapan. 1). International Accounting Standard (IAS) No. 1 Pengungkapan yang mengenai pertimbangan yang telah dibuat manajemen dalam penerapan kebijakan akuntansi, sumber estimasi ketidakpastian, dan permodalan diatur secara eksplisit. 2). PSAK 1 Tidak mengatur pengungkapan secara eksplisit.

i. Menurut kepentingan non pengendali. 1). International Accounting Standard (IAS) No.1 Istilah yang digunakan adalah kepentingan non pengendali. Dalam laporan posisi keuangan, kepentingan non pengendali disajikan dalam ekuitas dan dapat defisit. Dalam laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif, laba neto dialokasikan ke pemilik ekuitas entitas induk dan kepentingan non pengendali. 2). PSAK 1 Istilah yang digunakan adalah hak minoritas. Dalam neraca, hak minoritas disajikan secara terpisah antara kewajiban dan ekuitas, dan tidak dapat defisit. Hak minoritas atas laba atau rugi disajikan sebagai pengurang laba neto. j. Menurut penyajian laporan keuangan. 1) International Accounting Standard (IAS) No.1 a). Laporan posisi keuangan Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut: a) Aset tetap b) Properti investasi c) Aset tidak berwujud d) Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (5), (7) dan (8)) e) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas

f) Persediaan g) Piutang dagang dan piutang lainnya h) Kas dan setara kas i) Total asset yang diklasifikasikan sebagai asset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual j) Utang dagang dan terutang lain k) Provisi l) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (10) dan (11)) m) Liabilitas dan aset untuk pajak kini n) Liabilitas dan aset pajak tangguhan o) Kepentingan nonpengendali p) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. b). Laporan Laba Rugi Komprehensif Terdapat 2 metode menyajikan laporan laba rugi komprehensif yaitu: (1). dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif (2). dalam bentuk dua laporan: (a) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah) dan

(b) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif). Entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau dalam catatan atas laporan keuangan. Komponen Pendapatan Komprehensif lain (other Comprehensive Income = OCI) (1). perubahan dalam surplus revaluasi : Aset tetap dan berwujud (2). keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui (3). keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing : Pengaruh perubahan nilai tukar valuta asing (4). keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual : Instrumen keuangan : pengakuan dan pengukuran (5). bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas, Instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran Aset tak

c). Laporan perubahan ekuitas (1). Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, dapat diatribusikan kepada: (a). pemilik entitas induk dan (b). kepentingan non-pengendali (2). Untuk tiap komponen ekuitas (a). Pengaruh penerapan retrospektif atau (b). Penyajian kembali secara retrospektif (3). Untuk tiap komponen ekuitas (a). rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, (b). mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari: 1) laba rugi 2) pos pendapatan komprehensif lain dan 3) transaksi dengan pemilik: kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik transaksi ekuitas yang tidak

menyebabkan hilang pengendalian. Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode, dan nilai dividen per saham. d). Laporan arus kas Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut.

e). Catatan atas laporan keuangan (1). Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan: (a). Pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK (b). Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan : dasar pengukuran & kebijakan dan pertimbangan dan sumber estimasi ketidakpastian. (c). Informasi tambahan untuk pos-pos tertentu. (d). Pengungkapan nonkeuangan (2). Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan (3). Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan. (a). Informasi tujuan, kebijakan dan pengelolaan modal ( PSAK 1) (b). Dividen; dividen kumulatif (c). Domisili; nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir; lama umur entitas, jika terbatas. 2) PSAK 1 a). Neraca Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan. lainnya: liabilitas kontijensi; informasi

Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menunjukkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-pos berikut: (1) Aktiva berwujud (2) Aktiva tidak berwujud (3) Aktiva keuangan (4) Investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas (5) Persediaan (6) Piutang usaha dan piutang lainnya (7) Kas dan setara kas (8) Hutang usaha dan utang lainnya (9) Kewajiban yang diestimasi (10) Kewajiban berbunga jangka panjang (11) Hak minoritas dan (12) Modal saham dan pos ekuitas lainnya. Pos, judul, dan sub-judul lain disajikan dalam neraca apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan posisi keuangan perusahaan secara wajar. b). Laporan laba rugi Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa , menunjukkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.

Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut : pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, pos luar biasa, hak minoritas, laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pos, judul, dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh PSAK atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan perusahaan secara wajar. Berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa menghasilkan pengaruh berbeda terhadap stabilitas, risiko, dan prediksi. Pengungkapan unsurunsur kinerja membantu dalam memahami hasil yang dicapai dan dalam menilai hasil yang akan diperoleh pada masa akan datang. Dalam rangka menyajikan laporan laba rugi secara wajar maka dapat dilakukan penambahan pos-pos dan perubahan istilah-istilah yang dipakai serta perubahan urutan-urutan dari pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan

penambahan dan perubahan tersebut meliputi materialitas, hakikat dan fungsi dari berbagai komponen pendapatan dan beban. c). Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas merupakan suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan: (1) laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan

(2) setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas (3) pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap keasalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait (4) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik (5) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan (6) rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan den kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.

d). Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan arus kas disusun disusun berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam PSAK terkait e). Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca mengenai laporan

keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan : (1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting (2) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas (3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

B. Kerangka Konseptual Adapun kerangka konseptual adalah sebagai berikut : Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Penyajian Laporan Keuangan

PSAK 1 Format penyajian laporan keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

IAS 1

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, penggabungan dan pengikhtisaran semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan seluruh pihak yang terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di dalam perusahaan. Penyajian laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan dan arus kas pada suatu periode tertentu. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis. Dengan berkembangnya standar akuntansi di Indonesia dari tahun ke tahun membuat banyak perubahan yang terjadi pada perkembangan standar akuntansi keuangan. Ada perubahan dari PSAK menjadi IFRS, yang telah menjadi

kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards (IAS) sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. PSAK merupakan standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia, sedangkan International Financial Reporting Standard (IFRS) merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global. Adapun dampak perubahan yang terjadi pada perkembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia dapat diketahui seperti perbedaan antara PSAK 1 dengan IAS No.1 yaitu mengenai format penyajian laporan keuangan dan komponen laporan keuangan, dan juga mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Dampak perubahan yang terjadi pada perkembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia membuat setiap perusahaan melakukan perubahan pada penyajian laporan keuangan di perusahaan. Dampak yang ditimbulkan dari konvergensi ini akan sangat mempengaruhi semua kalangan, baik itu bidang bisnis maupun pendidikan.

You might also like