Professional Documents
Culture Documents
ISTIMEWA YOGYAKARTA
Disampaikan pada Bimbingan Teknis Reklamasi dan Pascatambang Mineral dan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia Yogyakarta, 18-23 Juni 2012
Minesite
Peraturan ini menetapkan bahwa kegiatan reklamasi wajib dilakukan oleh setiap pemegang IUP Eksplorasi dan IUP Operasi dan Produksi, sedangkan kegiatan pasca tambang wajib dilakukan oleh setiap pemegang IUP Operasi dan Produksi. Kegiatan reklamasi dan pasca tambang wajib dilakukan dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup, keselamatan/kesehatan pekerja, dan konservasi mineral dan batubara (khusus terhadap pemegang IUP Operasi dan Produksi ).
Sumber kutipan oleh ; CARLO M. BATUBARA ( Kewajiban Reklamasi dan Paska Tambang)
UU 4/2009
Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 95
Pemegang IUP dan IUPK wajib Menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik Mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia Meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan
UU 4/2009
Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 96
Penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan: Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan Keselamatan operasi pertambangan Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan pascatambang Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan
9
UU 4/2009
Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 99 (1) Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana pascatambang pada saat mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi (2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan pascatambang
10
KepMen PE 1211K Tahun 1995 TATA KELOLA PERTAMBANGAN YANG BAIK (GOOD MINING PRACTICE)
Pembukaan lahan sesuai dengan kebutuhan. Tanah pucuk segera dimanfaatkan untuk revegetasi, bila tidak harus diamankan dengan baik. Tanah penutup ditimbun dengan benar dan pada tempat yang aman serta dipantau secara berkala. Perlindungan air permukaan dan air tanah. Pencegahan dan pengendalian pencemaran udara akibat pengangkutan dan kegiatan lainnya.
11
Salah satu ciri Beringin ( Ficus benjamina van varigata ) memiliki akar yang bergantung sampai kebumi dan struktur perakaran yang dalam dan kuat serta akar rateral yang mencengkram tanah dengan baik, hal ini memberikan kontribusi yang besar terhadap pengaturan tata air. Dengan sistem perakaran beringin diatas yang bisa mencapai radius cukup jauh dari batang, sangat cocok ditanam pada lahan miring dan lereng. Sebab daya dukung lahan akan semakin kuat dengan pengaruh cengkram akar sehingga juga mengurangi adanya bahaya tanah longsor dan erosi. Beringin juga bisa bertahan hidup didaerah ekstrim, seperti diatas batu (bekas lahan tambang ). Kondisi tajuk dan daun yang lebat menyebabkan air hujan yang jatuh tidak langsung mencapai tanah sehingga berpengaruh baik terhadap laju infiltrasi dan run off. Dengan sifat beringin yang menggugurkan daun atau jatuhan saresah yang banyak meyebabkan biomassa yang bersifat seperti spon dalam menyerap dan menyimpan air tanah artinya tanaman mampu menyimpan cadangan air pada musim penghujan dengan baik dan mengeluarkan pada musim kemarau secara teratur. Selain itu dengan jatuhnya saresah yang banyak mengakibatkan tanah memiliki kandungankandungan bahan organik yang banyak.
Sumber LKIM UNAND
Munggur ( Pithecolobium Saman Benth ) = Kulit mudah terbakar dan mengandung zat gula diproses menjadi Bioetanol pengganti premium. = Pohon munggur unggul menyerap karbon dioksida (CO2) sebanyak 28.488,39 kg/tahun efektif mengurangi polusi udara dan mencegah global warming. = Perakaran pohon munggur sangat kuat menyerap air ( 20X kemampuan tumbuhan lain ) dapat mencegah penggenangan air, banjir, dan erosi. = Manfaat lain; biji mengandung Polipenol untuk obat Alzheimer.
Pohon trembesi disebut pohon hujan ( Rain Tree ) karena air yang sering menetes dari tajuknya yang disebabkan kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Daunnya juga sangat sensitif terhadap cahaya dan menutup secara bersamaan dalam cuaca mendung ( ataupun gelap ) sehingga air hujan dapat menyentuh tanah langsung melewati lebatnya kanopi pohon ini. Rerumputan juga berwarna lebih hijau dibawah pohon hujan dibandingkan dengan rumput disekelilingnya. Selain kelebihan diatas ternyata pohon trembesi juga mampu menyerap CO2 puluhan kali dari pohon biasa. Pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton karbondioksida setiap tahunnya. ( diameter tajuk 15 meter ). Bandingkan dengan pohon biasa yang rata-rata mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya. Selain itu pohon trembesi juga mampu menurunkan konsentrasi gas secara efektif, mungkin karena kemampuan menyerap CO2 inilah maka Pemerintah meluncurkan program 1 milliar pohon tahun 2010 dengan trembesi sebagai pohon utama untuk ditanam.
Pohon Mahoni
Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air. Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air.
Sumber dari Perum Perhutani Jember Dirjen RLPS Kementrian kehutanan RI.
Sengon (Paraserianthes)
Teknik Reklamasi Penerapan sistem pot ; dengan minimnya lapisan topsoil yang hanya +30 cm dan tingkat kesuburan tanah yang kurang bagus sehingga perlu penanganan serius untuk program reklamasi dengan komposisi tanah pucuk, dicampur pupuk kandang. Penerapan sistem teras ; secara morfologi karena penambangan PT. Sugih Alamanugroho merupakan tambang terbuka dengan metode side hill type/lereng bukit sehingga sangat penting untuk menerapkan reklamasi teras bangku untuk mencegah terjadinya erosi Jarak tanam ; dalam setandar penanaman jarak 5 meter disini kami PT. Sugih Alamanugroho menerapkan jarak 2 meter dengan alasan untuk mengejar agar hijau dulu
Teras Bangku
Sistem Pot
Lubang Tanam
Sistem pot
Jarak Tanaman
Jarak tanam
Jarak Tanam 2 m X 2 m
Penanaman Pohon Bekerja Sama Dengan KODIM 0730 Gunungkidul Dalam Rangka Tahun Pencanang 1 Milliar Pohon 2010
Team Environment
COVER CROPS
Akasia ( Acacia Mangium ) Tumbuh Subur di Lahan Bekas Tambang Batugamping Dengan Metode Pot di Tanam Tahun 2009
Pohon Beringin ( Ficus Benjamina ) di Lahan Bekas Tambang Sistem Pot 80 cm X 80 cm Tanam Tahun 2004
Revegetasi Pohon Sukun ( Antocarpus Communis Forst ) Lahan Bekas Tambang 2004
Timbunan Topsoil