You are on page 1of 14

Jual Beli Produk Yang Mengandung Gelatin Dari Babi

Kamis, 29 Nopember 2012 04:11:26 WIB JUAL BELI PRODUK YANG MENGANDUNG GELATIN DARI BABI Oleh Ustadz DR Erwandi Tarmidzi MA

Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang seperti ; ikan, sapi dan babi. Gelatin yang diperoleh dari babi merupakan gelatin yang paling luas dipakai dalam industri pangan dan obat-obatan, mengingat gelatin yang didapat dari hewan ini paling murah dibanding hewan lainnya. Dalam industri pangan, gelatin dipakai sebagai salah satu bahan baku pembuatan ; permen lunak, jeli, es krim, susu formula, roti, daging olahan, minuman yang dicampur susu dan soup. Dalam industri obat-obatan gelatin dipakai sebagai salah satu bahan baku pembuatan vaksin, cangkang kapsul, pil, krim, pasta gigi, sabun dan obat gosok. Sebagian Negara mewajibkan para produsen untuk mencantumkan kode komposisi bahan baku dari barang olahan, kode gelatin yang berasal dari babi, antara lain : 101, 101A, 120, 150, 153, 160A, 160B, 161A, 161C, 163, 200, 270, 304, 310-312, 326, 327, 334, 336, 337, 350, 353, 422, 430, 436, 162, 470, 478, 481, 483, 491, 495, 542, 572, 575, 631, 904A. [1] Sebelum menjelaskan hukum gelatin dari babi, harus dijelaskan terlebih dahulu hukum istihalah (perubahan suatu wujud menjadi wujud lain), seperti : wujud babi berubah menjadi garam, apakah garam tersebut hukumnya halal atau menjadi haram. Terdapat perbedaan pendapat para ulama mazhab dalam hal ini. Para ulama mazhab Hanafi dan Maliki berpendapat bahwa bila seekor babi jatuh ke dalam tambak pembuatan garam lalu mati dan berubah menjadi garam, maka garam tersebut hukumnya halal. Karena zat babi telah berubah menjadi garam dan garam hukumnya adalah halal.[2] Al-Hashkafi (ulama mazhab Hanafi, wafat 1088H) berkata : Tidak termasuk najis abu bekas

pembakaran najis, juga garam yang berasal dari bangkai keledai ataupun babi, karena wujudnya telah berubah. Ini yang difatwakan dalam mazhab [3] Para ulama mazhab Syafii dan Hanbali berpendapat bahwa garam yang berasal dari perubahan wujud babi hukumnya tetap haram, karena zat babi adalah najis sekalipun najis tersebut berubah bentuk menjadi zat lain hukumnya tetap najis. Ar-Ramli (ulama mazhab Syafii, wafat : 1004H) berkata : Zat yang najis tidak berubah hukumnya secara mutlak , dengan cara wujud najis berubah menjadi wujud lain, seperti ; bangkai babi yang jatuh ke dalam tambak garam, kemudian berubah menjadi garam [4] Ibnu Qudamah (ulama mazhab Hanbali, wafat : 620H) berkata : Pendapat yang terkuat dalam mazhab (Hanbali) bahwa najis tidak menjadi suci dengan cara perubahan wujud kecuali khamar berubah menjadi cuka dengan sendirinya, adapun selain itu tidak menjadi suci, seperti ; najis yang dibakar sehingga menjadi abu, begitu juga bangkai babi yang jatuh ke dalam tambak garam sehingga berubah wujud menjadi garam [5] Dari dua pendapat ulama tentang hukum garam yang berasal dari babi dapat di-takhrij hukum gelatin yang berasal dari kulit dan tulang babi. Para ulama yang bermazhab Syafii dan Hanbali tentu akan mengharamkan gelatin yang diperoleh dari babi sekalipun zat gelatin tersebut berbeda bentuk fisik dan sifat kimianya dengan kolagen babi yang merupakan asal dari gelatin. Adapun para ulama yang bermazhab Hanafi dan Maliki, atau yang mendukung pendapat bahwa perubahan wujud dari suatu zat menjadi zat lain hukumnya juga akan berubah, namun mereka juga berbeda pendapat tentang kehalalan gelatin yang diperoleh dari babi. Pendapat Pertama. Gelatin yang berasal dari babi hukumnya halal, pendapat ini merupakan hasil seminar Forum Fiqh dan Medis di Kuwait pada tanggal 25-5-1995, dan di dukung oleh DR.Nazih Hamad, DR.Muhammad Al-Harawy dan Basim Al-Qarafy. [6] Penganut pendapat ini beralasan bahwa gelatin adalah zat baru yang tidak ada persamaan fisik dan sifat kimianya dengan kolagen yang berasal dari babi, sekalipun gelatin berasal dari kolagen babi, dan dalam kaidah fiqh bahwa zat baru hukumnya berbeda dengan hukum zat asalnya, bilamana hukum kolagen adalah haram maka hukum gelatin adalah halal. Bukti bahwa gelatin berbeda dengan kolagen adalah : Gelatin berwarna bening, mudah larut di air dan mudah membeku, tidak demikian halnya dengan kolagen. Kemudian, gelatin yang

diperoleh dari babi sama sekali tidak dapat dibedakan dengan gelatin dari hewan lainnya, berbeda dengan kolagen, yang sangat mudah dibedakan antara kolagen babi dan lainnya. [7] Tanggapan. Argumen pendapat ini tidak kuat, karena ternyata gelatin yang berasal dari babi sangat mudah untuk diketahui melalui tes kimia sederhana, ini menunjukan bahwa proses perubahan wujud tidak terjadi dengan sempurna. [8] Pendapat Kedua. Gelatin yang berasal dari babi hukumnya haram dan najis, pendapat ini merupakan keputusan berbagai Lembaga Fiqh internasional, diantaranya: 1. Majma Al-Fiqh Al-Islami (OKI) keputusan no: 23 (11/3) tahun 1986 sebagai jawaban atas pertanyaan dari Al-Mahad Al-Alami Lil Fikri Islami di Washington yang berbunyi : Soal ke-XII : Di sini (Amerika) terdapat ragi dan gelatin yang diekstrak dari babi dalam persentase yang sangat kecil, apakah boleh menggunakan ragi dan gelatin terebut? Jawab : Seorang muslim tidak dibenarkan menggunakan ragi dan gelatin yang berasal dari babi, karena ragi dan gelatin (halal) yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang disembelih sesuai syariat mencukupi kebutuhan mereka [9] 2. Keputusan Al-Majma Al-Fiqhiy Al-Islamy di bawah (Rabitah Alam Islami) yang berpusat di Mekkah (no. 3, rapat tahunan ke 15) tahun 1998, yang berbunyi: Himpunan Fiqh Islami yang bernaung di bawah Rabitah Alam Islami dalam rapat tahunan ke15 setelah mendiskusikan dan mengkaji bahwa : gelatin adalah sebuah zat yang banyak digunakan untuk pembuatan makanan dan obat-obatan, berasal dari kulit dan tulang hewan ; Memutuskan : Boleh menggunakan gelatin yang berasal dari sesuatu yang mubah, dari hewan yang disembelih dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam. Dan tidak dibolehkan menggunakan gelatin yang diperoleh dari sesuatu yang haram, seperti ; gelatin dari kulit dan tulang babi dan dari benda haram lainnya. Himpunan Fiqh Islami menghimbau Negara-Negara Islam untuk memproduksi gelatin yang halal. [10] 3. Fatwa Dewan Ulama Besar Kerajaan Arab Saudi (no fatwa : 8039), yang berbunyi : Gelatin yang diperoleh dari sesuatu yang haram seperti babi, hukumnya haram [11]. Dan pendapat ini didukung oleh sebagian besar para ulama fiqh kontemporer

Para ulama ini beralasan bahwa gelatin bukanlah zat baru yang merupakan perubahan wujud dari kolagen, akan tetapi gelatin telah ada pada kolagen babi sebelum dipisahkan, ini menunjukkan bahwa proses yang terjadi hanyalah pemisahan dan sekedar pergantian nama dan bukan perubahan wujud secara mutlak. Dari dua pendapat di atas sikap seorang muslim hendaklah memilih yang lebih baik untuk diri dan agamanya, yaitu menghindari segala produk yang menggunakan gelatin babi sebagai salah satu bahan bakunya, karena bagaimanapun juga, asal gelatin ini adalah babi dan babi telah diharamkan Allah di dalam Al-Quran, adapun proses perubahan wujud menjadi zat lain masih diragukan maka hukumnya kembali kepada hukum asal babi yaitu haram, sesuai dengan kaidah hadits Nabi Tinggalkanlah yang meragukan kepada hal yang tidak meragukan. Dengan demikian, menjual segala barang/produk yang salah satu bahan dasarnya adalah gelatin babi hukumnya haram, dan hasil keuntungannya merupakan harta haram, demikian juga diharamkan seorang dokter untuk memberikan resep obat-obatan yang mengandung gelatin babi. Sekalipun keberadaan gelatin hanya sebagai bahan campuran, hukumnya juga tetap haram, berdasarkan sabda Nabi:

Apabila seekor tikus (mati) jatuh ke minyak samin, jika minyak samin itu beku maka buang bangkai tikus dan bagian minyak samin yang beku yang terkena (najisnya), dan jika minyak samin itu cair maka jangan engkau dekati! [HR Abu Daud dan Nasai, derajat hadits ini Hasan] Dari hadits di atas dipahami bahwa haram mendekati minyak cair yang bercampur najis, dan menjual minyak yang najis berarti mendekatinya maka hukumnya jelas haram. Begitu juga haram hukumnya menjual makan olahan dan obat-obatan yang telah bercampur najis (babi), karena tidak dapat dipisahkan lagi antara najis (babi) dan bahan baku lainnya yang halal. VAKSIN YANG MENGANDUNG GELATIN BABI Sebagaimana telah diketahui bahwa gelatin babi hukumnya adalah najis, lalu bagaimanakah hukum melakukan vaksinasi untuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu, seperti vaksin meningitis yang merupakan persyaratan untuk mendapatkan visa dan umrah? Laporan dari berbagai sumber memang dinyatakan bahwa vaksin meningitis mengandung gelatin babi. Gelatin babi hukumnya najis serta haram hukumnya dimasukkan ke dalam tubuh. Maka hukum melakukan vaksin ini adalah haram.

Namun hukum haram ini bisa berubah dalam kondisi tertentu, yaitu : bila tidak terdapat alternatif lain pengganti vaksin yang mengandung gelatin babi dan kuat dugaan orang yang tidak mendapat vaksin ini akan terserang penyakit berbahaya yang berakibat kepada cacat permanen atau bahkan kematian. Maka dalam kasus ini dapat digolongkan dalam kondisi darurat. Allah berfirman.

Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya [Al-Anam : 119] Ini berarti, Allah menghalalkan bagi hamba-Nya sesuatu yang dia haramkan dalam kondisi darurat. l Akan tetapi jika terdapat alternatif lain pengganti gelatin babi seperti gelatin sapi maka seyogyanyalah pihak yang berwenang di sebuah Negara berpenduduk mayoritas Islam untuk memberikan pelayanan yang paripurna terhadap rakyatnya. [Disalin dari Majalah Pengusaha Muslim Edisi 19 Volume 2/Agustus 2011, Alamat Redaksi Gang Timor Timur D-9 Jalan Kaliurang Km 6.5 Yogyakarta, Telp. 0274-8378008] _______ Footnote [1]. Badriyah Al-Haritsy, An-Nawazil fil Athimah1, thesis di Univ.Al-Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, halaman 504 [2]. Al-Mausuah Al-Kuwaytiyyah 10/278 [3]. Al-Durr Al-Mukhtar 1/217 [4]. Nihayatul Muhtaj 1/247 [5]. Al-Mughni 1/60 [6]. Nawazil fil Athimah 1/499, Basim Al-Qarafi, Nawazil Fithaharah, thesis di Univ. Al-Imam Muhammad bin Saud, Riyadh 1/378 [7]. Ibid [8]. Nawazil fil Athimah 1/500 [9]. Journal Fiqh Council, edisi III, vol 1409H, halaman 47 [10]. Qararat Al-Majma Al-Fiqhiy Al-Islami, hal.316 [11]. Journal Al-Buhuts Al-Islamiyah, edisi XX, vol. 1407H, hal 178

Produk Barang Yang Mengandung Zat Babi

MAUKAH KITA KONSUMSI MAKANAN MENGANDUNG BABI, ATAU GOSOK GIGI DENGAN PASTA MENGANDUNG BABI, ATAU MANDI DENGAN SABUN MENGANDUNG BABI? Seorang tukang masak yang tertarik pada Islam mengatakan: Saya percaya Islam agama yang benar, karena profesi saya sebagai salah satu Chef di Restaurant Halal (di negeri dimana Islam adalah minoritas). Islam mengatur bahwa bangkai tidak boleh dimakan, dan ini bagus karena menjaga kita dari daging busuk yang pasti tidak baik untuk kita, dari baunya saja sudah tidak enak. Sehingga Islam menjaga agar makanan yang kita makan tetap sehat, fresh, segar, baik untuk tubuh. Disamping itu hewan yang tidak disembelih pun tidak boleh dimakan oleh Muslim, seperti disini (negeri komunis) tidak ada cara menyembelih ayam, yang ada ayam langsung dicacah, dipotong bagian tubuhnya tanpa disembelih, dan ini berakibat darahnya masih terdapat pada daging ayam itu. Darah ini tidak baik kita makan karena banyak mengandung kuman, bakteri dan tak jarang virus

yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Dalam Islam mewajibkan disembelih hingga darah habis. Dan negara ini jarang yang mempunyai agama, saya sendiri sementara ini beragama katholik, tapi tidak ada aturan dalam katholik bagaimana cara memotong hewan, aturan itu cuma ada dalam Islam. Dan saya ingin menjadi Muslim. Demikian juga BABI, mengapa diharamkan? karena sudah terbukti banyak sekali penyakit mematikan dari Babi, atau minimal penyakit yang bersarang di dalam tubuh manusia secara tetap. Banyak wabah penyakit mematikan jutaan orang berasal dari babi, dari masa ke masa selalu ada wabah dari penyakit babi, contohnya saja wabah terakhir adalah FLU BURUNG dan juga FLU BABI. Islam mengatur halal karena baik & bermanfaat bagi manusia, sedang yang haram adalah buruk bagi manusia. Hanya Islam yang baik untuk manusia, memanusiakan manusia. Allah Berfirman: Diharamkan bagimu bangkai, darah, babi, yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan yang disembelih untuk berhala. QS.5 Hai Sungguh DIA Lalu Makanlah QS.2:172 Lalu Dengan Tengadahkan Ya Ma'idah:3, QS.2 Baqarah:173, QS.6 An'aam:145, QS.16 Nahl:115 manusia! baik baik ayat: padamu

tak Rasul dari yg

Allah menerima yg

itu kecuali yang baca rizkikan

baik

Kami

Rasul rambut 2 Tuhan!

kusut tangan

& Ya

menyebut tubuh sambil

orang kotor berdoa: Tuhan! haram haram, DOA-NYA 540

Padahal orang itu Minuman & MAKA TIDAK MUNGKIN HR.Muslim _______________________________

makanannya pakaiannya DIKABULKAN

KODE BABI / DAGING SYUBHAT MENDEKATI HARAM, PADA MAKANAN Author: Oleh Dr.M.Anjad Khan

Salah seorang rekan saya bernama Shaikh Sahib bekerja sebagai pegawai di Badan Pengawasan Obat & Makanan (POM) di Pegal, Prancis. Tugasnya adalah mencatat semua merek barang, makanan dan obat-obatan. Produk apapun yang akan disajikan suatu perusahaan ke pasaran, bahan-bahan produk tersebut harus terlebih dahulu mendapat izin dari Badan pengawas Obat dan Makanan Prancis dan Shaikh Sahib bekerja di Badan tersebut bagian QC , oleh sebab itu dia mengetahui berbagai macam bahan makanan yang dipasarkan. Banyak dari bahan-bahan tersebut dituliskan dengan istilah ilmiah namun ada juga beberapa yang dituliskan dalam bentuk matematis seperti E-904, E-141. Awalnya, saat Shaikh Sahib menemukan bentuk matematis tersebut, dia penasaran dan kemudian menanyakan kode matematis tersebut kepada seorang Prancis yang berwenang dalam bidang itu dan orang tersebut menjawab KERJAKAN SAJA TUGASMU, DAN JANGAN BANYAK TANYA. Jawaban tersebut menimbulkan kecurigaan buat Shaikh Sahib dan dia kemudian mulai mencari tahu kode matematis tersebut dalam dokumen yang ada. Ternyata apa yang dia temukan cukup mengagetkan kaum muslim di dunia. Hampir di seluruh negara barat termasuk Eropa, pilihan utama untuk daging adalah daging babi. Peternakan babi sangat banyak di negara-negara tersebut. Di Prancis sendiri jumlah peternakan babi mencapai lebih dari 42.000. Jumlah kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi dibandingkan dengan hewan lainnya. Namun orang Eropa dan Amerika berusaha menghindari lemak-lemak tersebut. Kemudian yang menjadi pertanyaan sekarang; dikemanakan lemak-lemak babi tersebut ? jawabannya adalah: Babi-babi tersebut dipotong di rumah-rumah jagal dalam pengawasan Badan POM dan yang membuat pusing Badan tersebut adalah membuang lemak yang sudah dipisahkan dari daging babi. Dahulu kira-kira 60 tahun yang lalu, lemak-lemak tersebut dibakar. Kemudian mereka berpikir untuk memanfaatkan lemak-lemak tersebut. Sebagai awal uji cobanya mereka membuat sabun dengan bahan lemak tersebut dan ternyata itu berhasil. Lemak-lemak tersebut diproses secara kimiawi, dikemas sedemikian rupa dan dipasarkan. Dalam pada itu negara-negara di Eropa memberlakukan aturan yang mengharuskan bahan-bahan dari setiap produk makanan, obatobatan harus dicantumkan pada kemasan. Oleh karena itu bahan yang terbuat dari lemak babi dicantumkan dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada kemasan produk. Mereka yang sudah tinggal di Eropa selama 40 tahun terakhir ini mengetahui hal tersebut. Namun produk dengan bahan lemak babi tersebut dilarang masuk ke negara-negara Islam pada saat itu sehingga menimbulkan defisit perdagangan bagi negara pengekspor. Menoleh ke masa lalu, jika anda hubungkan dengan Asia Tenggara, anda mungkin tahu tentang faktor yang menimbulkan perang saudara. Pada saat itu, peluru senapan dibuat di Eropa dan diangkut ke belahan benua melalui jalur laut. Perjalanannya memakan waktu berbulan-bulan hingga mencapai tempat tujuan sehingga bubuk mesiu yang ada di dalamnya mengalami kerusakan karena terkena air laut.

Kemudian mereka punya ide untuk melapisi peluru tersebut dengan lemak babi. Lapisan lemak tersebut harus digigit dengan gigi terlebih dahulu sebelum digunakan. Saat berita mengenai pelapisan tersebut tersebar dan sampai ke telinga tentara yang kebanyakan Muslim dan beberapa Vegetarian (orang yang tidak makan daging), maka tentara-tentara tersebut menolak berperang sehingga mengakibatkan perang saudara (civil war). Negara-negara Eropa mengakui fakta tersebut dan kemudian menggantikan penulisan lemak babi dalam kemasan dengan menuliskan lemak hewan. Semua orang yang tinggal di Eropa sejak tahun 1970-an mengetahuinya. Saat perusahaan produsen ditanya oleh pihak berwenang dari negara Islam mengenai lemak hewan tersebut, maka jawabannya bahwa lemak tersebut adalah lemak sapi & domba, walaupun demikian lemak-lemak tersebut haram bagi muslim karena penyembelihan hewan ternak tersebut tidak mengikuti syariat islam. Oleh karena itu produk dengan label baru tersebut dilarang masuk ke negara-negara islam. Sebagai akibatnya, perusahaan-perusahaan produsen menghadapi masalah keuangan yang sangat serius karena 75% penghasilan mereka diperoleh dengan menjual produknya ke negara islam, di mana laba penjualan ke negara islam bisa mencapai miliaran dolar. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat kodifikasi bahasa yang hanya dimengerti oleh Badan POM sementara orang awam tidak mengetahuinya. Kode tersebut diawali dengan kode ECODES. E-INGREDIENTS ini terdapat di banyak produk perusahaan multinasional termasuk pasta gigi, sejenis permen karet, cokelat, gula-gula, biskuit, makanan kaleng, buah-buahan kalengan dan beberapa multi vitamin dan masih banyak lagi jenis produk makanan & obatobatan lainnya. Semenjak produk - produk tersebut di atas banyak dikonsumsi oleh negaranegara muslim, kita sebagai masyarakat muslim tidak terkecuali sedang menghadapi masalah penyakit masyarakat yakni hilangnya rasa malu, kekerasan dan seks bebas (kumpul kebo ). Oleh karenanya, saya mohon kepada semua umat islam untuk memeriksa terlebih dahulu bahanbahan produk yang akan kita konsumsi dan mencocokkannya dengan daftar kode E-CODES berikut ini. Jika ditemukan kode-kode berikut ini dalam kemasan produk yang akan kita beli, maka hendaknya dapat dihindari karena produk dengan kode-kode tersebut di bawah ini mengandung lemak babi. ___________________________________________ E120, E140, E141, E153, E325, E432, E433, E434, E435, E436, E470, E471, E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481, E482, E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542, E570, E572, E631, ___________________________________________ E422, E430, E431,

E635.

Adalah tanggung jawab kita semua sebagai umat Islam untuk mengikuti syariat Islam dan juga memberitahukan informasi ini kepada saudara-saudara kita. Qs.3:20 Qs.42:48 Qs.16:82 KEWAJIBAN KEWAJIBANMU KEWAJIBAN yang kamu hanyalah tidak lain hanyalah dibebankan atasmu hanyalah menyampaikan menyampaikan menyampaikan

QS.8:38 KATAKANLAH PADA ORANG-ORANG KAFIR ITU Qs.16:125 SERULAH pada jalan Tuhan-mu dengan hikmah & pelajaran baik Qs.5:92 KEWAJIBAN Rasul Kami, hanyalah menyampaikan dengan terang Qs.64:12 KEWAJIBAN Rasul Kami hanyalah menyampaikan dengan terang SEGALA PUJI HANYA BAGI ALLAH

Perhatikan komposisi makanan pada bungkus / kemasan, Jika mengandung kode dibawah ini, MAKA MAKANAN / MINUMAN / PASTA GIGI / SABUN ITU POSITIF MENGANDUNG BABI. Kode babi / daging syubhat / daging pada makanan / minuman / sabun / pasta E120, E140, E141, E153, E325, E422, E430, E432, E433, E434, E435, E436, E470, E471, E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481, E482, E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542, E570, E572, E631, E635. ___________________________________________ jadi BUKAN kode dibawah ini / lainnya karena kode dibawah ini adalah E100, E110, E210, E213, E216, E234, E252, E270, E280, E327, E334, E335, E336, E337, E904, begitu juga kode E lainnya adalah ___________________________________________ haram gigi: E431,

halal: E214, E326, E440, halal

MAUKAH KITA ATAU GOSOK ATAU MANDI

KONSUMSI MAKANAN MENGANDUNG GIGI DENGAN PASTA MENGANDUNG DENGAN SABUN MENGANDUNG

BABI BABI BABI

??? ??? ???

Perhatikan komposisi makanan pada bungkus / kemasan, Jika mengandung kode dibawah ini, MAKA MAKANAN / MINUMAN / PASTA GIGI / SABUN ITU POSITIF MENGANDUNG BABI. Silahkan Download Pdf BEBERAPA JAWABAN TELAK MENGAPA BABI DIHARAMKAN

Apa saja Kode E pada Makanan dari Babi atau Daging import yang biasanya disembelih bukan atas nama Allah atau disembelih bukan dengan syariat Islam? Belum lama ini, di situs jejaring sosial Facebook beredar kabar produk makanan dan minuman mengandung lemak babi dengan kode E. Simpang siur ini sempat pula dibantah Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).

Beberapa tahun terakhir beredar informasi tentang ingredient makanan yang dimunculkan dalam kode-E baik di milis-milis tertentu maupun catatan (note) FB beberapa orang yang mengindikasikan bahwa deretan kode-E tersebut pasti bersumber dari babi. Dan kini isu tentang kode-E pada salah satu produk yang telah bersertifikat halal merebak lagi, yang pastinya meresahkan masyarakat penikmat produk tersebut. Apakah yang disebut kode-E? Kode-E atau E-number menurut UK Food Standard Agency adalah kode untuk bahan tambahan/aditif makanan yang telah dikaji oleh Uni Eropa. Kadangkadang pada komposisi bahan di kemasan produk pangan tertentu hanya muncul dalam bentuk kode saja, ya kode E tersebut. Sebenarnya, untuk kepentingan perlindungan konsumen, produsen tidak dibolehkan menginformasikan bahan makanan dalam bentuk kode-E saja, harus ada dalam padanan nama bahannya. Supaya tidak terjadi informasi yang misleading (menyesatkan). Karena ada orang yang alergi dengan bahan pangan tertentu. Kalau dimunculkan dalam bentuk kode-E saja, jelas tidak semua orang bisa menterjemahkan kode tersebut. Berkaitan dengan aspek kehalalan, berikut ada kutipan hasil salah satu bahan diskusi di Komunitas Peduli Produk Halal, salah satu group di Facebook. Anda bisa melongok informasi tentang berbagai bahasan diskusi tentang kehalalan di group tersebut. E-100 adalah curcumin merupakan ekstrak kunyit yang berfungsi sebagai pewarna (halal) E 110 adalah sunset yellow yang merupakan pewarna terutama bagi produk-produk fermentasi yang mendapat perlakuan panas (halal) E 120 adalah cochineal yang juga merupakan pewarna merah alami yang berasal dari sebuah serangga yang dalam keadaan bunting yang sebenarnya adalah carminic acid. Kehalalannya sangat tergantung wujudnya. Jika cair sangat tergantung pelarut yang digunakan E 140 adalah chlorophyl adalah pewarna hijau alami yang bisa berasal dari bayam, rumput, dan tanaman lain. Proses ekstraksinya bisa menggunakan pelarut tertentu termasuk etanol. Jika cair, kehalalannya sangat ditentukan sisa pelarut etanol yang terdapat di dalam produk tersebut. Tetapi jika berbentuk bubuk, kehalalannya sangat ditentukan oleh bahan tambahan lain disamping klorofilnya. E 141 adalah copper complexes of chlorophyl and chlorophyllins halal dengan catatan sama denan E 140. E 153 adalah carbon black yang bisa berasal tanaman atau tulang hewan (bisa saja dari hewan yang tidak halal seperti babi atau hewan sapi, kerbau, yacht yang tidak disembelih secara Islam) E 210 adalah calcium sorbat (halal) E 213 adalah potasium benzoate (halal), E 214 adalah calcium benzoate (halal), E 216 adalah ethyl 4-hydroxybenzoate (halal), E 234 adalah 2(thyazol-4-yl) benzimidazole (halal) , E 252 adalah sodium nitrate (halal) , E 270 adalah calcium acetate (halal), E 280 adalah propionic acid (halal), E 325 adalah sodium lactate (syubhat,

tergantung dari media fermentasi asam laktat yang digunakan), E 326 adalah potasium laktat (sda), E 327 calcium lactate (sda), E 337 (potasium sodium L-(+)-tartrate atau sodium potasium tartrate (halal) , E 422 adalah glycerol adalah hasil samping produksi sabun, sehingga harus dipastikan sumber asam lemaknya (bisa saja hewan (mungkin saja babi) atau tanaman, atau dari propilen (halal) E 430 adalah polioksietilen stearat, E 431 adalah polyoksietilen (40) stearate harus dipastikan sumber asam stearatnya (hewani atau tanaman) E 432 adalah polioksietilen (20) sorbitan monolaurate (sumbernya bisa hewan atau tanaman), E 433 polyoksietilen (20) sorbitan mono oleat, E 434 adalah polioksietilen (20) sorbitan monopalmitate, E 435 Polioksietilen (20) sorbitan monostearat, E 436 polioksietilen (20) sorbitan tristearate. E 470 sodium, potasium dan calsium of fatty acid , E 471 mono dan digleserida, E 472 acetylated mono dan digleserida,E 473 sucrose esters of fatty acid, E 474 sucroglyceride, E 475 polyglycerol ester of fatty acid, E 476 poliglicerol poliricinoleate, E 477 propilen glikol ester of fatty acid, E 478 lactilated fatty acid esters of glycerol and propane -1,2diol, E 481 sodium stearoyl-2-lactylate, E 482 calcium stearoyl-2-lactilate, E 483 stearyl tatrate, E 491 sorbitan monostearate, E 492 sorbitan tristearate, E 493 sorbitan monolaurate, E 494 sorbitan mono-oleate, E 495 sorbitan monopalmitae, E 570 stearic acid, E 572 magnesium stearate. Semua bahan yang ada asam lemak (fatty acid seperti oleat, stearat, palmitat) nya maka statusnya menjadi syubhat karena ada kemungkinan dari bahan yang haram. E 440 amidated pectin (halal),

E 542 edible bone phosphate (berasal dari tulang hewan sehingga ada kemungkinan dari babi) E 631 sodium 5-inosinate (syubhat, dapat dihasilkan dari ekstrak daging),

E 635 sodium 5-ribonukleotida (syubhat tergantung dari media fermentasi yang digunakan) E 904 shellac (halal)

Tetapi intinya, kode E yang ada kemungkinan bersumber dari hewan, tidak otomatis berasal dari babi. Harus ada sekelompok ahli yang bisa memastikan bahwa bahan-bahan tersebut apakah halal atau haram. TAPI PERLU DIINGAT BAHWA MESKIPUN ITU DAGING SAPI / KAMBING / AYAM / LAINNYA HARUS DIKETAHUI APAKAH PENYEMBELIHANNYA SECARA ISLAMI ATAU TIDAK? KARENA ADA PEMOTONGAN NON ISLAM, MISALNYA AYAM, AYAM ITU YANG TIDAK DISEMBELIH, TAPI LANGSUNG DICACAH. Nah, aktivitas ini yang dilakukan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). */LPPOM-MUI

Read more: http://www.kaze-kate.net/2012/03/produk-barang-yang-mengandung-zatbabi.html#ixzz2FP1YW4bi Selamat Malam! Sekarang Sudah Jam 18:35:17 Home Kesehatan , Tahukah anda , Tips Trik , UNIK Kode-kode Makanan dan Bahanbahan yang Mengandung Lemak Babi

Kode-kode Makanan dan Bahan-bahan yang Mengandung Lemak Babi


Enzah 'joe' Satria Anata | 13:53 | 0 komentar

Action Of Indonesia - Lemak babi adalah lemak pada babi. Lemak babi biasanya digunakan untuk banyak makanan atau sebagai makanan yang mirip dengan mentega. Penggunaan lemak babi pada masakan telah dikurangi akibat dari masalah kesehatan dan memiliki gambaran yang buruk, namun, banyak masakan dan toko kue menggunakannya. Lemak babi secara luas masih digunakan untuk memanufakturkan sabun. Mengapa Lemak Babi Yang Dipilih

Jumlah kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi dibandingkan dengan hewan lainnya. Namun, orang Eropa & Amerika berusaha menghindari lemak-lemak itu. Yang menjadi pertanyaan dikemanakan lemak-lemak babi tersebut ? Babi-babi dipotong di rumah jagal yang diawasi BPOM, tapi yang bikin pusing POM adalah membuang lemak yang sudah dipisahkan dari daging babi. Dahulu sekitar 60 tahun lalu, lemak-lemak babi itu dibakar. Kini mereka pun berpikir untuk memanfaatkan lemak-lemak tersebut.. Sebagai awal uji cobanya, mereka membuat sabun dengan bahan lemak babi, dan ternyata berhasil. Lemak-lemak itu diproses secara kimiawi, dikemas rapi dan dipasarkan. Negara di Eropa memberlakukan aturan yang mewajibkan bahan setiap produk makanan, obatobatan harus dicantumkan pada kemasan. Karena itu, bahan dari lemak babi dicantumkan dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada kemasan produknya. Agar mudah dipasarkan, penulisan lemak babi dalam kemasan diganti dengan lemak hewan. Ketika produsen ditanya pihak berwenang dari negara Islam, maka dijawab lemak tersebut adalah lemak sapi & domba. Meskipun begitu lemak-lemak itu haram bagi muslim, karena penyembelihannya tidak sesuai syariat Islam. Label baru itu dilarang keras masuk negara Islam, akibatnya produsen menghadapi masalah keuangan sangat serius, karena 75% penghasilan mereka diperoleh dengan menjual produk ke negara Islam, mengingat laba yang dicapai bisa mencapai miliaran dollar. Akhirnya, mereka membuat kodifikasi bahasa yang hanya dimengerti BPOM, sementara orang lain tak ada yang tahu. Kode diawali dengan E ? CODES, E-INGREDIENTS, ini terdapat dalam produk perusahaan mutinasional, antara lain : 1. pasta gigi, pemen karet, cokelat, gula2, biskuit, makanan kaleng, 2. buah2an kaleng, dan beberapa multivitamin serta masih banyak lagi jenis makanan & obat2an lainnya. Karena itu, saya mohon kepada sesama muslim dimana pun, untuk memeriksa secara seksama bahan2 produk yang akan kita konsumsi dan mencocokannya dengan daftar kode E-CODES, berikut ini karena produk dengan kode-kode di bawah ini, positif mengandung lemak babi : E100, E110, E120, E-140, E141, E153, E210, E213, E214, E216, E234, E252,E270, E280, E325, E326, E327, E337, E422, E430, E431, E432, E433, E434, E435, E436, E440, E470, E471, E472, E473, E474, E475, E476, E477, E478, E481, E482,E483, E491, E492, E493, E494, E495, E542, E570, E572, E631, E635, E904. Adalah tanggungjawab kita bersama untuk mengikuti syari'at Islam dan juga memberitahukan informasi ini kepada sesama muslim lainnya. Semoga bermanfaat ..

You might also like