You are on page 1of 6

LATAR BELAKANG

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia merancang suatu sistem kerja, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman.Banyak sekali ditemukan para pekerja yang mengalami nyeri bahu dan kaki akibat ketidak sesuaian antara pekerja dan lingkungan kerjanya. Untuk itu dalam penelitian ini bergerak dalam bidang industri vulkanisir ban, dan objek penelitian pada stasiun kerja bagian skiving dalam perancangan ulang stasiun kerja. Untuk bagian skiving adalah merupakan proses penghalusan ban dengan mempergunakan gurinda, dimana operator pada saat proses tersebut terlalu membungkuk untuk memegang gurinda sambil dilakukan proses penghalusan itu. Obyek penelitian ini akan dilakukan perancangan ulang (redesign) stasiun kerja dengan kondisi yang dapat menunjang peningkatan kerja dari operatornya. Karena dengan kondisi kerja aman, nyaman, tentram dan menyenangkan, manusia sebagai pekerja akan mencapai produktivitas yang tinggi serta dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, berdasarkan uraian tersebut, maka kami menerapkan ergonomi dengan analisis ergonomi terhadap rancangan fasilitas kerja pada stasiun kerja dengan antropometri orang Indonesia pada perusahaan, agar operator bisa bekerja dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien 1.2 Perumusan masalah Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana merancang atau redesign stasiun kerja skiving dibagian produksi dengan memperhatikan aspek-aspek ergonomis . 1.3 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a. Mengevaluasi apakah stasiun kerja dibagian skiving sudah ergonomis. b. Membuat rancangan stasiun kerja operator secara ergonomis agar pekerja dapat bekerja dengan efisien, nyaman, aman, sehat dan efektif serta tidak mudah lelah sehingga produktivitas pekerja bisa meningkat. c. Untuk meminimasi waktu operasi dan pemakaian energi distasiun kerja skiving, sehingga dapat meningkatkan produktivitas. 1.4 Manfaat penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kenyamanan bagi pekerja dalam melakukan aktifitas kerjanya dibagian skiving, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dari produk yang dihasilkan. 1.5 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah : a. Penelitian ini dilakukan diperusahaan PT. Senantiasa mandiri makassar yang bergerak dalam bidang produksi vulkanisir ban. b. Pada penelitian ini yang menjadi objek adalah redesign stasiun kerja skiving secara ergonomis. c. Lingkup analisisnya hanya sebatas variabel-variabel yang berhubungan dengan perancangan atau redesign stasiun kerja dengan analisis antropometri, subyektivitas, waktu dan output standar, dan analisa physiological performance. 1.6 Batasan masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas, sehinga dapat dikemukakan beberapa pembatasan masalah, yaitu sebagai berikut : a. Pengumpulan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan atau redesign stasiun kerja bagian skiving. b. Evaluasi ergonomi yang dilakukan hanya berkaitan dengan analisa antropometri, analisa subjektivitas, analisa waktu dan output standar, dan analisa physiologal performance.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi

Pengertian Ergonomi dalam buku Sritomo Wignjosoebroto adalah Ergonomi atau ergonomics ( bahasa Inggrisnya ) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan. Ergonomi adalah suatu keilmuan yang multi disiplin, karena disini akan mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kehayatan ( kedokteran, biologi ), ilmu kejiwaan (psychology ) dan kemasyarakatan ( sosiologi ). Ergonomy memiliki sejumlah disiplin yaitu : a. Anatomi dan fisiologi, yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia. b. Antropometri, yaitu ilmu mengenai ukuran/dimensi tubuh manusia. c. Fisiologi psikologi, yang mempelajari sistem saraf dan otak manusia. d. Psikologi eksperimen, yang mempelajari tingkah laku manusia. 2.2 Antropometri Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya istilah antropometri berasal dari " anthro " yang berarti manusia dan " metri " yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : Perancangan areal kerja ( work station, interior mobil, dll ) Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja komputer dll. Perancangan lingkungan kerja fisik. prinsip-prinsip apa yang harus diambil didalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan berikut ini : a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 (dua) sasaran produk, yaitu : Bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada ). b. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu. Disini rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju/mundur dan sudut sandarannya bisa dirubah-rubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah rentang nilai 5-th s/d 95-th percentile. c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa saran/rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah seperti berikut : Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data struktural body dimension ataukah functional body dimension. Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai "market segmentation", seperti produk mainan untuk anakanak, peralatan rumah tangga untuk wanita, dll. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah ukuran rata-rata. Pilih prosentase populasi yang harus diikuti, 90-th, 95-th, 99-th ataukah nilai percentile yang lain yang dikehendaki. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasi data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (glowes), dan lain-lain.

2.6 Aspek-aspek ergonomi dalam perancangan stasiun kerja. Kegiatan manufakturing bisa didefinisikan sebagai satu unit atau kelompok kerja yang berkaitan dengan berbagai macam proses kerja untuk merubah bahan baku menjadi produk akhir yang dikehendaki. Kegiatan masing-masing unit kerja ini akan berlangsung disuatu lokasi kerja atau stasiun kerja. Dalam industri manufakturing stasiun kerja merupakan

lokasi dimana suatu operasi produksi akan mengambil tempat yang menurut James A Apple dalam bukunya " Plant layout and material handling " ( New York : John Wilen & Sons, 1977 ), bahwa dalam stasiun kerja problematika utama adalah pengaturan komponen-komponen yang terlibat dalam kegiatan produksi yaitu menyangkut material (bahan baku, produk jadi dan skrap ), mesin/peralatan kerja, perkakas-perkakas pembantu, fasilitas-fasilitas penunjang (utilitas), lingkungan fisik kerja dan manusia pelaksana kerja (operator).

2.7 Macam disiplin dan keahlian kerja yang terkait dengan perancangan stasiun kerja. Dalam perancangan stasiun kerja, aspek awal yang harus diperhatikan adalah yang menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan menekankan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan dengan tujuan pokoknya adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Aspek kedua yang menjadi pertimbangan adalah kebutuhan akan data yang menyangkut dimensi tubuh manusia (anthropometric data). Data antropometri ini terutama sekali akan menunjang didalam proses perancangan produk dengan tujuan untuk mencari keserasian hubungan antara produk dan manusia yang memakainya. Aspek ketiga yang perlu dipertimbangkan berikutnya adalah berkaitan dengan pengaturan tata letak fasilitas kerja yang diperlukan dalam suatu kegiatan. Pengaturan fasilitas kerja pada prinsipnya bertujuan untuk mencari gerakan-gerakan kerja yang efisien seperti halnya dengan pengaturan gerakan material handling. Aspek keempat adalah menyangkut pengukuran enersi (energy cost) yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas tertentu.Aspek kelima dalam perancangan stasiun kerja akan berhubungan dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Persyaratan UU keselamatan dan kesehatan kerja mengharuskan areal kerja bebas dari kondisi-kondisi yang memiliki potensi bahaya.

2.8 Pendekatan ergonomis dalam perancangan stasiun kerja. Berkaitan dengan perancangan areal/stasiun kerja dalam industri, maka ada beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :

a. Sikap dan posisi kerja


Tidak peduli apakah pekerja harus berdiri, duduk atau dalam sikap/posisi kerja yang lain, pertimbanganpertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap/posisi kerja akan sangat penting. b. Antropometri dan dimensi ruang kerja Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia termasuk disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perencanaan ruang kerja ) c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk meng-ekonomisasikan gerakangerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja

2.9 Konsumsi Energi Untuk Aktivitas Kerja 1. Kalori untuk bekerja (Work Calories) Kalori kerja ini menunjukkan tingkat ketegangan otot tubuh manusia dalam hubungannya dengan : Jenis kerja berat Tingkat usaha kerjanya Kebutuhan waktu untuk istirahat Efisiensi dari berbagai jenis perkakas kerja, dan Produktivitas dari berbagai variasi cara kerja. Aktivitas harian juga mengkonsumsi energi. Rata-rata konsumsinya adalah 600 kcal untuk pria dan 500 - 550 kcal untuk wanita (Grandjean,1986).

2. Pengukuran Konsumsi Oksigen Satuan Pengukuran Konsumsi Energi adalah Kilo Calori (kcal). 1 kcal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 liter air dari 14,5 C menjadi 15,5 C. konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen, karena keduanya merupakan faktor yang berhubungan langsung. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4.8 kcal energi. Faktor inilah yang merupakan nilai kalori suatu oksigen.

3.Pengukuran Denyut Jantung. Derajat beratnya beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga tergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Peninjauan awal dan identifikasi masalah. Pada tahap awal ini dilakukan peninjauan awal kemudian dilanjutkan dengan identifikasi terhadap masalah-masalah yang ditimbulkan oleh sistem operasi pada stasiun kerja, sehingga dapat diperbaiki dengan mengaplikasikan ilmu ergonomi. 3.2 Perumusan tujuan. Dalam merumuskan tujuan, dimana dilakukan penetapan untuk menganalisa kondisi kerja pada stasiun kerja dibagian skiving menyangkut tentang fasilitas yang dipergunakan pekerja dalam melakukan aktifitasnya, yang dinilai tidak ergonomis berdasarkan hasil analisis dengan berangkat dari faktor manusia sebagai pengguna sehingga diperoleh suatu rancangan stasiun kerja yang ergonomis. 3.3 Tinjauan pustaka dan prinsip-prinsip yang digunakannya. Teori serta prinsip-prinsip berkenaan dengan ergonomi digunakan dalam penelitian ini,khususnya bidang penyelidikan tentang ukuran tubuh manusia (antropometri). Untuk menunjang studi ergonomi ini, dimanfaatkan pula sejumlah disiplin ilmu yang lain, termasuk anatomi dan fisiologi, perancangan produk serta teknik tata cara kerja dan pengukuran kerja. 3.4 Pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada stasiun kerja uantuk mengetahui kondisi kerja. Dalam pengamatan ini dilakuakn pengambilan gambar terhadap stasiun kerja, pengambilan/pengumpulan ukuran stasiun kerja, dimensi tubuh manusia. Selanjutnya data antropometri akan diolah menjadi tabel antropometri yang nantinya digunakan untuk analisa antropometri tentang perancangan fasilitas kerja pada stasiun kerja tersebut. Data-data yang telah didapatkan, selanjutnya akan diolah sebagai berikut : a. Data dimensi tubuh manusia selanjutnya akan analisis statistik yang diperlukan dalam pengolahan data ini adalah uji kenormalan data, uji keseragaman, uji kecukupan data, selanjutnya akan dihitung percentile untuk masing-masing dimensi tubuh, dimana hal ini sangat diperlukan pada tahap perancangan. b. Data denyut jantung operator pada saat bekerja untuk mengetahui konsumsi energi secara tidak langsung, dan langkah-langkah perhitungan denyut jantung operator. c. Data-data subyektif yang berkaitan dengan perasaan atau kondisi tubuh operator pada saat bekerja distasiun kerja yang bersangkutan akan diolah untuk mengetahui bagaimana kondisi nyata yang dirasakan operator selama bekerja. Subyektifitas ini berupa keluhan-keluhan sakit atau kaku diotot pada bagian tubuh tertentu dengan kondisi yang ada dan langkah-langkah analisis subyektifitasnya. d. Data waktu operasi selanjutnya akan diolah untuk mendapatkan waktu dan output standar pada stasiun kerja tersebut. Serangkaian analisis statistik yang diperlukan dalam pengolahan data ini adalah uji statistik dan langkah-langkah perhitungan penentuan waktu standart dan output standart. 3.5. Analisis a. Analisis antropometri. Pada tahap ini hasil pengolahan data terhadap dimensi-dimensi tubuh manusia yang telah dibuat tabel antropometri akan dimanfaatkan untuk perancangan ulang ukuran geometris dari fasilitas kerja pada stasiun kerja. Berdasarkan data-data pada tabel antropometri tersebut dapat diketahui apakah ukuran geometris dari fasilitas kerja yang ada sekarang sudah sesuai dengan dimensi segmen tubuh yang berkaitan atau belum. b. Analisis subjektif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui atau membandingkan perubahan terhadap keluhan-keluhan yang dirasakan oleh operator antara fasilitas kerja sebelumnya dengan fasilitas kerja yang setelah dirancang ulang pada stasiun kerja tersebut atau analisis ini dilakukan untuk mengetahui keluhan-keluhan sakit yang dinilai secara subjektif oleh operator berkaitan dengan kondisi kerja yang ada. c.Analisis waktu dan output standar. Analisis ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah target yang selama ini ditetapkan oleh pihak perusahaan sesuai dengan output standar yang seharusnya dapat dihasilkan oleh operator. Hal ini juga diperlukan sebagai bahan masukan dalam perancangan ulang stasiun kerja. Dari analisis ini juga akan diketahui tingkat produktivitas kerja operator. d.Analisis physiological performance Analisa ini dilakukan untuk mengetahui konsumsi energi secara tidak langsung. Hasil perhitungan denyut jantung setelah dikonversikan keenergi, kemudian dibandingkan dengan standar estimasi pengeluaran energi dari lehman. 3.6 . Perancangan ulang. a. Berdasarkan hasil analisis diketahui hal-hal yang tidak ergonomis. Untuk memperoleh kesesuaian antara stasiun kerja dengan segmen tubuh penggunanya maka dilakukan perancangan ulang terhadap dimensi stasiun kerja yang tidak ergonomis tersebut. Perancangan dilakukan dengan memanfaatkan data antropometri pekerja yang ada.

3.7 Kesimpulan dan saran-saran. Dari seluruh rangkaian langkah pada kerangka pemecahan masalah ini, maka dilakukan pengambilan kesimpulan guna memperoleh rancangan fasilitas kerja yang ergonomis, yang sesuai dengan dimensi tubuh pengguna sehingga memberikan rasa aman, nyaman dalam bekerja. 4. PEMBAHASAN 4.1 Data antropometri Dimensi tubuh yang diukur dalam penelitian ini merupakan dimensi tubuh yang diperlukan untuk melakukan perancangan ulang (redesign) ukuran geometris dari fasilitas kerja. Dimensi -dimensi tubuh tersebut adalah : Tinggi lutut (TL) Panjang paha (PP) Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus) (TS) Lebar pinggul (LP) Bahu kesiku (BS) Panjang siku (dari siku sampai ujung jari-jari) (ST) 4.1.1 Uji keseragaman data Peta kontrol adalah suatu alat yang digunakan dalam menguji keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan. Untuk membuat peta kontrol dihitung rata-rata (mean), batas kontrol atas (BKA), batas kontrol bawah (BKB), dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil uji keseragaman dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Hasil uji keserag aman data No 1 2 3 4 5 6 7

Dimens i Tubuh

BKA

BKB

Ketera ngan

TL PP TS LP LB BS ST

50 50 50 50 50 50 50

46.680 50.520 99.080 37.660 36.920 32.620 48.020

55.000 58.023 113.27 9 46.601 44.087 41.790 54.863

38.360 43.017 84.881 28.719 29.753 23.450 41.177

Seraga m Seraga m Seraga m Seraga m Seraga m Seraga m Seraga m

You might also like