Professional Documents
Culture Documents
2.
Monosakarida Monosakarida meliputi glukosa, galaktosa, manosa, fruktosa, dan lain sebagainya.
Disakarida Disakarida adalah senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi 2 molekul monosakarida.
Oligosakarida Oligosakarida adalah karbohidrat yang dapat diuraikan menjadi 2 sampai 10 molekul monosakarida.
Polisakarida Polisakarida merupakan polimer yang tetrdiri atas unit-unit monosakarida dan bila dihidrolisis menghasilkan lebih dari 6 molekul monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa.
Pati (amilum) Yang terdapat dalam alam tidak larut dalam air dan memberikan warna biru dengan iodium. Hasil hidrolisis pati/amilum adalah glukosa. Hidrolisis pati akan terjadi pada pemanasan dengan asam encer dimana berturut-turut akan dibentuk amilodeksterin yang memberi warna biru dengan iodium, eritrodekstrin yang memberi warna merah dengan iodium serta berturut-turut akan dibentuk akroodekstrin, maltosa, dan glukosa yang tida memberi warna dengan iodium.
Glikogen Terdapat pada hewan, molekulnya lebih kecil daripada amilum. Glikogen tidak mereduksi larutan Benedict dan dengan iodium memberikan warna merah.
3.
Waktu dan Tempat Percobaan Hari/tanggal : Selasa, 15 Januari 2013 Waktu : 12.15 14.15 WIB Tempat : Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Klaten.
4.
Alat dan Bahan Alat : Tabung reaksi Gelas kimia 500 ml Gelas ukur 10 ml Kaki tiga dan kasa asbes Spirtus Pipet tetes Korek api Rak Tabung Reaksi Penjepit tabung reaksi.
Bahan : 5. Larutan glukosa Larutan fruktosa Larutan sukrosa Larutan fehling A dan B Larutan Tollens Larutan I2 Larutan amilum.
Langkah Kerja A. Sifat pereduksi karbohidrat a. Mengisi gelas kimia dengan air kira-kira setengahnya, lalu memanaskannya sampai mendidih. b. Mengambil 3 tabung reaksi masing-masing diisi 2,5 ml larutan fehling A dan 2,5 ml larutan fehling B. c. Ke dalam tabung reaksi I ditambah 1 ml larutan glukosa, tabung reaksi II ditambah dengan 1 ml larutan fruktosa dan tabung III ditambahkan 1 ml larutan sukrosa d. Menggoyangkan tabung reaksi hingga larutan tercampur. e. Memanaskan larutan dalam tabung-tabung reaksi tersebut sampa mendidih dengan memasukkan ke dalam gelas kimia pada langkah pertama. f. Mengulangi dengan cara yang sama, tetapi larutan fehling diganti 5 ml reagen tollens. B. Reaksi terhadap I2 a. Mengambil 3 tabung reaksi, dengan tabung I diisi dengan 2,5 ml glukosa, tabung II diisi dengan 2,5 ml larutan sukrosa dan tabung III diisi 2,5 ml amilum. b. Menambahkan pada masing-masing tabung 4 tetes larutan I2 mengamati apa yang terjadi. c. Melakukan percobaan yang sama, tetapi keempat tabung setelah diisi glukosa, sukrosa, dan amilum dipanaskan terlebih dahulu selama 5 menit, kemudian menetesinya dengan I2.
6.
Penambahan I2 Tabung keTanpa pemanasan I (Glukosa) II (Sukrosa) III (Amilum) Kuning jernih Orange Biru kehitaman Dengan pemanasan Hijau Tak berwarna Biru
7.
Pertanyaan 1. 2. Menentukan adanya karbohidrat di dalam suatu bahan dilakukan dengan uji fehling A dan B atau dengan uji Tollens. Karbohidrat yang dapat mereduksi larutan fehling adalah glukosa (monosakarida), fruktosa (monosakarida), galaktosa (monosakarida), maltosa (disakarida), laktosa (disakarida). Reaksi umum karbohidrat dengan fehling adalah
3.
Karbohidrat yang dapat mereduksi larutan Tollens adalah fruktosa (monosakarida), sukrosa (disakarida) , maltosa (disakarida). Reaksinya
4. 5.
Karbohidrat yang dapat bereaksi dengan I2 adalah Cara menentukan adanya amilum dalam suatu bahan yaitu dengan memasukkan beberapa tetes larutan iodin kedalam tabung reaksi yang berisi larutan amilum. Lalu mengamati perubahan warna yang terjadi. Larutan akan berubah menjadi warna biru hitam. Warna biru hitam ini menandakan adanya amilum.
8.
Kesimpulan Karbohidrat jenis monosakarida (glukosa, fruktosa) dan disakarida kecuali sukrosa dapat diidentifikasi keberadaannya dengan larutan Fehling atau Tollens. Bila positif mengandung karbohidrat, maka larutan akan menghasilkan endapan merah bata setelah ditetesi dengan larutan Fehling, dan berwarna seperti cermin perak setelah ditetesi dengan Tollens. Uji Fehling disini berfungsi untuk membedakan gugus fungsi aldehida dan keton serta mengidentifikasi adanya gula pereduksi. Sedangkan uji Tollens untuk membedakan gugus fungsi aldehida dan keton, yang apabila terbentuk cermin perak tersebut berarti mengandung gugus aldehida. Untuk reaksi dengan I2 bila suatu senyawa/larutan dipanaskan dan diberi I2 menjadi biru, maka senyawa itu adalah polisakarida. Apabila senyawa itu dipanaskan membentuk koloid, yang jika ditambah I2, warna menjadi bening (tidak berwarna), hal ini menandakan bahwa polisakarida itu telah terhidrolisis sempurna menghasilkan glukosa (monosakarida)., begitu pula dengan sukrosa juga bukanlah polisakarida.