You are on page 1of 43

Preceptor : dr. Zulkarnain H. Sp.OG Oleh : Adhein Ayu M.

0718011001

+ Identifikasi Nama Med.Rec/Reg Umur Pendidikan Alamat

MRS WIB

: Ny. V : 262696 : 25 tahun : SMP : Jl. MH Thamrin No.38, Gotong Royong, Bandar Lampung : 24 September 2012 , 14.00

+ Riwayat perkawinan Menikah 1 kali lamanya 1 tahun, menikah di usia 23 tahun + Riwayat reproduksi Menarche usia 12 tahun, lama haid 5 hari, siklus haid teratur

+ Riwayat kelahiran / melahirkan:

Hamil 1 : Hamil saat ini

+ Riwayat penyakit dahulu

Diabetes mellitus (-), hipertensi(-), penyakit jantung (-), perdarahan (-)

+ Riwayat penggunaan obat-obatan steroid (-)

+ Riwayat gizi/sosial ekonomi

Tinggi badan 155, berat badan 60 kg Riwayat merokok (-)

+ Keluhan Utama :

Mau melahirkan dengan keluar air-air

+ Keluhan Tambahan:

Perut mules, keluar darah lendir

+ Pasien datang dengan keluhan keluar air-air berwarna

jernih yang tidak bisa ditahan sejak 17 jam sebelum masuk RS disertai dengan keluarnya lendir dan darah yang jumlahnya sedikit.

+ Sebelumnya pasien merasakan perut mules yang

menjalar ke pinggang, namun tidak sering, tidak lama dan tidak teratur. Sejak 5 jam sebelum masuk RS, keluhan perut mules makin lama makin kuat dan sering.

+ Pasien mengaku pernah mengalami keputihan

sebelum dan saat kehamilan.

+ Riwayat trauma dan diurut-urut disangkal, nyeri saat

BAK maupun demam tidak ada, dan dalam 2 bulan terakhir tidak pernah melakukan hubungan dengan suaminya, mengaku hamil cukup bulan dan gerakan janin masih dirasakan.

+ Dua jam sebelum datang ke RSAM, pasien

telah memeriksakan diri ke bidan, dan dilakukan pemeriksaan dalam. Pasien diberitahu bidan bahwa telah ada pembukaan 2 cm.

+ Keadaan umum

+
+ + +

Kesadaran : Compos Mentis GCS : 15 Tinggi badan : 155 cm Berat badan : 60 kg Tekanan darah : 110 /80 mmHg Nadi : 80x/menit Pernafasan : 18 x/menit

+ Kepala

: Konjungtiva ananemis, sklera ikterik (-)

+ Leher

: Tekanan vena jugularis tidak meningkat

+ Thoraks

: Jantung; S1-S2 reguler, murmur (-), gallop Paru paru; sonor, vesikuler normal, ronki basah (-), wheezing (-)

(-)

+ Abdomen : Dinding perut cembung keras,

simetris,pelebaran vena (-), hepar dan lien teraba(-).

+ Ekstremitas : Edema pretibial -/-

+ Tinggi fundus uteri 3 jari bawah procesus xyphoideus + +

+
+ + +

(32 cm) Janin letak memanjang Punggung kiri, Terbawah kepala, Penurunan 4/5 His 2x/10/25 DJJ 132 x/mnt reguler TBJ 3375 gram

Laboratorium Darah Rutin (24-09-2012) + HB : 11,5 gr % + LED : 20 mm/jam + Leukosit : 7600 / ul + Hitung jenis : 0/0/0/82/16/2 + Trombosit : 311.000

Diagnosis Kerja
G1P0A0 hamil aterm dengan KPSW 17 jam inpartu kala I fase laten, JTH, Preskep.

Observasi His, DJJ, dan Tanda Vital Ibu IVFD RL XX gtt/mnt Inj. Antibiotik ampicillin 1 gram / 8 jam Drip oksitosin 5 IU X gtt/mnt sampai XL gtt/mnt atau sampai his adekuat Rencana partus per vaginam Evaluasi sesuai dengan partograf WHO

+ Apakah diagnosis pasien ini sudah tepat? + Apakah penatalaksanaan pasien ini sudah tepat? + Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada kasus

ini?

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik.

Kehamilan pasien saat ini merupakan kehamilan yang pertama dan belum pernah mengalami keguguran.

+ Saat pasien datang ke rumah sakit, pasien mengeluh

keluar air-air berwarna jernih yang tidak bisa ditahan sejak 17 jam SMRS disertai keluar sedikit lendir dan darah yang sebelumnya pasien merasakan perut yang mules sampai ke pinggang namun jarang dan tidak teratur.

+ Hasil pemeriksaan fisik melalui inspekulo didapatkan

cairan ketuban yang aktif dan pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 3 cm dan ketuban tidak ada, lakmus test (+)
+ Sehingga pasien didiagnosis dengan G1P0A0 hamil

aterm inpartu dengan KPSW 17 jam kala I fase laten

+ Dikatakan hamil aterm berdasarkan HPHT yaitu 1 Januari

2012, sehingga usia kehamilan sekarang terhitung 38 minggu.


+ Dikatakan inpartu karena pada pasien ini telah ditemukan

tandatanda inpartu berupa his yang adekuat disertai keluarnya lendir yang bersemu darah (bloody show).
+ Dari hasil pemeriksaan inspekulo, didapatkan pembukaan

serviks 2 cm sehingga pasien dalam Kala I fase laten.

+ Saat masuk rumah sakit, pasien ini diberikan injeksi antibiotik

ampicillin 1 gram intravena setiap 8 jam sebagai profilaksis karena ketuban telah pecah lebih dari 8 jam.
+ Tindakan akselerasi sesuai protap dilakukan karena pasien sudah

inpartu, tidak termasuk kontraindikasi drip oksitosin, janin tidak dalam letak lintang.
+ Persalinan dilakukan per vaginam karena pada pasien tidak

ditemukan kontraindikasi

+ Infeksi intrapartum (korioamnionitis) dari vagina ke

intrauterine.
preterm.

+ Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan

+ Prolaps tali pusat, bisa sampai gawat janin dan kematian

janin akibat hipoksia (sering terjadi pada presentasi bokong atau letak lintang) karena air ketuban habis.

+ Oligohidramnion, bahkan sering partus kering (dry labor)

+ Cairan amnion adalah cairan yang memenuhi rahim. + Cairan ini ditampung di dalam kantung amnion yang

disebut kantung ketuban atau kantung janin.


+ Cairan amnion diproduksi oleh sel-sel trofoblas, kemudian

akan bertambah dengan produksi cairan janin, yaitu air seni janin. Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai minum air ketuban dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni. Jadi ada pola berbentuk lingkaran atau siklus yang berulang

+ Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya

merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi.


+ Menjadi inkubator dalam menjaga kehangatan di sekitar

janin.
+ Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien

bagi janin untuk sementara.

+ Pada waktu persalinan, air ketuban dapat

membantu proses persalinan dengan meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka. Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir. Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan

+ Pada usia kehamilan cukup bulan volume 1000-1500 + + + +

cc Keadaan jernih agak keruh Steril Bau khas, agak amis Terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organic (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel Sirkulasi sekitar 500 cc/jam

1. Secara Subjektif: + Membutuhkan pengalaman yang cukup


+ Secara subjektif dikatakan normal bila: tampak

sebagian tubuh janin melekat pada dinding uterus, dan sebagian lagi tidak menempel ,diantara tubuh janin dandinding uterus masih terdapat cairan amnion

2. Secara Single Pocket + Berdasarkan satu kuadran saja + Diambil kantong terbesar yang terletak antara dinding uterus dan tubuh janin + Tidak boleh ada bagian janin yang terletak di dalam area pengukuran tersebut

3. Metode Phelan (4 kuadran AFI (Amniotic Fluid Indeks)) Abdomen dibagi atas 4 kuadran Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya Pengukuran harus tegak lurus dengan bidang horizontal dan tidak boleh ada bagian janin diantaranya

+ Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban

sebelum ada tanda-tanda persalinan.


+ ketuban pecah dini juga disebut sebagai spontaneous/

early/ premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu; yaitu bila pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.

+ Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion,

fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas.

+ Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol

oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin.

+ Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi

peningkatan interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion/amnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

+ Faktor infeksi

Infeksi saluran kemih (E.coli penyebab tersering) jamur (Chlamydia trachomatis) bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran kelamin bagian bawah (infeksi pada dinding serviks atau vagina) dapat melakukan perjalanan ke atas melalui leher rahim dan menginfeksi selaput janin. Hal ini dapat melemahkan membran yang cukup untuk memungkinkan ketuban untuk pecah.

+ Kehamilan multiple: kembar dua, kembar tiga + Riwayat persalinan preterm sebelumnya + Bakteriuria + pH vagina di atas 4,5

+ Diagnosis ada tidaknya air ketuban pada KPSW dapat

ditegakkan melalui beberapa cara antara lain: Inspekulo Pada pameriksaan secara inspekulo dapat terlihat adanya air ketuban keluar dari OUE. Pengambilan cairan ketuban dari forniks posterior Cairan ketuban ditempelkan pada kertas lakmus akan terjadi perubahan warna merah menjadi biru. Pemeriksaan dengan USG

Bila tidak didapatkan komplikasi dan usia gestasi 28-37 minggu, diberikan obat-obatan: + Tokolitik + Kortikosteroid untuk pematangan paru + Vitamin C dosis tinggi + Antibiotik

Komplikasi : + Suhu > 38,2C + Leukosit > 15000/mm3 + Air ketuban berbau, kental, dan hijau kuning

Indikasi penatalaksanaan aktif bila : + Didapatkan komplikasi + Usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau lebih dari 37 minggu + Janin mati dalam kandungan + Indeks tokolitik > 8

Penatalaksanaan aktif meliputi : a. Pemberian antibiotik bila : Terjadinya komplikasi Inpartu Ketuban pecah < 12 jam Adanya rencana terminasi dengan induksi atau akselerasi, seksio sesaria

b. Dilakukan terminasi
+

Pervaginam bila : Usia gestasi < 28 minggu Janin mati

Perabdominam bila : Kontra indikasi tetes pitosin Letak lintang Presentasi lain yang tidak memungkinkan pervaginam Skor Bishop < 5

+ Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

diagnosis pasien pada kasus ini sudah tepat.


+ Penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat, yaitu

terapi aktif dengan terminasi persalinan pervaginam.

You might also like