You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk hidup sehat, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dan tujuan nasional dalam rangka pemerataan pembanguunan, maka dibangun pusat kesehatan masyarakat atau Puskesmas (Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004). Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. (Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004). Untuk tercapainya visi pembangun kesehatan melalui Puskesmas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Upaya kesehatan dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib salah satunya mengenai kesehatan lingkungan (Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004). Masalah kesehatan masyarakat mempunyai faktor-faktor pemicu yaitu sosial, ekonomi, dan kondisi lingkungan. Aktivitas manusia menyebabkan munculnya faktor-faktor pemicu ini. Menurut teori The Blumn, 1956 lingkungan memiliki andil yang paling besar terhadap kesehatan sebesar 50%. Permasalahan yang cukup mudah namum sulit untuk dilakukan adalah hygiene dan sanitation. Kebutuhan lingkungan yang bersih minimal dapat memperkecil angka bakteri, sehingga mencegah timbulnya penyakit.

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah setelah buang air besar 2%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan 14%, sebelum memberi makan bayi 7%, dan sebelum menyiapkan makanan 6 %. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52. Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%. Puskesmas Kenten untuk kesehatanan lingkung masih ada yang belum tercapai antaranya keluarga yang memakai jamban, rumah dengan SPAL dan kepala keluarga yang diberi penyuluhan sanitasi. Sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Kenten 2012 diare dan TB. Paru yang berhubungan dengan sanitasi lingkungan. Sehingga penulis ingin mengangkat judul mengenai Perilaku mencuci tangan dengan sabun dalam keluarga di wilayah kerja puskesmas kenten 2013. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah setelah buang air besar 2%, setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, sebelum makan 14%, sebelum memberi makan bayi 7%, dan sebelum menyiapkan makanan

6 %. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Rumusan masalahnya adalah Apakah perilaku mencuci tangan dengan sabun dalam keluarga di wilayah kerja puskesmas kenten diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? 1.3 Umum: Untuk mengetahui perilaku mencuci tangan dengan sabun dalam keluarga di wilayah kerja puskesmas kenten diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 1.4 MANFAAT Tercapainya masyarakat hidup bersih dan sehat TUJUAN MASALAH

Puskesmas:

Masyarakat: Tahu cara menyuci tangan yang benar sehingga dapat menurunkan angka penyakit menular beerhubungan dengna kebersihan bersih Dapat memperbaiki perilaku hidup menjadi hidup sehat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 2.1.1 Definisi

KESEHATAN LINGKUNGAN

a. Pengertian kesehatan Menurut WHO, Kesehatan adalah keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan. Menurut UU No 23/1992 ttg kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. b. Pengertian lingkungan Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960), lingkungan adalah sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme. Menurut Encyclopaedia Americana (1974), lingkungan adalah pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme. Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976), lingkungan adalah tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu. c. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Menurut

WHO

(World

Health

Organization),

kesehatan

lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. 2.1.2 Ruang Lingkup Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. manusia 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Higiene makanan, termasuk higiene susu Pengendalian pencemaran udara Pengendalian radiasi Kesehatan kerja Pengendalian kebisingan Perumahan dan pemukiman Aspek kesling dan transportasi udara Perencanaan daerah dan perkotaan Pencegahan kecelakaan Rekreasi umum dan pariwisata Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan Penyediaan Air Minum Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran Pembuangan Sampah Padat Pengendalian Vektor Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta

keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk

17.

Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin

lingkungan. Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. bencana 2.1.3 Sasaran Kesehatan Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut : 1. 2. sejenis 3. sejenis 4. 5. Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti digunakan untuk umum lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus. 2.1.4 Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang usaha-usaha yang sejenis Penyehatan Air dan Udara Pengamanan Limbah padat/sampah Pengamanan Limbah cair Pengamanan limbah gas Pengamanan radiasi Pengamanan kebisingan Pengamanan vektor penyakit Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca

Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain : 1. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks

berwarna

0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)

0 per 100 ml air) 2. Pembuangan Kotoran/Tinja Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :

Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang Tidak boleh terkontaminasi air permukaan Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal

mungkin memasuki mata air atau sumur


memang mungkin

Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap

dipandang

Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan

tidak mahal. 3. Kesehatan Pemukiman Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan,

penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu

Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang

cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah

Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit

antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan

baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir. 4. Pembuangan Sampah Teknik pengelolaan

sampah

yang

baik dan benar harus

memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut: Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi

Penyimpanan sampah

Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali Pengangkutan Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien. 5. Serangga dan Binatang Pengganggu Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi. Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab. 6. Makanan dan Minuman Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap

santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel). Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :

Persyaratan lokasi dan bangunan Persyaratan fasilitas sanitasi Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi Persyaratan pengolahan makanan Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan Persyaratan peralatan yang digunakan Pencemaran Lingkungan

jadi

Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa

10

dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

BAB III PROFIL PUSKESMAS

2.1 VISI

PROFIL PUSKESMAS KENTEN : Tercapainya Puskesmas Kenten Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Yang Prima, Menuju Palembang Sehat.

MISI

: 1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang bermutu Prima Merata dan Terjangkau. 2. Meningkatkan Profesionalisme yang berorientasi pada Standar Pelayanan Kesehatan. 3. Meningkatkan Kesehatan Individu,Keluarga dan Lingkungan Nya melalui pemberdayaan Masyarakat.

MOTTO : 1.Bekerjalah dengan Iklas dan Senang hati.

11

2.Kepuasan anda Adalah Kebahagian Kami. 2.1.5 Wilayah dan Geografi Puskesmas Kenten Palembang adalah salah satu puskesmas yang kota berada di Jl. MP Mangkunegara No.1 kecamatan Ilir timur II

Palembang, memiliki wiayah kerja di dua kelurahaan yaitu kelurahan 8 Ilir dan kelurahan Kuto Batu, dengan luas wilayah kerja 39,79 km meliputi dataran tinggi , rendah dan rawa-rawa. Perbatasan Puskesmas Kenten dengan wilayah sekitarnya sbb : Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Sukamaju Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Musi Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Duku, 5 Ilir, Lawang Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan 20 Ilir,9 Ilir, 10 Ilir

Kidul dan 11 Ilir 2.1.6 Data Demografi 1. Data Dasar Kesehatan 8 ilir 24286 12302 12.302 1.178 2.440 589 565 5213 3987 3075 540 2498 5477 1777 3256 2012 1605 1 12 Kuto Batu 15173 7398 7606 1.757 1.307 375 359 3320 2534 1958 344 1591 3488 1132 2228 1113 27 0 Total 39.529 19700 19909 2935 3.747 964 924 8533 6521 5033 884 4089 8966 2909 5484 3125 1632 1 Data Dasar Jumlah penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah KK Gakin Non Gakin Jumlah ibu hamil Jumlah ibu bersalin Jumlah WUS Jumlah PUS Jumlah peserta KB aktif Jumlah bayi (0-1 thn) Jumlah balita (1-5 thn) Jumlah remaja Jumlah usila Jumlah rumah Jumlah rumah sehat SAB (sumur gali) Jumlah panti pijat

Jumlah hotel Jumlah Restoran Jumlah depart store Jumlah salon Jumlah mesjid Jumlah gereja Jumlah pura Jumlah vihara 2. Data Sarana Kesehatan SARANA KESEHATAN Puskesmas Pembantu Posyandu Balita Posyandu Lansia Rumah Bersalin Pengobatan Tradisional Praktek dokter umum Praktek dokter gigi Praktek dokter bersama Praktek dokter spesialis Apotek Optic Toko Obat Bidan Praktek Swasta Poskeskel

2 18 4 6 11 4 1 2

0 10 0 3 1 2 0 0

2 28 4 9 12 6 1 2

8 ILIR 2 12 4 1 2 3 2 2 3 1 8 1

KUTO BATU 12 4 3 8 2 1 4 3 1 2 -

JUMLAH 2 24 8 2 5 11 4 1 6 6 1 1 10 1

3.

Sumber Daya Manusia ( SDM ) Puskesmas Swakelola Kenten

13

No JENIS PENDIDIKAN 1 Dokter Umum 2 Dokter Gigi 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Sarjana Kesehatan Masyarakat ( SKM ) Akademi Bidan Bidan Perawat Akademi Perawat SPAG Sanitarian Perawat Gigi SMF Akademi Analis Kesehatan LPCK SLTA

JUMLAH 2 orang 1 orang 3 orang 4 orang 4 orang 6 orang 2 orang 1 orang _ 2 orang 3 orang _ 2 orang 1 orang

KETERANGAN Aktif : 2 orang Poly Gigi PKM Kenten Ka. TU : 1 orang BP : 1 orang Gizi : 1 orang PKM Kenten PKM Kenten : 6 orang Pustu : 2 orang PKM Kenten : 4 orang Pustu : 2 orang PKM Kenten PKM Kenten PKM Kenten PKM Kenten PKM Kenten PKM Kenten

2.1.7 Program Kesehatan Puskesmas

14

Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128 / Menkes / SK / II / 2004 bahwa upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. 1. UPAYA KESEHATAN WAJIB Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas adalah upaya yang telah ditetapkan berdasarkan Komitmen Nasional, Regional, dan Global, serta mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Adapun Upaya Kesehatan Wajib yang dilaksanakan di Puskesmas Kenten dikenal dengan Program Kesehatan Dasar ( Basic Six ). Program tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB Upaya Perbaikan Gizi Upaya Pencegahan & Pemberantasan Penyakit Menular Upaya Pengobatan

2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya Kesehatan pengembangan di puskesmas Kenten saat ini adalah adanya Klinik Gilingan Mas yang setiap hari dibuka untuk pelayanan dan ruang konsultasi terhadap masalah masalah kesehatan, seperti : 1. 2. Masalah Gizi keluarga ( gizi buruk & gizi lebih ) bagi bayi, balita, anak sekolah, dan orang dewasa Imunisasi pada anak bayi & balita, suntik TT untuk caten & ibu hamil

15

3. Kesehatan Lingkungan dan penyakit-penyakit berbasis lingkungan,

seperti ; Diare, Typhus abdominalis, Demam Berdarah Dengue (DBD), TB Paru, ISPA, Kecacingan, dan penyakit-penyakit berbahaya lain, seperti SARS & Afian Influenza, dan chikungunya. Salah satu Program sesehatan wajib yang dilakukun di Puskesmas Kenten adalah kesehatan lingkungan lebih difokuskan terhadap kegiatan di luar gedung, seperti : 1. Melakukan pendataan rumah / pemukiman dan sarana / farietas sanitasi, tempat tempat umum, tempat pembuatan makanan, tempat pembuangan sampah, institusi pendidikan / kesehatan 2. 3. Melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengawasan sanitasi lingkungan, baik di perumahan / pemukiman TTU dan TPM Melakukan penyuluhan / bimbingan teknis ke lapangan. Sedangkan kegiatan di dalam gedung antara lain, konseling pada klinik sanitasi, penyuluhan kelompok, disamping itu juga melakukan pengawasan & pemeriksaan sanitasi lingkungan Puskesmas Swakelola Kenten. Dari hasil pendataan Kesling diperoleh data sebagai berikut : 1. Tempat Tempat Umum ( TTU ) Terdafta r 2 1 4 9 21 18 10 Diperiksa Tdk memenuhi syarat 2 1 4 6 15 11 Memenuhi syarat 2 1 4 6 15 11 No Data TTU 1 2 3 4 5 6 7 2. No Hotel Panti Pijat Dept. Store Salon Kecantikan Sarana Ibadah Sekolah Taman Kanak-kanak

Tempat Pengolahan Makanan ( TPM ) Data TTU Terdaftar 16 Diperiksa Tdk Memenuhi syarat

1 2 3 4

Restoran Jasa Boga Lok Mak Jan Industri makanan RT

28 4 14 21

20 3 10 15

memenuhi syarat 2

20 3 10 15

3. No 1 2 3 4 5 6 7

Data Rumah & Fasilitas Sanitasi Rumah / Fasilitas Sanitasi Jumlah Rumah Rumah Sehat Jamban Sehat SAB ( PAM ) SAB ( Sumur Gali ) SPAL/Riol/Got TPS - bak / kotak sampah - lubang galian - ke sungai Kelurahan 8 Kuto Ilir Batu 3256 2228 1610 935 2093 2031 2986 2162 1605 27 2093 2093 42 2031 2031 87 Total 5484 2535 4124 5144 1632 4124 4124 129 Diperiksa 3729 1723 2886 4063 1632 4124 4124 Tidak Memenuh Memenuh i Syarat i Syarat 2535 1194 1164 549 2020 866 3209 854 1632 3057 2655 1067 1469 -

4. Program Kesehatan Lingkungan No 1 Kegiatan Target Institusi yang dibina JAGA yang memenuhi SPAL yang memenuhi Rumah dengan SAB 80 80 80 80 2011 Cakupan 72,5 70,1 74 Target 55 75 70 75 2010 Cakupan 60 72 46,2 89,5 Target 60 75 75 75 2009 Cakupan 60 75 74 78,9

2 3 4

17

5 6 7 8

Rumah dengan TPS Rumah bebas jentik TTU dibina MS TPM dibina MS

80 95 45 60 72,5 72,5

70 95 70 71

55,8 90 51 56

75 95 70 71

73 92 68 71

BAB IV

4.1 No. 1

IDENTITAS MASLAH Program Target Pencapaian Masalah 81,75% 71,35% 68,75% 80,5% 88,5% 73% 100% 74% Cakupan kesehatan lingkunga belum tercapai Keshatan lingkungan 80% Penggunaan air bersih Memakai jamban SPAL TTU diperiksa TTUmemenuhi syarat KK diberi penyuluhan sanitasi TPM diperiksa TPM memenuhi syarat Tempat pembuangan sementara diperiksa Tempat pembuangan akhir diperiksa Total Pencapaian

79,73%

18

3.1

FISH BONE

3.2 No.

PEMECAHAN MASALAH Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih

19

1.

Cakupan Kesehatan Penyuluhan Penyuluhan Penyuluhan lingkungan belum kurang ditingkatkan ditingkatkan mencapai target sehingga Kurangnya kepada kepada tingginya angka penyakit masyarakat masyarakat kesadaran menular tentang Pemberian Pemberian pentingnya penghargaan penghargaan kebersihan untuk desa untuk desa bersih bersih Tingkat ekonomi rendah Menyediakan tempat Tingkat pembuangan pendidikan sampah masayarakat tetap/semesntar Tempat a yang layak pembuangan sampah dan pengolahan makanan kurang

20

You might also like