Professional Documents
Culture Documents
By Reny s
Di Indonesia, setiap tahunnya terdapat 190200 ribu penderita kanker baru (Suwitodihardjo, 2008). Sepuluh jenis kanker yang paling sering ditemukan di Indonesia secara umum (gabungan pria dan wanita) adalah: kanker leher rahim, kanker payudara, hati, paru, kulit, nasofaring, kelenjar getah bening, usus besar, lain-lain (termasuk penyakit trofoblas ganas).
Metode pentahapan kanker berdasarkan klasifikasi DUKE: (Smeltzer & Bare, 2002, hal. 1126) Kelas A tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa Kelas B penetrasi melalui dinding usus Kelas C invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional Kelas D metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
Etiologi
Penyebab kanker kolon dan rektum tidak diketahui, namun faktor risiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga; riwayat penyakit usus inflamasi kronis; dan diet tinggi lemak, protein dan daging serta rendah serat.
Patofisiologi
Kanker kolon dan rektum 95% terutama adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (paling sering ke hati).
Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah: Perubahan kebiasaan defekasi. Darah dalam feses Anemia yang tidak diketahui penyebabnya Anoreksia Penurunan berat badan Keletihan
Evaluasi diagnostik
Pemeriksaan darah samar Barium enema Progtosigmoidoskopi Kolonoskopi Enam puluh persen (60%) kasus kanker kolorektal dapat diidentifikasi dengan sigmoidoskopi dengan biopsi atau apusan sitologi.
Penatalaksanaan
Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap. Pertumbuhan tumor juga dapat menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan perdarahan. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
Nyeri b.d kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan anoreksia Risiko kekurangan volume cairan b.d muntah, dehidrasi Ansietas b.d rencana pembedahan dan diagnosis kanker
Kurang pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan dan perawatan diri setelah pulang. Kerusakan integritas kulit b.d insisi bedah (abdomen dan perianal), pembentukan stoma dan kontaminasi fekal terhadap kulit periostomal Gangguan citra tubuh b.d (efek samping pemasangan) kolostomi Kelelahan b.d sekunder akibat anoreksia anemia