You are on page 1of 6

Tabel 1 Katagori dan Proses koqnitif Pemahaman Katagori dan Proses koqnitif Memahami 1.

Menafsirkan Indikator Definisi

Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. a) Mengklarifikasi b) Memprafrasakan c) Merepresentasi d) Menerjemahkan a) Mengilustrasikan b) Memberi contoh Menemukan contoh khusus atau ilustrasi dari suatu konsep atau prinsip Menentukan sesuatu yang dimiliki oleh suatu katagori Pengabstrakan tema-tema umum atau poin-poin utama Penggambaran kesimpulan logis dari informasi yang disajikan Mencari hubungan antara dua ide, objek atau hal hal serupa Mengkontruksi model sebab akibat dari suatu sistem Mengubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain

2. Mencontohkan

3. Mengklasifikasika a) Mengategorikan n 4. Merangkum b) Mengelompokkan a) Mengabstraksi b) Menggeneralisasi 5. Menyimpulkan a) Menyarikan b) Mengektrapolasi c) Menginterpolasi d) Memprediksi 6. Membandingkan a) Mengontraskan b) Memetakan c) Menjodohkan 7. Menjelaskan mengkontruksi model

Secara garis besar, kemampuan dasar matematika meliputi serangkaian standar materi dan lima standar kemampuan matematika. Berdasarkan rincian standar materi matematika guru dapat

mengatur urutan materi sendiri dengan tetap memperhatikan materi prasyarat dan keterkaitan antar topik. Melalui topik-topik yang relevan peserta didik dibimbing memiliki kemampuan dasar matematika yang meliputi: 1. Mengenal, memahami, penerapan konsep, prosedur, prinsip dan idea. 2. Menyelesaikan masalah matematik 3. Bernalar matematik 4. Melakukan koneksi matematik, dan 5. Berkomunikasi matematik

A. Media Pembelajaran

Menurut Gagne dan Briggs dalam Azhar Arsyad, (2006: 4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang antara lain terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Menurut NEA (National Education Association) mendefinisikan tentang media sebagai bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual sehingga dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca Dari beberapa definisi tentang media di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima. Sedangkan media pembelajaran adalah seperangkat benda atau alat yang berfungsi dan digunakan sebagai pembantu fasilitator atau pengajar (guru) dalam komunikasi dan interaksi suatu proses pembelajaran dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat peoses

penyampaian materi pembelajaran kepada peserta didik. Media dalam pembelajaran dapat berupa segala alat fisik maupun non fisik) yang dapat menyajikan materi pembelajaran serta dapat merangsang peserta didik untuk belajar. Guru dan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Ketepatan memilih media merupakan faktor utama dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran. Menurut Syaiful Sagala (2003:168) metode yang tepat dalam pembelajaran dapat lebih efektif jika disertai dengan media yang tepat. Pada dasarnya sesuai dengan perkembangan peserta didik sebagai anak, pengajaran lebih mengutamakan sifat konkret. Pemilihan media dalam pembelajaran didasarkan pada sifat konkret-abstrak yang ditunjukan oleh Gambar 2.2. (Sagala,2003:168).

Verbal Symbol Visual Symbol Radio and Recording Still Picture Motion Picture Educational Television Exhibition Study Trips Demonstrasion Dramatized Epriences Contrived Expriences DirectPuposeful Expriences

Gambar 2.1. Kerucut pengalaman Dale Kerucut pengalaman Dale menunjukan bahwa dalam menggunakan media pembelajaran mula-mula haruslah diupayakan dengan menggunakan media yang paling konkret. Menurut Sagala (2003:170), pendidikan yang disertai media yang tepat, selain dapat memudahkan dalam mengalami, memahami, mengerti dan melakukan juga menimbulkan motivasi yang kuat

dibanding hanya dengan menggunakan katakata yang abstrak. Ada tiga landasan penggunaan media pembelajaran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi guru dalam memilih media yang tepat sesuai isi dan tujuan pembelajaran (Musfiqon, 2012: 24). Ketiga landasan tersebut adalah landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan sosiologis. Berikut ini diuraikan deskripsi masing-masing landasan tersebut. 1. Landasan Filosofis Seorang guru dalam memillih media pembelajaran perlu memperhatikan landasan filosofis. Artinya, penggunaan media semestinya didasarkan pada nilai kebenaran yang telah ditemukan dan disepakati banyak orang. Baik kebenaran akademik maupun kebenaran social. Media yang digunakan guru juga perlu di cek kebenaran dan ketepatannya. Guru memilih media belum sesuai dengan materi yang akan disampaikan berarti media tersebut tidak benar dan belum mempertimbangkan landasan filosofisnya. 2. Dalam penggunaan media pembelajaranseorang guru juga dituntut untuk memperhatikan kondisi psikologis peserta didik yang perkembangannya cukup beragam. Pemilihan media tidak bisa disamakan untuk setiap peserta didik tapi disesuaikan dengan perkembangan peserta didik tersebut. Penggunaan media untuk anak SMP pasti berbeda dengan penggunaan media untuk peserta didik SMA meskipun judul materi pelajarannya sama. Ini disebabkan karena kemampuan berfisikir anak usia dini berbeda dengan anak usia remaja, anak usia dini belum bisa berfikir abstrak sehingga media yang digunakan sebaiknya mengarah pada proses berfikir konkrit. Sedangkan anak usia remaja telah bisa berfikir abstrak sehingga media yang digunakan tidak harus bersifat konkrit. 3. Landasan Sosiologis Dalam menggunakan media, guru perlu mempertimbangkan latar belakang social peserta

didik dalam sekolah. Sebab jika media yang digunakan tidak sesuai dengan latar belakang social peserta didik maka materi pelajaran atau pesan yang dikirimkan oleh media tidak akan bisa tersampaikan secara optimal. Bahkan pelajaran akan jadi bias karena media yang digunakan guru tidak sesuai dengan kondisi sosial peserta didik. Kemp & Dayton (Arsyad, 2002:21) mengungkapkan dampak positif penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Ragam hasil tafsiran dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada peserta didik sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut. 2. Pembelajaran bisa lebih menarik. 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat. 5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan. 6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk pengguanaan secara individu. 7. Meningkatkan sikap positif peserta didik 8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi.

Prinsip-prinsip pengajaran efektif, telah berkembang dari berbagai sumber meliputi 1. Memasukkan konteks realistik. Para pembelajar paling mungkin mmengingat dan

menerapkan pengetahuan autentik dan disajikan dalam konteks dunia nyata. Pembelajran langsung hafal menghasilkan pengetahuan yang diam, yaitu pembelajar mengetahui sesuatu tetapi tidak bisa menerapkannya dalam kehidupan nyata Brandsford, Brown, dan

cocking, 2000 dalam (Sharon E smaldoni dkk, 2011) 2. Melibatkan para peserta didik dalam praktik relevan. Pengalaman belajar paling efektif adalah yang mendorong para peserta didik untuk menerapkan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan hasil yang diharapkan. Partisipasi peserta didik akan meningkatkan kemungkinan belajar. Latihan terutama dalam berbagai konteks, meningkatkan tingkat penyimpanan dan kemampuan menerapkan teknologi, keterampilan dan sikap baru. Latihan mendorong belajar yang lebih mendalam, lebih lama, lebih awet. Morisson dan Lowther, 2005 dalam (Sharon E smaldoni dkk, 2011)

You might also like