You are on page 1of 17

Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.

VAKSIN HEPATITIS B
Terdiri dari 2 kemasan yaitu dalam Vial dan Prefiil Injection Device (PID) Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, intra muskuler anterolateral paha.

VAKSIN HEPATITIS B
Hepatitis B harus segera diberikan setelah lahir memutuskan rantai penularan dari ibu kepada bayinya
3,9% ibu hamil mengidap hepatitis B aktif dengan risiko penularan kepada bayi sebesar 45%

VAKSIN HEPATITIS B
Imunisasi aktif diberikan dengan cara pemberian suntikan dasar sebanyak 3 dosis
dosis pertama diberikan pada usia 0 -7 hari, dosis berikutnya jarak waktu satu bulan antara suntikan 1 lima bulan antara suntikan 2 dan 3. Imunisai ulang diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar.

Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.

POLIO
Terdapat 2 macam vaksin polio: IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk) OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin) Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.

Polio
Diberikan secara oral, 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. .

Penetesan vaksin polio

Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus.

vaksin dpt (difteri pertusis tetanus)


Kemasan : dalam vial berupa cairan, 1 vial berisi 10 dosis Cara pemberian dan dosis:
Disuntikan secara intramusculer dengan dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis.

vaksin dpt (difteri pertusis tetanus)


umur 2 bulan, dosis selanjutnya
interval 4-6 minggu, DPT 1 diberikan pada umur 2-4 bulan. DPT 2 pada umur 3-5 bulan DPT 3 pada umur 4-6 bulan. Ulangan selanjutnya (DPT 4) diberikan satu tahun setelah DPT 3 yaitu pada umur 18-24 bulan DPT 5 pada saat masuk sekolah umur 5-7 tahun.(Pada saat BIAS). Ulangan DT 6 diberikan pada umur 12 tahun, mengingat masih dijumpai kasus difteria pada umur > 10 tahun.

Komplikasi : - Reaksi lokal - Demam ringan - Anak gelisah - Reaksi alergi dan encepalopati

Kontra indikasi pemberian vaksin polio:


- Diare berat, - Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid), dan

Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. KLB umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL.

CAMPAK
Cara pemberian dan dosis :
vaksin sebelumnya diencerkan dengan pelarutnya. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subcutan pada lengan kiri atas, Usia 9-11 bulan. ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD)

Kontra indikasi pemberian vaksin campak: - Infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38o Celsius - Gangguan sistem kekebalan - Pemakaian obat imunosupresan - Alergi terhadap protein telur

You might also like