You are on page 1of 4

BioSMART ISSN: 1411-321X

Volume 5, Nomor 2 Oktober 2003


Halaman: 98-101

Pertumbuhan dan Akumulasi Prolin Tanaman Orok-orok (Crotalaria juncea L.)


pada Salinitas CaCl2 Berbeda

The growth and prolin accumulation of orok-orok (Crotalaria juncea L.) in different CaCl2 salinity

ISMEINI TRI NUGRAHENI, SOLICHATUN, ENDANG ANGGARWULAN


Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta 57126

Diterima: 17 Mei 2003. Disetujui: 17 Agustus 2003

ABSTRACT

The aims of this research were to know the effect of CaCl2 salinity to the growth, accumulation of prolin and tissue nitrogen content of
“orok-orok” (Crotalaria juncea L.), as well as to know the correlation between accumulation of the prolin with tissue nitrogen content.
The outline of the research is that every plant, which is exposed to salinity, would accumulate prolin in order to make osmotic
adjustment. Prolin consist of nitrogen (N). CaCl2 contains ion Ca2+; it can effect the removal of N by plant, consisting the saline
condition of N removal by plant is blocked. The experiment arranged at a Completely Random Design with one factor i.e., CaCl2
concentration in four levels: 0,0 M; 0,05 M; 0,10 M and 0,15 M respectively. The treatment was done in 35 days (the last of vegetative
period). The growth parameters measured were shoots, root’s length, wet weight, dry weight, root/shoot ratio, leaf wide total, stomata
density, prolin content, and tissue nitrogen content. The data obtained were analyzed by Analysis of Varian and followed by DMRT
with 5% confidence level. The result of the research indicated that the concentration of CaCl2 influenced in plant growth and prolin
accumulation. The higher CaCl2 concentration, the higher growth inhibition and prolin accumulation. Prolin accumulation has a negative
correlation to the growth and the tissue nitrogen content.

Key words: Crotalaria juncea L., prolin, salinity.

PENDAHULUAN Penelitian ini bertujuan untuk (i) mempelajari pengaruh


CaCl2 terhadap pertumbuhan dan akumulasi prolin, serta
Peningkatan hasil pertanian tanaman pangan di (ii) mengetahui korelasi antara pertumbuhan dan
Indonesia meliputi usaha ekstensifikasi dan intensifikasi. kandungan N jaringan daun C. juncea dengan akumulasi
Ekstensifikasi pertanian dilakukan dengan menambah areal prolin pada perlakuan CaCl2 yang berbeda.
pertanian. Pemanfaatan lahan salin sebagai lahan pertanian
banyak menemui kendala, karena tanah salin mempunyai
kandungan ion-ion yang tinggi, sehingga bersifat toksik BAHAN DAN METODE
dan merugikan tanaman. Selain itu tanah salin kurang
subur karena defisiensi unsur-unsur hara, salah satunya Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap
unsur nitrogen. Gejala kekurangan unsur hara pada tanah dengan satu faktor yaitu konsentrasi CaCl2 dengan empat
salin dapat diatasi dengan pemupukan, antara lain pupuk aras yaitu S0 = 0 M; S1 = 0,05 M; S2 = 0,10 M; dan S3 =
hijau, khususnya orok-orok (Crotalaria juncea L.; 0,15 M. Cara kerja penelitian meliputi penyiapan media
Leguminosae) yang kaya unsur nitrogen. tumbuh, penanaman benih dan perlakuan pemberian CaCl2
Salinitas dapat didefinisikan sebagai terdapatnya pada umur 7, 14, 21 hari setelah tanam (hst). Pemeliharaan
garam-garam dalam konsentrasi yang berlebihan, sehingga meliputi pemberantasan hama dan penyakit. Pemanenan
menekan pertumbuhan tanaman. Penekanan ini lebih dilakukan pada saat vegetatif maksimum pada umur 35 hst.
disebabkan oleh konsentrasi total garam terlarut, bukan Parameter yang diamati meliputi variabel tinggi tanaman,
pengaruh garam tertentu. Macam garam hanya berpengaruh panjang akar, berat segar, berat kering, rasio akar/pucuk,
kecil terhadap pertumbuhan tanaman (Haryadi dan Yahya, total luas daun, densitas stomata, gejala cekaman salinitas,
1988). Untuk mengatasi cekaman air pada lingkungan sa- akumulasi prolin dengan metode ninhidrin (Bates dalam
lin, umumnya tumbuhan melakukan osmoregulasi. Osmo- Rachmawati (2000), dan analisis kandungan nitrogen
regulasi adalah upaya tumbuhan untuk menjaga turgor sel jaringan dengan metode Kjeldahl (Sudarmadji et al., 1981).
dengan mengakumulasi solut yang memiliki berat molekul
rendah, seperti prolin, glisin, betain, sorbitol, manitol, dan
gliserol (Heuer, 1994; Iyegar dan Reddy, 1994). Prolin HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan senyawa organik dengan nilai osmotik tinggi
untuk mengatasi gangguan osmotik (Heuer, 1994). Hasil penelitian disajikan pada Tabel 1.

© 2003 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta


NUGRAHENI, dkk. – Prolin pada Crotalaria juncea akibat salinitas 99

Tabel 1. Pengaruh CaCl2 terhadap berbagai karakter tanaman C. juncea 1.). Penurunan panjang akar
disebabkan tanaman mengalami
Perlakuan CaCl2 cekaman osmotik karena meningkat-
No. Parameter nya konsentrasi CaCl2, sehingga
S0 S1 S2 S3
pembelahan dan pembentangan sel
a b c
1. Tinggi akhir (cm) 118,58 96,60 89,38 79,44 d pada ujung-ujung akar terhambat.
2. Panjang akar (cm) 42,32 a
34,80 b
30,08 c
26,40 d Selain itu diduga karena tanaman
3. Persentase pembentukan bintil akar 45,68 a 40,54 b 36,03 c 29,88 d
mengalami defisiensi unsur hara
efektif (%) fosfor, karena fosfor dibutuhkan untuk
memacu pertumbuhan akar, sebagai
4. Berat kering (g) 8,63 a 6,04 b 4,45 c 2,62 d
konsekuensi meningkatnya laju
a ab ab
5. Kandungan air jaringan (%) 83,05 79,90 78,84 77,40 ab fotosintesis dan aktivitas auksin
6. Rasio akar/pucuk 0,37 a 0,41 b 0,46 c 0,52 d sehingga memacu pertumbuhan akar.
a b c Defisiensi unsur fosfor disebabkan
7. Total luas (cm2) daun 834,65 634,31 478,51 332,47 d
oleh pengendapan ion kalsium yang
8. Densitas stomata (stomata/mm2) 110,80 a 102,80 a 83,60 b 75,60 b bereaksi dengan ion karbonat (HCO3-)
9. Kandungan nitrogen jaringan (%) 2,56 a
2,18 b
1,97 bc
1,68 c pada permukaan akar, sehingga
10. Akumulasi prolin (µ mol prolin/g 1,28 a 4,24 b 10,24 c 16,59 d mengganggu pengambilan ion fosfat.
berat segar tanaman)
Bintil akar
Keterangan: S0: CaCl2 0,0 M; S1: CaCl2 0,05 M; S2: 0,10 M; S3: 0,15 M. Angka dalam Hasil analisis sidik ragam persen-
satu baris yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata dengan uji tase pembentukan bintil akar efektif
DMRT pada taraf uji 5%. menunjukkan bahwa perlakuan CaCl2
berpengaruh nyata terhadap
pembentukan bintil akar efektif (Tabel
1.). Peningkatan konsentrasi CaCl2
Tinggi tanaman menyebabkan berkurangnya pembentukan bintil (nodulasi)
Hasil analisis sidik ragam pengaruh CaCl2 terhadap dan menurun-kan efektivitas bintil akar secara nyata.
tinggi tanaman C. juncea menunjukkan perbedaan yang Pengurangan efektivitas bintil akar dipengaruhi oleh
signifikan. Semakin tinggi konsentrasi CaCl2, pertambahan jumlah bintil akarnya. Pengurangan jumlah bintil akar
tinggi tanaman semakin menurun (Tabel 1.). Hambatan diduga akibat menurunnya koloni bakteri Rhizobium yang
pertumbuhan tanaman C. juncea tersebut diduga disebab- merupakan faktor pembatas utama pada tanah-tanah salin.
kan oleh terlarutnya garam CaCl2 sehingga menurunkan Pengaruh garam terhadap koloni bakteri Rhizobium secara
potensial air, yang berakibat tanaman sulit menyerap, langsung akan menghambat nodulasi dan proses simbiosis
sehingga dapat menghentikan pertumbuhan sel. Selain itu antara bakteri tersebut dan tanaman inang, karena sangat
juga disebabkan rusaknya membran sel, yang menyebab- sensitif terhadap cekaman garam.
kan sifat selektivitas membran sel berkurang. Keadaan ini
dapat mengakibatkan pengambilan ion menjadi berlebih Berat kering tanaman
dan dapat meracuni tanaman. Hambatan pertumbuhan yang Hasil analisis sidik ragam pengaruh CaCl2 terhadap
lain disebabkan pada kondisi cekaman garam, konsentrasi berat kering tanaman C. juncea menunjukkan perbedaan
hormon sitokinin dan auksin menurun dan konsentrasi yang signifikan. Semakin tinggi konsentrasi CaCl2,
hormon etilen dan asam absisat meningkat (Larcher, 1995). semakin menurunkan berat kering tanaman (Tabel 1.).
Meningkatnya konsentrasi asam absisat diikuti Penurunan berat kering tanaman ini diduga karena
menurunnya sintesis auksin dan sitokinin, sehingga menurunnya laju fotosintesis. Salinitas menyebabkan luas
konsentrasi auksin dan sitokinin menurun (Naqvi, 1994). daun tanaman menjadi sempit, untuk mengurangi
penguapan dan memperbaiki keseimbangan air tanaman.
Panjang akar Penyempitan luas daun mengakibatkan cahaya yang
Hasil analisis sidik ragam pengaruh CaCl2 terhadap diterima oleh total luas daun menjadi lebih sedikit,
panjang akar tanaman C. juncea menunjukkan perbedaan sehingga hasil fotosintesis menjadi rendah. Selain itu
yang signifikan. Semakin tinggi konsentrasi CaCl2, maka terjadi kekurangan air pada tanaman terutama pada organ
semakin berkurang panjang akar tanaman C. juncea (Tabel

Tabel 2. Analisis korelasi pertumbuhan dan akumulasi prolin.

Total Berat Berat


Tinggi Rasio N. Panjang Efektifitas Densitas
Parameter luas segar kering
tanaman akar/pucuk jaringan akar bintil akar stomata
daun tanaman tanaman
Prolin -0,92** -0,92** -0,92** -0.93** -0,93 ** -0,79** -0,90** -0.85** -0,93 **

Keterangan: tanda ** menunjukkan berbeda sangat signifikan (P = 0,01).


100 B i o S M A R T Vol. 5, No. 2, Oktober 2003, hal. 98-101

daun, sehingga mendorong penutupan stomata. Penutupan turgor dan seluruh proses biokimia untuk pertumbuhan dan
stomata akan menghalangi masuknya CO2, sehingga menu- aktivitas normal. Pengurangan jumlah stomata berguna
runkan kecepatan fotosintesis (Salisbury dan Ross, 1995). untuk mengurangi transpirasi, sehingga tanaman mampu
Air dibutuhkan oleh tanaman dalam proses metabolis- menjaga turgor sel, dan selanjutnya proses pertumbuhan
me yang sangat berguna untuk pertumbuhan. Agar proses dapat berjalan normal.
metabolisme tetap berjalan lancar, maka kandungan air di
dalam tanaman harus dipertahankan pada kondisi yang Kandungan nitrogen jaringan
cukup untuk melaksanakan proses tersebut. Pada Tabel 1 Hasil analisis sidik ragam pengaruh CaCl2 terhadap
kandungan air jaringan tanaman tetap dipertahankan ± kandungan nitrogen jaringan menunjukkan perbedaan yang
80%, yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Agar signifikan. Semakin tinggi kadar CaCl2, semakin menurun-
kandungan air jaringan tanaman tetap dipertahankan 80%, kan kandungan N jaringan (Tabel 1.). Penurunan kandung-
maka tanaman melakukan adaptasi fisiologi yaitu dengan an nitrogen ini disebabkan pengaruh ion Cl- yang meng-
mengakumulasi prolin. Hal ini dilakukan untuk penyesu- hambat pengambilan NO3- oleh tanaman, sehingga terjadi
aian osmotik guna menaikkan pengambilan air dari tanah. defisiensi unsur nitrogen (Grattan dan Grieven, 1994).
Selain itu penurunan kandungan nitrogen pada tanaman
Rasio akar/pucuk diduga disebabkan koloni bakteri yang bersimbiosis dengan
Hasil analisis sidik ragam pengaruh CaCl2 terhadap tumbuhan untuk penambatan nitrogen berkurang akibat
rasio akar/pucuk tanaman C. juncea menunjukkan naiknya konsentrasi CaCl2. Rusaknya enzim nitrat redukta-
perbedaan yang signifikan. Semakin tinggi konsentrasi se akibat pengaruh salinitas diduga juga menyebabkan
CaCl2, maka semakin tinggi pula rasio akar/pucuk tanaman menurunnya kandungan nitrogen pada tanaman. Kandung-
(Tabel 1.). Meningkatnya rasio akar/pucuk disebabkan an nitrogen jaringan berbanding terbalik terhadap akumu-
pertumbuhan pucuk lebih aktif dari pada pertumbuhan lasi prolin. Hal ini diduga karena nitrogen yang diserap
akar. Peningkatan rasio akar/pucuk disebabkan oleh tanaman tidak disimpan untuk pertumbuhan, tetapi diguna-
beberapa faktor, antara lain rendahnya suplai air, suplai O2, kan untuk pembentukan prolin dalam upaya pengaturan
suplai nitrogen, dan rendahnya temperatur tanah (Fitter dan osmotik larutan guna menanggulangi cekaman lingkungan.
Hay, 1991). Rendahnya nitrogen pada kondisi salinitas
CaCl2 disebabkan ion Ca2+ berikatan dengan ion NO3- Akumulasi prolin
membentuk kalsium nitrat (Ca(NO3)2), sehingga sukar Hasil analisis sidik ragam akumulasi prolin terhadap
diserap oleh tanaman. Penekanan pertumbuhan pucuk yang pengaruh CaCl2 menunjukkan perbedaan yang signifikan.
lebih besar dari pada pertumbuhan akar disebabkan akar Semakin meningkat kadar CaCl2, maka semakin meningkat
lebih cepat mengatur keseimbangan osmotiknya dengan pula kadar prolin (Tabel 1.). Peningkatan akumulasi prolin
menyerap air dan mengurangi transpirasi (Haryadi dan disebabkan kemampuam tanaman dalam melakukan
Yahya, 1988; Shalhevet et al., 1995). penyesuaian osmotik dengan meningkatkan kadar bahan
larut sebagai respon fisiologis terhadap kondisi cekaman
Total luas daun salinitas. Fungsi dari akumulasi prolin pada tanaman adalah
Hasil analisis sidik ragam terhadap total luas daun sebagai indikator status air. Ferrat dan Lovatt (1999)
tanaman C. juncea menunjukkan pengaruh yang berbeda mengatakan bahwa akumulasi prolin adalah suatu indikasi
nyata. Peningkatan konsentrasi CaCl2 menyebabkan bahwa tanaman mengalami cekaman. Fungsi dari
terjadinya penurunan total luas daun C. juncea secara nyata akumulasi prolin pada tanaman adalah sebagai indikator
(Tabel 1.). Menurunnya luas daun total merupakan status air tanaman. Akumulasi prolin dilakukan untuk
tanggapan tanaman terhadap penyediaan air. Tanggapan menaikkan pengambilan atau penyerapan osmolit dari
tanaman terhadap penyediaan air ini diduga karena sel-sel medium atau menyeimbangkan potensial air yang rendah
daun yang masih muda dan sedang mengadakan dari media pertumbuhan. Akumulasi prolin berkorelasi
pembentangan mengalami cekaman air akibat salinitas. negatif dengan pertumbuhan tanaman (Tabel 2). Hal ini
Keadaan ini menyebabkan pembesaran dan pemanjangan disebabkan pada kondisi salin konsentrasi asam glutamat
sel muda yang plastis tidak maksimal. Ketika sel menjadi juga menurun. Asam glutamat merupakan prekursor ter-
dewasa dan dinding selnya tidak plastis lagi karena bentuknya prolin (Heuer, 1994). Asam glutamat dibutuh-
mengalami lignifikasi, maka ukuran sel daun tetap kecil, kan untuk metabolisme dalam tubuh tanaman untuk ke-
hal ini yang menyebabkan luas daun menjadi sempit. langsungan pertumbuhan dari tanaman. Menurunnya asam
glutamat ini menyebabkan terhambatnya pertumbuhan.
Densitas stomata
Hasil analisis sidik ragam densitas stomata daun
tanaman C. juncea terhadap pegaruh CaCl2 menunjukkan KESIMPULAN
pengaruh yang berbeda nyata. Peningkatan konsentrasi
CaCl2 menyebabkan terjadinya penurunan densitas stomata Peningkatan konsentrasi CaCl2 menghambat pertum-
secara nyata (Tabel 1.). Haryadi dan Yahya (1988) buhan tanaman C. juncea dengan menurunkan tinggi
mengemukakan bahwa pengurangan jumlah stomata tanaman, panjang akar, pembentukan bintil akar yang
merupakan salah satu mekanisme adaptasi morfologi efektif, total luas daun, densitas stomata, berat segar dan
tanaman untuk memperbaiki keseimbangan dan status air. berat kering tanaman. Peningkatan konsentrasi CaCl2
Status air tanaman ini berguna untuk mempertahankan meningkatkan akumulasi prolin dalam daun, sebaliknya
NUGRAHENI, dkk. – Prolin pada Crotalaria juncea akibat salinitas 101

menurunkan kandungan N jaringan tanaman C. juncea. (ed.). Handbook of Plant and Crop Stress. New York: Marcel Dekker,
Inc.
Pertumbuhan dan kandungan N jaringan berkorelasi negatif Haryadi, S.S dan S. Yahya. 1988. Fisiologi Stres Lingkungan. Bogor:
dengan akumulasi prolin dalam daun C. juncea. PAU Biotek IPB.
Penelitian ini ditindaklanjuti dengan penelitian tentang Heuer, B. 1994. Osmoregulatory role of proline in water and salt stressed
ketahanan tanaman pada kondisi salin dengan memendek- plant. In Pessarakli, M. (ed.). Handbook of Plant and Crop Stress.
New York: Marcel Dekker, Inc.
kan kisaran konsentrasi CaCl2. Selain itu perlu diamati Iyegar, E.R.R. dan M.P. Reddy. 1994.Crop response to salt stress: sea
perubahan struktur histologi jaringan tanaman yang terkena water aplication and prospect. In Pessarakli, M. (ed.). Handbook of
cekaman garam sehingga mekanisme adaptasi yang terjadi Plant and Crop Stress. New York: Marcel Dekker, Inc.
pada tumbuhan dapat lebih dipahami. Larcher, W. 1995. Physiological Plant Ecology, Ecophysiology and Stress
Physiology of Functional Group. 3rd editions. Berlin: Spinger-Verlag.
Naqvi, S.S.M. 1994. Plant hormones and stress phenomena. In Pessarakli,
M. (ed.). Handbook of Plant and Crop Stress. New York: Marcel
DAFTAR PUSTAKA Dekker, Inc.
Rachmawati, D. 2000. Tanggapan tanaman sorgum (Sorgum vulgare L.)
Ferrat, I.L. dan C.J. Lovatt. 1999. Relationship between relative content, terhadap cekaman NaCl: pertumbuhan dan osmoregulasi. Jurnal
nitrogen pools and growth of Phaseolus vulgaris L. and Phaseolus Biologi 2 (9): 515-529.
acutifolius A. Gray during water deficit. Crop Science 39: 467-475. Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid II.
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Penerjemah: Lukman, D.R. dan Sumaryono. Bandung: Penerbit ITB.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Shalhevet, J., M.G. Huck, dan B.P. Schoeder. 1995. Root and shoot
Grattan, S.R. dan Grieven. 1994. Mineral nutrient acquisition and growth response to salinity in maize and soybean. Agronomy Journal
response by plant grown in saline environments. In Pessarakli, M. 87: 512-516.
Sudarmadji, S., B. Hariyanto, dan Suhardi. 1981. Metode Analisis Pangan
dan Hasil Pertanian. Yogyakarta: Liberty.

You might also like