You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia memperoleh manfaat dari karunia alam ini dengan berbagai cara.

Semuanya, mulai dari kulit sapi sampai susunya dapat dimanfaatkan. Secara jelas ayatayat menunjukkan bahwa seluruh alam akan tunduk kepada manusia sebagai makhluk paling sempurna, asalkan manusia meninggikan martabatnya dengan mengembangkan potensi dalam dirinya agar menjadi khalifah Allah di muka bumi. la mempunyai pilihan antara merendahkan martabatnya hingga ke tingkat makhluk di bawahnya yang memalukan ataukah meninggikan martabatnya setingkat di atas malaikat. Jalan terbaik untuk sampai ke tingkat yang lebih tinggi tersebut yaitu dengan cara mengenali perwujudan Allah dalam segala sesuatu dan dengan tidak melupakan kewajiban kita kepada Allah untuk bersyukur atas apa yang telah Dia sediakan, baik dalam kesusahan maupun dalam kelapangan. Orang-orang yang menuhankan "tuhan-tuhan selain Allah" berada dalam kesesatan, dan keadaan ini dialami sebagian besar manusia. Hal ini merupakan sesuatu yang cenderung kita lakukan. Mereka yang berada dalam kesesatan berharap tuhan-tuhan itu akan memberikan kepada mereka kebahagiaan dan penyelesaian yang memuaskan. Tuhan-tuhan yang kita anggap demikian penting tidak akan pemah mampu menyelamatkan kita, sekalipun mereka diberi kekuatan, tentara atau energi yang luar biasa. Kekuatan apa pun yang kita sandarkan kepada mereka masih kalah dalam dunia yang penuh keterbatasan ini (dibandingkan kekuatan Allah), karena dunia ini berada dalam penguasaan Sang Sumber segala kekuatan. Di dunia ini saja mereka tak dapat menyelamatkan kita, lalu bagaimana mungkin mereka menyelamatkan kita di kehidupan kemudian? B. Pokok Bahasan 1. Surah Yasiin Ayat 71-83 C. Tujuan pembahasan
1. Mengetahui Isi kandungan Surah Yasiin Ayat : 71-83 2. Mengamalkan isi kandungan Surah Yasiin Ayat : 71-83

BAB II PEMBAHASAN A. Asbabun Nuzul Dalam satu riwayat dikemukakan bahwa al-Ash bin Wa-il menghadap rasulullah saw. Dengan membawa tulang yang sudah rusak sambil mematah-matahkannya. Ia berkata : Hai Muhammad, apakah Allah akan membangkitkan tulang yang sudah lapuk ini? Nabi saw. Menjawab: Benar! Allah akan membangkitkan ini, mematikan kamu, menghidupkan kamu kembali, serta memasukkan kamu kedalam Neraka jahanam. Ayat ini (Q.S. 36 Yaasiin: 77-83) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan kekuasaan Allah untuk membangkitkan manusia pada hari kiamat. Diriwayatkan oleh al-hakim dengan sanad yang bersumber dari Ibnu Abbas. Dan diriwayatkan pula oleh ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Mujahid, Ikrimah, Urwah bin Zubair, dan as-Suddi, dengan tambhan bahwa orang tersebut bernama Ubay bin khalaf. (Dahlan; 2002 : 454-455)
B. Surah Yasiin Ayat 71-76


71.Dan apakah mereka tidak melihat bahwa Sesungguhnya kami Telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebahagian dari apa yang Telah kami ciptakan dengan kekuasaan kami sendiri, lalu mereka menguasainya? 72.Dan kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; Maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan. 73.Dan mereka memperoleh padanya mengapakah mereka tidak bersyukur? manfaat-manfaat dan minuman. Maka

74.Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan.

75.Berhala-berhala itu tiada dapat menolong mereka; padahal berhala- berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka. 76.Maka janganlah Ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan. kami

PENJELASAN Ayat 71-73 Dalam ayat ini Allah memperingatkan kembali kepada kaum kafir tentang sifat dan rahmat yang telah dikaruniakan-Nya kepada mereka yang sepatutnya mereka syukuri. Rahmat yang dikaruniakan itu lalu mereka kuasai dan mereka ambil manfaatnya sedemikian rupa. Tetapi mereka tidak pernah bersyukur, bahkan mengingkari rahmat tersebut. Di antara rahmat dan karunia Allah adalah bermacam-macam hewan dan binatang ternak yang telah diciptakan Allah dan disediakan-Nya untuk manusia.(Tafsir yasin : 68) Kelompok ayat-ayat ini kembali menguraikan beberapa nikmat Allah yang lain. Allah kembali menguraikan tentang hal itu, karena memang nikmat-Nya terlalu banyak, sedang sebagian manusia sangat kafir, tidak mensyukuri nikmat yang sehari-hari mereka peroleh itu. (Shihab Quroisy. 2005 : 573) Kata ( ) aidi adalah bentuk jamadari kata ( ) yad yang secara umum biasa diartikan tangan. Secara majazi ia berarti juga kekuasaan atau nikmat. Ayat diatas bermaksud menggambarkan betapa penciptaan binatang ternak merupakan nikmat yang besar dan bukti kuasa Allah swt. Ayat di atas menggarisbawahi tiga jenis binatang saja, yaitu unta, sapid an kambing, karena ketika itu, ketiga binatang tersebut mrupakan lambang kekayaan dan kesejahteraan mereka. Didahulukannya kata ( ) fahum laha/ lalu mereka atasnya atas kata ( ) malikun/ pemilik-pemilik, bertujuan menekankan dan menghadirkan manfaat dan nilai binatang-binatang itu dalam benak mitra bicara sebelum mengingatkan mereka tentang nikmat kepemilikannya. (Shihab Quroisy. 2005 : 574) Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dia menjadikan mereka dapat menaklukanya, sehingga binatang ternak itu jinak bagi mereka dan tidak liar.bahkan seandainya anak kecil datang mendekatinya/ unta,tentulah anak kecil itu dapat membuatnyamerundukkan tubuhnya, atau memberdirikannya. Begitu pula unta terdiri dariseratus ekor atau lebih,semuanya berjalan menuruti apa yang diperintahkan oleh si anak itu. Jika mereka menghendaki, mereka boleh saja menyembelihnya, lalu memakan dagingnya.Yakni dari bulunya yang dapat dibuat menjadi alat-alat rumah tangga dan perhiasan/ yang kamu pakai, baik bulu domba, bulu unta,ataupun bulu kambingnya, sampai waktu tertentu. (Ibnu katsiir : 2004 : 74) Dan kami tundukkan untuk mereka binatang-binatang ternak tersebut. Diantaranya ada yang mereka kendarai dalam perjalanan-perjalanan dan mereka muati dengan beban3

beban berat menuju ke segala penjuru dan kota-kota yang jauh. Dan diantaranya ada pula yang mereka sembelih lalu mereka makan dagingnya dan mereka manfaatkan lemaknya. Dan mereka memperoleh dari binatang-binatang ternak tersebut manfaat-manfaat lainnya selain untuk dikendarai dan dimakan, yaitu kulit, wool, bulu, rambut dan juga untuk membajak dan menimba air. Dan mereka memperoleh pula minuman-minuman dari binatang-binatang tersebut, beberapa susu dengan segala hasil-hasil industri susu. (Ahmad Mustafa Al-Maraghi :1993) Ayat 74-75 Allah SWT menerangkan dalam ayat ini, bahwa kaum kafir itu telah menguasai dan mengambil manfaat sedemikian rupa dari rahmat yang telah diciptakan dan dikaruniakan Allah, dan mereka tidak bersyukur kepada-Nya, bahkan mereka mempersekutukan-Nya. (Tafsir yasin : 6869) Ayat-ayat diatas merupakan lanjutan kecaman terhadap kaum musyrikin yang lengah dan tidak memperhatikan tanda-tanda kekusaan Allah yang terhampar dimanamana. Firman-Nya : ( ) wa hum lahum jundum muhdharun, dapat dipahami dalam arti padahal mereka para penyembah itu menjadi pembela mereka yakni sembahan-sembahan itu. Maksudnya, kaum musyrikin itu selalu menemani, membantu dan melindung tuhan-tuhan yang mereka sembah dan kelak mereka semua akan dihadirkan pada hari kiamat untuk memperoleh balasan amal-amal mereka. (Shihab Quroisy. 2005 : 575) Ayat 76 Jika demikian itu sikap kaum musyrikin serta kesesatan dan kebodohan mereka sebagaimana digambarkan oleh ayat yang lalu, maka wahai Nabi Muhammad janganlah ucapan mereka baik terhadap Allah swt. seperti bahwa Allah memiliki anak atau sekutu, maupun ucapan mereka terhadap dirimu dan ajaranmu, seperti bahwa engkau gila, penyihir dan lain-lain. Janganlah semua itu menjadikan engkau sedih shingga melemahkan semangatmu berdakwah. Sesungguhnya Kami senantiasa Maha Mengetahui apa yang mereka selalu rahasiakan dan apa yang mereka selalu nampakkan baik yang berupa ucapan maupun perbuatan, dan nanti kami akan balas mereka. (Shihab Quroisy. 2005 : 576) Pada ayat ini Allah menghibur Nabi Muhammad saw. Dari tingkah laku dan perbuatan kaum kafir dan musyrik itu, yaitu Nabi tidak merasa sedih mendengar ucapan dan tuduhan mereka yang bukan-bukan, yang ditujukan kepadanya dan kepadaAl Quran, karena Allah Maha Mengetahui semua perbuatan mereka baik yang dilakukan dengan terang-terangan maupun nyg dirahasiakan. (Tafsir yasin : 69)
C. Surah Yasiin Ayat 77-83


77.Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa kami menciptakannya dari setitik air (mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! 78.Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang Telah hancur luluh?" 79.Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan dia Maha mengetahui tentang segala makhluk. 80.Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". 81.Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? benar, dia berkuasa. dan dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. 82.Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.

83.Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

PENJELASAN Ayat 77 Dalam ayat ini Allah SWT mengingatkan mereka kepada kekuasaan-Nya dalam menciptakan manusia, sebagai sebagian dari seluruh makhluk-Nya. Ini dikemukaka dengan nada keheranan atas sikap sebagian manusia itu. Yaitu : Apakah manusia itu tidak memikirkan dan memperhatikan bahwa Allah telah menciptakannya dari setetes air hina(sperma), tetapi kemudian setelah ia lahir kedunia dan menjadi dewasa, tiba-tiba lalu menjadi orang yang bersikapp memusuhi Allah dan Rasul-Nya? Sikap semacam ini benar-benar tidak dapat diterima oleh pikiran sehat. (Tafsir yasin : 71) Yakni apakah orang ingkar terhadap adanya hari berbangkitnya tidak menyimpulkan dari permulaan penciptaan dirinya yang menunjukan kepada pengembaliannya, karena sesungguhnya allah mulai menciptakan manusia dari saripati air yang hina. Dia memciptakan dari sesuatu yang hina,lemah,kecil. (Ibnu katsiir : 2004 ) Ayat diatas menyatakan: Dan apakah ia buta, sehingga manusia yang durhaka dan banyak bicara itu tidak melihat dan memperhatikan dengan mata hatinya bahwa kami telah menciptakannya dari nuthfah yakni setetes dari air mani yang mengandung ribuan sel. Begitu remeh nuthfah itu dan begitu menjijikkan, namun berkat kuasa dan anugrah Allah ia menjadi manusia yang memiliki keistimewaan dibandingkan sekian banyak ciptaan-Nya yang lain, lalu tiba-tiba ia lupa asal kejadiannya serta lupa kuasa Kami atas dirinya dan ia menjadi penantang yang nyata yakni selalu bersikap sangat bermusuhan dan dengan terang-terangan, padahal semestinya ia bersyukur dan patuh kepada kami. (Shihab Quroisy. 2005 ) Ayat 78 Yakni dia menganggap mustahil bahwa Allah yang mempunyai kekuasaan yang besar yang telah menciptakan langit dan bumi ini dapat mengembalikan jasad dan tulangbelulangnya yang telah hancur menjadi hidup kembali. Dia lupa akan dirinya, bahwa alloh telah menciptakannya dari tiada menjadi ada. Padahal kalau dia merenungkan kejadian didrinya, tentulah ia dapat membuktikan hal yang lebih kuat dari pada keingkarannya, yang membuktikan kekuasaanya alloh swt. (Ibnu katsiir : 2004 ) Mereka berpendapat demikian karena mereka telah melupakan asal kejadian mereka masing-masing. Allah telah menciptakan mereka dari setetes air hina(sperma) sehingga mereka lahir dan berwujud manusia yang hidup dan utuh. Jika seandainya mereka mengingat dan menyadari hal ini pastilah mereka yakin, bahwa Allah juga kuasa menghidupkannya kembali sesudah mati walaupun tulang belulang mereka sudah remuk.
6

Ayat 79 Katakanlah, hai rasul, kepada orang musyrik ini yang berkata kepadamu: Siapakah yang menghidupkan tulang-tulang yang telah hancur luluh. Katakanlah : Yang menghidupkannya pertama kali, ketika tulang-tulang itu belum menjadi apa-apa. Dan Dia adalah Maha Tahu tentang di mana tulang-tulang itu pergi. Tidak tersembunyi bagi Alloh sesuatu pun tentang urusan makhluk-mahkluk-Nya. Dia dapat mengembalikannya seperti sedia ketika dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan seperti yang lalu. (Ahmad Mustafa Al-Maraghi :1993) Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menjawab pertanyaan orang tersebut diatas, dengan menegaskan bahwa yang akan menghidupkan tulang-tulang lapuk itu kembali menjadi manusia yang hidup dan utuh adalah Allah yang dahulu telah menciptakannya pertama kali dari tidak ada menjadi ada, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Tafsir yasin : 71) Ayat 80 Ayat ini memberi argumentasi lain menyangkut kuasa Allah membangkitkan siapa yang telah mati. Ayat ini mengengkat contoh tentang kuasa-Nya menciptakan sesuatu dari bahan yang bersubtansi berlawanan dengan subtansi bahan ciptaan sesuatu itu. Yakni mencipta api dari dari bahan yang potensinya memadamkannya air. Ayat diatas menyatakan yang menghidupkan kembali tulang belulang yang telah lapuk itu adalah Dia Yang menjadikan untuk kamu dari kayu yang hijau, api, maka tiba-tiba kamu darinya yakni dari kayu hijau yang mengandung air itu senantiasa dapat menyalakan api. (Shihab Quroisy. 2005 ) Ayat diatas dipahami oleh sementara ulama dalam arti Allah menciptakan pohon yang hijau dan mengandung air, lalu Dia menjadikan kayu itu kering sehingga manusia dapat menjadikannya kayu bakar bahkan dapat memperoleh api dengan menggesekgesekkannya jika dari sesuatu yang basah, Dia dapat menjadikannya kering, maka sebaliknya pun demikian. Manusia yang tadinya hidup, penuh cairan, maka Dia yang mematikannya, sehingga hilang cairan dari tubuhnya. Tetapi dari yang tanpa cairan itu atau yang telah mati itu Dia dapat mencipta lagi sesuatu yang hidup kembali. (Shihab Quroisy. 2005 ) Pada ayat ini Allah juga memerintahkan Rasul-Nya untuk menjelaskan kepada orang-orang musyrik tersebut bahwa yang akan menghidupkan kembali tulang-tulang lapuk tersebut adalah Allah yang telah menciptakan untuknya api yang menyala dari kayu yang semula merupakan pohon yang basah dan hijau tetapi kemudian kayu itu menjadi kering sehingga dapat menyalakan api. (Tafsir yasin : 71) Dan Alloh-lah yang telah memulai penciptaan pohon dari air sehingga ia menjadi hijau segar. Kemudian, Dia kembalikan pohon itu sampai menjadi kayu bakar kering yang digunakan untuk menyalakan api. Dan barangsiapa yang dapat melakukan ini, maka
7

tidak sesuatu pun yang mampu mencegahnya. Karena, barangsiapa yang dapat mengadakan api pada pohon yang hijau, sekalipun pohon itu memuat unsur air yang berlawanan dengan pembakaran, maka Dia tentu lebih kuasa untuk mengembalikan kesegaran kepada barang-barang yang asalnya segar lalu menjadi kering dan hancur. (Ahmad Mustafa Al-Maraghi :1993) Tuhanlah yang menciptakan pohon ini dari sejak semula hingga menjadi pohon yang hijau lagi segar berbuah dan dapat dituai buahnya, kemudia dia mengembalikannya hungga jadilah kayu yang kering dan dapatdijadikan sebagai kayu bakar. Dia maha berbuat terhadap apa yang dikehendakinya , lagi maha kuasa terhadapt apa yang diinginkan-Nya, tiadasesuatu pun yang dapat mencegahnya. (Ibnu katsiir : 2004 ) Bahwa tuhan yang mengeluarkan api dari pohon itu mampu mengembalikanaya hidup kembali. Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah pohon marakh dan ifar yang tumbuh ditanah hijaz. Oarang yang tidak mempunyai pematik api bisa saja mengambil dua buah tangkai yang masih hijau dari masing-masing pohon itu, lalu menggesekkan yang satu dengan yang lainya, maka timbulllah api dari keduanya, sama saja dengan menyalakan api memakai pematik api. Hal ini diriwayatkan dari ibnu abbas r.a didalam pribahasa /arab/ disebutkan bahwa masing-masing pohon mempunyai apinya sendiri, dan yang paling banyak ialah marakh danifar.orang-oramg bijak mengatakan bahwa setiap pohon itu mempunyai api, kecuali pohon anggur. (Ibnu katsiir : 2004 ) Ayat 81 Allah Taala berfirman dengan memberi peringatan kepada orang kafir yang berkata: Siapakah yang menghidupkan kembali tulang-tulang yang telah hancur luluh, tentang kesalahan perkataannya itu dan betapa bodohnya dia, bahwa diciptakannya manusia seperti kamu dari tulang-tulang yang telah hancur luluh bukanlah hal yang lebih besar dari diciptakannya langit dan bumi. Dan apabila tidak sulit bagi Allah menciptakan sesuatu yang lebih besar dari kamu, maka apakah sulitnya Alloh menghidupkan kembali tulang-tulang setelah bercerai berai dan hancur luluh. (Ahmad Mustafa Al-Maraghi :1993) Dalam ayat ini Allah mengemukakan pertanyaan kepada orangorang yang tidak mempercai hari kebangkitan itu: bahwa jika mereka percaya bahwa Allah kuasa menciptakan langit dan bumi ini lalu apakah Allah tidak kuasa menciptakan sesuatu yang serupa dengan itu.? Pasti Allah sangat kuasa menciptakannya, karena Dia Maha Pencipta, Lagi Maha Mengetahui. (Tafsir yasin : 71) Yakni serupa dengan manusia, maka dia mengembalikan mereka menjadi hidup kembali sebagaimana dia memulai peenciptaan mereka. Demikianlah menurut pendapat ibnu jarir. (Ibnu katsiir : 2004 ) Akhirnya dipaparkan argument ketiga oleh surah ini sambil mengecam manusia yang meragukan kuasa Allah. Ayat-ayat diatas menyatakan: dan apakah manusia
8

kehilangan akal sehingga tidak menyadari kuasa-Nya? Tidakkah dia yang maha kuasa itu, yang menciptakan langit dengan segala bintang dan planet-planetnya yang demikian besar dan luas, dan menciptakan bumi dengan aneka ragam makhluk yang menghuninya? Tidakkah Tuhan, Yang demikian hebat dan mengagumkan ciptaan-Nya, maha kuasa untuk mencipta kini dan masa datang siapapun seperti mereka yang mengingkari keniscayaan ini walau jasad mereka telah hancur. (Shihab Quroisy. 2005 ) Ayat 82 Pada ayat ini Allah menerangkan betapa mudah bagi-Nya menciptakan sesuatu. Apabila Dia menghendaki untuk menciptakan suatu makhluk, cukuplah dengan berfirman : Jadilah engkau, maka dengan serta merta terwujudlah makhluk itu. Mengingat kekuasaan-Nya tersebut maka tidaklah pantas untuk mengingkari Adanya hari kebangkitan. (Tafsir yasin : 71) Kata ( ) amruhu terambil dari kata amr. Ia dapat berarti perintah dan dapat juga berarti keadaan. Ulama sepakat menyatakan bahwa ayat ini berbicara tentang kuasa Allah yang tidak dapat tertuliskan dengan kata-kata. Karena kekuasaan-Nya itulah maka dia memiliki wewenang memerintah. Firman-Nya ( ) kun fayakun member ilustrasi bahwa jika Allah hendak mencipta sesuatu, maka itu dapat terjadi seketika dan dengan sangat cepat, seperti kata kun bahkan lebih cepat dari itu. Allah sebenarnya tidak membutuhkan kata kun untuk mencipta. Ayat diatas hanya bermaksud memberi ilustrasi tentang kuasa-Nya dan tiadanya. Kebutuhan-Nya kepada sesuatu apapun. Atas dasar itu pula jangan menduga semua ciptaan-Nya tercipta dengan sangat cepat. Tidak!! Semua ciptaan-Nya tercipta dalam waktu yang Dia kehendaki; ada yang seketika ada juga yang berproses lama, tegantung dari kehendak-Nya yang penuh dengan hikmah kebijaksanaan. Alam raya diciptakan-Nya dalam 6 hari. (Shihab Quroisy. 2005 ) Sesungguhnya, kebiasaan Alloh Taala dalam mengadakan segala sesuatu, tak lain hanyalah berkata kepada sesuatu yang hendak Dia adakan itu, Jadilah maka sesuatu itu pun jadi dan terbentuk seketika tanpa tertangguh. Hal ini tidak diragukan, merupakan perumpamaan dari berpengaruhnya kekuasaan Allah terhadap apa yang Dia kehendaki, diumpamakan sebagai perintah dari Zat yang ditaati kepada orang yang mentaati-Nya tentang terjadinya sesuatu yang diperintahkan, tanpa tertangguhnkan dan tanpa memerlukan dilaksanakannya suatu pekerjaan, dan tanpa menggunakan suatu alat pula. Dan setelah Allah menetapkan kekuasaan yang sempurna dan kekuasaan umum bagi diri-Nya dari segala yang disebutkan oleh orang-orang kafir dan penyuruh heran kepada orang-orang yang mendengar perkataan mereka. (Ahmad Mustafa Al-Maraghi : 1993) Ayat 83
9

Orang-orang yang beriman pasti berkata bahwa Allah Maha Suci. Di tangan-Nyalah kekuasaan penuh atas segala sesuatu yang terjadi di alam ini. Dia yang menciptakannya dan Dia pula yang mengatur dan memeliharanya. Dan hanya kepada-Nya jualah semua makhluk dikembalikan. Pengakuan dan keyakinan semacam ini pasti timbul apabila manusia menggunakan akal pikiran sehatnya untuk memperhatikan isi alam semesta yang semuanya menjadi bukti atas kekuasaan-Nya. (Tafsir yasin : 71) Yakni maha suci dan maha bersih Allah, sebagai ungkapan maha sucikan dan maha bersihkan tuhan yang hidup, yang terus menerus mengatur mahkluk-Nya dari semua keburukan. Di tangan kekuasaan-Nyaalah terletak semua kendali kekuasaan dilangut dan dibumi, dan hanya kepada-Nyalah dikembalikan semua urusan. Dialah yang maha menciptakan dan yang memerintahkan, kepada-Nyalah dikembalikan semua hamba pada hari mereka dibangkitkan, lalu dia membalas setiap orang sesuai denagn amal perbuatanya. Dia maha adil, pemberi nikmat dan pemberi karunia. (Ibnu katsiir : 2004 ) Surah Yasin di tutup dengan menggaris bawahi hubungan antar semua ciptaan Allah dari yang terbesar hingga yang ter kecil, yang merupakan hubungan ketundukan dan kepemilikan. Nah, jika demikain itu halnya, maka Maha Suci Allah dari segala sifat kekurangn dan kekurangan, termasuk Maha Suci Dia dari segala sikap dan ucapan buruk kaum musrikin. Maha Suci Allah yang dalam gengaman tangan-Nya yakni kekuasaan-Nya kerajaan segala sesuatu dan ha-Nya kepada-Nya kamu semua akan kembali, untuk di beri balasan dan ganjaran atas usaha-usaha kamu dalam kehidupan dunia ini. Kata ( ) malakut asalnya dari kata ( )milek/kepemilikan. Kepemilikan Allah terhadap segala sesuatu berarti kepemilikan-Nya atas segala wujud. Ini mengandung juga makna kekuasaan dan wewenang penuh dalam mengaturnya serta tidak dapat di alihkan atau di cabut oleh pihak lain sebagai mana kepemilikan mahluk. (Shihab Quroisy. 2005 ) BAB II PENUTUP A.Kesimpulan Kaum kafir telah mengambil manfaat yang tidak terhitung banyaknya dari ciptaan dan karunia Allah, akan tetapi mereka tidak bersyukur atas karunia tersebut bahkan mereka mengingkarinya dengan mereka bertuhan kapada selain Allah, dengan harapan agar mereka segera mendapat pertolongan. Akan tetapi harapan tersebut akan sia-sia. Semua tingkah laku dan perbuatan orang kafir dan

10

musyrik itu senantiasa diketahui Allah dan sudah jelas akan dibalas-Nya dengan Azab dan siksa. Sebagian manusia telah memusuhi Allah dan Rasul-Nya, karena mereka telah melupakan Asal kejadian Mereka. Padahal Allah Maha Kuasa menghidupkan kembali manusia yang telah mati, karena Dia kuasa menciptakan manusia itu pertama kalinya dari tidak ada menjadi ada, dan Allah juga Kuasa menjadikan api dapat menyala pada kayu yang masih hijau dan basah. Allah Kuasa menciptakan Langit, bumi dan seisinya sebab itu pastilah Allah kuasa pula menciptakan makhlukmakhluk tersebut pada hari kebangkitan jadi kita tidak boleh mengingkarinya. Jika Allah menghendaki untuk menciptakan sesuatu Dia tidak perlu susah payah, cukuplah hanya berfirman: Jadilah engkaumaka terciptalah apa yang dikehendaki-Nya, karena Allah yang memegang kekuasaan sepenuhnyaa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, dan hanya kepada-Nya jualah semuanya akan kembbali B.Kata Penutup Tiada kata yang patut diucapkan atas terselesainya penulisan makalah ini, kecuali ucapan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT. karena hanya berkat bimbingan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Semoga dapat menambah hasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Dengan segala keterbatasan penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga terselesaikannya penulisan makalah ini diucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat menyumbang hasanah pikiran dan dapat membawa berkah dan manfaat. Amien ya Rabbal alamin. DAFTAR PUSTAKA
1. Dahlan. A. A. dkk. Asbabub Nuzul. cet ke 4. 2002. cv Penerbit Diponegoro: bandung 2. Tafsir Yasiin 3. Shihab Quraisy. 2005. Tafsir Al-Misbah. Jakarta : Lentera Hati 11

4. Al-iman abul fida ismail ibnu ksiir ad-Dimasyqi,2004,tafsir ibnu kasir juz 23, bandung;

sinar baru algesindo


5. Al-Maraghi, Ahmad Mustafa. 1993. Tafsir Al-Maraghi. Semarang : PT. Karya Toha

Putra.

12

You might also like