Professional Documents
Culture Documents
Ini adalah tugas dan tanggung jawab agama (ad-Diin) yang sudah sering kita dengar dan hafal dasar hukumnya. Allah swt berfirman dalam surat al-Ashr: "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat-menasehati dalam menegakkan yang haq (kebenaran) dan saling nasehat-menasehati dalam kesabaran." (QS.Al-Ashr: 1-3). Sekalipun kita sudah menciptakan situasi cerah di awal reformasi ini, kita akan tetap masuk dalam kategori rugi bila tidak dilanjutkan dengan tindakan tausyiyah bil haq dan taushiyah bis shabr. Saling menasehati untuk tegaknya kebenaran dan keadilan, dan saling memberi nasehat agar kita dapat bersabar dalam menanti apa yang kita ingin peroleh. Tegaknya keadilan dan kebenaran tidak hanya cukup diwakili oleh lembaga-lembaga resmi pemerintah, tapi oleh semua lapisan masyarakat. Lebih utama lagi adalah oleh kaum muslimin. Pemerintah sangat terbatas personilnya, sementara masalah yang dihadapi semakin banyak dan komplek. Jadi segenap masyarakat hendaknya turut terlibat membenahi sistem yang sementara bergulir ke arah yang lebih baik. Saling memberi peringatan dan saling bahu membahu menegakkan kebenaran adalah dalam rangka mematuhi perintah Tuhan. Cinta kebatilan dan ingkar kepada Allah sebuah langkah yang akan mengantar pada kerugian. "Dan orang-orang yang percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi." (QS.29:52) Musuh tak berbentuk Ditengah hiruk-pikur suara reformasi ini kita harus tetap berjaga-jaga terhadap terjadinya berbagai kemungkinan. Permasalahan yang kita hadapi selain dibelit oleh permasalahan dalam negeri juga berhadapan dengan kekuatankekuatan asing yang sedang bermain kartu rekayasa. Bintang rekayasa yang belakangan akrab di telinga kita adalah IMF (Dana Moneter Internasional). Lihat saja, dana bantuan --atau tepatnya utang-- yang akan diberikan kepada Indonesia selalu ditarik ulur dengan berbagai alasan selain dengan berbagai ketentuan yang mengikat. Akibatnya kita semakin terpuruk. Merebaknya kerusuhan akhir-akhir ini salah satunya. Padahal, seperti yang dikatakan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad, penyebab meletusnya aksi kerusuhan di Indonesia akhir-akhir ini adalah IMF yang manarik subsidi BBM. Kita bertengkar antar sesama kita karena kekacauan yang disebabkan oleh IMF itu. Mahathir juga menuding IMF sebagai penjajah. Kata-kata itu sudah diucapkannya jauh-jauh hari sebelum kita jatuh terpuruk seperti pada saat sekarang ini. Sebagai tetangga bangsa, kita bisa mencontoh (untuk kesekian kalinya) keteguhan sikap dan kekuatan memegang prinsip dari negeri Jiran Malaysia. Sekalipun kini Malaysia tak luput dari bencana krisis, tetapi mereka punya pendirian sebagai bangsa. Mereka sudah tidak lagi mengartikan penjajahan hanya sebatas invasi pasukan lengkap secara besar-besaran oleh suatu negara ke negara lain (dan itu dibuktikan). Tetapi pemberian bantuan diikuti persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh negara penerima sumbangan juga adalah sebuah penjajahan gaya baru (new colonialism). Nampaknya kita sedang menghadapi babakan baru perjuangan; membenahi keruwetan dalam negeri dan mengantisipasi datangnya penjajahan baru tak berbentuk di era kini.
Bagi penderita penyakit tekanan darah tinggi, kini ada informasi menggembirakan. Para peneliti di Duke
University Amerika Serikat telah menemukan bukti baru tentang penyakit tekanan darah tinggi. Setelah meneliti tekanan darah 4000 orang yang aktif beribadah (berdo'a) dan yang tidak, ada perpandingan yang sangat jomplang. Orang yang berdo'a dan beribadah secara teratur, umumnya memiliki tekanan darah yang lebih sehat dan stabil dibanding mereka yang tidak pernah berdo'a. "Mereka yang taat beribadah lebih tenang dalam manghadapi masalah, memiliki sistem kekebalan yang baik." kata seorang peneliti Dr. Horold Koenig dalam International Journal of Psychiatry ini Medical edisi Agustus. "Dengan berdo'a orang-orang yang beriman itu lebih tenang dan nyaman. Ketenangan dan kenyamanan inilah yang menurunkan tekanan darah dan stress yang mereka rasakan." Sependapat dengan hasil penelitian itu, Prof.Dr Dadang Hawari, Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menjelaskan, bahkan peranan agama (ibadah) sangat berpengaruh positif terhadap sejumlah penyakit lain seperti kanker rahim dan mulut rahim, radang usus karena stress (koalitis) dan radang enteritis ( intestinum), peyakit jantung dan lain-lain.
Dalam hal mengatasi rasa sakit, mereka yang religius ternyata lebih mampu mengatasi penyakit dan proses penyembuhannya lebih cepat. Mental mereka lebih kuat karena memperkaya dirinya dengan amalan agama berupa dzikir dan do'a ini.