You are on page 1of 4

Enterobacter sakazakii

Oleh: Ratri Tri Hapsari


NIM : H1E107046

1) Morfologi
Enterobacter sakazakii adalah bakteri Gram negatif anaerob
fakultatif berbentuk batang pendek (0,5-1,0 x 1,0-3,0 μm) dengan pigmen
warna kuning, tidak membentuk spora dan memilik kapsul yang
menyelimuti tubuhnya sebagai mekanisme pertahanan diri. Di media
pembiakan, koloninya nampak licin berlendir namun juga terkadang kering.

Gambar Enterobacter sakazakii

2) Fisiologi
Faktor yang mendukung pertumbuhan E. sakazakii yaitu: nutrisi
(ceceran powder, karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, vitamin, dan Trace
element), air (udara lembab), oksigen (udara), waktu untuk berkembang
biak, dan suhu yang sesuai.
Enterobacter sakazakii berkembang secara optimal pada kisaran
suhu 30-40°C. Waktu regenerasi bakteri ini terjadi setiap 40 menit jika
diinkubasi pada suhu 23°C, yang tentunya akan sedikit lebih cepat pada
suhu optimum pertumbuhannya (Rahmadi, 2008).
Menurut Havelaar dan Zweitering (2004), kontaminasi satu koloni
E. Sakazakii memiliki peluang hidup maksimum sebesar 6.5% untuk dapat
berkembang hingga mencapai jumlah yang signifikan (1 juta sel/g produk)
dalam waktu maksimal 100 jam pada suhu 18-37°C. Artinya, apabila 1 sel
hidup E. sakazakii mengkontaminasi produk susu formula pada proses
produksi. Hanya dalam 5 hari, produk tersebut telah menjadi sangat
berbahaya bagi bayi. Angka probabilitas ini agaknya ditunjang dengan
fakta hasil riset di seluruh dunia, tidak hanya yang dipublikasikan tim riset
IPB, yaitu pada kisaran 20% (Rahmadi, 2008).

3) Ekologi
Sebagaimana genus Enterobacter lainnya, E. sakazakii merupakan
bakteri yang berkoloni di dalam saluran pencernaan manusia dewasa
Spesies Enterobacter ini dapat ditemukan di produk pangan lain selain susu
formula: keju, daging, sayuran, biji-bijian, kondimen dan bumbu-bumbuan
(Rahmadi, 2008).
Selain bersifat invasif, E. sakazakii juga memproduksi toksin
(endotoxin) yang juga berbahaya bagi mamalia yang baru lahir dan belum
memiliki sistem kekebalan yang baik.

4) Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Phyllum : Proteobacteria
kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Enterobacter
Species : Enterobacter sakazakii
Pada tahun 1980 Enterobacter sakazakii ditemukan sebagai spesies
jenis baru dari famili enterobacteriaceae berdasarkan perbedaan analisa
hibridasi DNA, reaksi biokimia dan uji kepekaan terhadap antibiotik. Secara
biokimia ditandai dengan kemampuan mereduksi nitrat menjadi nitrit,
meragikan glukosa, dan menghasilkan asam, gas (Nugroho, 2008).
5) Peranannya dalam lingkungan
Terjadinya kontaminasi bakteri dapat dimulai ketika susu diperah
dari puting sapi. Lubang puting susu memiliki diameter kecil yang
memungkinkan bakteri tumbuh di sekitarnya. Bakteri ini ikut terbawa
dengan susu ketika diperah. Meskipun demikian, aplikasi teknologi dapat
mengurangi tingkat pencemaran pada tahap ini dengan penggunaan mesin
pemerah susu (milking machine), sehingga susu yang keluar dari puting
tidak mengalami kontak dengan udara (Widodo, 2008).
Pencemaran susu oleh mikroorganisme lebih lanjut dapat terjadi
selama pemerahan (milking), penanganan (handling), penyimpanan
(storage), dan aktivitas pra-pengolahan (pre-processing) lainnya. Mata
rantai produksi susu memerlukan proses yang steril dari hulu hingga hilir,
sehingga bakteri tidak mendapat kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang dalam susu. Peralatan pemerahan yang tidak steril dan tempat
penyimpanan yang tidak bersih dapat menyebabkan tercemarnya susu oleh
bakteri. Susu memerlukan penyimpanan dalam temperatur rendah agar tidak
terjadi kontaminasi bakteri. Udara yang terdapat dalam lingkungan di
sekitar tempat pengolahan merupakan media yang dapat membawa bakteri
untuk mencemari susu. Proses pengolahan susu sangat dianjurkan untuk
dilakukan di dalam ruangan tertutup (Widodo, 2008).
Manusia yang berada dalam proses pemerahan dan pengolahan
susu dapat menjadi penyebab timbulnya bakteri dalam susu. Tangan dan
anggota tubuh lainnya harus steril ketika memerah dan mengolah susu.
Bahkan, hembusan napas manusia ketika proses pemerahan dan pengolahan
susu dapat menjadi sumber timbulnya bakteri. Sapi perah dan peternak yang
berada dalam sebuah peternakan harus dalam kondisi sehat dan bersih agar
tidak mencemari susu. Proses produksi susu di tingkat peternakan
memerlukan penerapan good farming practice seperti yang telah diterapkan
di negara-negara maju (Widodo, 2008).
6) Referensi
Judarwanto, Widodo, Dr, SpA. 2008. Enterobacter Sakazakii, Bakteri
Pencemar Susu. http://sentralaktasi.multiply.com. Diakses pada
tanggal 7 maret 2009.
Nugroho, Benny. 2008. Enterobacter Sakazakii “Melejit” Berkat Susu
Formula. http://mikrobia.files.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 5 maret 2009.
Rahmadi, Ahmad. 2008. Enterobacter sakazakii (1).
http://belida.unmul.ac.id. Diakses pada tanggal 7 maret 2009.

You might also like