You are on page 1of 7

Bab II Pembahasan A.

DEFENISI Bayi- bayi yang pertumbuhan intrauterinnya mengalami retardasi akan berukuran lebih kecil di bandingkan umur kehamilannya ( SGA). Kondisi ini dapat di defenisikan dalam dua cara: (1) bayi- bayi yang beratnya di bawah percentile ke- 10 di bandingkan umur kehamilannya dan (2) bayi- bayi yang beratnya adalah dua deviasi standar di bawah berat rata- rata untuk umur kehamilannya. Bayi- bayi ini berukuran kecil tetapi tidak prematur mereka tidak mempunyai permasalahan seperti yang dihadapi oleh bayi-bayi yang di lahirkan prematur. (1) Pertumbuhan janin terlambat (PJT) ialah keadaaan janin dengan berat dan besar yang kurang dari 2 simpang baku menurut usia gestasi. (2) B. MEKANISME RETERDASI PERTUMBUHAN Pertumbuhan janin yang lambat dalam uterus bisa mencerminkan adanya insufisiensi kronis intrauterine, anomaly fetal yang tidak bisa di koreksi atau tidak lebih dari suatu farisasi yang

normal. Dua mekanisme dasar pada retardasi pertumbuhan intrauterine adalah penurunan kemampuan pertumbuhan janin dan penurunan dukungan terhadap pertumbuhan janin. (1) a) Kemampuan Pertumbuhan Fetal yang Menurun Kelainan dasarnya adalah gangguan fase hiperplastik pada perkembangan. Pertumbuhan sebenarnya tidak berhenti tapi, sejak trimester 1 kecepatan pertumbuhan terus menerus lambat dan terjadi pengurangan ukuran yang absolut. Jumlah total sel dalam tubuh, termasuk sel- sel otak, berkurang karena otak dan badan sama-sama terkena, ratio ukuran badan terhadap kepala tetap normal. b) Penurunan Dukungan Terhadap Pertumbuhan Janin Kelainan dasarnya berupa gangguan pada suplai zat gizi transplasencenta. Bentuk retardasi pertumbuhan ini menyertai kelainan hipertensi dengan akibatnya penurunan aliran darah uterus. C. ETOLOGI 1) Faktor ibu: Penyakit hipertinsif (kelainan veskuler ibu) Kelainan uterus Kehamilan kembar

Keadaan gizi Perokok Penyakit paru kronis Infeksi seperti campak Anemia berat

2) Faktor anak Kelainan kongenital Kelainan genetik Infeksi janin terutama karena virus rubella

3) Faktor plasenta Insufisiensi plasenta.

D. TANDA DAN GEJALA 1. Uterus dan janin tidak berhasil tumbuh dengan kecepatan normal selama jangka waktu 4 minggu. 2. Tinggi fundus uteri sedikitnya 2 cm lebih rendah dari pada yang di perkirakan menurut umur/ lama kehamilan . 3. Berat badan ibu semakin menurun. 4. Gerakan janin semakin berkurang. 5. Volume cairan ketuban menurun. E. KOMPLIKASI Komplikasi terjadi tergantung keadaan janin :

1. IUGR simetrik: akibat kelainan genetik. 2. IUGR asimetrik : hipoksia akibat insufisiensi plasenta, infeksi dan lain- lain. 3. Kematian janin dalam kandungan/ di luar kandungan. 4. Cacat bawaan. F. PENATALAKSANAAN DAN PENANGANAN a. Penatalaksanaan antepartum 1. Di lakukan penyelidikan terhadap fungsi plasenta dan kondisi janin. 2. Billa tanda- tanda gawat janin tidak ada, kehamilan di biarkan berlangsung. Kita harus membiarkan janin mencapai maturitasnya sejauh mungkin kehamilan di akhiri hanya kalau terdapat tanda- tanda gawat janin. 3. Begitu diagnosis IUGR di buat, kelahiran harus di rampungkan sebelum 38 minggu. Bayi yang sudah tidak berkembang lagi dalam rahim akan tumbuh lebih baik dalam bangsal anak. 4. Di upayakan untuk memperbaiki situasi dengan mengoreksi kelainan yang mendasari seperti hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol dan meningkatkan aliran darah kedalam uterus dengan mengatur posisi tidur pasien lebihh banyak berbaring menyamping.

5. Kebanyakan kematian janin di dalam rahim setelah minggu ke- 36 kehamilan dan sebelum di mulainya persalinan. b. Penatalaksanaan persalinan Bayi- bayi yang IUGR harus di lahirkan di rumah sakit dengan fasilitas khusus untuk resiko tinggi, baik obstetrik maupun pediatrick. 1. Serviks matang : di induksi, monitoring yang cermat dan kelahiran pervaginam. 2. Serviks belum matang : infus oxytocin untuk mematangkan serviks yang di ikuti oleh pemecahan ketuban secara artificial. 3. Indikasi dilakukannya section caesarea : Gawat janin Induksi gagal Malpresentasi Disproporsi Serviks tidak matang pada pasien- pasien yang penyakitnya berat seperti diabetes atau toksemia. Bekas section caesarea.

Bab III Penutup A. Kesimpulan IUGR (Intra Uterin Growth Retardation) merupakan ) bayi- bayi yang beratnya di bawah percentile ke- 10 di bandingkan umur kehamilannya dan bayi- bayi yang beratnya adalah dua deviasi standar di bawah berat rata- rata untuk umur kehamilannya. Bayi- bayi ini berukuran kecil tetapi tidak prematur mereka tidak mempunyai permasalahan seperti yang dihadapi oleh bayi-bayi yang di lahirkan prematur. B. Saran Agar dapat mengurangi angka kejadian IUGR, disaran kepada setiap ibu hamil agar lebih memperhatikan kehamilannya, terutama pada asupan gizinya, istirahat yang cukup seperti berbaring miring, dll.

Daftar Pustaka

You might also like