You are on page 1of 3

Pengangguran di kota padang

Tidak berlebihan rasanya bila menyebut Kota Padang sebagai kota tujuan ke dua setelah Medan oleh para pencari kerja atau masyarakat yang ingin memperoleh kehidupan yang lebih laik dari sebelumnya. Terbukti grafik pertumbuhan penduduk menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Pada periode tahun 2000-2010, pertumbuhan rata-rata per tahun berkisar 3,2 persen dengan total penduduk saat ini mencapai 557.579 jiwa. "Ya, ini merupakan ciri daerah tujuan imigrasi. Terbanyak kedua dari pulau Sumatra," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Muchsin Ayub, di kantornya, kemarin. Diliriknya Kota Padang, terang dia bukan tanpa sebab. Iming-iming penghasilan yang tinggi bisa jadi pemicunya. Tengok saja data yang lansir BPS Kota. Disebutkan pendapatan perkapita tahun 2010 tumbuh 11,22 persen dibanding tahun 2009 atau tumbuh 12,53 persen setiap tahunnya periode yang sama tahun 2000-2010. Jumlah itu banyak disumbang industri pengolahan migas dengan nilai pendapatan Rp45 juta per tahun. Jika tanpa industri pengolahan migas, nilai pendapatan hanya berkisar Rp27,9 juta per tahun atau Rp2 jutaan setiap bulannya menyusul terus membaiknya pertumbuhan ekonomi. Di tahun 2010 saja, ucap Umar, sapaan akrabnya, ekonomi kota tumbuh 5,19 persen. Bila tanpa sub sektor industri pengolahan migas jumlahnya bergerak lebih besar mencapai 8,79 persen. Itu artinya peranan dari sektor lainnya masih lebih besar dibanding industri pengolahan migas. Sementara turunnya pengaruh sektor yang mendominasi pendapatan perkapita ini karena terjadinya penurunan indeks produksi secara berturut-turut selama kurun waktu dua tahun belakangan ini. Namun itu semua tak lantas membuat Kota Padang berbangga. Sebaliknya, kondisi ini bukan tidak mungkin menjadi bomerang bagi pemerintah kota. Ya, masih menurut BPS Kota, pertumbuhan di lini pendapatan dan ekonomi kota diikuti dengan ikut tumbuhnya angka pengangguran. Bahkan kabarnya, tingkat pengangguran meningkat cukup tajam setiap tahunnya. Tahun 2010 saja, kata pria ramah ini, angka pengangguran mencapai 6,62 persen atau sekitar 7 ribu jiwa. Kendati ia tidak memiliki data pasti mengenai latar belakang pendidikan para penganggur namun pihaknya menilai jumlah tersebut mauk kategori cukup besar. "Tentu saja ini menjadi PR bagi pemerintah kota," tuturnya seraya mengingatkan. Ada beragam cara yang bisa ditempuh untuk menekan laju pertumbuhan tersebut. Salah satunya dengan membuka lapangan pekerjaan di sektor yang dianggap potensial dan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar seperti pertanian. Secara pribadi ia berharap, para pendatang yang hendak menggantungkan hidupnya di kota ini sudah lebih dulu membekalik dkikrik dengkkan berbagai keterampilan. Agar tidak menambah panjang angka penganggur

Langkah Pemerintah Untuk Mengurangi Tingkat Pengangguran di Kota Padang Pasca Gempa 30 September 2009.
Tingkat pengangguran yang sangat tinggi di kota Padang pasca gempa ini tentu saja sangat membuat resah pemerintah, dan untuk mengurangi lonjakan yang sangat tinggi ini pemerintah telah mengusahakan beberapa hal, yaitu: 1. Pemerintah Kota Padang juga sudah mengeluarkan statemen untuk mempermudah semua izin yang berkaitan dengan pembangunan hotel. Dengan dikeluarkannya statemen ini diharapkan bahwa masyarakat khususnya investor-investor yang ingin membangun hotel akan lebih cepat melaksanakannya. Sehingga kegiatan dan aktivitas ekonomi dapat kembali berjalan dengan lancar. 2. Menaker meminta Kepala Dinas Tenaga Kerja Sumatera Barat (Sumbar) untuk mendata jumlah pengangguran pasca gempa. Sesuai instruksi Menaker ini maka segera didata jumlah pengangguran baru, sehingga nantinya dapat difikirkan langkah apa yang dapat dilakukan pemerintah dengan segera untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada akibat gempa. 3. Guna menghentikan gelombang pengangguran ini maka Kepala Dinaskertrans Sumbar menghimbau agar perusahaan yang masih dapat beroperasi karena tak mengalami kerusakan parah untuk merekrut tenaga kerja dari perusahaan lain yang berhenti beroperasi. Berarti dengan adanya himbauan ini, diharapkan tingkat pengangguran akan berkurang dengan cepat. 4. Pemerintah juga menghimbau agar Apjati memberikan peluang untuk bekerja di luar daerah. Saat ini misalnya ke Batam ada 1.200 lowongan untuk tenaga kerja semi-skill. Kami berharap tenaga kerja asal Sumbar bisa diupayakan untuk dapat memanfaatkannya. Karena lapangan pekerjaan dalam wilayah Sumbar sendiri belum dapat untuk benar-benar diharapkan sebab banyak yang rusak parah dan bahkan mengalami kehancuran, dan untuk merenovasi pun dibutuhkan waktu yang cukup lama. 5. Diadakannya pertemuan tripartit antara perwakilan karyawan, manajemen Suzuya, dan Dinsosker Padang. Dimana dalam pertemuan ini telah dicapai kesepakatan bahwa pihak swalayan akan mencari tempat baru agar bisa segera beroperasi. Dengan demikian, tak semua karyawan harus dimutasi keluar daerah. Karena sebagian besar karyawan masih tetap ingin bekerja di kota Padang. Terkait dengan langkah penanggulan pengagguran di kota Padang, maka satu minggu setelah Hari Raya Idul Adha pemerintah akan menyelanggarakan pelaksaan penerimaan CPNS. Dalam penerimaan kali ini diperkirakan 1008 orang CPNS akan disaring melalui tes dan dipekerjakan untuk mengisi beberapa departemen yang membutuhkan, terutama yang paling dibutuhkan segera adalah untuk menjadi tenaga kesehatan dan tenaga teknis.

Kota Padang tercatat masih menduduki peringkat teratas di Sumatera Barat dalam kasus kriminalitas dengan berbagai modus. Daerah rawan kejahatan lainnya adalah Kota Payakumbuh, Kabupatan Pesisir Selatan, Kota Padang Pariaman dan Kota Bukittingi. Data yang ada menunjukkan Kota Padang masih menjadi kota yang paling tinggi angka kriminalitasnya. Kota Padang sebagai ibu kota provinsi dengan aktivitas masyarakatnya yang cukup tinggi memang rawan akan tindak kejahatan, sehingga wajar jika banyak kasus di kota ini," kata Kabid Humas Polda Sumbar AKBP Kawedar di Padang, Jumat (7/10) kemarin. Di Kota Padang selama priode Januari hingga September 2011 telah tercatat sebanyak 3.593 kasus, naik dibanding periode yang sama tahun 2010 yang hanya 3.452 kasus. Selain itu, Kota Payakumbuh yang merupakan daerah perbatasan atara Provinsi Sumbar dan Provinsi Riau sebanyak 838 kasus, naik dari sebelumnya yang hanya 766 kasus. Sementara di Kabupaten Pesisir Selatan tercatat 715 kasus, Kota Padangpariaman 623 kasus, dan Kota Bukittinggi 576 kasus. "Kasus yang tercatat dan masuk dalam laporan pihak kepolisian adalah terkait tindak pidana umum seperti pencurian kendaraan bermotor, perampokan, perjudian, penipuan, narkotika, dan lainnya," jelas Kawedar. Ia menambahkan, daerah paling aman dengan laporan tindak kejahatan yang masuk ke pihak kepolisian adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jumalah laporan kejahatan yang masuk di Kabupaten Kepulauan Mentawai hanya 22 kasus selama priode Januari hingga Oktober 2011, namun dibanding tahun 2010 mengalami kenaikan dari hanya 26 kasus. Kota Sawahlunto mencatat 74 kasus atau naik sembilan kasus dibanding tahun 2010, sedangkan Kabupaten Sijunjung pada 2011 sebanyak 88 kasus atau turun dari sebelumnya 119 kasus. Kawedar menambahkan, tingginya kasus kriminalitas di Sumbar berkaitan dengan perkembangan masing-masing daerah, perekonomian dan kurangnya peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitarnya. Dengan banyaknya kasus pidana umum, menurut dia, kinerja pihak kepolisian dituntut lebih maksimal. [mor]

You might also like