You are on page 1of 11

KONSTIPASI

Isna S H (08488) Ditha Paramita (08497) Safira Khairina (08491) Deazty C M (08503) Candida Alma (08494)

EPIDEMIOLOGI
P A T O F I S I O L O G I

K A S U s

KONSTIPASI
TERAPI

KONSTIPASI
Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan dimana penderita mengalami pengerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat mnyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya.

Menurut World Gastroenterology Organization (WGO), biasanya didefinisikan sebagai: - defekasi keras - tinja seperti pil atau butir obat - ketidakmampuan defekasi saat diinginkan - defekasi yang jarang

KONSTIPASI

Tipe Transit Lambat

Tipe Obstruktif

Merupakan konstipasi dimana jarang timbul hasrat defekasi pada penderita

Penderita tidak berdefekasi dengan tuntas karena sebabsebab penyakit atau gangguan anorektal organik/fungsional, misalnya penyumbatan jalannya feses karena prolaps, yakni penjembulan selaput lendir dubur keluar.

EPIDEMIOLOGI

Kebanyakan dari penderita konstipasi merupakan: anak- anak, orang tua, wanita, wanita hamil, pasien pasca pembedahan maupun anastesi

PATOFISIOLOGI
Konstipasi dapat terjadi apabila salah satu atau lebih faktor yang terkait dengan faktor anatomi dan fisiologi dalam proses mekanisme buang air besar terganggu. Gangguan dapat terjadi pada kekuatan propulsif, sensasi rektal ataupun suatu obstruksi fungsional pengeluaran (functional outlet).

GEJALA

fisik
- Feses lebih keras,sedikit,gelap,dan panas - Berkeringat dingin, harus mengejan saat BAB - Menurunnya frekwensi BAB dan semakin lamanya durasi BAB - Terkadang mual dan muntah

psikologis
- Mudah emosi. - Lebih suka menyendiri. - Gelisah. - Susah tidur. - Kurang percaya diri dan kurang bersemangat.

lainnya
Konstipasi lebih sering terjadi pada anak anak dibanding orang dewasa, wanita dibanding pria, dan orang tua

ETIOLOGI
Konstipasi Sekunder

Konstipasi Fungsional (simple/temporer)

Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi fekal

- Pola hidup - Kelainan anatomi -Kelainan endokrin dan metaolik - Kelainan syaraf - Kelainan jaringan ikat - Obat : antidepresan, logam, anti kholinergik, opioid, antasida, calcium channel blockers, OAINS, simpatomimetik, cholestyramine dan laksan stimulans jangka panjang. - Gangguan psikologi (depresi).

- Konstipasi biasa : akibat menahan keinginan defekasi. - Irritabel bowel syndrome - Konstipasi dengan dilatasi kolon : idiopathic megacolon or megarektum - Konstipasi tanpa dilatasi kolon: idiopathic slow transit constipation - Obstruksi intestinal kronik. - Rectal outlet obstruction: anismus, tukak rectal soliter. - Daerah pelvis yang lemah : descending perineum - Mengejan yang kurang efektif

-Usia -Diet -Asupan cairan -Aktifitas fisik -Faktor psikologis -Kebiasaan pribadi -Nyeri -Kehamilan -Obat-obatan -Pemeriksaan dan diagnostik -Pembedahan dan anastesi

TERAPI
Mengurangi konstipasi dan menormalkan kembali fungsi usus besar

tujuan

Menetapkan pola makan (diet) dan kebiasaan olahraga yang dapat mencegah kekambuhan Mendukung keamanan dan efektifitas penggunaan laksatif Mencegah penggunaan salah dari laksatif

TERAPI
Non farmakologis
-Cairan Keadaan status hidrasi yang buruk dapat menyebabkan konstipasi. Kecuali ada kontraindikasi, orang lanjut usia perlu diingatkan untuk minum sekurang kurangnya 6-8 gelas sehari (1500 ml cairan perhari) untuk mencegah dehidrasi. -Serat Pada orang lanjut usia disarankan agar mengkonsumsi serat skitar 6-10 gram per hari. Ada juga yang menyarankan agar mengkonsumsi serat sebanyak 15-20 per hari. -Bowel training Membuat jadwal untuk buang air besar merupakan langkah awal yang lebih baik untuk dilakukan pada pasien yang mengalami pengurangan sensasi -Evaluasi penggunaan obat -Latihan jasmani

Farmakologis

-Pencahar pembentuk tinja (pencahar bulk/bulk laxative) -Pelembut tinja -Pencahar stimulan -Pencahar hiperosmolar Enema

KASUS
Seorang pria berumur 60 tahun sudah dua hari tidak dapat buang air besar dan perlu mengejan kuat untuk buang air besar. Pria tersebut pernah mengalami hal serupa setahun yang lalu

keluhan
- Konsistensi feses yang keras - Mengejan dengan keras saat BAB - Tidak dapat BAB selama 2 hari - Konstipasi yang sama dirasakan 1 tahun yang lalu

diagnosis
Pasien mengalami konstipasi yang disebabkan karena faktor usia.

terapi
Non farmakologis : - Perbanyak konsumsi makanan berserat - Melakukan olah raga ringan - Memperbanyak asupan cairan Farmakologis : -Laksatif bulk-forming Agar, biji plantago (psylium) -Laksatif emolien (pelunak feses) laktulosa

You might also like