Merealisasikan tauhid secara
sempurna adalah dengan membersihkan
dan memurnikannya dari campuran syirik
besar maupun kecil, baik yang jelas atau
tersembunyi
tauhid dari berbagai jenis kesyirikan dan dosa
besar yang tidak disertai dengan bertaubat.
Ini merupakan bentuk realisasi ucapan
tauhid Laa ilaha ilallah. Di samping itu dia
Peribadatan yang dilakukan harus berlepas diri dari segala kebid’ahan
harus bebas pula dari kebid’ahan dan dosa (mengada-adakan urusan agama yang tidak
besar yang dilakukan dengan terus menerus. diajarkan oleh Rosulullah n). Ini merupakan
Maka seseorang yang berkemauan untuk bentuk realisasi ucapan tauhid Muhammad
merealisasikan tauhid secara sempurna Rosulullah. Inilah makna merealisasikan
“Apa pendapatmu tentang orang yang harus memenuhi kriteria sebagaimana yang tauhid secara sempurna.
menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya diutarakan lagi. Di samping terbebas dari berbagai
(sesembahannya).” jenis kesyirikan baik yang besar maupun yang
kecil, yang jelas maupun yang tersembunyi,
seorang yang bertauhid harus terlepas dari
segala kebid’ahan dan dosa besar yang
diperbuat dengan terus menerus tanpa
bertaubat. Karena melaksanakan sebuah
kebid’ahan berarti mempersekutukan Allah
dengan hawa nafsu. Demikian pula makna
yang terkandung dalam memperbuat sebuah
dosa besar. Penjelasan ini diterangkan oleh
Asy-Syaikh Sholih bin ‘Abdul ‘Aziz Alus-
Syaikh di kaset pelajaran Kitabut-Tauhid.
Original Title
Merealisasikan Tauhid Al-Ustadz Abdul Mu’thi Al Maidani
Merealisasikan tauhid secara
sempurna adalah dengan membersihkan
dan memurnikannya dari campuran syirik
besar maupun kecil, baik yang jelas atau
tersembunyi
tauhid dari berbagai jenis kesyirikan dan dosa
besar yang tidak disertai dengan bertaubat.
Ini merupakan bentuk realisasi ucapan
tauhid Laa ilaha ilallah. Di samping itu dia
Peribadatan yang dilakukan harus berlepas diri dari segala kebid’ahan
harus bebas pula dari kebid’ahan dan dosa (mengada-adakan urusan agama yang tidak
besar yang dilakukan dengan terus menerus. diajarkan oleh Rosulullah n). Ini merupakan
Maka seseorang yang berkemauan untuk bentuk realisasi ucapan tauhid Muhammad
merealisasikan tauhid secara sempurna Rosulullah. Inilah makna merealisasikan
“Apa pendapatmu tentang orang yang harus memenuhi kriteria sebagaimana yang tauhid secara sempurna.
menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya diutarakan lagi. Di samping terbebas dari berbagai
(sesembahannya).” jenis kesyirikan baik yang besar maupun yang
kecil, yang jelas maupun yang tersembunyi,
seorang yang bertauhid harus terlepas dari
segala kebid’ahan dan dosa besar yang
diperbuat dengan terus menerus tanpa
bertaubat. Karena melaksanakan sebuah
kebid’ahan berarti mempersekutukan Allah
dengan hawa nafsu. Demikian pula makna
yang terkandung dalam memperbuat sebuah
dosa besar. Penjelasan ini diterangkan oleh
Asy-Syaikh Sholih bin ‘Abdul ‘Aziz Alus-
Syaikh di kaset pelajaran Kitabut-Tauhid.
Merealisasikan tauhid secara
sempurna adalah dengan membersihkan
dan memurnikannya dari campuran syirik
besar maupun kecil, baik yang jelas atau
tersembunyi
tauhid dari berbagai jenis kesyirikan dan dosa
besar yang tidak disertai dengan bertaubat.
Ini merupakan bentuk realisasi ucapan
tauhid Laa ilaha ilallah. Di samping itu dia
Peribadatan yang dilakukan harus berlepas diri dari segala kebid’ahan
harus bebas pula dari kebid’ahan dan dosa (mengada-adakan urusan agama yang tidak
besar yang dilakukan dengan terus menerus. diajarkan oleh Rosulullah n). Ini merupakan
Maka seseorang yang berkemauan untuk bentuk realisasi ucapan tauhid Muhammad
merealisasikan tauhid secara sempurna Rosulullah. Inilah makna merealisasikan
“Apa pendapatmu tentang orang yang harus memenuhi kriteria sebagaimana yang tauhid secara sempurna.
menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya diutarakan lagi. Di samping terbebas dari berbagai
(sesembahannya).” jenis kesyirikan baik yang besar maupun yang
kecil, yang jelas maupun yang tersembunyi,
seorang yang bertauhid harus terlepas dari
segala kebid’ahan dan dosa besar yang
diperbuat dengan terus menerus tanpa
bertaubat. Karena melaksanakan sebuah
kebid’ahan berarti mempersekutukan Allah
dengan hawa nafsu. Demikian pula makna
yang terkandung dalam memperbuat sebuah
dosa besar. Penjelasan ini diterangkan oleh
Asy-Syaikh Sholih bin ‘Abdul ‘Aziz Alus-
Syaikh di kaset pelajaran Kitabut-Tauhid.
Inilah kondisi seorang mukmin, berbuat Allah dalam syari’at-Nya. kebaikan karena takut kepada Allah dan Kabar ini adalah benar dan tidak khawatir tidak memperoleh apa yang mereka mungkin dusta sebab datangnya inginkan”. dari sisi Allah l. Al-Hasan Al-Bashri t Tentang firman Allah, Vol.6/03/1429H/2008 menyatakan, “Seorang mu’min mengumpulkan antara perbuatan baik dan ﰈﰉﰊﰋﰌ rasa takut kepada Allah. Sedangkan seorang munafik mengumpulkan antara perbuatan “Dan orang-orang yang mempersekutukan dengan Tuhan mereka tidak MEREALISASIKAN TAUHID jelek dan rasa aman dari siksa Allah.” Tentang firman Allah, (sesuatu apapun)” Al-Ustadz Abdul Mu’thi Al Maidani Perlu diketahui bahwa tidak berbuat ﰂﰃ ﰄﰅﰆ syirik yang dimaksud dalam ayat ini adalah makna yang menyeluruh dan mencakup Pembahasan ini merupakan tema yang cukup menarik bagi seseorang yang “Dan orang-orang yang beriman dengan semua jenisnya. Artinya tidak berbuat syirik beriman kepada Allah dan Rosul-Nya. Tentunya orang yang beriman ingin membuktikan ayat-ayat Robb mereka” besar maupun kecil, baik yang jelas atau keimanannya. Dengan demikian dia dinobatkan sebagai seorang mu’min sejati. Tidak Perlu diketahui bahwa beriman tersembunyi. Ini adalah sifat seseorang yang ada jalan untuk mewujudkan harapan yang mulia ini melainkan dengan merealisasikan dengan ayat-ayat Allah mencakup dua hal: merealisasikan tauhid secara sempurna. tauhid kepada Pencipta Langit dan Bumi, yaitu Allah l. 1. Beriman dengan ayat Allah Al- Jika dinyatakan “tidak berbuat syirik” sedikit Kauniyyah. Maksudnya beriman bahwa pun, berarti terlepas pula dari perbuatan Merealisasikan tauhid secara tauhid dari berbagai jenis kesyirikan dan dosa segala yang terjadi di alam ini dengan bid’ah dan maksiat. Sebab berbuat bid’ah sempurna adalah dengan membersihkan besar yang tidak disertai dengan bertaubat. taqdir dan ketentuan Allah. dan maksiat merupakan realisasi menjadikan dan memurnikannya dari campuran syirik Ini merupakan bentuk realisasi ucapan 2. Beriman dengan ayat Allah Asy- hawa nafsu sebagai sesembahan selain Allah. besar maupun kecil, baik yang jelas atau tauhid Laa ilaha ilallah. Di samping itu dia Syar’iyah. Maksudnya beriman kepada Inilah yang disebut dengan syirik. tersembunyi. Peribadatan yang dilakukan harus berlepas diri dari segala kebid’ahan syari’at yang Allah turunkan melalui Coba perhatikan firman Allah l, harus bebas pula dari kebid’ahan dan dosa (mengada-adakan urusan agama yang tidak ََّت َمن خ ات َذ إِلهََُه َه َواُه َ َ ِ َ ْأَف َرأي Nabi. Ayat Allah Asy-Syar’iyah besar yang dilakukan dengan terus menerus. diajarkan oleh Rosulullah n). Ini merupakan mengandung tida hal: Maka seseorang yang berkemauan untuk bentuk realisasi ucapan tauhid Muhammad a. Perintah Allah yang disyariatkan. merealisasikan tauhid secara sempurna Rosulullah. Inilah makna merealisasikan Ini adalah perkara yang dicintai “Apa pendapatmu tentang orang yang harus memenuhi kriteria sebagaimana yang tauhid secara sempurna. Allah. menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah-nya diutarakan lagi. Di samping terbebas dari berbagai b. Larangan Allah yang (sesembahannya).” Merealisasikan tauhid artinya jenis kesyirikan baik yang besar maupun yang disyari’atkan. Ini adalah perkara menunaikan dua kalimat syahadat dengan kecil, yang jelas maupun yang tersembunyi, yang dibenci Allah. Wallahu a’lam bishshowaab. sebaik-baiknya. Yang dimaksud yaitu seorang yang bertauhid harus terlepas dari mentauhidkan Allah dalam perkara segala kebid’ahan dan dosa besar yang rububiyah, uluhiyyah, serta nama dan diperbuat dengan terus menerus tanpa Diterbitkan di bawah Yayasan Asy Syariah dengan sifat-Nya. Termasuk pula mentauhidkan bertaubat. Karena melaksanakan sebuah Akta Notaris no.16 tanggal 31 Mei 2005 Rosulullah n dalam perkara mengikutinya. kebid’ahan berarti mempersekutukan Allah Penanggung Jawab: Al-Ustadz Qomar ZA, Lc Redaktur Ahli: Al-Ustadz Abdul Mu’thi Al- Pengertiannya yaitu dia tidak mengikuti dengan hawa nafsu. Demikian pula makna Maidani, Al-Ustadz Abdul Haq, Al-Ustadz Abdul Jabbar kecuali Rosulullah n. Ini yang disebut yang terkandung dalam memperbuat sebuah Koordinator: Ristyandani Sekretaris: Abu Harits Bendahara: Taufik Distribusi: Slamet dengan tauhid mutaba’ah. dosa besar. Penjelasan ini diterangkan oleh Widodo Seorang yang mengucapkan dua Asy-Syaikh Sholih bin ‘Abdul ‘Aziz Alus- Alamat Redaksi: Wisma Kun Salafiyyan, Jl. Palagan Tentara Pelajar 99 RT 6 RW 34, Sedan kalimat syahadat hendaknya membersihkan Syaikh di kaset pelajaran Kitabut-Tauhid. Sariharjo, Ngaglik, Sleman Telepon: (0274) 7170587 E-mail: pakis_jogja@yahoo.co.id 4 Tingkatan Merealisasikan Tauhid tingkat yang pertama adalah standar untuk golongan orang-orang yang berbuat syirik Nya tanpa menyimpang ke kanan dan ke kiri. Merealisasikan tauhid dapat dibagi masuk surga tanpa adab dan perhitungan (musyikin). Kandungan ayat ini mencakup Demikianlah Asy-Syaikh Muhammad At menjadi dua tingkatan: amal. dua makna: Tamimi menjelaskan tentang sifat-sifat Nabi 1. Tingkat yang Wajib Tentunya kedua tingkatan di atas 1. Bahwa Nabi Ibrohim p tidak Ibrohim p sebagaimana pada ayat di atas. Yaitu seseorang merealisasikan tauhid memiliki perbedaan pula dalam mengibadahi termasuk dari golongan musyrikin dengan membersihkan dan memurnikannya Allah l. Jika tingkat pertama hanya secara fisik. Artinya beliau p Kriteria Orang-orang Yang Bertauhid dari berbagai jenis kesyirikan, kebid’ahan mengibadahi Allah dengan perkara-perkara berlepas diri, tidak bergabung dan Allah berfirman dalam Al-Qur’anul Karim dan dosa besar yang dilakukan dengan terus- yang wajib saja, beda halnya dengan tingkat berkumpul bersama-sama kaum menerus. Ini merupakan tingkat yang wajib kedua. Pada tingkat ini peribadatan kepada musyrikin dengan jasadnya. ﯺﯻﯼﯽﯾﯿﰀﰁ bagi orang yang ingin merealisasikan tauhid 2. Bahwa Nabi Ibrohim p tidak dengan sempurna. Allah tidak hanya sebatas dalam perkara- perkara yang wajib saja tetapi juga dalam termasuk dari golongan musyrikin ﰂﰃ ﰄﰅﰆﰇﰈ 2. Tingkat yang Mustahab Tingkat ini digapai setelah menunaikan perkara-perkara yang mustahab. Tingkat pertama disebut dengan Al-Muqtasid secara sifat dan perilaku. Artinya beliau p berlepas diri dan tidak melakukan ﰉﰊﰋﰌﰍ ﭑﭒﭓﭔ tingkat yang pertama. Oleh sebab itu tingkat ini lebih tinggi derajatnya dari tingkat yang sedangkan tingkatan kedua disebut dengan kesyirikan sama sekali. Demikian ﭕﭖﭗﭘﭙﭚﭛ ﭜ As-Saabiq bil Khairot. Wallahu a’lam. pula beliau p tidak mengikuti pertama. Seorang yang ingin menduduki adat kebiasaan kaum musyrikin yang ﭝﭞﭟﭠﭡﭢﭣ tingkat ini harus melepaskan seluruh wujud Nabi Ibrohim p Profil Muwahhid bergelimang dengan kebid’ahan dan penghambaan diri, keinginan, dan tujuan yang Sejati kemaksiatan di samping kesyirikan. “Sesungguhnya orang-orang yang berhati- menghadap kepada selain Allah. Sehingga Allah berfirman dalam Al-Quranul Karim Seluruh keterangan yang lalu disampaikan hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, dirinya tidak menghadap, berkeinginan dan bertujuan untuk selain Allah sedikit ﭥﭦ ﭧ ﭨﭩﭪﭫﭬﭭ oleh Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Alus Syaikh di kaset Kitabut Tauhid. Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang pun dan sekecil apapun. Maka hawa nafsu ﭮﭯ ﭰ Pada ayat di atas dinyatakan bahwa yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan menjadi budaknya, sedangkan dirinya Nabi Ibrohim p disebut sebagai satu umat mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang menjadi hamba Allah secara total dan utuh. “Sesungguhnya Ibrohim adalah seorang padahal beliau sendirian. Maksudnya agar yang memberikan apa yang telah mereka Dengan demikian, seorang yang menempati imam yang dapat dijadikan teladan lagi orang-orang yang menempuh jalan tauhid berikan, dengan hati yang takut, (karena tingkat ini tidak hanya meninggalkan patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali- tidak merasa ngeri karena jumlah penganutnya mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka berbagai jenis kesyirikan, kebid’ahan dan kali bukanlah dia termasuk orang-orang sedikit. Selanjutnya beliau p dinobatkan akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka kemaksiatan. Namun dia juga meninggalkan yang berbuat syirik.” (QS. An-Nahl: 120) oleh Allah sebagai seorang yang tunduk dan itu bersegera untuk mendapat kebaikan- perkara-perkara yang makruh, bahkan Di sini Allah memberitakan tentang patuh kepada-Nya. Berarti beliau p bukan kebaikan, dan merekalah orang-orang yang sebagian perkara mubah yang dikhawatirkan profil Nabi Ibrohim p yang merealisasikan seorang yang tunduk kepada penguasa atau segera memperolehnya.” (Al-Mu’minun:57- menggiring kepada perkara haram. Inilah tauhidnya secara sempurna. Beliau adalah orang kaya yang punya harta dan yang selain 61) yang diungkapkan oleh sebagian ulama seorang pemimpin dan teladan dalam mereka. Maka tidak ada yang selain mereka. Ayat-ayat di atas menyebutkan dengan pernyataan kebaikan-kebaikan terutama perkara tauhid. Maka tidak ada yang bisa menguasai beliau kriteria orang-orang yang beriman dan س َخ ْوًفا ِم ْن أَ ْن يَ ُك ْو َن ٌ ْس ِبِه َبأ َ ْت ُك ْو َن َما َلي ُْيَر Beliau adalah seorang yang tunduk dan patuh kepada Allah dengan terus-menerus dalam p selain Allah, baik dari golongan para penguasa maupun para orang kaya yang bertauhid dengan baik. س ْ ٌ ِفيِْه َبأ punya harta dan yang selain mereka. Beliau Tentang firman Allah: seluruh situasi, kondisi dan tempat. Sifat lain yang beliau miliki yaitu menghadapkan p tidak bisa dibelai dengan kekuasaan, ﯺﯻﯼﯽﯾﯿﰀ “Mereka meninggalkan perkara yang tidak diri kepada Allah dengan sepenuhnya tanpa harta atau yang selainnya. Karena pendirian mengandung dosa karena khawatir terdapat berpaling sedikit pun kepada yang selain- beliau ini Allah menyebutnya sebagai seorang “Sesungguhnya orang-orang yang berhati- dosa di dalamnya”. Nya. Seluruh sifat beliau ini merupakan yang patuh dan tunduk kepada-Nya. hati karena takut akan (azab) Tuhan Tingkatan kedua ini adalah wujud hakikat penerapan tauhid yang sempurna Berikutnya beliau p disifatkan mereka” maksimal untuk merealisasikan tauhid secara kepada Allah l. sebagai seorang yang hanif. Maksudnya Ibnu Katsir t berkata, “Mereka sempurna dalam meraih derajat yang setingi- Pada ayat di atas diterangkan bahwa beliau p seorang yang hanya menghadap berbuat baik dan beramal sholih karena takut tingginya ketika masuk surga. Sedangkan kepada Allah dan berpaling dari yang selain- terhadap Robb mereka dan khowatir ditimpa 2 Nabi Ibrohim p tidak termasuk dari 3