You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Hewan ini memiliki kulit yang lembab, tidak ditutupi rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. sebagai hewan Karena itu amphibi diartikan yang mempunyai dua bentuk

kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. ( Zug, 1993) Secara fisik hewan amphibi memiliki struktur anatomi dan morfologi, dimana keduanya dihubungkan dengan fungsi fisiologisnya agar hewan tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnnya. Amphibi merupakan salah satu hewan yang unik karena merupakan hewan yang hidup dalam dua alam. Amphibi dianggap merupakan hewan peralihan dari hewan air ke hewan darat, namun nyatanya kedua hewan tersebut memiliki spesifikasi nyata yang mendasari perbedaan di antara keduanya, yaitu pada sistem rangka dan cara mereka hidup atau habitat. pada hewan amphibi, susunan kerangkanya lebih kompleks dibandingkan hewan yang hidup di perairan (pisces). Praktikum kali ini kami ingin melihat dan mengetahui struktur kerangka hewan amphibi tersebut lebih jauh dengan melakukan pembedahanpada family bufonidae (kodok sejati). B. Tujuan Praktikum

Mengetahui amphibi dari segi morfologi maupun anatomi Mengetahui rangka dari amphibi Mengetahui fungsi fisiologis amphibi

C. Manfaat Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi organ dan tulang penyusun tubuh amphibi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Amphibi Amphibia berasal dari kata amphi = dua, bios = hidup. Jadi, Amfibi berarti hewan yang hidup di dua alam. Ketika masa larva hidup di air tawar, setelah dewasa hidup di darat. dalam hal praktikum kali ini kami mengambil contoh hewan dari family bufonidae (kodok sejati). Bentuk tubuh kodok berbeda pada saat larva dan dewasa. Bentuk larva cocok untuk hidup di air, bentuk dewasa sesuai dengan lingkungan darat. Amphibia terdiri dari tiga kelompok, yaitu:
1.

Anura memiliki ciri tidak berekor saat dewasa. Kaki belakangnya lebih

panjang daripada kaki depan digunakan untuk melompat. Lidahnya besar, lengket, dan dapat dijulurkan untuk menangkap mangsa. Species jantan memiliki kantong udara di kerongkongannya yang dapat mengeluarkan suara untuk menarik betina saat musim kawin. Contohnya: kodok hijau (Rana signata), kodok pohon (Rachoporus sp.), dan kodok atau bangkong (Bufo sp.) 2. Urodela merupakan kelompok amphibia yang memiliki ekor saat larva, muda dan dewasa. Tubuhnya berbentuk silinder memanjang serta memiliki kaki depat yang sama ukurannya dengan kaki belakang. Beberapa jenis ini hidup di air dan ada yang di darat. Contohnya salamander. 3. Apoda (Caecilians) merupakan amphibia tak berkaki. Bentuk tubuhnya seperti cacing tanah atau belut. Sesilian hidup terutama bersarang dalam lubang di tanah. B. Ciri-ciri Adapun ciri-ciri umum anggota amphibia adalah sebagai berikut: a. Memilliki anggota gerak yang secara anamotis pentadactylus, kecuali pada apoda yang anggota geraknya terduksi.
b. Tidak memiliki kuku dan cakar, tetapi ada beberapa anggota amphibia yang

pada ujung jarinya mengalami penandukan membentuk kuku dan cakar, contoh Xenopus sp.. c. Kulit memiliki dua kelenjar yaitu kelenjar mukosa dan atau kelenjar berbintil ( biasanya beracun). d. Pernafasan dengan insang, kulit, paru-paru.
2

e. Mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa saluran auditory dan dikenal dengan tympanum. f. Jantung terdiri dari tiga lobi ( 1 ventrikel dan 2 atrium) g. Mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum. h. Merupakan hewan poikiloterm. Adapun ciri-ciri umum anggota amphibia adalah sebagai berikut: a. berkulit licin tidak bersisik b. menggunakan energi lingkungannya untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm c. fertilisasi secara eksternal di air tau tempat lembab d. menghasilkan telur (bersifat ovipar) yang tidak bercangkang C. Struktur Tubuh Anatomi Eksternal Anatomi eksternal dari kodok (Bufo sp.) terdiri dari tiga bagian utama yaitu caput (kepala), cerviks (leher), truncus (badan), dan extrimitas (aggota badan). Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Radiopoetro (1996), yang menyatakan bahwa tubuh kodok terdiri dari empat bagian yaitu caput, cerviks, truncus dan extrimitates. Bagian caput pada kodok terdiri dari beberapa bagian yaitu rima oris, rostrum, nares anteriores, membrana nictitans, palpebra inferior, palpebra superior, bulbus oculi, dan membrana tympani. Rima oris bagian luar terdiri dari maxilla, mandibula, dan palatum. Rima oris bagian dalam terdiri atas lingua bertipe bifida, nares posteriores, os vomer, dan ostium tubae auditivae. Anatomi Internal Hasil pengamatan menunjukkan bahwa anatomi internal dari kodok (Bufo sp.) terdiri dari beberapa sistem, antara lain sistem sirkulasi, sistem digestive, sistem pernapasan dan sistem urogenital. Sistem sirkulasi pada kodok terdiri dari jantung yang dibagi menjadi tiga ruangan yaitu dua atrium dan satu ventrikel, hati yang merupakan tempat perombakan sel darah yang telah rusak atau mati,dan empedu yang berfungsi untuk menetralkan racun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lytle dan John (2005), yang menyatakan bahwa sistem sirkulasi pada Amphibi terdiri dari jantung dan venosus. Morfologi

Amphibi merupakan hewan yang hidup di dua habitat, yaitu di darat dan di air. Spesies dari kelompok ini antara lain salamander, kodok dan kodok. Salamander berbentuk hamper seperti kadal, sedangkan kodok ukurannya lebih besar dari pada kodok. Beberapa spesies amphibi dewasa ada yang hidup di air selamanya dan beberapa lagi hidup di darat (terrestrial). Kodok hidup di air pada waktu masih menjadi telur hingga menjadi kecebong dan kodok kecil, selama itu alat pernapasan utamanya dengan menggunakan insang namun mempunyai paru-paru yang belum berfungsi. Setelah kodok semakin dewasa, kodok bermetamorfosis dengan hidup di darat dan bernafas dengan menggunakan paru-paru dan pori-pori kulitnya. Dalam proses pernapasannya, setelah ampihibi mengambil udara, udara tersebut tidak langsung masuk ke dalam paru-paru tapi disimpan dulu di kantung udara sehingga lehernya mengembung. Setelah udara yang seharusnya dikeluarkan telah keluar, udara yang dikantung udara akan masuk ke paru-paru. Amphibi bereproduksi dengan cara bertelur. D. Fisiologis Sistem Otot Sistem otot Amphibi, seperti sistem-sistem otot pada organ yang lain sebagai transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral, membuka dan menutup mulut serta gill apertura (operculum atau penutup lubang/celah insang), dan gerakan sirip yang relatif sederhana. Ada perbedaan antara ikan dengan amphibi, yaitu sekat horizontal pada amphibi membagi otot dorsal dan ventral (Sukiya, 2005: 40).\ Sistem Pencernaan Di dalam mulut terdapat gerigi kecil di sepanjang rahang atas, dan ada gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot dan bfurfate (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari esophagus (bedinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan erkelok ke samping kiri dan berotot. Usus terdiri dari intestinum (keci, panjang, berkelok-kelok), rectum yang langsung bersatu dengan cloaca. Hati dn pancreas mempunyai mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum, kandung empedu, lambung intestinum. Pada potongan melintang intestinum terdiri dari empat lapisan, yaitu: peritoneum, lapisan otot, submukosa dan mukosa (Brotowidjoyo, 1994: 56).
4

Sistem saraf Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis. Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale (Jasin, 1984: 271). Sistem respirasi Pada kodok, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, kodok bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi (Godknecht, 2004). Sistem Reproduksi Reproduksi pada kodok yaitu dengan cara fertilisasi eksternal, kodok jantan menjepit kodok betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan sperma disemprotkan) (Brotowijdoyo.1989: 201).

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Alat - Satu set alat bedah - Kompor - Panci - Cutter - Jarum pentul - Tatakan Bedah atau Steroform - Tisu - Masker - Sarung tangan
- Baki atau wadah

Bahan - Cloroform

B. Prosedur Kerja
1.

Gunakan perlengkapan praktikum sebelum memulai pembedahan, yaitu : jas Sterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam pembedahan. Pastikan pisau, cutter dan gunting yang akan kita gunakan untuk membedah Bius kodok (Bufo (kodok)) dengan menggunakan

lab, sarung tangan, dan masker.


2.

3.
4.

tajam. cloroform dengan cara rendam tissu didalam kloroform lalu tempelkan kehidung marmut sampai marmut tidak bergerak.
5.

Rentangkan kedua tangan dan kaki Bufo (kodok)

hingga kita mudah untuk membedah perutnya. Lalu tancapkan jarum pentul pada kedua tangan dan kaki tersebut. Pastikan jarum pentul tersebut tertancap kuat.
6.

Guntinglah kulit kodok mulai dari bagian perut

hingga leher. Lalu melebar di sisi kanan dan kiri kedua tangan dan kaki.

7. 8. 9.

Jika kulit ari belum terpotong langsung maka guntinglah seperti cara diatas. Amatilah organ dalam Bufo (kodok) dengan seksama. Setelah diamati, bersihkanlah seluruh organ dalam Bufo (kodok) hingga bersih.

10. Bersihkan Bufo (kodok) dari kulit dan dagingnya hingga tersisa tulang. 11. Bagi bagian tubuh Bufo (kodok) menjadi tiga, yaitu : kepala dan tulang

belakang, tulang kaki, dan tulang tangan.


12. Untuk membersihkan sisa daging yang masih menempel di tulang dan sisa

kulit yang menempel dibagian kepala kita dapat menggunakan air panas. Rendam kerangka kodok didalam air panas sekaligus di bersihkan sisa kulit dan daging yang menempel. 13. Setelah bersih, jemur tulang
14. Vernis kerangka Bufo (kodok) agar tulang awet. 15. Satukan bagikan kerangka.

C. Hasil Pengamatan dan Pembahasan Klasifikasi dari genus Bufo adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Chordata : Amphibia : Anura : Bufonidae : Bufo

Morfologi Bufo ( Bufo) Bufo (kodok) mudah di kenali dari tubuhnya yang tampak seperti berjongkol dengan 4 (empat) kaki untuk melompat, leher yang tidak jelas dan tanpa ekor, kakibelakang berfungsi untuk melompat, lebih panjang dari pada kaki depan yangpendek dan ramping. Kodok mempunyai kulit tubuh yang kasar, tertutup olehtonjolan-tonjolan berduri di seluruh permukaan kulit, pada sisi tubuh terdapat lipatankulit berkelenjar mulai dari belakang sampai di atas pangkal paha yang disebutlipatan dorsalateral. Ada juga lipatan yang serupa yang disebut lipatan supratimpatik yang mulai dari belakang mata memanjang di atas gendang telinga danberakhir di dekat pangkal lengan. Pada kebanyakan jenis kodok betina mempunyaiukuran tubuh lebih besar dari pada kodok jantan (Iskandar, 1998).
7

Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Kepala mempunyai mulut tang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan, 2 mata yang besar spherik, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi (Kastowo, 1982: 32 ) Kaki kodok terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti) (Radiopoetro, 1996: 474). Secara umum kodok jumlah jari tungkai depan biasanya empat jari dan tungkai belakang lima jari. Pada tungkai belakang memanjang yang berpotensi untuk melompat. Kadang-kadang dijumpai jari tambahan sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada Spadefoot (kodok penggali tanah) berupa tulang -tulang keras yang digunakan untuk menggali tanah sebagai tempat bersembunyi (Radiopoetro, 1996: 474). Kulit amphibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab kodok tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, bagi spesies yang hidup di air, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran, tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami). Kelenjar racundapat menimbukan iritasi pada kulit (Sukiya, 2005: 47). Bufo adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian
8

muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal pendek (Kastowo, 1982: 32).

Morfologi genus Bufo

Sistem Rangka Kodok adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian belakang disebut ujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal pendek (Kastowo, 1982: 32). Kaki kodok terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti) (Radiopoetro, 1996: 474).

Amphibi memiliki sistem rangka yang lebih tebal dan luas secara proporsional, apabila dibandingkan dengan pisces. Tengkorak Amphibi mempunyai tulang-tulang premaksila, nasal, frontal, parietal, dan skuamosa. Pada permukaan dorsal dari tubuh anura tidak tertutup tulang seluruhnya. Bagian kondrokronium belum mengeras, hanya daerah oksipital dan eksoksipital yang mengeras, dan masing-masing memiliki kondila bertemu dengan vertebra pertama. Amphibi tidak memiliki langit-langit (palatum skunder), akibatnya nares internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral otak tertutup oleh tulang dermal dinamakan parasfenoid. Gigi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang dental. Ada beberapa Amphibi yang tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang bawah mereduksi (Sukiya, 2005). Sistem Pernapasan Kodok Kodok muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2 yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Setelah dewasa, kodok bernapas menggunakan selaput rongga mulut, paruparu, dan kulit. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Pernapasan dengan kulit dilakukan secara difusi Hal ini karena kulit kodok tipis, selalu lembap, dan mengandung banyak kapiler darah. Pernapasan dengan kulit berlangsung secara efektif baik di air maupun di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-paru (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit.
10

Kodok juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-paru Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru kodok berupa sepasang kantung tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru kodok berwarna kemerahan. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti pada ikan, pernapasan pada kodok meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah (submandibularis), sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut. Mekanisme inspirasi dan ekspirasi dijelaskan seperti berikut : 1) Fase inspirasi kodok Fase inspirasi terjadi bila otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane (celah hidung). Setelah itu, koane menutup, otot submandibularis dan otot geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru, dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. 2) Fase ekspirasi kodok Mekanisme ekspirasi terjadi setelah pertukaran gas di dalam paru-paru, otot rahang bawah mengendur atau berelaksasi, sementara otot perut dan sternohioideus berkontraksi. Hal ini mengakibatkan paru-paru mengecil, sehingga udara tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Selanjutnya koane membuka, sedangkan celah tekak menutup, sehingga terjadi kontraksi otot rahang bawah yang diikuti berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya, rongga mulut mengecil dan udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar melalui koane. Sistem Sirkulasi Sistem Peredaran darah tertutup Kodok / Amphibia Alat sirkulasi darah kodok terdiri atas jantung,arteri, vena, kapiler, dan sinus venosus. Jantung terdiri dari 3 ruangan yaitu atrium kiri, atrium kanan, dan satu ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat sekat. Antara atrium kanan dan kiri terdapat katup. Sinus venosus terletak di sebelah dorsal jantung.

11

Aliran darah diawali dari seluruh tubuh yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui vena kava. Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus dan akan masuk ke atrium kanan, dan menuju ventrikel, lalu dipompa menuju paru-paru. Selanjutnya, darah dari paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium kiri dan menuju ventrikel. Selain dari paru-paru, O2 juga dapat diperoleh melalui kapiler-kapiler di bawah kulit. O2 ini masuk ke dalam kulit secara difusi. Jadi, di dalam ventrikel kedua jenis darah bercampur. Selanjutnya, darah kaya O2 dari ventrikel dipompa menuju arteri untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kulit amfibi juga berperan sebagai alat pernapasan. Oksigen masuk melalui kulit secara difusi, ke kapiler-kapiler di bawah kulit.

Sistem Ekskresi Alat ekskresi utama pada kodok ialah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak di sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Ginjal yang berfungsi sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa seperti garam-garam mineral dan cairan darah. Saluran ekskresinya merupakan sepasang saluran yang akan bermuara dikloaka. Pada kodok jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu sedangkan pada betina tidak.

12

Selain ginjal, kodok juga memiliki kulit sebagai alat ekskresinya. Kelenjar kulit akan menghasilkan lendir untuk membasahi kulitnya. Kebasahan kulit sangat penting bagi pernapasan kodok. Sistem Reproduksi Sistem Reproduksi pada Kodok Jantan Sistem reproduksi pada kodok jantan, yaitu : a. Sepasang testis berbentuk bulat memanjang melekat pada selaput mesorehium yaitu selaput yang menghubungkan testis dengan ginjal berfungsi menghasilkan sperma dan kelenjar gonad.
b. Vas Defferentia, yaitu

saluran yang menguhubungkan testis dengan

ginjal, pada kodok terdapat 5-8 saluran. c. Ductus urospermaticus, yaitu saluran dari ginjal ke kloaka yang menyalurkan air seni dan sperma. d. Vasica seminalis, merupakan bagian yang melebur dari ductusurospermaticus, tempat menyimpan sementara spermatozoa sebelum dikeluarkan. Sistem Reproduksi pada Kodok Betina Sistem reproduksi pada kodok jantan, yaitu :
a. Ovarium, terdapat sepasang kiri dan kanan melekat pada mesovarium

yang berhubungan dengan dinding mediodorsal dari rongga tubuh.


13

b. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk

dimulai dengan bagian yang mirip corong (infudibulum) denganlubangnya yang disebut ostium abdominal. Oviduk di sebelah kaudalmengadakan pelebaran yang disebut dutrus mesonfrus dan akhirnya bermuara di kloaka. Fertilisasi Pada kodok dewasa hidup didarat tapi ketika hendak berkembang biak menuju ke air. Kodok jantan mempunyai sepasang testis menghasilkan sperma, sperma, sperma dikeluarkan melalui saluran sperma yang bermuara ke kloaka. Kodok betina mempunyai sepasang ovarium yang menghasilkan telur, dan sepasang saluran telur yang berkelok- kelok seperti corong yang bermuara pada kloaka. Melalui kloaka, telur dikeluarkan dari tubuh induk betina.Apabila telur sudah masak kodok betina menuju ke air, jantan menaiki punggung betina, dan jari jari kodok betina menekan tubuh betina, sehingga kodok betina mengeluarkan telur ke dalam air, dan telur berkelompok - kelompok yang dilindungi oleh lendir, bersamaan dengan itu kodok jantan mengeluarkan sperma sehingga terjadi proses fertilisasi. Pembuahan akan terjadi jika sel telur dibuahi oleh sperma. Peristiwa ini menghasilkan zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menjadi embrio serta mendapat makanan dari kuning telur. Seminggu kemudian menetas menjadi berudu bernapas dengan kulit dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama 3 bulan.

Sistem saraf Terdiri atas sistem nervorum central (pusat) dan sistem nervorum periforium (tepi). Dalam Sistem nervorum central terdiri dari encephalon (otak) dan medulla spinalis (nervecord). Encephalon terdapat dalam kotak otak (Cranium). Dari
14

pandangan sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorius menuju saccus nasalis, dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ovoid yang dihubungkan oleh comissura anterior sedang bagian anteriornya bergabung dengan diencephalon medialis. Di bagian belakang terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpu otak tengah (mesencephalon) sebelah bawah dan selanjutnya diikuti oleh cerebellum (otak kecil) yang merupakan bagian kecil. Di belakangnya terdapat bagian yang terbuka sebelah atas yaitu medulla oblongata yang selanjutnya berhubungan dengan medulla spinalis, berakhir di sebelah caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan sebelah dorsal yang disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah diencephalon terdapat chiasma opticua, yang selanjutnya diikuti oleh infudibulum yang tumbuh keluar sebagai segitiga tumpul dengan hypophyse atau glandulae pituitaria pada posteriornya. Di dalam otak terdapat rongga-rongga yang disebut ventriculus. Cairan cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus tersebut dan sekitar otak. Pertukaran zat atau metabolism pada otak dilakukan oleh pembuluh-pembuluh darah arteri dan venulae yang meliputi jaringan permukaan otak. Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh dua membran yang tebal yaitu duramater yang berbatasan dengan tulang, dan membran halus yaitu piamater yang berbatasan dengan jaringan saraf. System nervorum perivorum terdiri atas nervi Cranialis dan nervi spinalis. Nervi spinalis berpusat pada otak di berbagai lobus. Sistem Otot Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari otot epeksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi. Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi-bagi dalam lapisan-lapisan, kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal,oblique internal dan otot tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang.Berbagai macam gerakan pada amfibi yaitu, berenang,berjalan, meloncat atau memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe otot.Beberapa diantaranya terletak dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik. Tubuh kodok dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang. Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisologis. Otot
15

daging sebelah luar tediri atas otot daging skletal atau otot daging yang melekat pada tulang-tulang.Otot daging tersebut terkendalikan oleh kemauan pada gerakannya.Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama lain digabung oleh jaringan ikat.Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang berlainan.Bagian central yang sedikit gerak disebut origin sedang bagian distal yang merupakan bagian yang banyak gerak disebut insertion. Banyak otot daging yang memiliki perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang yang disebut tendon. Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjangmemendekkan jari;dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan bergerak.Otot daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang berlawanan. Dibawah ini akan disebutkan tipe umum dari otot-otot daging dengan model aktivitasnya dengan masing-masing contoh:

Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps sebagai pengikat lengan bawah dengan lengan atas. Extensor Abductor Adductor Depressor: Levator Rotator : Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh triceps : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau : Menarik satu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau Menurunkan suatu bagian; contoh depresor manbulae meluruskan lengan bawah pada lengan atas. anggota); contoh deltoid menarik lengan ke samping. anggota); contoh atianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali. menggerakkan kebawah rahang bawah untuk menggerakkan mulut. : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian;contoh masseter : Memutar suatu bagian;contoh pyriformis, meninggikan dan mengangkat rahang untuk menutup mulut. memutar femur.

Otot daging yang tunduk kepada kemauan dibagian atas tiga bentuk struktur umum: 1. otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan transversus yang membentuk didnding abdomen; 2. otot daging gilik (silindris) dengan ujung yang menyisip, misalnya biceps atau deltoid dan

16

3. otot daging sphincter dengan serat melingkar, misalnya sphincter ini yang berfungsi untuk menutup anus. Dalam banyak gerakan berbagai tubuh beberapa otot daging bereaksi bersamasama dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap-tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir ujung saraf motoris yang membawa perintah untuk merangsang kontraksi. Nilai Ekonomis dan Habitat Kodok Kodok dan kodok hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas. Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung atau di daerah bermusim empat (temperate), jumlah jenis kodok cenderung semakin sedikit. Salah satunya ialah karena kodok termasuk hewan berdarah dingin, yang membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga metabolisme tubuhnya. Nilai ekonomis kodok diantaranya adalah :

Sebagai sumber makanan. Kodok berperan sangat penting sebagai indikator pencemaran lingkungan. Tingkat pencemaran lingkungan pada suatu daerah dapat dilihat dari jumlah populasi kodok yang dapat ditemukan di daerah tersebut. Latar belakang penggunaan kodok sebagai indikator lingkungan karena kodok merupakan salah satu mahluk purba yang telah ada sejah ribuan tahun lalu. Jadi kodok tetap exist dengan perubahan iklim bumi. Tentunya hanya pengaruh manusialah yang mungkin menyebabkan terancamnya populasi kodok. Salah satunya adalah pembuangan limbah berbahaya oleh manusia ke alam. Limbah berbahaya inilah yang bisa mengancam keberadaan kodok pada daerah yang tercemar. Selain itu, karena pentingnya kedudukan kodok dalam rantai makanan, maka pengurangan jumlah kodok akan menyebabkan terganggunya dinamika pertumbuhan predator kodok. Bahkan terganggunya populasi kodok dapat berakibat langsung dengan punahnya predator kodok.

17

BAB IV KESIMPULAN
1. Secara umum, tubuh kodok (Bufo (kodok)) terbagi atas terdiri atas empat bagian yaitu

bagian caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan extrimitas (anggota badan). Anatomi eksternal dari Bufo sp. terdiri atas caput (kepala), cervix (leher) yang kurang jelas bagiannya karena pada daerah tersebut terjadi penebalan pada kulitnya, truncus (badan) dan extrimitas (anggota badan). Anatomi internal dari Bufo sp. Terdiri atas cor (jantung), hepar (hati), ventriculus, intestinum (usus), vesica urinaria, dan pulmo.
2. Bufo (kodok)adalah binatang bertulang belakang berkulit lembab tanpa bulu yang

hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu berupa berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.
3. Struktur morfologi kodok terdiri dari ekskremitas anterior yaitu tungkai depan (lengan

atas, engan bawah dan tangan), dan ekskremitas posterior yaitu tungkai belakang (Paha (femur), betis (Crus), telapak kaki (Pes) dan jari-jari (digiti)).
4. Sistem pencernaan pada kodok terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar yang

berhubungan dengan proses pencernaan yang berfungsi untuk mengolah bahan makanan menjadi sari makanan yang siap diserap tubuh.
5. Alat reproduksi pada kodok betina adalah sel telur (Ovum) dan pada kodok jantan

adalah testis
6. system syaraf kodok terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. 7. Tubuh kodok dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot

daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang.

18

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina,Diah.2004.Biologi SMA dan MA. Jakarta : Erlangga Hebert, P. D. N., 2009. Biodiversity, Canada, Institute of Ontario Hoeve, 1989. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna Reptilia dan Amfibia. Redaksi Ensiklopedi Indonesia, Jakarta. PT. Intermasa Iskandar, D.T., 1998. Amfibi Jawa-Bali. Bandung. Puslitbang Biologi-LIPI Lytle,Charles,John R. Meyer ,2005,General Zoology Laboratory 14th edition, New York, Mc. Graw Hill Higher Education Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta Susanti, Baiq Hana.2010.Pengantar Zoologi Vertebrata.Jakarta : Lembaga Penelitin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sumber Pustaka Internet: file:///D:/Documents/tugas-zoology-all-about-kodok.html http://ksh.biologi.ugm.ac.id/index.php? option=com_content&view=article&id=12&Itemid=15 http://unikonservasifauna.org/2011/04/kenapa-butuh-reptil-dan-amfibi/ http://www.scribd.com/doc/9739032/Fertilisasi http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/sistem-peredaran-darah-tertutup-kodok.html

19

Lampiran

20

You might also like