You are on page 1of 65

BAB I PENDAHULUAN

I.1.

Latar Belakang Secara signifikan sumber daya batubara di Kalteng khususnya di Kabupaten Barito Utara dapat diusahakan dengan baik dengan biaya produksi yang relatif murah dan jaminan adanya kuantitas produksi jika telah dibangun jalan menghubungkan sumber cadangan batubara langsung ke pelabuhan yang tidak terpengaruh oleh pasang surut. PT. Mitra Perdana Coal sebagai salah satu perusahaan lokal yang berkiprah disektor batubara mencoba menangkap peluang tersebut dengan merencanakan pembangunan jalan angkut dari tambang terintegrasi dengan pelabuhan di Gunung Rantau yang terletak di pinggir Sungai Barito.Pelabuhan tersebut bebas dari pengaruh pasang surut dan alur yang dangkal, produksi perdana dicanangkan untuk melayani pengapalan batubara dari Tambang PT. Mitra Perdana Coal dengan jarak kurang lebih 45 km dari pelabuhan. Pelayanan jasa jalan dan pelabuhan untuk selanjutnya akan ditujukan kepada perusahaan-perusahaan batubara yang siap berproduksi disekitar PT. Mitra Perdana Coal sementara ini menunggu pembangunan pelabuhan tersebut. Oleh karena itu, untuk melayani kebutuhan pengapalan tersebut direncanakan pelabuhan dan stock pile akan dibangun di areal 30 ha yang dilengkapi 4 Jetty dengan kapasitas sekitar 400.000 MT/bulan atau 4.800.000 MT/tahun. Untuk menunjang pengapalan tersebut maka pelabuhan akan dilengkapi fasilitas 2 unit Load out conveyor dengan kapasitas masingmasing-masing 500 mt/jam dan 2 jetty yang menggunakan sistem trucking dengan kapasitas masing-masing 150 MT/jam. Pembangunan jalan dan pelabuhan tersebut akan menelan biaya konstruksi yang cukup besar, oleh karena itu pihak PT. Mitra Perdana Coal mencari pamer atau penyandang dana untuk bersama-sama membangun infrastruktur yang diperlukan sehingga cadangan batubara ekonomis diwilayah

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 1

tersebut dapat diusahakan dan akan memberikan nilai tambah kepada investor dan kontribusi terhadap daerah. I.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan studi kelayakan adalah sebagai berikut : kami menyadari sepenuhnya bahwa aspek finansial mempunyai peran strategis sebagai dasar pengambilan keputusan, disamping aspek yang lain dalam studi kasus kelayakan proyek. Studi kelayakan proyek dibidang keuangan bertujuan melakukan serangkaian analisis dengan perhitungan-perhitungan forecasting secara tepat dan akurat dari suatu investasi modal dengan membandingkan aliran biaya dengan kemanfaatan (benefit) menggunakan beberapa kriteria penilaian investasi. I.3. Profil Perusahaan PT. Mitra Perdana Coal yang dibentuk pada tahun 2005, dengan aktivitas utama pertambangan dan perdagangan batubara, jasa kontraktor penambangan dan infrastruktur & logistik.Cadangan tertambang sekitar 3.984.000 MT, sedangkan target produksi sekitar 780.000 MT/Tahun I.4. Perijinan Perizinan PT. Mitra Perdana Coal dapat dilihat sebagai berikut : UPL UKL AMDAL STUDY KELAYAKAN (FS) SK.KP EKPLORASI SK.KP EKPLOITASI

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 2

BAB II KEADAAN UMUM

II.1. Lokasi dan Luas Wilayah Lokasi berada di desa Pintun Payang Ara dengan kecamatan Karang Gunung Timang berkabupaten di Barito Utara provinsi Kalimantan Tengah, dengan luas keseluruhan adalah 2.182 hektar. II.2. Kesampaian Daerah dan Sarana Penghubung Setempat Wilayah Kuasa Penambangan Eksplorasi tersebut dapat ditempuh dari Banjarmasin dengan menggunakan kendaraan roda empat melalui kota Rantau (Kab. Tapin), Kota Kandangan (Ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan), Pantai Hambawang, Amuntai (Ibu Kota Kabupaten HSU), Ketua, Pasar Panas, Kota Tamiang Layang, Ampah, Patas dan Kandui selama kurang lebih 8 jam melalui jalan beraspal hingga Simpang Kubur, wilayah Kandui, kemudian perjalanan dapat dilanjutkan melalui jalan tanah hingga daerah penelitian sejauh kurang lebih 4 s/d 6 kilometer. Lokasi rencana jalan dari tambang sampai jalan raya kurang lebih 13 km berupa bukti-bukit relatif rendah dan lembah yang dangkal, oleh karena itu konstruksi jalan hanya memerlukan cut and fill sebagai dorong langsung dan sebagian diangkut. Sedangkan dari jalan raya menuju ke pelabuhan berjarak kurang lebih 32 km sudah ada badan jalan (bekas HPH) permukaan jalan relatif datar dan badan jalan tersebut terdiri dari tanah pasir, kondisi saat ini tidak bisa dilewati karena tertutup semak dan belukar. Pekerjaan jalan pada bagian ini relatif ringan yaitu hanya memerlukan Up-grade (Pembersihan semak belukar, pelebaran, penimbunan dibeberapa ruas jalan, pemasangan gorong-gorong, perkerasan, dan perbaikan selokan).

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 3

Gambar 1. Lokasi Kesampaian Daerah II.3. Keadaan Lingkungan Daerah Daerah ini akan melintasi dua Kabupaten yaitu lokasi tambang dan sebagai jalan angkut adalah di Desa Pintun Payang Ara Kecamatan Karang Gunung Timang Kabupaten Barito Utara. Sedangkan pelabuhan dan sebagaian jalan menuju pelabuhan di Gunung Rantau masuk kabupaten Barito Selatan (lihat peta berikut ini) Rencana lahan untuk jalan adalah sebagian adalah milik negara (Eks Jalan HPH) dan sebagian adalah lahan milik masyarakat, pada prinsipnya pemilik lahan bersedia dibebaskan lahannya dengan harga yang dapat dinegosiasi. Dari observasi lapangan dan konsultasi dengan Dinas Kehutanan maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan RTRWP 2003 wilayah penyelidikan ini terdiri dari areal hutan produksi dan kawasan budidaya tanaman.Lahan perkebunan tersebut dikuasai oleh masyarakat dan diserahkan kepada Perusahaan untuk ditambang. Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 4

Secara prinsip baik pemerintah maupun masyarakat sekitarnya memberikan respon yang baik dan dukungan sepenuhnya terhadap

pembangunan jalan, pelabuhan dan infrastruktur lainnya.

Gambar 2. Rencana Jalan Angkut dan Lokasi Pelabuhan Batubara Penduduk disekitar areal penyelidikan terdiri dari suku dayak yang mayoritas sekitar 80 % yang bermukim dekat areal tambang dan jalan, hanya sebagian kecil suku Banjar, Bugis dan Jawa yang bermukim disekitar rencana pelabuhan Batubara. Kehidupan keagamaan didominasi oleh masyarakat yang menganut agama Hindu Kaharingan (80 %) sedang penganut agama lainnya (20 %) Adat istiadat dan kehidupan sosial budaya bagi penduduk pendatang telah berasimilasi dengan adat dan budaya Dayak, komunikasi sosial dan interaksi adat dan masing-masing etnis secara umum berlangsung baik dan saling

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 5

pengertian dalam pergaulan sehari-hari maupun dalam wadah organisasi kemasyarakatan. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar petani karet, berternak, buruh perkebunan Kelapa Sawit, Buruh perusahaan PT. Dwipa Makmur,

Pegawai Negeri, sebagian karyawan Perusahaan Batubara dan pengumpul hasil hutan. Kegiatan ekonomi terpusat di Kandui karena berada di Pinggir jalan raya dari Banjarmasin ke Muara Teweh dan relatif dekat dari Muara Teweh. Karena sebagian besar fasilitas seperti Bank, Pasar, Kantor Pemerintahan, Rumah Sakit, Toko Sparepart dan Bahan Makanan berada di Muara Teweh. Berdasarkan catatan medic yang ada di Puskesmas Pembantu di Ibukota Kecamatan di Ketahui bahwa penyakit yang dominan yang diderita oleh masyarakat setempat adalah penyakit infeksi kulit, infeksi usus, diare, penyakit sistem otot, penyakit kulit alergi, malaria dan asma. Untuk penderita penyakit yang parah pada umumnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum di Muara Teweh. II.3.1. Morfologi Topografi areal penyelidikan relatif datar sedangkan

morfologinya merupakan perbukitan rendah dan semakin rendah ke arah Sungai Barito.Perbukitan memanjang dari Selatan ke Utara sepanjang kurang lebih 4 km dengan rata-rata ketinggian 50 75 meter diatas permukaan laut.Rata-rata bukit tersebut tidak begitu ekstrim,

kemiringan lereng berkisar dari 15 % hingga 30 %.Pada beberapa lokasi dapat ditemukan pula lereng dengan slope hingga 35 persen.Hal ini ditenggarai terdapatnya beberapa patahan yang melewati disekitar daerah penelitian. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah penelitian atau di daerah sekitar lokasi penelitian adalah sungai kecil ordo 3 hingga ordo 5.Umumnya sungai-sungainya bermuara pada Sungai Barito (DAS Barito).Dibeberapa tempat bahkan kering bila musim kemarau.Sungaisungai ini pada umumnya berbentuk secara alami karena curah hujan pada perbukitan cukup tinggi. II.3.2. Iklim dan Curah Hujan Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 6

Iklim di areal tersebut adalah iklim tropis yang mengalami dua musim yaitu musim kemarau pada bulan Mei-Oktober dan musim hujan pada bulan November April. Lokasi daerah penelitian berada pada iklim tropis basah yang bercirikan dua pertukaran angin dan musim seperti umumnya terjadi di wilayah Indonesia, data curah hujan di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Data Curah Hujan di Daerah Penelitian Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Total Jan 392 180 329 244 271 406 313 363 105 1.822 Feb 221 380 217 242 435 401 297 420 77 1.896 Mar 311 379 594 354 440 320 277 331 233 2.398 Apr 481 366 199 192 239 447 587 260 54 1.924 Mei 317 239 174 224 362 274 399 370 71 1.590 265 Nov 414 499 350 242 330 378 222 219 59 Juni 327 106 252 50 140 196 252 184 104 1.071 1.785 Des 222 433 297 360 576 453 385 485 95

Rata-rata 30.667 316 39.967 32.067 Tahun Juli Agust Sept Okt 2000 424 151 60 253 2001 35 28 312 260 2002 29 78 20 77 2003 199 119 205 279 2004 229 8 165 17 2005 31 141 136 291 2006 28 126 110 87 2007 205 147 128 234 2008 73 73 120 65 Sumber : Stasiun Meteorologi Muara Teweh

Dari data curah hujan diatas nampak pada bulan November sampai Juni Curah Hujan cukup tinggi jadi diperkirakan air sungai akan pasang dan banjir yang cukup besar dan memakai untuk dilewati Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 7

Tongkang Batubara yang berukuran besar sekalipun. Sebaliknya pada bulan Juli sampai Oktober ada kemungkinan pengapalan batubara akan menggunakan tongkang lebih kecil karena pada umumnya musim kemarau panjang air sungai surut dan relatif dangkal. II.3.3. Flora dan Fauna Flora dan fauna di daerah penyelidikan sangat bervariasi, namun dapat digolongkan dalam kelompok paleotropis yang umumnya dijumpai di Indonesia. Kelompok flora yang dijumpai di daerah penyelidikan antara lain : Tabel 2. Jenis Flora Yang Ada di Areal Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Nama Umum Jingah Akasis Daun Kecil Akasis Daun Lebar Bambu Kayambang Kantung Semar Paku Sepat Kelakai Kangkung Air Jati Karet Kopi Jambu-jambu Eugenia suprea Lada Cempedak Durian Meranti Karamunting Malastoma malabaticrum Manggis Hutan Garcinia sp Paku-pakuan Asophila glauca Sida Guri Sida rombifolia Karamunting Malastoma sp Sedangkan jenis fauna yang ada disekitar daerah studi dapat Nama Ilmiah Gluta renghas Acacia auricoliformis Acacia mangium Bambusa sp Salvinia natans Nepenthes spp Nephrolepsis exaltata Stenocaena palustris Ipomoea aqutica

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Jenis Fauna Yang Ada di Sekitar Lokasi Kegiatan

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 8

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Lokal (Fauna) Babi Biawak Burung Punai Burung Srigunting Burung Tekukur Kadal Musang Palanduk Kancil Tupai Ular Pucuk

Nama Latin Sus berbatus Voranus salvator Treron sp Dicrurus spp Streptopelia chinesis Mabuiya multifasciata Faradomurus hemaphroditus Tragulus javanicus Callosciurs rotates Trimeresurus albolaris

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 9

BAB III GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN


III.1. Geologi Umum Bagian yang terpenting dari pengadaan jasa jalan dan pelabuhan yaitu ketersediaan supplai batubara yang memadai untuk jangka panjang dengan tingkat produksi kontinyu dalam setiap tahun.Dalam hal ketersediaan supplai batu bara tidak perlu dikhawatirkan karena dari peta geologi berikut ini nampak formasi pembawa batubara formasi Warukin, Montalat dan Tanjung (lihat peta geologi regional terlampir) mengelilingi KP PT. Mitra Perdana Coal, Pada umumnya areal KP disekeliling PT. Mitra Perdana Coal memiliki cadangan yang memadai, siap berproduksi dan rencana akan menggunakan pelabuhan yang akan dibangun oleh perusahaan PT. Agrabudi Karyamarga.

Gambar 3. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 10

III.2. Geologi Daerah Penelitian Pada daerah penelitian yang seluruhnya apabila dikomplikasi dari peta geologi regional, termasuk dalam formasi batuan yang disebut formasi Montalat yang berumur Oligosen.Litologi yang menyusun daerah penelitian secara umum merupakan satuan batuan yang pada umumnya terdiri dari berlumpur (Engkungan rawa). Secara detail penyusun batuan berturut-turut dari yang pada posisi paling bawah (paling tua) adalah sebagai berikut : Batuan yang paling atas diperkirakan tersusun dari batu lumpur, berwarna abu-abu, stiff dan masiv. Dibawah batuan itu terdapat batubara yang merupakan satu-satunya seam mempunyai sifat berwarna coklat, getas (brittle) seam ini merupakan seam paling atas yang berkembang di daerah penelitian. Seam ini mempunyai ketebalan berkisar 10 meter. Seam ini ditemukan mempunyai kecenderungan menebal ke arah down dip.

III.3. Struktur Geologi Daerah Penyelidikan Pada studi kelayakan Investasi ini sumber cadangan batubara yang terintegrasi dengan pelabuhan sebagian atau dalam perhitungan yaitu dari KP. PT. Mitra Perdana Coal yang secara geografis masuk wilayah geografis sebagai berikut : Daerah penyelidikan secara administrasi termasuk : a. Desa b. Kecamatan c. Kabupaten d. Provinsi : Desa Pintun Payang Ara : Karang Gunung Timang : Barito Utara : Kalimantan Tengah

e. Letak Geografis dan peta lokasi kegiatan penelitian sebagai berikut : Tabel 4. Koordinat Konsesi
No 1 2 3 4 5 6 BUJUR TIMUR (BT) 115o 06 38.85 115o 07 09.72 115o 07 09.72 115o 07 14.91 115o 07 14.91 115o 07 17.83 LINTANG SELATAN (LT) 01o 09 02.09 01o 09 02.09 01o 09 19.45 01o 09 19.45 01o 09 24.32 01o 09 24.32

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 11

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

115o 07 17.83 115o 07 24.32 115o 07 24.32 115o 07 29.18 115o 07 29.18 115o 07 37.29 115o 07 37.29 115o 07 57.87 115o 07 57.87 115o 08 27.86 115o 08 27.86 115o 08 39.45 115o 08 39.45 115o 09 05.47 115o 09 05.47 115o 06 17.75 115o 06 17.75 115o 06 21.32 115o 06 21.32 115o 06 38.85

01o 09 30.48 01o 09 30.48 01o 10 01.75 01o 10 01.75 01o 10 16.21 01o 10 16.21 01o 10 27.56 01o 10 27.56 01o 10 32.05 01o 10 32.05 01o 11 50.67 01o 11 53.67 01o 12 12.11 01o 12 12.11 01o 12 43.74 01o 12 43.74 01o 11 26.13 01o 11 26.10 01o 10 08.77 01o 10 08.77

Luas Keseluruhan dari konsensi diatas adalah 2.182 hektar.

III.4. Geoteknik Kemiringan lereng berkisar dari 15 % hingga 30 %. Pada beberapa lokasi dapat ditemukan pula lereng dengan slope hingga 35 %. Hal ini ditenggarai terdapatnya beberapa patahan yang melewati disekitar daerah penelitian. III.5. Keadaan Endapan III.5.1. Bentuk dan Keadaan Endapan Berdasarkan data singkapan, pemboran dan korelasi geologi serta kegiatan eksplorasi detail yang dilakukan diketahui bahwa lapisan pembawa batubara diwilayah Kuasa Penambangan PT. Mitra Perdana Coal adalah formasi Montalat pada Cekungan Barito yang berumur Oligosen. Lapisan batubara seam yang dijumpai pada lokasi penelitian berjumlah 1 seam dengan ketebalan hasil pemboran 10 meter.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 12

Batubara yang dijumpai pada daerah penelitian, ditinjau dari kondisi fisik lapangan dengan dip yang relatif landai dan kondisi topografi tidak begitu terganggu oleh perubahan struktur yang berarti. III.5.2. Hasil Analisa Kualitas Analisa kualitas endapan batubara didaerah penyelidikan yang didapatkan dari singkapan maupun Cutting bor (tahi bor) adalah seam yang pada umumnya batubara bersifat yaitu : berwarna hitam kecoklatan, dan mudah pecah (britle) mengandung minyak dan mengotori tangan. Untuk mengetahui kualitas endapan batu bara secara proximite sebanyak 1 (satu) contoh dilaboratorium Geoservice Banjarbaru dan beberapa referensi hasil analisa laboratorium pada tempat tersebut dapat diperlihatkan pada tabel berikut :

Tabel 6. Hasil Analisa Laboratorium Analisis As Received Total Moisture % Air Dried Basis Inherent Moisture % Ash % Volatile Matter % Fixed Carbon % Total Sulfur % Calorific Value Cal/g Keterangan 26.23 34.43 15.21 15.72 1.51 3.72 37.64 43.37 45.35 37.19 1.07 0.35 6.041 5.665

Berdasarkan ciri fisik dan formasi batuan pada umumnya maka areal penelitian merupakan Formasi Montalat dan Jenis batubara di daerah tersebut termasuk Sub Bituminous.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 13

III.5.3. Cadangan III.5.3.1. Cara Penaksiran Cadangan Penaksiran cadangan batubara di daerah penelitian didasarkan pada hasil korelasi dan interprestasi data eksplorasi yang telah dilakukan. Dari bentuk batubara yang berupa lapisan yang relatif sederhana hingga cukup kompleks maka cadangan endapan batubara dihitung dengan cara manual yang sederhana dan komputerisasi, yaitu luas penyebaran endapan batubara dikalikan dengan ketebalan batubara serta berat jenisnya, dalam hal ini kemiringan lapisan juga dipertimbangkan dalam perhitungan penambangan. cadangan Selain batubara dari itu tersebut sebagai untuk tujuan

pembanding,

penghitungan juga dilakukan dengan menggunakan software Mincom Minescape-Stratmodel.

III.5.3.2. Klasifikasi Penaksiran Cadangan dan Jumlah Cadangan Pada wilayah yang terdapat data baik singkapan maupun pemboran dihitung keterpengaruhan data dengan jarak 400 meter data ditemukan dipotongdengan subcropline (batas oksidasi) dihitung sebagai cadangan terukur (measured reserves) dan selebihnya merupakan cadangan tertunjuk (indicated reserves) yaitu antara 400 meter hingga 1200 meter hingga 4800 meter. Klasifikasi penghitungan diatas

didasarkan pada konsepsi McKelvey pada tahun 1976 yang telah diadopsi untuk mododitas batubara dalam bentuk publikasi gabungan U.S Bureau of mines dan U.S Geological Survey dan diterbitkan sebagai USGS Bullten 1450-B dengan judul Coal Resource Clasification System of the U.S. Bureau of Mines and U.S. Geological Survey.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 14

Tabel 7. Perhitungan Cadangan Batubara Terukur No 1 Titik Luas Perhitungan (M2) BH01 sampai 200.000 dengan BH25 Tebal (M) 10 Volume (M3) 239999 BJ 1,3 Candangan (ton) 311998

Hasil perhitungan cadangan tertambang mineable reserves dengan stripping ratio 1 : 3 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 8. Perhitungan Cadangan Batubara Tertambang Seam Perhitungan Cadangan Batubara Tertambang (Mt)

Melihat dari hasil perhitungan cadangan batubara terukur dan tertambang diatas nampak perbedaan yang cukup jauh, hal ini disebabkan karena batasan stripping ratio yang relatif rendah yaitu nisbah pengupasan 1 : 3. Kemungkinan akan meningkatnya cadangan tertambang juga masih bisa dikaji ulang, dengan adanya kenaikan harga batubara secara signifikan stripping ratio dapat dinaikan dengan demikian cadangan tertambang juga naik. Disamping itu perlu dilakukan eksplorasi tambahan di areal KP PT. Mitra Perdana Coal untuk mencari areal yang potensi karena kelihatannya dari referensi dari KP sekitarnya memungkinkan adanya potensi batubara yang lebih luas dari areal penyelidikan terdahulu.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 15

BAB IV RENCANA PENAMBANGAN


Pada tahap penambangan akan dilakukan pekerjaan pembangunan jalan, pelabuhan dan sarana penunjang lainnya. IV.1. Sistem / Metode dan Tata Cara Penambangan Berdasarkan karakteristik dan bentuk endapan batubara dengan dip yang relatif landai dan terdiri dari multiple seam maka areal penelitian direkomendasikan untuk tambang terbuka open pit mine dengan metode penambangan : penggalian dan penimbunan kembali areal bekas tambang back fill digging method. Metode dan urut-urutan penambangan dapat dilihat pada bagan alir sebagai berikut :
PRA PENAMBANGAN
MOBILISASI KONSTRUKSI SARANA DAN

PRASARANA.
LAND CLEARING PEMINDAHAN TANAH PUCUK

PENGUPASAN BATUAN PENUTUP STRIPPING OVERBURDEN

PENAMBANGAN DAN PENGANGKUTAN BATU BARA

DESAIN PASCA TAMBANG DAN TATA GUNA LAHAN

REKLAMASI AREAL BEKAS TAMBANG

PENANAMAN KEMBALI DENGAN TANAMAN CEPAT TUMBUH

Gambar 4. Urut-urutan Kegiatan Penambangan

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 16

IV.1.1. Pemilihan Daerah Penambangan Dari hasil survey lokasi rencana jalan dan pelabuhan maka dapat disimpulkan bahwa sistem dan metode konstruksi akan diterapkan tergantung kondisi-kondisi sebagai berikut : Dari Km. 0 -13 terdiri dari bukit-bukit yang relatif rendah oleh arekan itu harus dilakukan Cut dan Fill, sistem pengupasan bukit sebagian akan didorong langsung dengan Dozer dan untuk timbunan lebih jauh akan menggunakan pengangkutan Dump Truck. Dari km 13-45 sudah pernah ada jalan angkut yang telah dibuat perusahaan kayu sebelumya dan kini telah tertutup semak belukar, permukaan jalan relatif datar, badan jalan terdiri dari pasir, oleh karena itu pekerjaannya relatif mudah yaitu hanya diperlukan peningkatan (pelebaran, penimbunan, pembuatan parit dan

pemasangan gorong-gorong jika diperlukan). Lokasi stockpile dan pelabuhan cukup tinggi dari permukaan air sungaiBaritomaka tidak perlu penimbunan, namun perlu dibentuk sesuai dengan desain dan layout lokasi peruntukan lahan yang akan dibangun di areal tersebut.

IV.1.2. Bentuk, Karakteristik Endapan dan Tanah Penutup Berdasarkan data singkapan, pemboran dan korelasi geologi serta kegiatan eksplorasi detail yang dilakukan diketahui bahwa lapisan pembawa batubara diwilayah Kuasa Penambangan PT. Mitra Perdana Coal adalah formasi Montalat pada Cekungan Barito yang berumur Oligosen. Lapisan batubara seam yang dijumpai pada lokasi penelitian berjumlah 1 seam dengan ketebalan hasil pemboran 10 meter. Berikut ditampilkan ketebalan masing-masing seam batubara yang diperoleh dari data pengeboran dan ketebalan sesungguhnya dari lapisan batubara. Batubara yang dijumpai pada daerah penelitian, ditinjau dari kondisi fisik lapangan dengan dip yang relatif landai dan

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 17

kondisi topografi tidak begitu terganggu oleh perubahan struktur yang berarti. Lapisan tanah penutup dibagi menjadi 2 yaitu Lapisan tanah penutup yang lunak dan lapisan tanah penutup yang keras.Lapisan tanah penutup yang terdapat setelah lapisan tanah penutup adalah lapisan tanah penutup yang lunak.Pada lapisan ini terdapat tanah yang cukup lunak terdiri dari batulempung dan batupasir yang lunak.Lapisan tanah penutup yang lunak ini termasuk ke dalam lapisan tanah penutup (Overburden), tetapi mudah dikupas sehingga tidak memerlukan aktivitas peledakan.Lapisan tanah penutup yang lunak ini mempunyai ketebalan bervariasi.Kegiatan pengupasan lapisan tanah lunak ini menggunakan alat mekanis Excavator Komatsu.Pengupasan lapisan tanah penutup yang lunak ini disebut dengan Free Dig (Penggalian bebas).Lapisan tanah penutup selanjutnya yang menjadi lapisan tanah penutup sebelum lapisan batubara adalah lapisan tanah penutup yang keras.Lapisan tanah penutup yang keras adalah lapisan tanah penutup yang paling dekat dengan lapisan batubara. Lapisan tanah penutup yang melapisi batubara ini dibagi menjadi 3, yaitu: Overburden (Lapisan tanah penutup bagian atas) Lapisan Overburden (OB) adalah lapisan tanah diatas lapisan batubara dengan ketebalan bervariasi.

IV.1.3. Sistem Penambangan Sistem penambangannya semi open pit dengan metode penggalian dan penimbunan kembali areal bekas tambang back fill digging method. IV.1.4. Strategi Penambangan Penambangan batubara dilakukan dengan membuat jenjang bench kerja pada lapisan tanah penutup dengan ketinggian maksimum 10 meter untuk single bench dibuat dengan kemiringan 72, sedangkan rata-rata kemiringan keseluruhan jenjang 45, diperkirakan kedalaman penggalian akan mencapai 30 - 60 meter atau paling tidak ada 3 jenjang yang akan terbentuk. Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 18

penggalian dan penimbunan kembali areal bekas tambang back fill digging method, metode tersebut relatif sangat akrab terhadap lingkungan dan tidak memerlukan areal pembuangan yang luas. IV.2. Tahapan Kegiatan Penambangan Tahap kegiatan penambangan batubara ini meliputi land clearing, stripping ovearburden, coal mining, pengangkutan batubara, reklamasi dan revegetasi. IV.2.1. Pembersihan Tempat Kerja (Land Clearing) Pembersihan lahan dilakukan secara bertahap sesuai dengan areal yang diperlukan untuk kemajuan tambang.Pekerjaan tersebut meliputi pembersihan tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan dan semak belukar di lokasi penambangan. Alat yang digunakan adalah chain saw dan Bulldozer dan hasil pembersihan lahan tersebut untuk pohon yang besar akan dipilah-pilah dan diambil oleh masyarakat dan dimanfaatkan untuk bangun pondok sedangkan sisanya akan ditumpuk dilembah.

IV.2.2. Pengupasan Tanah Pucuk (Overburden Removal) Tanah pucuk adalah lapisan tanah atas yang mengandung humus dan memiliki kapasitas untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Tanah pucuk dikupas dan ditumpuk dengan menggunakan bulldozer, kemudian dimuat dan diangkut dengan dump truck ke lokasi penimbunan atau langsung ditebar ke areal yang siap direhabilitasi dan telah ditata ulang. Tanah pucuk dikupas sampai ketebalan 0,5 - 1,0 meter atau tergantung tebal perlapisan karena pada umumnya bervariasi dari tempat satu dengan yang lainnya, demikian juga sub-soil dengan tebal sekitar 2 - 3 meter meskipun tidak begitu subur juga diambil dan dipindahkan ke areal rehabilitasi lahan sebagai lapisan dasar sebelum ditebari tanah pucuk. Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 19

IV.2.3. Penambangan Batubara Penambangan batubara dilakukan dengan membuat jenjang bench kerja pada lapisan tanah penutup dengan ketinggian maksimum 10 meter untuk single bench dibuat dengan kemiringan 65, sedangkan rata-rata kemiringan keseluruhan jenjang 47, diperkirakan kedalaman pengglaian akan mencapai 30 - 35 meter atau paling tidak ada 3 jenjang yang akan terbentuk. Pengambilan batubara coal getting dilakukan dengan memberai, menumpuk dan memuat ke dump truck dengan

mempergunakan alat bantu Excavator. Untuk menjaga kualitas dan menghindari terjadinya kontaminasi maka penambangan batubara harus memenuhi kaidah penambangan yang baik dan benar antara lain melakukan pembersihan permukaan batubara coal cleaning baik sisa batuan penutup maupun batuan pengotor lainnya seperti black shale dan menyisakan lantai sekitar 5 cm pada bagian bawah perlapisan batu bara yang diperkirakan terkontaminasi dengan landasan floor batubara. Pada gambar diperlihatkan metode penambangan penggalian dan penimbunan kembali areal bekas tambang back fill digging method, metode tersebut relatif sangat akrab terhadap lingkungan dan tidak memerlukan areal pembuangan yang luas. Urut-urutan

penambangan dimulai dari pembersihan lahan sampai dengan paska tambang, kegiatan ini merupakan mata rantai yang tidak terputus dengan luas lahan terganggu dibatasi sesuai dengan tingkat produksi yang dicanangkan perusahaan.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 20

IV.3. Rencana dan Jadwal Produksi IV.3.1. Cadangan Tertambang Dari hasil penelitian areal bekas tambang diketemukan batubara 1 seam dengan ketebalan yang sekitar 10 meter. Cadangan batubara yang dikalkulasi berdasarkan hasil pemetaan dan pemboran di areal studi setelah dikurangi pada zona lapuk atau oksidasi yang ditetapkan sekitar 1 meter dari permukaan sub-crop. Pengupasan batuan penutup akan dihitung termasuk bentuk akhir lereng butter block maka diperkirakan cadangan batubara yang akan ditambang dengan stripping ratio 1 : 3 dapat dilihat pada tabel berikut : IV.3.2. Waktu Kerja Waktu kerja untuk kegiatan penambangan kurang lebih 400 Jam per bulan waktu efektif dengan hari kerja rata-rata 25 hari perbulan, 2 shift per hari dan 8 jam per-shift. Karena pada umumnya peralatan yang digunakan adalah milik kontraktor maka pengaturan operator disesuaikan dengan jadwal kerja yang dicanangkan. IV.3.3. Rencana Produksi IV.3.3.1. Tahap persiapan Survey pendahuluan tata letak jalan dan pelabuhan, kegiatan tersebut dilakukan dengan menerjunkan

beberapa surveyor dengan menggunakan GPS untuk menentukan center line garis tengah arah jalan sampai ke pelabuhan. Sosialisasi dilakukan dengan mengumpulkan masyarakat dengan aparat Desa tentang rencana pembangunan jalan dan pelabuhan di daerah tersebut. Inventarisasi kepemilikan lahan dilakukan dengan

mendata langsung di lapangan dengan mencari informasi pemilik lahan dan sekaligus menentukan batas-batas area jalan dan pelabuhan.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 21

Pembebasan lahan dilakukan setelah hasil kepemilikan lahan didata, diukur, diperiksa bukti kepemilikan (segel/sertifikat) yang sudah disahkan oleh Kepala Desa dan Camat, pembayaran berdasarkan harga yang telah dipakai. Desain jalan, setelah rencana pembebasan jalan final maka layout dan desain jalan dibuat dengan lebar kurang lebih 20 meter termasuk selokan bahu jalan. Sepanjang kiri dan kanan jalan akan dibuat tanggul pengaman safety berm. Sedangkan layout dan desain jalan dan pelabuhan dapat dilihat pada peta terlampir. IV.3.3.2. Tahap Kontruksi Tahap konstruksi jalan dan pelabuhan dimulai setelah pembebasan lahan dan desain jalan dan pelabuhan sudah final, rencana kerja konstruksi meliputi antara lain : Cut dan fill Untuk konstruksi jalan dari km 0 13 diperukan cut and fill besarnya volume pemotong bukit tergantung topografi di areal tersebut, namun hasil survey di lapangan bukit-bukit tersebut relatif rendah dan tidak ditemukan lembah yang dalam.Untuk mempercepat konstruksi maka arah penimbunan bisa dilakukan dari dua arah yaitu dari arah jalan raya ke tambang dan sebaliknya dari tambang ke jalan raya. Sepanjang jalan pengangkutan akan diperkeras dengan menggunakan laterit dan batu pasir karena didaerah

tersebut banyak ditemukan bukit-bukit pasir, sedangkan batuan andesit atau batu gunung sulit mendapatkannya. Pembangunan jembatan dan gorong-gorong. Untuk ukuran lebar sungai lebih kecil dari 3 meter maka akan dipasang gorong-gorong yang terbuat dari pipa besi, sedangkan untuk lebar sungai lebih besar dari 3 meter Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 22

akan dipasang jembatan yang konstruksinya terdiri dari kerangka besi. Sepanjang jalan tersebut akan dipasang dan dibangun kurang lebih 1 buah jembatan besi yang cukup panjang sekitar 20 meter dan sekitar 7 buah gorong-gorong besi. Pembangunan stockpile dan pelabuhan Luas lahan disiapkan untuk stockpile dan pelabuhan kurang lebih 30 ha, peruntukan lahan stockpile tersebut akan dibagi-bagi berdasarkan kebutuhan masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Tabel 10. Peruntukan Lahan Stockpile dan pelabuhan No 1 2 3 4 5 Peruntukan Lahan Stockpile ROM dan Crushed coal Jetty Jalan Sarana dan Prasarana Buffer zone Luas (Ha) 15 2 3 6 4 30

IV.3.3.3. Konstruksi Sarana Lainnya Konstruksisarana pembangunan kolam lainnya pengendapan meliputi setting antara pond lain mess

karyawan, kantor, camp untuk operator, workshop dan rumah Genset dengan masing luas sebagai berikut : Tabel 11. Luas Sarana dan Prasarana No 1 2 3 4 5 Peruntukan Lahan Settling Pond Mess dan kantor Camp Workshop dan Genset Tempat Tangki BBM Total Luas (Ha) 2 1 1 1 1 6

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 23

IV.3.4. Jadwal Rencana Produksi Jadwal kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan uji coba pemuatan adalah sebagai berikut : Tabel 12. Jadwal Kegiatan Persiapan, Konstruksi dan Produksi No 1 Diskripsi Pekerjaan Tahun 1 3

2 3 4 5 6 7

Persiapan (Survey, sosialisasi, invetarisir, pembebasan dan desain, jalan, stockpile dan pelabuhan) Konstruksi dan up-grade jalan 1.3 Km jembatan dan gotong royong Perkerasan jalan Konstruksi stockpile dan pelabuhan Pemasangan crushing plant dan load out conveyor conveyor Konstruksi sarana dan prasarana Pengangkutan dan pengapalan Jadwal kegiatan akan dibagi dua yaitu jadwal pra-penambangan yaitu meliputi semua kegiatan sebelum dilakukan penambangan dan jadwal produksi yang terdiri dari jadwal pada saat dilakukan penambangan. a. Jadwal Kegiatan Kegiatan penambangan terdiri dari pra-penambangan dan penambangan, oleh karena itu perlu disusun penjadwalan yang ketat sehingga pelaksanaan kegiatan dapat tepat waktu dan memenuhi target sesuai yang dicanankan, rincian jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 13. Jadwal kegiatan persiapan dan penambangan

No 1 2 3 4 5

Deskripsi Pekerjaan Persiapan / Mobilisasi Alat Konstruksi Mess dan Kantor Pembangunan dan Jembatan Cut and fill Pelabuhan Jalan Angkut dan Plant

Bulan 1 2 3 4

Stocpile

Pemasangan Crushing dan Load Out Conveyer

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 24

b. Jadwal Produksi Penjadwalan produksi jangka panjang bertujuan untuk

menentukan investasi modal kerja yang diperlukan, menentukan peralatan yang dibutuhkan dan untuk memenuhi target produksi sesuai dengan permintaan. Berdasarkan cadangan batubara yang ada serta target produksi pertahun, maka rincian jadwal produksi per-tahun dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 14. Jadwal Produksi


No 1 Lokasi Blok I Coal Inventory (MT) 837.000 1 2 Bulan 3 4 5

IV.4. Kebutuhan Peralatan Peralatan berat yang diperlukan yaitu peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan konstruksi, pemeliharaan jalan dan pelabuhan, peralatan tersebut akan dipakai baik selama maupun setelah operasi produksi berlangsung. Peralatan yang diperlukan adalah terdiri dari peralatan tambang utama yang digunakan untuk kegiatan pengupasan, penambangan, pembuangan dan pengangkutan sedangkan peralatan penunjang digunakan untuk pemeliharaan jalan, penerangan dan pengeringan air tambang. Kebutuhan alat-alat tambang dihitung berdasarkan target produksi pertahun, produktivitas alat dan jam kerja efektif. Disamping hal tersebut diatas ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk pemilihan peralatan sebagai berikut : 1. Kapasitas produksi 2. Umur tambang 3. Jarak angkut 4. Metode penambangan 5. Karakteristik dan bentuk endapan batubara 6. Biaya investasi Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 25

7. Biaya perbaikan 8. Ketersediaan suku cadang Rencana peralatan yang akan digunakan adalah milik sendiri dan akan dikelola langsung dalam bentuk kerjasama antara pemilik KP dan investor sekaligus pelaksana penambangan. Demikian juga peralatan untuk

pemeliharaan jalan akan dikerjakan sendiri, namun boleh jadi sebagian pekerjaan akan diberikan ke sub-kontraktor yang professional tetapi secara prinsip pemilihan peralatan akan mengikuti kaidah tersebut diatas. Untuk menunjang produksi 780.000 Mt per-tahun dengan stripping ratio 1 : 4 maka diperlukan peralatan sebagai berikut : Tabel 15. Daftar peralatan yang digunakan
No Jenis Alat Kapasitas Kegunaan Membongkar, menyetok dan memuat batuan penutup Membongkar, menyetok dan memuat batubara ke atas truck Mendorong tanah di disposal land dan clearing Mengangkut batuan penutup dan batubara ke ROM Stockpile Mengumpan Crushing Plant dilokasi Stockpile dan memuat ke dump truck Pemeliharaan Jalan Tambang dan Pengangkutan Pemeliharaan Jalan Jumlah

Peralatan Utama 1 2 3 4 5 6 7 Excavator PC-400 Excavator PC-300 Bulldozer D-85 Dump Truck Wheel Loader Motor Grader Vibrator Roller 1.7 2.4 M3 1.4 1.7 M3 200 HP 20 Ton 2.3 M3 150 HP 20 Ton 4 unit 2 unit 2 Unit 40 Unit 3 Unit 2 Unit 2 Unit

Peralatan Tambahan 1 2 3 4 5 Water Pump Genset Kendaraan Truck Tangki Air Truck Tangki Minyak -30 KPA -20.000 Liter 10.000 Liter Pemompaan Air Tambang Penerangan di lokasi tambang Pengangkutan Pengawas Tenaga Kerja dan 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit

Penyiraman Jalan Secara Reguler Mengangkut dan mengisi BBM ke alat berat

IV.5. Umur Tambang Umur tambang dapat ditentukan berdasarkan jumlah cadangan tertambang mineable reserves dan target produksi per tahunnya. Cadangan tertambang sekitar 3.984.000 mt, sedangkan target produksi sekitar 780.000

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 26

mt/tahun, maka berdasarkan umur tambang dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Umur Tambang = Cadangan minebale / target produksi pertahun = 3.984.000 mt / 780.000 mt/tahun = 5 tahun Jadi umur tambang adalah 5 tahun

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 27

BAB V RENCANA PENGOLAHAN


V.1. Sistem Pengolahan Tahapan pengolahan batubara meliputi : 1. Persiapan ( preparasi) 2. Peremukan (crushing) 3. Penggilingan (grinding) 4. Pengolahan (sizing) V.2. Tata Cara Pengolahan dan Pemurnian Batubara Preparasi (persiapan) merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi. Dalam preparasi ini ada beberapa tahap yaitu : 1. Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga lebih kecil dari ukuran semula atau proses melibrasi bijih. Yang dimaksud dengan melibrasi bijih adalah proses melepaskan bijih dari ikatannya yang berupa gangue mineral dengan menggunakan alat crusher untuk proses kering sedangkan grinding mill digunakan untuk proses basah dan kering. a. Primary crushing merupakan tahapan penghacuran pertama, dimana umpan berupa bongkah-bongkah besar berukuran 84x 60 inchi dan produktannya berukuran 4 inchi. Alat yang digunakan dalam Primery Crushing ini adalah : 1. Jaw Crusher Alat ini mempunyai dua jaw yang satu dapat digerakan (swing jaw) dan lainnya tidak dapat digerakan/diam (fixed jaw). Berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi dalam dua macam : Blake Jaw Crusher, dengan poros di atas Dodge Jaw Crusher, dengan poros dibawah 2. Gyratory Crusher

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 28

Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan jaw crusher ini berputar dan bergoyang sehingga proses penghancuran berjalan terus-menerus tanpa selang waktu. Berbeda dengan jaw crusher yang penghancurannya tidak kontiyu yaitu pada waktu swing jaw bergerak kebelakang. b. Secondary Crushing Merupakan tahap penghancuran dari kelanjutan primery crushing, dimana ukuran umpan kecil dari 6 inchi dan produktannya berukuran 0,5 inchi. Alat yang digunakan dalam secondary crushing adalah : 1. Jaw Crusher (kecil) 2. Gyratory Crusher (kecil) 3. Cone Crusher 4. Hammer Mill Hammer mill dipakai dalam secondary crusher untuk memperkecil produk dari primary crushing dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang dari satu inchi. Alat ini merupakan satu-satunya alat yang berbeda cara penghancuran dibandingkan alat pada secondary crushing lainnya. 5. Roll (Roll Crusher) Alat ini terdiri dari dua buah silinder baja dan masing-masing dihubungkan pada as (poros) sendri-sendiri.Silinder ini hanya satu saja yang berputar dan lainnya diam tapi karena adanya material yang masuk dan pengaruhi silinder lainnya maka silinder ini ikut berputar pula. Putaran masing-masing silinder tersebut berlawanan arahnya sehingga material yang ada di atas roll akan terjepit dan hancur. Bentuk dari roll crusher ada dua macam yaitu : a. Rigid Roll Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan patah pada poros sangat memungkinkan. b. Spring roll Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 29

alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan porosnya patah sangat kecil sekali. c. Fine Crushing (Grinding Mill) Milling merupakan lanjutan dari proses primery crushing dan secondary crushing. Proses penghancuran pada milling menggunakan shearing stress. Milling diklasifikasi menjadi beberapa macam berdasarkan ; 1. Bentuk Cell a. Cylinder (produk yang ada masih kasar) b. conical (produk yang dihasilkan halus) c. Cylinder dan conical (bentuk ada yang halus dan ada yang kasar) 2. Grinding Media a. Ball Mill (bola-bola baja) b. Peable Mill (batu api/filnt) c. Rod Mill (batang baja) 3. Cara Memasukan Umpan a. Scoope feeder b. Drum feeder c. kombinasi dari scooped an drum 4. Lubang Pengeluaran a. Grate discharge proses penghancurannya dilakukan secara basah dan pada lubang pengeluaran diberi saringan sehingga diharapkan hasilnya seragam. b. Overflow discharge sama dengan grate discharge tetapi tidak dilengkapi dengan saringan. 5. Kecepatan Putar 2. Sizing (pengolahan) merupakan pengelompokan mineral yang dapat dilakukan dengan cara : a. Screening, adalah pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan sehingga hasil seragam, alat yang digunakan disebut screen Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 30

b.

Classifiying, adalah pemisahan butir mineral yang mendasarkan atas kecepatan jatuhnya material dalam suatu media (air atau udara) sehingga hasilnya tidak sergam, alat yang digunakan adalah classifier.

V.3. Peralatan Pengolahan Alat yang digunakan dalam Primery Crushing ini adalah : 1. Jaw Crusher Alat ini mempunyai dua jaw yang satu dapat digerakan (swing jaw) dan lainnya tidak dapat digerakan/diam (fixed jaw). Berdasarkan porosnya jaw crusher terbagi dalam dua macam : Blake Jaw Crusher, dengan poros di atas Dodge Jaw Crusher, dengan poros dibawah

2. Gyratory Crusher Crusher jenis ini mempunyai kapasitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan jaw crusher ini berputar dan bergoyang sehingga proses penghancuran berjalan terus-menerus tanpa selang waktu. Berbeda dengan jaw crusher yang penghancurannya tidak kontiyu yaitu pada waktu swing jaw bergerak kebelakang. Alat yang digunakan dalam secondary crushing adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Jaw Crusher (kecil) Gyratory Crusher (kecil) Cone Crusher Hammer Mill Roll (Roll Crusher)

Bentuk dari roll crusher ada dua macam yaitu : a. Rigid Roll Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan patah pada poros sangat memungkinkan. b. Spring roll alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga kemungkinan porosnya patah sangat kecil sekali. Alat yang digunakan dalam gridding (Penggilingan) ini adalah : a. Grinding Mill Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 31

Alat yang digunakan dalam Sizing (Pengolahan) ini adalah : a. screen

b. classifier.

V.4. Hasil Pengolahan dan Rencana Pemanfaatan Mineral Ikutan untuk Bahan Galian Logam Hasil pengolahan batubara ini terutama untuk pemanas (bahan bakar ketel uap) dan bahan bakar PLTU.Mineral ikutan yang terdapat adalah emas.Penggunaan utama emas adalah untuk bahan baku perhiasan dan bendabenda seni. Selain itu, karena konduktif, emas penting dalam aplikasi elektronik. Kegunaan lain ada di bidang fotografi, pigment, dan pengobatan. V.5. Jenis, Jumlah, Kualitas Hasil Pengolahan Batubara jenis ini mempuyai struktur yang homogen, kandungan moisturenya tinggi, dan tidak mudah pecah apabila ditempatkan di udara terbuka Karena penyusutan akibat dari penguapan moisturenya. Batubara pada golongan ini memiliki tingkat kelembaban yang tinggi, serta kandungan karbon dan energi yang rendah.Biasanya batubara pada golongan ini memiliki tekstur yang lembut, mudah rapuh, serta berwarna suram seperti tanah.Jenis batubara pada golongan ini diantaranya lignite (batubara muda) dan sub-bitumen.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 32

BAB VI PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN


VI.1. Tata Cara Pengangkutan dan Penimbunan Batubara Jenis jasa yang ditangani PT. Mitra Perdana Coal yaitu penyediaan : Jalan angkut 45 km dari tambang PT. Mitra Perdana Coal sampai pelabuhan. Peremukan batubara Crushing Plant. Lokasi penimbunan stockpile (Run of Mine dan Crushed Coal) Pemuatan batubara yang sudah diremukkan crushed coal dan batubara asalan Lumpy coal.

VI.1.1. Pengangkutan Batubara VI.1.1.1. Lewat Darat dengan Dumptruck Pengangkutan batubara dilakukan melalui jalan angkut yang telah dibuat perusahaan dengan jarak tempuh + 45 km sampai ke Pelabuhan batubara di Gunung Rantau. Untuk tambang diluar KP PT. Mitra Perdana Coal yang akan menggunakan jasa jalan dan pelabuhan tersebut dapat dilakukan kerjasama dengan membangun akses langsung ke jalan angkut tersebut. Dump Truck yang digunakan akan disiapkan oleh perusahaan atau dapat juga menyewa dari luar, tipe dump truck yang dipakai yaitu minimum berkapasitas 20 MT. Sehubungan pengguna jalan tersebut cukup banyak, maka semua pengguna jalan angkut tersebut harus mengikuti aturan lalu lintas dan keselamatan kerja dari

perusahaan.Semua kendaraan baik kecil maupun pengangkut batubara harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 33

yang telah dibuat perusahaan, rambu-rambu keselamatan kerja harus dipasang sepanjang jalan angkut. VI.1.1.2. Sistem Conveyor Conveyor loading atau conveyor muat adalah suatu alat yang terdiri dari banyak roll yang di atasnya terdapat putaran ban/ karet berjalan. Conveyor loading banyak membantu di dalam pekerjaan pemuatan barang. Dalam hal ini kami membicarakan conveyor loading untuk pemuatan batu bara ke dalam tongkang/ pontoon. Karena posisi tongkang berada dalam sungai sedangkan barang ada di darat maka dalam membangun conveyor loading perlu perhitungan yang cermat baik kapasitas, waktu bahkan kondisi alamnya sendiri harus di set sedemikian rupa termasuk penghitungan pembuatan pondasi agar tidak terlalu banyak cost yang terbuang VI.1.1.3. Pengangkutan Menggunakan Tug boat dan Tongkang Sistem pemuatan ke Tongkang akan melalui Load Out Conveyor berkapasitas 600 MT/jam yang diumpan dengan menggunakan wheel loader (WA 500) 2 unit maka kapasitas LOC tersebut dapat tercapai. Sedangkan untuk dermaga batubara asalan pemuatan akan menggunakan dump truck.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 34

VI.2. Peralatan VI.2.1. Alat-alat Transportasi Darat Type truck ini digunakan untuk pengupasan Over Bourden, bagian belakang pada bagian baknya tidak menggunakan penutup.

Yang kedua adalah type dump truck yang digunakan untuk pengankutan batubara, perbedaanya terdapat pada type bak yang memiliki tutup.

Gambar 6. Dump Truck

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 35

VI.2.2. Alat-alat Transportasi Air Tongkang

Gambar 7. Tongkang

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 36

BAB VII LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


VII.1. Lingkungan Lingkungan kerja yang baik memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan dan terhadap sikap para pekerja memandang pekerjaan

mereka.Selain itu, atsmosfir ditempat kerja dan bagaimana atmosfir tersebut bersih dari uap-uap berbahaya memiliki pengaruh yang besar terhadap komunitas masyarakat sekitarnya. VII.1.1. Latar Belakang Kegiatan pertambangan untuk mengambil bahan galian berharga dari lapisan bumi telah berlangsung sejak lama.Selama kurun waktu 50 (Lima Puluh) tahun, konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang berubah adalah skala kegiatannya.Mekanisasi peralatan pertambangan telah menyebabkan skala pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi pengolahan menyebabkan

ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus digali. Hal ini menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting.US-EPA (1995) telah melakukan studi tentang pengaruh kegiatan pertambangan terhadap kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia pada 66 (Enam Puluh Enam) kegiatan pertambangan. Pembangunan infrastruktur jalan akses dan pembangkit energi Kegiatan pembangunan infrastruktur meliputi pembuatan akses di dalam daerah tambang, pembangunan fasilitas penunjang pertambangan, akomodasi tenaga kerja, pembangkit energi baik untuk kegiatan konstruksi maupun kegiatan operasi dan pembangunan Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 37

pelabuhan. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pembangunan sistem pengangkutan di kawasan tambang (misalnya :crusher, ban berjalan, rel kereta, kabel gantung, sistem perpipaan untuk mengangkut tailing atau konsentrat bijih). Dampak lingkungan, sosial dan kesehatan yang ditimbulkan oleh kegiatan ini dapat bersifat sangat penting dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Letak dan lokasi tambang terhadap akses infrastruktur dan sumber energi. 2. Jumlah kegiatan konstruksi dan tenaga kerja yang diperlukan serta tingkat migrasi pendatang. 3. Letak kawasan konsensi terhadap kawasan lindung dan habitat alamiah, sumber air bersih dan badan air, pemukiman penduduk setempat dan tanah yang digunakan oleh masyarakat adat. 4. Tingkat kerawanan kesehatan penduduk setempat dan pekerja terhadap penyakit menular seperti malaria, AIDS, schistosomiasis.

VII.1.2. Dampak Kegiatan United Nations Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkan dampak-dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut: 1. Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan 2. Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity di sekitar lokasi pertambangan. 3. Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan penggunaan lahan 4. Stabilisasi sitedan rehabilitasi 5. Limbah tambangdan pembuangan tailing 6. Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing 7. Peralatan yang tidak digunakan, limbah padat, limbah rumah tangga 8. Emisi Udara 9. Debu 10. Perubahan Iklim Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 38

11. Konsumsi Energi 12. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai 13. Buangan air limbah dan air asam tambang 14. Perubahan air tanah dan kontamninasi 15. Limbah B3 dan bahan kimia 16.Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di tempat kerja 17. Kebising 18. Radiasi 19. Keselamatan dan kesehatan kerja 20. Toksisitas logam berat 21. Peninggalan budaya dan situs arkeologi 22. Kesehatan masyarakat dan pemukiman disekitar tambang VII.1.3. Pengelolaan Lingkungan Mengingat besarnya dampak yang disebabkan oleh aktifitas tambang, diperlukan upaya-upaya pengelolaan yang terencana dan terukur.Pengelolaan lingkungan di sektor pertambangan biasanya menganut prinsip Best Management Practice. US EPA (1995) merekomendasikan beberapa upaya yang dapat digunakan sebagai upaya pengendalian dampak kegiatan tambang terhadap sumberdaya air, vegetasi dan hewan liar. Beberapa upaya pengendalian tersebut adalah : 1. Menggunakan struktur penahan sedimen untuk meminimalkan jumlah sedimen yang keluar dari lokasi penambangan 2. Mengembangkan rencana sistim pengedalian tumpahan untuk meminimalkan masuknya bahan B3 ke badan air 3. Hindari kegiatan konstruksi selama dalam tahap kritis 4. Mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan akibat sianida terhadap burung dan hewan liar dengan menetralisasi sianida di kolam pengendapan tailing atau dengan memasang pagar dan jaring untuk 5. Mencegah hewan liar masuk kedalam kolam pengendapan tailing Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 39

6. Minimalisasi penggunaan pagar atau pembatas lainnya yang menghalangi jalur migrasi hewan liar. Jika penggunaan pagar tidak dapat dihindari gunakan terowongan, pintu-pintu, dan jembatan penyeberangan bagi hewan liar. 7. Batasi dampak yang disebabkan oleh frakmentasi habitat

minimalisasi jumlah jalan akses dan tutup serta rehabilitasi jalanjalan yang tidak digunakan lagi. 8. Larangan berburu hewan liar di kawasan tambang. VII.1.4. Pemantauan Lingkungan Pemantauan biasanya dilakukan oleh mandor/penanggung jawab/ penyelia yang merupakan manajer di line terdepan, memeriksa apakah aturan keselamatan kerja sudah di taati, memastikan permesinan dan perlengkapan aman digunakan,menegakkan disiplin terhadap pelanggaran aturan keselamatan kerja, meminta pekerja melaksanakan program keselamatam kerja.

VII.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan VII.2.1. Bagan Organisasi Penangan K3 dan Lingkungan

Direktur Pelaksana (managing director)

Manajer Produksi

Penasehat Keselamatan Kerja

Mandor/Penanggung Jawab/Penyelia

Perwakilan Keselamatan Kerja

Komite Keselamatan Kerja Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 40

VII.2.2. Peralatan K3 dan Lingkungan Safety helmet, Safety shoes dan Safety glasses wajib digunakan pada saat melakukan kegiatan penambangan. Apabila diperlukan akan diberikan peralatan tambahan seeprti masker dan ear plug, bila pada lokasi pekerjaan sangat berdebu dan bising.

VII.3. Langkah-Langkah Pelaksanaan K3 dan Lingkungan Pertambangan Langkah-langkah pelaksanaan K3 dan lingkungan pertambangan adalah sebagai berikut : 1. Mengevaluasi pengetahuan keselamatan kerja Evaluasi kesehatan dan keselamatan kerja menyeluruh Sistem peningkatan keselamatan kerja internasional 2. Melakukan penilaian resiko Mengidentifikasi dan menyingkirkan bahaya atau mengambil tindakan pencegahan yang tepat 3. Memonitor pelaksanaan standar keselamatan kerja yang meliputi : Inspeksi dan survey keselamatan kerja yang bersifat umum dan menjangkau seluruh tempat kerja Patroli keselamatan kerja yang melalui rute-rute yang telah ditentukan sebelumnya dengan mencatat masalah-masalah keselamatan kerja Audit keselamatan kerja yang terdiri atas pemeriksaan dan kuantifikasi masalah-masalah keselamatan kerja secara rinci Pengambilan sampel yang hanya melihat padaa satu asfek khusus dalam kesehatan atau keselamtn kerja 4. Mengkomunikasikan pesan keselamatan keja melalui media : Poster Lembar berita/Bulletin Stiker petunjuk pada kotak-kotak peralatan Mencontohkan dengan panutan 5. Menggunakan proses atau material yang lebih aman

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 41

6. Menyertakan kesehatan dan keselamatan kerja sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pelatihan keterampilan 7. Memastikan semua peralatan benar-benar terpelihara dengan baik, Ada pemeliharaan terencana 8. Mengembangkan dan menggunakan system kerja yang umum 9. Memastikan para penyelia/mandor telah memperoleh pelatihan dan kompeten dalam masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja 10. Mengadakan latihan evakuasi dan menjalankan prosedur-prosedur keadaan darurat 11. Menyediakan kondisi dan lingkungan kerja yang baik 12. Mengembangkan dan memelihara konsultasi bersama yang efektif

VII.4. Pengembangan Masyarakat Pengembangan masyarakat dilakukan dengan di adakannya pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja yaitu : Menegaskan kembali aturan keselamatan kerja Menyampaikan kemungkinan bahaya yang bakal ditemui ditempat kerja dan cara menghindarinya Alat keselamatan kerja dan cara penggunaannya Mengeluarkan, memakai, dan memelihara alat pelindung diri Menegaskan kembali prosedur penanganan keadaan darurat dan evakuasi Tindakan-tindakan pada saat terjadi kecelakaan Prosedur pengidentifikasian bahaya, Pelatihan dapat diberikan dengan cara sebagai berikut : 1. Perkuliahan dan percakapan 2. Video dan film 3. Peran yang langsung dimainkan oleh peserta pelatihan 4. Studi kasus yang diajukan ke pelatihan 5. Diskusi kelompok 6. Latihan dan praktik diluar kelas (pada persil) atau menggunakan pemodelan di atas kertas 7. Pelatihan langsung di tempat kerja Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 42

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 43

BAB VIII ORGANISASI DAN TENAGA KERJA


DIREKTUR

VIII.1 Bagan Organisasi

KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT)

SAFETY OFFICER (SHE)

ADMIN & KEUANGAN SUPERVISOR

ENGINEERING SUPERVISOR

MINING SUPERVISOR

HAULING & PORT SUPERVISOR

LOGISTIK

MINE PLAN DESIGN

OPERATOR & SOPIR QUALITY CONTROL MEKANIK PORT CAPTAIN HAULIN G

KASIR

ADMIN PRODUKSI

HELPER MEKANIK SATPAM CHECKER

CHECKER ROM & PORT

SOPIR

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 44

VIII.2. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja yang diperlukan akan direkrut sesuai dengan kebutuhan perusahaan, kriteria para tenaga kerja tersebut akan disesuaikan dengan jabatan yang disiapkan perusahaan. Tata cara perekrutan tenaga kerja akan mengutamakan tenaga lokal kecuali tidak didapatkan (seperti tenaga ahli, operator alat berat, mekanik dan sopir dump truck) maka akan direkrut dari luar daerah tersebut. Tabel 16. Rencana Susunan Personil No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jabatan Manager Operasi Supervisor Quality Control Port Captain Mekanik Helper mekanik Kasir Administrator Satpam Checker Operator Genset Operator Load Out Conveyor Helper LOC Tukang masak Total Jumlah Personil 1 orang 4 orang 1 orang 2 orang 2 orang 4 orang 1 orang 2 orang 4 orang 10 orang 4 orang 4 orang 8 orang 4 orang 51 orang Keterangan Staff Staff Staff Staff Staff Non Staff Non Staff Non Staff Non Staff Non Staff Non Staff Non Staff Non Staff Non Staff Non Staff

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 45

VIII.3. Sistem Kerja Sistim penggajian telah disesuaikan dengan jabatan masing-masing, namun secara keseluruhan penentuan penggajian akan mengacu dari Upah Minimum Regional. Dengan demikian gaji yang ditetapkan disini diharapkan diatas UMR, sistim penggajian perusahaan darat lihat pada tabel berikut : Tabel 17. Gaji dan Upah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jabatan Manager Operasi Supervisor Quality Control Port Captain Mekanik Helper mekanik Kasir Administrator Satpam Checker Operator Genset Operator LoadOut Conveyor Helper LOC Tukang masak Total Gaji (Rp./bulan/or ang) 10.000.0000 8.000.000 7.000.000 7.000.000 5.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 2.000.000 1.500.000 700.000 Jumlah Personil 1 orang 4 orang 1 orang 2 orang 2 orang 4 orang 1 orang 2 orang 4 orang 10 orang 4 orang 4 orang 8 orang 4 orang Total Gaji (Rp) 10.000.000 32.000.000 7.000.000 14.000.000 10.000.000 8.000.000 2.000.000 4.000.000 6.000.000 15.000.000 6.000.000 8.000.000 12.000.000 2.800.000 136.800.000

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 46

BAB IX PEMASARAN
IX.1. Kebijaksanaan Pemerintah Yang Dibutuhkan Adalah Pendekatan Menyeluruh, Bukan Sebagian. Iklim investasi sektor pertambangan sangat membutuhkan langkah-langkah perbaikan.Apa yang harus dilakukan adalah merubah kebijakan yang dilakukan menjadi pendekatan secara menyeluruh. Pertama, pemerintah perlu menentukan dimana posisi Indonesia dalam kerangka daya saing global.Sebelum mengembangkan rencana untuk mencapai posisi tersebut, strategi yang harus dikembangkan adalah Bagaimana posisi Indonesia Dalam Menarik Investasi Baru. Jika Indonesia ingin mengulangi cerita sukses dalam menarik investasi besar dalam eksplorasi dan pembangunan sektor pertambangan, maka kabinet perlu menetapkan proses yang mengikutsertakan seluruh kementerian terkait bersama pihak terkait lainnya untuk mempersiapkan kebijakan utama sektor pertambangan. Hal ini harus dilakukan oleh seluruh kabinet dan disetujui sebagai dasar dalam pembentukan peraturan-peraturan yang mengikuti Undang-undang pertambangan baru. Ini juga dapat menjadi pedoman dalam proses perubahan rezim fiskal bagi sektor pertambangan, selain menjadi pedoman dalam mengatur koordinasi sektor pertambangan dan kehutanan. IX.2. Prospek Pemasaran IX.2.1. Dalam Negeri (Domestik) dan Luar Negeri (Eksport) Prospek batubara ke depan diperkirakan akan semakin cerah. Meskipun terjadi penurun permintaan batubara dari negara-negara anggota OECD, penurunan ini akan tertututupi oleh peningkatan permintaan di kawasan Asia, khususnya China. Sementara itu adanya kendala pasokan, justru akan mendongkrak naiknya harga batubara. Diperkirakan harga batubara akan pada tahun 2011 menembus US $ 110 / ton.

Issue berkenaan dengan pembatasan ekspor batubara dari Afrika Selatan dan kemungkinan akan dilonggarkannya pada tahun Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 47

2011 diperkirakan akan berdampak pada perkembangan harga dalam jangka menengah. Begitu pula halnya dengan ekspor batubara Australia juga diharapkan juga akan meningkatkan pada tahun 2011, namun demikian belum dapat diharapkan laju pertumbuhannya tinggi. Pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan masih akan mengalami perlambatan, karena lebih ditujukan untukn memenuhi permintaan domestik. Dalam lima tahun terakhir, ekspor Indonesia meningkat dengan 80%, namun dalam lima tahun ke depan mungkin akan turun hanya menjadi lanjut 20%. Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan permintaan,

diperkirakan impor China akan mengalami bullish. Dalam jangka pendek diperkirakan permintaan batubara oleh China akan terjadi perubahan dari tingkat moderat ke tingkat yang sangat tinggi. Namun demikian diperkirakan harga batubara masih akan dipengaruhi oleh faktor musiman, persediaan yang rendah, dan masalah transportasi. Sementara itu dalam jangka panjang, permintaan batubara diperkirakan akan menguat sejalan dengan beroperasinya pembangkit listrik bertenaga batubara baik di Indonesia maupun China. Dengan demikian akan tetap menjadi sumber pasokan yang menarik bagi Indonesia dan Cina. Prospek batubara yang cerah nampaknya juga akan didukung oleh issue pasokan batubara dan pertumbuhan permintaan yang kuat dari Cina dan India.Sedangkan untuk Afrika Selatan mungkin tidak akan menghadapi masalah pasokan, namun demikian negara ini mungkin akan menghadapi risiko downside lebih lanjut. Hal ini disebabkan pasar batubara Eropa, pembeli utama Afrika Selatan, sedikit mengalami tekanan akibat terkena imbas krisis Yunani. amun demikian ekspor Afrika Selatan akan kembali normal, karena secara umum permintaan batubara dari Afrika Selatan batubara tetap didukung oleh tarif angkut rendah dan meningkatkan perdagangan posisi kompetitif vis--vis pasar Asia.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 48

Sementara itu ekspor batubara Australia dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan akan semakin meningkat sejalan dengan telah beroperasinya Newcastle dengan kapasitas penuh. Disamping itu peningkatan ekspor ini juga didorong oleh peningkatan produksi yang berasal NCIG tahap pertama dan ekspansi terminal batubara Kooragang Island. Sementara itu pada tahun-tahun mendatang Australia juga akan mendapatkan tambahan pasokan karena mulai beroperasinya Moolarben (6.2mtpa pada 2011) dan Narrabri (5mtpa pada 2013).

IX.3. Jenis Jumlah dan Harga Batubara dengan kalori 6,041-5,665 dijual dengan harga Rp 330.000,/MT. Dengan produksi Sekitar 780.000 MT/Tahun.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 49

BAB X INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN

X.1. Investasi Investasi terdiri dari dua bagian yaitu modal tetap (kapital) dan modal kerja, untuk jelasnya dapat dilihat dibawah berikut ini :

X.1.1. Modal Tetap, Pembebasan Lahan, Pengurusan Perijinan dan IUP Eksplorasi Modal tetap adalah merupakan perbelanjaan dikeluarkan oleh perusahaan baik sebelum maupun pada masa operasi berlangsung. Total modal tetap yang telah dan akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk pembebasan lahan, penimbunan, pembangunan conveyor loading serta pengurusan perijinan sekitar Rp. 56.343.000.000,X.1.1.1. Kontruksi Proyek pembangunan jalan, pelabuhan dan infrastruktur tersebut akan menelan biaya sekitar Rp 56.343.000.000,- yang akan memakan waktu sekitar 1 tahun X.1.1.2. Peralatan Utama Harga sewa masing-masing alat tiap satu bulan adalah sebagai berikut : Tabel 18. Harga Sewa Peralatan Utama Tiap Satu Bulan
No Jenis Alat Kapasitas Harga/bulan/210 jam Peralatan Utama Rp 82.000.000,Rp 67.200.000,Rp 67.200.000,Rp 36.960.000,Rp 46.200.000,Rp 60.060.000,Jumlah Unit 4 unit 2 unit 2 Unit 40 Unit 3 Unit 2 Unit Total Harga

1 2 3 4 5 6

Excavator PC-400 Excavator PC-300 Bulldozer D-85 Dump Truck Wheel Loader Motor Grader

1.7 2.4 M3 1.4 1.7 M3 200 HP 20 Ton 2.3 M3 150 HP

Rp 328.000.000,Rp 134.400.000,Rp 134.400.000,Rp 1.478.400.000,Rp 138.600.000,Rp 120.120.000,-

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 50

Vibrator Roller

20 Ton

Rp 9.471.000,-

2 Unit

Rp 18.942.000,-

X.1.1.3. Sarana Penunjang Harga sewa sarana penunjang tiap satu bulan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 19. Harga Sewa Sarana Penunjang Tiap Satu Bulan
No Jenis Alat Kapasitas Harga/satuan Jumlah Total Harga

Peralatan Tambahan 1 2 3 4 5 Water Pump Genset Kendaraan Truck Tangki Air Truck Tangki Minyak -30 KPA -20.000 Liter 10.000 Liter Rp 42.000.000,Rp 25.000.000,Rp 15.000.000,Rp 16.500.000,Rp 10.000.000,2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit Rp 84.000.000,Rp 50.000.000 Rp 30.000.000,Rp 33.000.000,Rp 20.000.000,-

X.1.1.4. Sarana K3 dan Pengelolaan Lingkungan Tabel 20. Harga Alat Pelindung Dari (APD)
No Jenis Alat Harga Jumlah Total Harga Unit ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 39 orang 39 orang 39 orang Rp 11.700.000,Rp 1.950.000,Rp 1.170.000,-

1 2 3

Safety Shoes Safety Glasses Safety Helmet

Rp 300.000,Rp 50.000,Rp 30.000,-

X.1.2. Modal Kerja Modal kerja yang diperlukan yaitu untuk kalender 2 bulan kerja dengan asumsi bahwa selama bekerja 2 bulan sudah menjual batubara dan dibayar. Modal kerja tersebut terdiri dari sewa alat, pembelian bahan bakar minyak, biaya operasional, fee lahan, portal jalan, jasa crushing plant, Jasa pelabuhan, gaji karyawan dan ongkos administrasi dan umum, keseluruhan sebesar Rp. 101.618.666.400,-

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 51

X.1.3. Sumber Dana Total kebutuhan dana yang diperlukan sebesar

Rp. 157.396.240.800,-, sedangkan sumber dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya terbagi dua bagian, yaitu untuk membiayai aktiva tetap dan membiayai modal kerja. X.2. Analisis Kelayakan Menilai suatu kelayakan investasi dari sisi finansial menggunakan beberapa metode baik yang mengabaikan atau yang mempertimbangkan nilai waktu uang. Beberapa metode yang lazim digunakan untuk menilai kelayakan investasi adalah sebagai berikut : X.2.1. Biaya Investasi Tabel 21. Data Finansial Investasi

INVESTASI
Pembelian Aktiva Tetap Kebutuhan Modal Kerja Usia Ekonomis 56.343.000.000 101.618.666.400 5 Tahun

PREDIKSI LABA SETELAH PAJAK (EAT) Tahun ke-1 44.743.815.805 Tahun ke-2 53.203.815.805 Tahun ke-3 61.663.815.805 18% Tahun ke-4 69.564.282.640 Tahun ke-5 69.564.282.640

Tingkat Suku Bunga

AKTIVA TETAP KELAYAKAN INVESTASI Harga Perolehan (cost) 56.343.000.000 ARR Nilai Sisa (salvage) 10.000.000.000 40% Umur Ekonomis (life) 5 Tahun 20%

Payback 3 Tahun

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 52

X.2.2. Biaya Produksi Biaya operasi untuk memuat ke Tongkang, pemeliharaan stockpile dan jalan angkut untuk target produksi sebesar 780.000 MT batubara per-tahun maka diperlukan biaya operasi sebesar Rp. 203.306.481.600,- /tahun. X.2.3. Pendapatan Penjualan Hasil penjualan batubara, jasa jalan dan pelabuhan dengan produksi sekitar 780.000 MT/tahun dengan harga batubara Rp. 300.000,- / MT, jasa jalan dan pelabuhan sebesar Rp. 30.000,- / MT batubara FOB Tongkang maka diperoleh jasa jalan dan pelabuhan sekitar Rp. 257.400.000.000,- MT X.2.4. Aliran Uang Tunai Berdasarkan perhitungan-perhitungan untuk kebutuhan

investasi pembangunan jalan dan pelabuhan, serta kebutuhan modal kerja untuk operasi penambangan maka seluruh dana yang dibutuhkan bersumber pada : a. Modal sendiri sebesar (7,08 %) Rp. 11.148.600.000,Rp. 146.247.640.800,-

b. Pinjaman atau kerjasama (92,92 %)

Perusahaan telah mengeluarkan dana (modal sendiri) sebesar 7,08% untuk pengurusan peningkatan KP CV. Kalteng Promotion Coal, survey jalan dan pelabuhan. Sedangkan dana pinjaman diatas akan dianggarkan untuk pembangunan jalan, pelabuhan dan modal kerja untuk selama biaya operasi 2 bulan, karena setelah 2 bulan kerja diharapkan sudah menjual batubara dan sudah dapat membiayai sendiri. X.2.5. Nilai Sekarang Bersih Hasil penjualan batubara, jasa jalan dan pelabuhan dengan produksi sekitar 780.000 MT/tahun dengan harga batubara Rp. 300.000,- / MT, jasa jalan dan pelabuhan sebesar Rp. 30.000,- / MT batubara FOB Tongkang maka diperoleh jasa jalan dan pelabuhan sekitar Rp. 257.400.000.000,- MT/Tahun. Karena umur tambang

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 53

diperkirakan 5 tahun makan hasil produksi selama 5 tahun adalah Rp 257.400.000.000,- X 5 tahun = Rp 1.287.000.000.000,X.2.6. Waktu Pengembalian Modal Diperkirakan pengembalian modal investasi tersebut dalam waktu 2 tahun dan 7 bulan.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 54

BAB XI KESIMPULAN
Lokasi berada di desa Pintun Payang Ara dengan kecamatan Karang Gunung Timang berkabupaten di Barito Utara provinsi Daerah ini akan melintasi dua Kabupaten yaitu lokasi tambang dan sebagai jalan angkut adalah di Desa Pintun Payang Ara Kecamatan Karang Gunung Timang Kabupaten Barito Utara. Sedangkan pelabuhan dan sebagaian jalan menuju pelabuhan di Gunung Rantau masuk kabupaten Barito Selatan. Topografi areal penyelidikan relatif datar sedangkan morfologinya merupakan perbukitan rendah dan semakin rendah ke arah Sungai Barito.Perbukitan memanjang dari Selatan ke Utara sepanjang kurang lebih 4 km dengan rata-rata ketinggian 50 75 meter diatas permukaan laut.Rata-rata bukit tersebut tidak begitu ekstrim, kemiringan lereng berkisar dari 15 % hingga 30 %.Pada beberapa lokasi dapat ditemukan pula lereng dengan slope hingga 35 persen.Hal ini ditenggarai terdapatnya beberapa patahan yang melewati disekitar daerah penelitian. Iklim di areal tersebut adalah iklim tropis yang mengalami dua musim yaitu musim kemarau pada bulan Mei-Oktober dan musim hujan pada bulan November April. Lokasi daerah penelitian berada pada iklim tropis basah yang bercirikan dua pertukaran angin dan musim seperti umumnya terjadi di wilayah Indonesia, Dari data curah hujan diatas nampak pada bulan November sampai Juni Curah Hujan cukup tinggi jadi diperkirakan air sungai akan pasang dan banjir yang cukup besar dan memakai untuk dilewati Tongkang Batubara yang berukuran besar sekalipun. Sebaliknya pada bulan Juli sampai Oktober ada kemungkinan pengapalan batubara akan menggunakan tongkang lebih kecil karena pada umumnya musim kemarau panjang air sungai surut dan relatif dangkal.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 55

Flora dan fauna di daerah penyelidikan sangat bervariasi, namun dapat digolongkan dalam kelompok paleotropis yang umumnya dijumpai di Indonesia. Kelompok flora yang dijumpai di daerah penyelidikan antara lain : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama Umum Jingah Akasis Daun Kecil Akasis Daun Lebar Bambu Kayambang Kantung Semar Paku Sepat Kelakai Kangkung Air Jati Karet Kopi Jambu-jambu Lada Cempedak Durian Meranti Karamunting Manggis Hutan Paku-pakuan Sida Guri Karamunting Nama Ilmiah Gluta renghas Acacia auricoliformis Acacia mangium Bambusa sp Salvinia natans Nepenthes spp Nephrolepsis exaltata Stenocaena palustris Ipomoea aqutica

Eugenia suprea

Malastoma malabaticrum Garcinia sp Asophila glauca Sida rombifolia Malastoma sp

Sedangkan jenis fauna yang ada disekitar daerah studi dapat dilihat pada tabel berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Lokal (Fauna) Babi Biawak Burung Punai Burung Srigunting Burung Tekukur Kadal Musang Palanduk Kancil Tupai Ular Pucuk Nama Latin Sus berbatus Voranus salvator Treron sp Dicrurus spp Streptopelia chinesis Mabuiya multifasciata Faradomurus hemaphroditus Tragulus javanicus Callosciurs rotates Trimeresurus albolaris

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 56

Kemiringan lereng berkisar dari 15 % hingga 30 %. Pada beberapa lokasi dapat ditemukan pula lereng dengan slope hingga 35 %. Hal ini ditenggarai terdapatnya beberapa patahan yang melewati disekitar daerah penelitian. Berdasarkan ciri fisik dan formasi batuan pada umumnya maka areal penelitian merupakan Formasi Montalat dan Jenis batubara di daerah tersebut termasuk Sub Bituminous. Tahap kegiatan penambangan batubara ini meliputi land clearing, stripping ovearburden, coal mining, pengangkutan batubara, reklamasi dan revegetasi. Waktu kerja untuk kegiatan penambangan kurang lebih 400 Jam per bulan waktu efektif dengan hari kerja rata-rata 25 hari per-bulan, 2 shift per hari dan 8 jam per-shift. Karena pada umumnya peralatan yang digunakan adalah milik kontraktor maka pengaturan operator disesuaikan dengan jadwal kerja yang dicanangkan.
No Jenis Alat Kapasitas Kegunaan Membongkar, menyetok dan memuat batuan penutup Membongkar, menyetok dan memuat batubara ke atas truck Mendorong tanah di disposal land dan clearing Mengangkut batuan penutup dan batubara ke ROM Stockpile Mengumpan Crushing Plant dilokasi Stockpile dan memuat ke dump truck Pemeliharaan Jalan Tambang dan Pengangkutan Pemeliharaan Jalan Jumlah

Peralatan Utama 1 2 3 4 5 6 7 Excavator PC-400 Excavator PC-300 Bulldozer D-85 Dump Truck Wheel Loader Motor Grader Vibrator Roller 1.7 2.4 M3 1.4 1.7 M3 200 HP 20 Ton 2.3 M3 150 HP 20 Ton 4 unit 2 unit 2 Unit 40 Unit 3 Unit 2 Unit 2 Unit

Peralatan Tambahan 1 2 3 4 5 Water Pump Genset Kendaraan Truck Tangki Air Truck Tangki Minyak -30 KPA -20.000 Liter 10.000 Liter Pemompaan Air Tambang Penerangan di lokasi tambang Pengangkutan Pengawas Tenaga Kerja dan 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit

Penyiraman Jalan Secara Reguler Mengangkut dan mengisi BBM ke alat berat

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 57

Umur tambang dapat ditentukan berdasarkan jumlah cadangan tertambang mineable reserves dan target produksi per tahunnya. Cadangan tertambang sekitar 3.984.000 mt, sedangkan target produksi sekitar 720.000 mt/tahun, maka berdasarkan umur tambang dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Umur Tambang = Cadangan minebale / target produksi pertahun = 3.984.000 mt / 780.000 mt/tahun = 5 tahun Jadi umur tambang adalah 5 tahun Tahapan pengolahan batubara meliputi : 1. Persiapan ( preparasi) 2. Peremukan (crushing) 3. Penggilingan (grinding) 4. Pengolahan (sizing) Hasil pengolahan batubara ini terutama untuk pemanas (bahan bakar ketel uap) dan bahan bakar PLTU.Mineral ikutan yang terdapat adalah emas.Penggunaan utama emas adalah untuk bahan baku perhiasan dan bendabenda seni. Selain itu, karena konduktif, emas penting dalam aplikasi elektronik. Kegunaan lain ada di bidang fotografi, pigment, dan pengobatan. Batubara jenis ini mempuyai struktur yang homogen, kandungan moisturenya tinggi, dan tidak mudah pecah apabila ditempatkan di udara terbuka Karena penyusutan akibat dari penguapan moisturenya. Batubara pada golongan ini memiliki tingkat kelembaban yang tinggi, serta kandungan karbon dan energi yang rendah.Biasanya batubara pada golongan ini memiliki tekstur yang lembut, mudah rapuh, serta berwarna suram seperti tanah.Jenis batubara pada golongan ini diantaranya lignite (batubara muda) dan sub-bitumen. Pengangkutan Batubara dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : Lewat Darat dengan Dumptruck, Sistem Conveyor, Pengangkutan Menggunakan Tug boat dan Tongkang

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 58

Dampak lingkungan, sosial dan kesehatan yang ditimbulkan oleh kegiatan ini dapat bersifat sangat penting dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 5. Letak dan lokasi tambang terhadap akses infrastruktur dan sumber energi. 6. Jumlah kegiatan konstruksi dan tenaga kerja yang diperlukan serta tingkat migrasi pendatang. 7. Letak kawasan konsensi terhadap kawasan lindung dan habitat alamiah, sumber air bersih dan badan air, pemukiman penduduk setempat dan tanah yang digunakan oleh masyarakat adat. 8. Tingkat kerawanan kesehatan penduduk setempat dan pekerja terhadap penyakit menular seperti malaria, AIDS, schistosomiasis. United Nations Environment Programme (UNEP, 1999)

menggolongkan dampak-dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut: 1. Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan 2. Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity di sekitar lokasi pertambangan. 3. Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan penggunaan lahan 4. Stabilisasi sitedan rehabilitasi 5. Limbah tambangdan pembuangan tailing 6. Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing 7. Peralatan yang tidak digunakan, limbah padat, limbah rumah tangga 8. Emisi Udara 9. Debu 10. Perubahan Iklim 11. Konsumsi Energi 12. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai 13. Buangan air limbah dan air asam tambang 14. Perubahan air tanah dan kontamninasi 15. Limbah B3 dan bahan kimia 16. Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di tempat kerja 17. Kebisingan Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 59

18. Radiasi 19. Keselamatan dan kesehatan kerja 20. Toksisitas logam berat 21. Peninggalan budaya dan situs arkeologi 22. Kesehatan masyarakat dan pemukiman disekitar tambang Mengingat besarnya dampak yang disebabkan oleh aktifitas tambang, diperlukan upaya-upaya pengelolaan yang terencana dan terukur.Pengelolaan lingkungan di sektor pertambangan biasanya menganut prinsip Best Management Practice. US EPA (1995) merekomendasikan beberapa upaya yang dapat digunakan sebagai upaya pengendalian dampak kegiatan tambang terhadap sumberdaya air, vegetasi dan hewan liar. Beberapa upaya pengendalian tersebut adalah : 1. Menggunakan struktur penahan sedimen untuk meminimalkan jumlah sedimen yang keluar dari lokasi penambangan 2. Mengembangkan rencana sistim pengedalian tumpahan untuk

meminimalkan masuknya bahan B3 ke badan air 3. 4. Hindari kegiatan konstruksi selama dalam tahap kritis Mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan akibat sianida terhadap burung dan hewan liar dengan menetralisasi sianida di kolam pengendapan tailing atau dengan memasang pagar dan jaring untuk 5. 6. Mencegah hewan liar masuk kedalam kolam pengendapan tailing Minimalisasi penggunaan pagar atau pembatas lainnya yang menghalangi jalur migrasi hewan liar. Jika penggunaan pagar tidak dapat dihindari gunakan terowongan, pintu-pintu, dan jembatan penyeberangan bagi hewan liar. 7. Batasi dampak yang disebabkan oleh frakmentasi habitat minimalisasi jumlah jalan akses dan tutup serta rehabilitasi jalan-jalan yang tidak digunakan lagi. 8. Larangan berburu hewan liar di kawasan tambang.

Peralatan K3 dan Lingkungan yaitu Safety helmet, Safety shoes,Safety glasses. Langkah-langkah pelaksanaan K3 dan lingkungan pertambangan adalah sebagai berikut : Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 60

1. Mengevaluasi pengetahuan keselamatan kerja Evaluasi kesehatan dan keselamatan kerja menyeluruh Sistem peningkatan keselamatan kerja internasional 2. Melakukan penilaian resiko Mengidentifikasi dan menyingkirkan bahaya atau mengambil tindakan pencegahan yang tepat 3. Memonitor pelaksanaan standar keselamatan kerja yang meliputi : Inspeksi dan survey keselamatan kerja yang bersifat umum dan menjangkau seluruh tempat kerja Patroli keselamatan kerja yang melalui rute-rute yang telah ditentukan sebelumnya dengan mencatat masalah-masalah keselamatan kerja Audit keselamatan kerja yang terdiri atas pemeriksaan dan kuantifikasi masalah-masalah keselamatan kerja secara rinci Pengambilan sampel yang hanya melihat padaa satu asfek khusus dalam kesehatan atau keselamtn kerja 4. Mengkomunikasikan pesan keselamatan keja melalui media : Poster Lembar berita/Bulletin Stiker petunjuk pada kotak-kotak peralatan Mencontohkan dengan panutan 5. Menggunakan proses atau material yang lebih aman 6. Menyertakan kesehatan dan keselamatan kerja sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pelatihan keterampilan 7. Memastikan semua peralatan benar-benar terpelihara dengan baik, Ada pemeliharaan terencana 8. Mengembangkan dan menggunakan system kerja yang umum 9. Memastikan para penyelia/mandor telah memperoleh pelatihan dan kompeten dalam masalah-masalah kesehatan dan keselamatan kerja 10. Mengadakan latihan evakuasi dan menjalankan prosedur-prosedur keadaan darurat 11. Menyediakan kondisi dan lingkungan kerja yang baik 12. Mengembangkan dan memelihara konsultasi bersama yang efektif Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 61

Jumlah tenaga kerja yang diperlukan akan direkrut sesuai dengan kebutuhan perusahaan, kriteria para tenaga kerja tersebut akan disesuaikan dengan jabatan yang disiapkan perusahaan. Tata cara perekrutan tenaga kerja akan mengutamakan tenaga lokal kecuali tidak didapatkan (seperti tenaga ahli, operator alat berat, mekanik dan sopir dump truck) maka akan direkrut dari luar daerah tersebut. Sistim penggajian telah disesuaikan dengan jabatan masing-masing, namun secara keseluruhan penentuan penggajian akan mengacu dari Upah Minimum Regional. Dengan demikian gaji yang ditetapkan disini diharapkan diatas UMR, Prospek batubara ke depan diperkirakan akan semakin cerah. Meskipun terjadi penurun permintaan batubara dari negara-negara anggota OECD, penurunan ini akan tertututupi oleh peningkatan permintaan di kawasan Asia, khususnya China. Sementara itu adanya kendala pasokan, justru akan mendongkrak naiknya harga batubara. Diperkirakan harga batubara akan pada tahun 2011 menembus US $ 110 / ton.

Issue berkenaan dengan pembatasan ekspor batubara dari Afrika Selatan dan kemungkinan akan dilonggarkannya pada tahun 2011 diperkirakan akan berdampak pada perkembangan harga dalam jangka menengah. Begitu pula halnya dengan ekspor batubara Australia juga diharapkan juga akan meningkatkan pada tahun 2011, namun demikian belum dapat diharapkan laju pertumbuhannya tinggi. Pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan masih akan mengalami perlambatan, karena lebih ditujukan untukn memenuhi permintaan domestik. Dalam lima tahun terakhir, ekspor Indonesia meningkat dengan 80%, namun dalam lima tahun ke depan mungkin akan turun hanya menjadi lanjut 20%. Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan permintaan, diperkirakan impor China akan mengalami bullish. Dalam jangka pendek diperkirakan permintaan batubara oleh China akan terjadi perubahan dari tingkat moderat ke tingkat yang sangat tinggi. Namun demikian diperkirakan harga batubara masih akan dipengaruhi oleh faktor musiman, persediaan yang rendah, dan masalah Tugas Perencanaan Pertambangan 2010 Page 62

transportasi. Sementara itu dalam jangka panjang, permintaan batubara diperkirakan akan menguat sejalan dengan beroperasinya pembangkit listrik bertenaga batubara baik di Indonesia maupun China. Dengan demikian akan tetap menjadi sumber pasokan yang menarik bagi Indonesia dan Cina.

Prospek batubara yang cerah nampaknya juga akan didukung oleh issue pasokan batubara dan pertumbuhan permintaan yang kuat dari Cina dan India.Sedangkan untuk Afrika Selatan mungkin tidak akan menghadapi masalah pasokan, namun demikian negara ini mungkin akan menghadapi risiko downside lebih lanjut. Hal ini disebabkan pasar batubara Eropa, pembeli utama Afrika Selatan, sedikit mengalami tekanan akibat terkena imbas krisis Yunani. Namun demikian ekspor Afrika Selatan akan kembali normal, karena secara umum permintaan batubara dari Afrika Selatan batubara tetap didukung oleh tarif angkut rendah dan meningkatkan perdagangan posisi kompetitif vis-vis pasar Asia.

Sementara itu ekspor batubara Australia dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan akan semakin meningkat sejalan dengan telah beroperasinya Newcastle dengan kapasitas penuh. Disamping itu peningkatan ekspor ini juga didorong oleh peningkatan produksi yang berasal NCIG tahap pertama dan ekspansi terminal batubara Kooragang Island. Sementara itu pada tahun-tahun mendatang Australia juga akan mendapatkan tambahan pasokan karena mulai beroperasinya Moolarben (6.2mtpa pada 2011) dan Narrabri (5mtpa pada 2013). Modal kerja yang diperlukan yaitu untuk kalender 2 bulan kerja dengan asumsi bahwa selama bekerja 2 bulan sudah menjual batubara dan dibayar. Modal kerja tersebut terdiri dari sewa alat, pembelian bahan bakar minyak, biaya operasional, fee lahan, portal jalan, jasa crushing plant, Jasa pelabuhan, gaji karyawan dan ongkos administrasi dan umum, keseluruhan sebesar Rp. 101.618.666.400,-

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 63

Biaya operasi untuk memuat ke Tongkang, pemeliharaan stockpile dan jalan angkut untuk target produksi sebesar 780.000 MT batubara per-tahun maka diperlukan biaya operasi sebesar Rp. 203.306.481.600,- /tahun Hasil penjualan batubara, jasa jalan dan pelabuhan dengan produksi sekitar 780.000 MT/tahun dengan harga batubara Rp. 300.000,- / MT, jasa jalan dan pelabuhan sebesar Rp. 30.000,- / MT batubara FOB Tongkang maka diperoleh jasa jalan dan pelabuhan sekitar Rp. 257.400.000.000,- MT Berdasarkan perhitungan-perhitungan untuk kebutuhan investasi pembangunan jalan dan pelabuhan, serta kebutuhan modal kerja untuk operasi penambangan maka seluruh dana yang dibutuhkan bersumber pada : c. Modal sendiri sebesar (7,08 %) d. Pinjaman atau kerjasama (92,92 %) Rp. 11.148.600.000,Rp. 146.247.640.800,-

Perusahaan telah mengeluarkan dana (modal sendiri) sebesar 7,08% untuk pengurusan peningkatan KP CV. Kalteng Promotion Coal, survey jalan dan pelabuhan. Sedangkan dana pinjaman diatas akan dianggarkan untuk pembangunan jalan, pelabuhan dan modal kerja untuk selama biaya operasi 2 bulan, karena setelah 2 bulan kerja diharapkan sudah menjual batubara dan sudah dapat membiayai sendiri. Hasil penjualan batubara, jasa jalan dan pelabuhan dengan produksi sekitar 780.000 MT/tahun dengan harga batubara Rp. 300.000,- / MT, jasa jalan dan pelabuhan sebesar Rp. 30.000,- / MT batubara FOB Tongkang maka diperoleh jasa jalan dan pelabuhan sekitar Rp. 257.400.000.000,- MT/Tahun. Karena umur tambang diperkirakan 5 tahun makan hasil produksi selama 5 tahun adalah Rp 257.400.000.000,- X 5 tahun = Rp 1.287.000.000.000,-. Diperkirakan pengembalian modal investasi tersebut dalam waktu 2 tahun dan 7 bulan.

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 64

Tugas Perencanaan Pertambangan 2010

Page 65

You might also like