You are on page 1of 4

A. Latar Belakang.

Pneumonia adalah merupakan penyakit infeksi dimana agen agen yang dapat menimbulkan infeksi paling sering masuk melalui inhalasi atau pernapasan (Wilson, 1995).

Hasil Otopsi Verbal Kematian Bayi di Kabupaten Lombok Timur Propinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2009 kasus pneumonia yang ditemukan dan diobati sebanyak 11.005 orang, dan merupakan penyebab kematian tertinggi yaitu 156 orang (Dikes Lombok Timur, 2009). Target penemuan dan pengobatan penderita pneumonia adalah 10 % dari jumlah bayi dan balita yang ada. Perkiraan jumlah bayi dan balita adalah 13 % dari jumlah penduduk, kalau dilihat dari jumlah penduduk di wilayah puskesmas Masbagik kurang lebih berjumlah 50.234 jiwa, jadi perkiraan jumlah bayi dan balita adalah 13 % kali 50.234 adalah sebanyak 6.530 orang. Kasus pneumonia yang ada selama tahun 2009 sebanyak 712 orang sudah melampaui dari target 10 % yakni sebanyak 653 orang, dengan distribusi golongan umur 0-1 tahun (bayi) sebanyak 282 orang dan untuk golongan umur 1-4 tahun (balita)sebanyak 430 orang. Jumlah penderita yang berobat jalan sebanyak 688 orang, di rawat inap sebanyak 24 orang, dengan

jumlah penderita meninggal sebanyak 1 Orang.

Melihat kejadian tersebut jelas merupakan masalah karena tingginya kasus pneumonia di wilayah Puskesmas Masbagik. Hasil Survey cepat PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kabupaten Lombok Timur tahun 2009 pada Tatanan Rumah Tangga bahwa 70 % anggota keluarga adalah perokok, ini menunjukkan bahwa PHBS belum sepenuhnya dilaksanakan oleh masyarakat di Kabupaten Lombok Timur. Secara umum jelas dapat dilihat masalah utama adalah kebiasaan merokok masyarakat masih cukup tinggi. Sedangkan Dari hasil survey PHBS Tatanan Rumah Tangga yang pernah dilakukan di wilayah Puskesmas Masbagik pada tahun 2009, presentase Rumah Tangga Sehat hanya 26 % dari 210 Rumah Tangga, hal ini disebabkan oleh merokok di dalam ruangan. Kejadian pneumonia sangat erat kaitannya dengan masalah pencemaran udara di dalam rumah terutama paparan asap, hal ini akan menggambarkan bayi dan balita yang terpapar asap rokok akan mengalami kesulitan bernafas dan selanjutnya akan mengalami pneumonia. Seorang bayi atau balita yang memiliki daya tahan tubuh yang rentan akan sangat mudah mengalami gangguan pernafasan jika terpapar oleh asap (Wilson, 1995). rata rata 78 % anggota keluarga

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut apakah ada pengaruh

kebiasaan merokok keluarga dalam ruangan

terhadap kejadian

pneumonia pada bayi dan balita di wilayah puskesmas Masbagik tahun 2009?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan merokok dalam ruangan terhadap kejadian pneumonia pada bayi dan balita di wilayah puskesmas Masbagik tahun 2006.

2. Tujuan Khusus :

a. Mengidentifikasi kebiasaan merokok dalam keluarga. b. Mengidentifikasi kejadian pneumonia pada bayi dan balita. c. Menganalisa pengaruh kebiasaan merokok keluarga terhadap kejadian pneumonia pada bayi dan balita. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti : Menambah pengetahuan dan wawasan dalam berpikir untuk mengkaji masalah kesehatan, terutama tentang pengaruh kebiasaan merokok keluarga terhadap kejadian pneumonia pada bayi dan balita serta menerapkan ilmu yang pernah didapat semasa perkuliahan. 2. Bagi Institusi Kesehatan :

Sebagai bahan masukan tentang faktor-faktor kebiasaan keluarga yang mempengaruhi kejadian pneumonia di wilayah puskesmas Masbagik sehingga bisa menentukan kebijakan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia. 3. Bagi Instansi Pendidikan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah

yang berarti bagi Ilmu Pengetahuan di bidang Epidemiologi.

You might also like