You are on page 1of 13

TUGAS RANGKUMAN KIMIA ANATILITIK Densitometri, Polarimateri, Kolorimetri, Spektrometri dan Refraktometri

Oleh: Valeria Natasha Nindya Putri (240210110042)

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN JATINANGOR 2012

Prinsip-Prinsip dan Cara Kerja Instrumen 1. Densitometri Densitometry adalah pengukuran kuantitatif densitas/kerapatan optik suatu bahan yang sensitif terhadap cahaya, seperi film atau bahan transparan, karena terkena cahaya. Densitas diukur berdasarkan penurunan jumlah cahaya yang melalui bahan transparan, sering disebut absorptiometry, mengukur absorbsi cahaya yg melalui medium. Alat pengukurnya disebut Densitometer (absorptiometer). Densitometer tidak dapat dipakai untuk mengukur warna, karena nilai yang dipresentasikan berdasarkan panjang gelombang cahaya tertentu Densitometri adalah metode analisis instrumental yang berdasarkan interaksi radio elektromagnetik dengan analit yang merupakan noda pada KLT. Interaksi radiasi elektromagnetik dengan noda pada KLT yang ditentukan adalah absorbsi,transmisi,pantulan (refleksi) pendar fluor atau pemadaman pendar fluor dari radiasi semula. Densitometri lebih di titik beratkan untuk analisis kuantitatif analit-analit dengan kadar yang sangat kecil yang perlu dilakukan pemisahan terlebih dahulu dengan KLT. Prinsip analisis kuantitatif dengan metode densitometri hampir sama dengan metode spektrofotometri. Penentuan kadar analit yang dikorelasikan dengan area noda pada KLT akan lebih terjamin kesahihannya dibanding metode KCKT atau KGC,sebab area noda kromatogram diukur pada posisi diam atau zig-zag menyeluruh. Teknik ini di kembangkan pda tahun 1930 oleh ismallof dan schldber,adsorben di lapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diam. Fase gerak akan merayap sepanjang fase diem dan terbentuklah kromatogram penotolan cuplikan berganda dan tersedianya berbagai metode seperti KCP,KCC, dan kromatografi ekslusi. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu kromatografi yang berdasarkan adsorbsi, tahapan analisis dengan kromatografi lapis tipis sama seperti pada kromatografi kertas. Kelebihan kromatografi lapis tipis di bandingkan dengan

kromatografi kertas adalah waktu elusi yang relatif lebih pendekdan dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Sifat umum penyerap-penyerap untuk kromatografi lapis tipis adalah mirip dengan sifat- sifat penyerap untuk kromatografi kolom. Dua sifat penting dalam penyerap adalah besar partikel dan homogenitasnya karena adhesi terhadap penyokong sangat tergantung kepada keduanya. Harga Rf merupakan karateristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan titik tepi muka pelarut dari awal. Harga Rf =
Jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal

Ada

beberapa

faktor

yang

menentukan

harga

Rf

yaitu

pelarut,suhu,ukuran dari bejana,kertas dan sifat dari campuran.

2. Spektrofotometri Prinsip : Metoda analisa didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. Cara Kerja Spektrofotometri : Cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya

polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.

Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio. Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.

Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel.

3. Refraktometri

Prinsip dan Cara Kerja : 1. Dari gambar dibawah ini terdapat 3 bagian yaitu : Sample, Prisma dan Papan Skala. Refractive index prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sample. 2. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka pada papan skala sinar a akan jatuh pada skala rendah. 3. Jika sample merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Pada gambar terlihar sinar b jatuh pada skala besar

Dari penjelasan di atas jelas bahwa konsentrasi larutan akan berpengaruh secara proporsional terhadap sudut refraksi. Pada prakteknya Refractometer akan ditera

pada skala sesuai dengan penggunaannya. Sebagai contoh Refractometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refractometer untuk larutan garam, protein dll. Konsentrasi bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yaitu merupakan pronsentasi dari bahan terlarut dalam sample (larutan air). Kadar bahan terlarut merupakan total dari semua bahan dalam air, termasuk gula, garam, protein, asam dsb. Pada dasarnya Brix(%) dinyatakan sebagai jumlah gram dari cane sugar yang terdapat dalam larutan 100g cane sugar. Jadi pada saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar-benar tepat sesuai dengan konsentrasinya.

4. Kolorimetri Kolorimetri merupakan suatu metoda analisa kimia yang didasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor mata. Metoda ini didasarkan pada penyerapan cahaya tampak dan energi radiasi lainnya oleh suatu larutan. Metoda ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupun komponen yang belum bewarna, namun dengan menggunakan reagen pewarna yang sesuai dapat menghasilkan senyawa bewarna yang merupakan fungsi dari kandungan komponennya. Jika telah tercapai kesamaan warna berarti jumlah molekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan ini dijadikan dasar perhitungan. Contohnya adalah larutan nitrit dibuat berwarna dengan pereaksi sulfanilamida dan N-(1-naftil)-etilendiamin. Jumlah radiasi yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap dalam larutan. Absorbsi sinar UV atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang gelombang absorbsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada pada molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul berharga untuk mengindentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultra violet dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang mengandung gugus-gugus pengabsorbsi.

Kolorimetri terbagi atas 2 metoda, yaitu : a) Kolorimetri visual Menggunakan mata sebagai detektor. b) Fotometri

5. Polarimeter

Polarisasi oleh refleksi telah ditemukan pada 1808 oleh Etienne malus (1775-1812). Malus, yang telah melakukan percobaan pembiasan ganda bekerja pada saat bekerja pada teori efek, mengamati dari

pengaturan cahaya matahari, tercermin dari jendela yang dekat jendela, melalui kristal dari Islandia Spar. Seperti dia diputar kristal, kedua gambar matahari bergantian menjadi lebih kuat dan lebih lemah, tetapi tidak pernah ada pemadaman lengkap. Hampir sekaligus dia berulang

percobaan dikontrol kondisi di bawah, dan menemukan bahwa sudut yang lengkap pemadaman yang tercermin ray adalah untuk memperoleh air dan kaca. Polarimeter adalah perangkat untuk belajar yang transparan sampel antara crossed polarizing perangkat. Jean-Baptiste Biot (1774-1862) mengembangkan polarimeter di sebelah kanan, yang dibuat oleh Soliel / ca Duboscq Paris. 1850. 1850, Polarizer yang di sisi kanan menggunakan satu piring, dari kaca, sementara di sebelah kiri analyzer menggunakan timbunan dari kaca piring. Sampel dilaksanakan antara kedua perangkat. Ini adalah aparat di Dartmouth College. Pada Polarimeter terdapat polarisator dan analisator.

Polarimeter adalah Polaroid yang dapat mempolarisasi cahaya, sedangkan anlisator adalah Polaroid yang dapat menganalisa/mempolarisasikan cahaya. Polarimeter adalah dasar ilmiah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran ini, walaupun ini istilah yang untuk menjelaskan sebuah jarang digunakan

polarimetry proses yang dilakukan oleh

komputer, seperti dilakukan di polarimetric sintetis kecepatan rana radar. Polarimetry film yang tipis dan permukaan yang umum dikenal sebagai ellipsometry. Polarimeter dapat digunakan untuk mengukur berbagai sifat optis suatu material, termasuk bias-ganda linier, bias-ganda lingkar

(juga mengenal sebagai putar optis atau dispersi putar berhubung dengan mata), dikroisme linier, dikroisme lingkar dan menyebar. Apabila cahaya melalui polarisator maka bidang getar polarisator akan diserap atau dipadamkan sehingga cahaya yang dapat melalui polarisator adalah cahaya yang mempunyai bidang getar Polarimeter. Sebaliknya cahaya polarisator yang melalui analisator maka bidang getar

akan dipadamkan dan yang tinggal hanyalah cahaya yang

mempunyai bidang getar analisator. Polarimetry adalah pengukuran dan interpretasi dari polarisasi dari garis gelombang, terutama electromagnetic gelombang, seperti

gelombang radio atau cahaya.. Polarimetry biasanya dilakukan pada gelombang electromagnetic yang telah melalui perjalanan atau telah tercermin, refracted, atau diffracted oleh beberapa bahan untuk

menggambarkan bahwa objek. Polarimeter menjadi penafsiran dan pengukuran dari polarisasi gelombang transversal, paling khususnya gelombang elektromagnetis,

seperti gelombang cahaya atau radio. Secara khas Polarimeter dilaksanakan pada atas gelomba Beberapa arkais dan dalam beberapa saat ini digunakan. Yang paling sensitive polarimeters didasarkan pada interferometers, sedangkan lebih konvensional polarimeters adalah berdasarkan perjanjian yang polarising filter, gelombang piring atau perangkat lain.

Suatu Polarimeter menjadi instrumen yang ilmiah yang basis dasar dulu membuat pengukuran ini, walaupun istilah ini jarang digunakan untuk menguraikan suatu proses Polarimeter yang dilakukan oleh suatu komputer, seperti dilakukan dalam lobang bidik kamera radar buatan polarimetric. Untuk mengukur ini berbagai kekayaan, di sana telah menjadi banyak perancangan Polarimeter. Beberapa kuno dan beberapa di dalam penggunaan sekarang. Yang paling sensitip Polarimeter didasarkan pada meter interferensi, sedang lebih konvensional Polarimeter didasarkan pada pengaturan polarising saringan, lempeng gelombang atau alat lain. Polarimetry dapat digunakan untuk mengukur berbagai properti optik dari bahan, termasuk linear birefringence, surat edaran birefringence (juga dikenal sebagai optik rotasi optik atau rotary pertebaran), linear dichroism, surat edaran dichroism dan penghamburan Apabila diketahui besar sudut putar bidang polarisasi oleh larutan yang diperiksa maka kadar/konsentrasi zat optis aktif dalam larutan yang dipergunakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus : P = Bt . C . L Di mana : P = Besarnya sudut antara bidang polarisasi (hasil pengamatan ) Bt= Sudut putar spesifik zat optis aktif yang digunakan pada toC. C = Kadar/ konsentrasi zat optis aktif ( gram/cc) L = Panjang tabung pemeriksa

Catatan :Bt diperoleh pada tabel (dengan standar temperatur 20oC ) Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak menjadi satu arah getar. Misalnya, sering radars mempertimbangkan polarisasi gelombang di pos-pengolahan untuk meningkatkan pemeranan dari target. Dalam hal ini, polarimetry dapat digunakan untuk memperkirakan tekstur halus dari bahan, membantu menyelesaikan orientasi struktur kecil di sasaran, dan apabila circularly-polarized antena yang digunakan, jumlah tersebut

bouncing dari sinyal yang diterima (yang chirality dari circularly polarized dengan gelombang alternates setiap refleksi). Dalam hubungan dengan Polarimeter cahaya, maka cahaya dinyatakan sebagai gelombang elektromagnetik tang transversal (tegak lurus dengan arah rambatnya). Cahaya umumnya mempunyai bermacam- macam panjang gelombang, di mana bila dibiaskan melalui prisma kaca akan terurai

menjadi beberapa warna cahaya yang dikenal sebagai spectrum. Itu tiap-tiap warna cahaya disebut sebagai cahaya monokromatik.

Dalam alat Polarimeter ini cahaya monokromatik dihasilkan dengan menggunakan sodium lamp (lampu natrium) di mana gas natrium pijar akan menghasilkan lampu warna kuning. Cahaya monokromatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang banyak sekali. Bila dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada bidang datar. Bidang getar yang banyak sekali ini secara mekanik dapat dipisahkan menjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus. Polarisasi dapat diakibatkan oleh pemantulan (Hukum Brewster) tg ip = n2/n1 ip + r = 90 ip = sudut polarisasi

Gambar polarisasi pada gelombang

Baik gelombang transversal maupun longitudinal menunjukkan gejala interferensi dan difraksi. Akan tetapi, efek polarisasi hanya dapat

dialami oleh gelombang transversal saja.olarisasi tidak terjadi pada gelombang longitudional seperti bunyi. Polarisasi dapat divisualisasi

dengan membayangkan gelombang transversal pada seutas tali. Ada banyak gelombang dengan berbagai arah getar. Gelombang dengan

berbagai arah getar seperti ini disebut gelombang tak terpolarisasi. Misalkan sekarang tali yang memiliki banyak arah getar (dalam hal ini disederhanakan menjadi 2 arah getar) melewati sebuah celah vertical (polarisator). Celah tersebut hanya melewatkan gelombang yang arah getanya vertical. Gelombang yang hanya memiliki satu arah getar seperti itu disebut gelomabang terpolarisasi. Jadi, polarisasi adalah

terserapnya sebagaian arah getar gelombang sehingga gelombang hanya memiliki satu arah getar. Sinar alami, misalnya sinar matahari pada umumnya bukan sinar terpolarisasi. Simbol adalah sedangkan simbol untuk sinar terpolarisasi adalah atau untuk sinar yang tidak terpolarisasi

Fakta bahwa cahaya mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal. Cahaya dapat terpolarisasi karena peristiwa peristiwa hamburan. Polarisasi karena pemantulan pemantulan, peristiwa pembiasan dan pemantulan, bias kembar, peristiwa absorbs selektif, dan peristiwa

Bila sinar datang pada cermin datar dengan sudut datang 570, maka sinar pantul merupakan sinar terpolarisasi seperti pada gambar di samping. Polarisasi karena pembiasan dan Pemantulan Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari pembiasan dan pemantulan. Hasil percobaan para ahli fisika menunjukkan bahwa cahaya pemantulan terpolarisasi sempurna jika sudut datang 1 mengakibatkan sianr bias dengan sinar pantul saling tegak lurus. Sudut datang seperti itu disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster. Polarisasi karena pembiasan ganda (bias kembar) Jika cahaya melalui kaca, maka cahaya lewat dengan kelajuan yang sama ke segala arah. Ini disebabkan kaca hanya memiliki satu indeks bias. Tetapi, bahan-bahan kristal tertentu seperti kalsitt dan kuarsa memiliki dua indeks bias sehingga kelajuan cahay tidak sama untuk segala arah. Jadi, cahaya yang melalui bahan ini akan mengalami pembiasan ganda.

Gambar pembiasan ganda pada kristal tertentu menghasilkan berkas istimewa yang terpolarisasi Gambar di atas memperlihatkan sebuah berkas cahaya tak terpolarisasi jatuh pada kristal kalsit. Sinar yang keluar dari kristal terpisah menjadi dua bagian, yakni sianr biasa (tidak dibelokkan) dan sinar istimewa (dibelokkan). Sinar biasa tak terpolarisasi, tetapi sianr istimewa terpolarisasi.

You might also like