You are on page 1of 5

Klarifikasi istilah Bicara pelo = Cadel atau cedal ketidakmampuan seseorang untuk mengucapkan suatu huruf Kejang = Kaku

dan menegang atau penggerutan otot yang berlebihan di luar kehendak Demam = Kenaikan suhu tubuh diatas normal (>37C) Diare = Pengeluaran tinja berair berkali-kali atau tidak normal Menggigil = Gemetar karena kedinginan atau demam (KBBI) Lemah sesisi = Pupil isokor = Kesamaan ukuran pupil pada kedua mata (dorland edisi 5 hal 570) Kaku kuduk = Konjunagtiva Palpebra anemis = Konjungtiva berwarna pucat GCS = Glassglow Coma Scale RC = Delicate ring = GDS = Reflek Patella = P.falcparum =

Identifikasi Masalah 1. Tn Andi (30 tahun) dibawa ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan tidak sadar dan kejang sejak 6 jam yang lalu. 2. Sejak 10 hari yang lalu pasien mengalami demam, menggigil, berkeringat, juga lesu, nyeri kepala, nyeri pada tulang dan sendi, rasa tidak nyaman pada perut serta diare ringan dan BAK berwarna kopi. 3. 3 minggu sebelum sakit Tn. Andi pergi ke Papua 4. Pemeriksaan Fisik 5. Pemeriksaan Laboraturium Analisis Masalah Masalah 1 1. Apa penyebab tidak sadar dan kejang dan jelaskan mekanismenya pada kasus ini ? fadhli,mellinda,ully 2. Jelaskan hubungan tidak sadar dan kejang ? maghfiroh,mia 3. Sebutkan jenis-jenis kejang dan hubungkan dengan kasus ini ! okta,ridhya Masalah 2 1. Bagaimana mekanisme - Demam , menggigil , berkeringat tafdhil,ully
Setelah tubuh manusia terkena gigitan nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah manusia dan menuju ke sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan membentuk merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya, merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit. Di dalam eritrosit, merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit. Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan mengeluarkan merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun (zat-

zat antigenik) dari dalam tubuh manusia. Akibat adanya zat-zat antigenik tersebut,maka tubuh akan
berusaha melawan dan mencegahnya dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuh berupa leukosit,makrofag dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini,maka tentara- tentara tubuh tadi akan mengeluarkan suatu zat kimia yg dikenal sebagai

pirogen endogen (IL-1(interleukin1), TNF alfa ( Tumor Necrosis Factor alfa), IL-6 dan INF(interferon) yang bekerja pada pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat . Pirogen endogen yang keluar selanjutny akan merangsang sel sel endotel hipotalamus untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat dapat keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Asam akhirdonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan menjadi pemicu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran PGE2 ini dibantu oleh enzim siklooksigenase (C0X). Pengeluaran prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya,hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh. Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan termostat tubuh
(hipotalamus) merasa bawah suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon menggigil dan vasodilatasi perifer agar panas tubuh yang dihasilkan lebih banyak dan panas yang dikeluarkan lebih meningkat.

a. Stadium menggigil Dimulai dengan perasaan kedinginan hingga menggigil. Penderita sering membungkus badannya dengan selimut atau sarung. Pada saat menggigil seluruh tubuhnya bergetar, denyut nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari tangan biru, serta kulit pucat. Pada anakanak sering disertai kejang-kejang. Stadium ini berlangsung 15 menit 1 jam dan dengan meningkatnya suhu badan. b. Stadium puncak demam Penderita berubah menjadi panas tinggi. Wajah memerah, kulit kering dan terasa panas seperti terbakar, frekuensi napas meningkat, nadi penuh dan berdenyut keras, sakit kepala semakin hebat, muntah-muntah, kesadaran menurun, sampai timbul kejang (pada anakanak). Suhu badan bisa mencapai 41oC. Stadium ini berlangsung selama 2 jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat. c. Stadium berkeringat Seluruh tubuhnya berkeringat banyak, sehingga tempat tidurnya basah. Suhu badan turun dengan cepat, penderita merasa sangat lelah, dan sering tertidur. Setelah bangun dari tidur, penderita akan merasa sehat dan dapat melakukan tugas seperti biasa. Padahal, sebenarnya penyakit ini masih bersarang dalam tubuhnya .Hal ini terjadi akibat gangguan metabolisme tubuh. Stadium ini berlangsung 2-4 jam. Catatan : Serangan demam yang khas ini sering dimulai pada siang hari dan berlangsung selama 8 12 jam. Lamanya serangan demam berbeda untuk tiap spesies malaria.

Lesu kardius,dipika

Nyeri kepala pacong,dipika Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenagkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Nyeri kepala adalah perasaan sakit atau nyeri,termasuk rasa tidak nyaman yang menyerang daerah tengkorak (kepala) mulai dari kening kearah atas dan belakang kepala,dan daerah wajah. Rasa nyeri dimulai dengan adanya perangsangan pada reseptor nyeri oleh stimulus nyeri.

Stimulus nyeri dapat dibagi tiga yaitu; mekanik, termal, dan kimia. Mekanik, spasme otot merupakan penyebab nyeri yang umum karena dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah kejaringan (iskemia jaringan) ,menigkatkan metabolisme di jaringan dan juga perangsangan langsung ke resptor nyeri sensitif mekanik. Termal , rasa nyeri yang ditimbulkan oleh suhu tinggi tidak berkolerasi dengan jumlah kerusakan yang telah terjadi melainkan berkolerasi dengan kecepatan kerusakan jaringan yang timbul. Pada suhu 45C jaringan dalam tubuh akan mengalami kerusakan yang didapati pada sebagian besar populasi. Kimia , ada beberapa zat kimia yang dapat merangsang nyeri seperti bradikinin,serotonin,histamin,ion kalsium,asam asetilkolin, dan enzim perotelitik. Dua zat lainnya adalah prostaglandin dan substansi P yang bekerja dengan meningkatkan sensitivitas dari free nerve endings. Nyeri pada tulang dan sendi magfiroh,okta Tidak nyaman pada perut dan diare mellinda,dipika Rasa tidak nyaman di perut dan diare disebabkan karena adanya penyumbatan kapiler darah pada organ-organ gastrointestinal. Penyumbatan dapat terjadi karena eritrosit yang telah terinfeksi oleh Plasmodium falciparum menjadi lengket dikarenakan Plasmodium falciparum itu sendiri dapat berikatan dengan endotel pembuluh darah . Ikatan itu akan membentuk gumpalan (sludge) dan dapat menyumbat kapiler darah sehingga menghambat aliran darah ke organ-organ vital. BAK berwarna kopi riski m,fadhli Malaria pernisiosa. Terjadi jika infeksi Plasmodium falciparum eritrosit yang terinfeksi melebihi 5%. Karena eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum menjadi lengket,akan terjadi penyumbatan kapiler darah pada organ-organ. Ditemukan 5 jenis malaria pernisiosa, yang salah satunya Black-water fever ( febris ictero-hemoglobinuria),merupakan hemolisis intravaskuler akut yang diikuti demam sera hemoglobinuri. Dalam urine ditemukan oksihaemoglobin,metaglobin dan hematin sehingga urine berwarna hitam. Jika urine ditampung kemudian dibiarkan ,akan tampak dua lapisan, yaitu lapisan atas jernih sedangkan lapisan bawah berwarna kehitaman. Black-water fever ini terutama terjadi pada pendatang- pendatang baru yang tidak kebal dan diberi pengobatan kina dengan dosis tidak adekuat. Bahaya besar akibat berkurangnya eritrosit yang bredar,disusul oleh kegagaln jantung,merupakan gejala yang membahayakan jiwa,namun kegagalan ginjal disertai kenaikan kadar urium dalam darah merupkan penyebab kematian yang utama.

2. Adakah keterkaitan antar keluhan ? Jelaskan ! mellinda,ridhya 3. Mengapa keluhan baru muncul 10 hari yang lalu ? mia,ridhya Masalah 3 1. Bagaimana kondisi lingkungan di daerah Papua ? kardius,tafdhil Masalah 4

Bagaimana Interpretasi pemeriksaan fisik ? okta,ridhya,riski m Masalah 5 1. 2. 3. 4. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboraturium ? maghfiroh,ully,mellinda Bagaimana Siklus hidup P.falciparum ? fadhli,tafdhil Bagaimana morfologi P.falciparum ? fadhli,kardius Bagaimana tata laksana pada pasien kasus ini ? pacong,mia

Learning issue 1. P.falciparum (fadhli,tafdhil,kardius) 2. Malaria (epidemiologi, etiologi, patogenesis, tata laksana, diagnosis banding) (mellinda,riski m, pacong,mia) 3. Tingkat kesadaran (ridhya,okta,dipika) Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Compos Mentis (conscious), yaitu tingkat kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.. 2. Apatis, yaitu keadaan tingkat kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. 3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. 4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. 5. Stupor ( soporo koma ) , yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. 6. Coma ( comatose ) , yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya). Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor,termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas(kematian).Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien.Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.Penyebab Penurunan Kesadaran Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan defisit fungsi otak.Tingkat kesadaran juga dapat menurun

ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok);penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada keadaan hipo atau hipernatremia ;dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan:hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan,stroke, tomor otak); infeksi (encephalitis);epilepsi. Mengukur Tingkat Kesadaran Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil subjektif yaitu dengan menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran. Selain GCS, ada metoda lain yaitu menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik ( alert), berespon dengan kata-kata ( verbal ), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain ), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive). Metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang lebih sama akuratnya, yaitu menggunakan skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness ), bingung / kacau ( confusion), mudah tertidur (drowsiness ), dan tidak ada respon sama sekali (unresponsiveness ).

4. Pemeriksaan Apusan darah (maghfiroh,ully)

You might also like